"Awas ya! Kalau nanti aku pesen diambil lagi, aku lempar ni pakai kursi," sambut Ola masih dengan nada kesal. Sebenarnya ia tidak marah dengan Filla tapi sedikit kesal kerena mengambil minuman yang sedang ia nikmati seperti tadi. Sehingga membuatnya jadi ingin mengoceh terus tanpa henti.
"Aduh udah deh kalian kok rebutin minuman sih, jadi lanjutin dong Fill tadi mau ngomong apa, kan Caca jadi penasaran, inget loh Fill bikin orang penasaran, dosa," ucap Caca yang sedari diam menyaksikan perdebatan ketiga temannya.
"Oiya, lo sih La, kan aku jadi lupa cerita," ucap Filla menyalahkan Ola tapi malah mendapatkan tatapan melotot dari Ola yang tidak terima disalahkan. "Lanjutin ya masalah pembantu mama gue itu? Jadi dia tuh udah hampir tiap hari bikin gue kesel, motor yang mulus jadi lecet guys, lecet!" ucap Filla dengan wajah yang sudah mulai kembali kesal mengingat wajah pembantu mamanya yang tidak tahu diri itu.
"Udalah mungkin emang nggak sengaja," ujar Caca setelah mendengar penjelasan Filla yang menurutnya terlalu lebay itu.
"Ya gue tahu dia nggak sengaja, tapi kan nggak harus setiap hari ngelakuin kesalahan dan selalu bilang maaf, gue nggak tahu deh males bahasnya, intinya nggak segampang itu Ca, gue maafin dia lagi entar besok apa? Mau bikin rusak barang gue yang mana lagi coba? Gue yakin kayaknya tuh pembantu nyimpen dendem deh sama gue, kalian bayangin aja masak semua barang kesukaan gue dia rusakin semua."
"Drama banget Neng, kalau pembantu lo punya dendam, bukan motor lo yang disenggol, lo nya aja biar lecet juga kali? Pembantu mama lo nggak sebodoh itu kali capek-capek rusakin semua barang lo. Langsung aja kalau dia dendam bunuh lo, bener nggak?" ejek Ola terhadap Filla setelah balik dari meja pemesanan jus untuk mengganti jusnya yang sudah menjadi milik Filla.
"Ye lo yang drama, kesel kok nggak selesai-selesai, ni gue balikin jusnya kalau nggak ikhlas," ancam Filla yang membuat Ola hanya bisa cengegesan melihat tingkah kekanakan Filla.
"Yudah, gimana biar Filla nggak bete lagi kita semua shooping, baru dapet uang bulanan kan?" ajak Novi yang sudah tak sanggup mendengar perdebatan yang tak berujung ini.
"Ide bagus tuh, yuk Fill kita borong tuh barang-barang di Mal, lagian duit dari bokap banyak banget nih," kata Caca sambil belagak sombong mengeluarkan kartu kreditnya.
"Kalau banyak bayarin dong Ca," sindir Ola yang masih betah menyeruput jus mangganya.
"Iya tapi satu orang nggak lebih dari 5 ribu ya," ledek Caca yang meraih timpukan bantal sofa dari ketiga sahabatnya.
"Sakit tahu, jahatin gue kok rame-rame," keluh Caca sambil merapikan rambutnya yang berantakan akibat lemparan bantal dari sahabat-sahabatnya.
"Tapi, males ah, lagi nggak mood beli barang. Tas udah banyak, sepatu? Juga banyak, apalagi yang harus dibeli?" tanya Filla setelah menimbang-nimbang barangnya yang hampir tak memiliki tempat lagi.
"Ayolah Fill, lo tahu kan besok ada pesta ulangtahun sekolah jadi kita sambil cari gaun," balas Ola.
Caca masih sibuk merapikan rambutnya. Entah sampai kapan ia akan merapikan rambutnya padahal sudah sejak 3 menit yang lalu, "Iya Fill, Caca kan juga pengen tampil cantik, didepan Alan."
"Alan mulu, males ah. Udah 2 tahun yang lo bicarain itu cuma Alan, Alan yang inilah, Alan yang itulah, mending Alannya ngebales ini nggak," ledek Filla yang meraih tamparan keras ditangannya oleh Caca.
"Berusaha itu wajib Fill, daripada lo, sejak kenal, gue belum pernah liat lo muji-muji cowok, apa jangan-jangan lo ...," ucap Caca menggantung, sengaja membuat Filla penasaran.
"Apan? Gue apaan? Lo jangan macem-macem ya, gue tampol ni!" Ancam Filla yang siap mengangkat tangannya. “Biar gini-gini, gue nggak pernah ngejar cowok kayak lo, malah banyak yang ngejar gue,” ucap Filla percaya diri.
"Iya, iya tapi nggak pake sombong bisakan? Karma baru tahu, gue sumpahin nanti suatu saat lo yang bakalan ngejer-ngejer cowok," celetuk Caca sambil melet menatap Filla.
"Udah ah, mendingan belanja, daripada debat," seru Novi sambil menarik tangan ketiga sahabatnya. Dan yang ditarik hanya bisa mengikuti.
******
Perinsipku bukan untuk mengecewakan,
masalahnya hanya mereka yang tak paham.
~~
"Nah ini bagus Fill, dress terbaru dibutik ini, serasi banget sama kulit kamu," ucap Novi menunjukan dress pink dengan bahan berokat kepada Filla yang masih tak peduli dan memilih duduk disalah satu kursi tunggu.
"Yaudah, ambil deh," ucap Filla sambil mengibaskan tangannya.
"Lo kok nggak minat gitu sih? biasanya kalau belanja, lo yang paling semangat, ayo dong Fill, kelarin tuh sebel sama pembantu, lagian nggak banget deh, galau gara-gara dia," ejek Ola yang sibuk memilih dress putih kesukaannya, Ola memang selalu memilih dress yang berwarna putih, putih seperti identitas baginya.
"Iya, iya gue bilang kan, ambil aja, gue lagi nggak mood aja, biar Novi yang pilihin kenapa sih? lo yang cerewet," ucap Filla kesal.
"Nah kan baper, ah males sama orang baperan," Ola sekarang sibuk memilih sepatu bukannya memperdulikan Filla yang tambah sebal akibat ulahnya.
"Yaudah sih Fill, nggak usah baperan. Nih high hells pink, cocok deh sama dress pilihannya Novi tadi," Tunjuk Caca memperlihatkan high hells ditangannya.
"Ambil deh Ca, sini gue cobain," ucap Filla akhirnya, ia rasa uring-uringan saat bersama mereka seperti menghabiskan waktu yang berharga.
"Nah gitu dong, baru Filla," ucap Novi sambil menyenggol bahu Filla dengan bahunya. Hanya senyum yang bisa Filla tunjukkan sebelum ia masuk ke ruang ganti.
Setelah dari Butik mereka mampir ke tempat tongkrongan yang bisa dibilang bukan tempat yang seharusnya didatangi anak remaja seperti mereka, sebuah tempat yang berisi orang-orang yang ingin mencari kesenangan diluar rumah, tempat yang gelap, hanya ada selingan lampu yang berkelap kelip sesuai waktunya, ya, ini adalah diskotik, tempat yang paling menyeramkan untuk anak SMA seperti mereka tapi bagi mereka ini adalah tempat nyaman.
Tiga langkah dari pintu masuk saja bau alkohol sudah sangat menyeruak, mengalir kesegala sudut ruangan dengan dekorasi yang sangat meriah, disini tempat mereka.
"Guys kalian mau coba nggak? ini alkohol terbaik disini," tanya Novi yang sekarang sudah menyeruput alkohol digelasnya. Berbeda dengan sahabat-sahabatnya yang memilih jus jeruk menjadi minumannya.
"Nggak ah Nov, nggak suka baunya," ucap Caca sambil menutup hidungnya seolah alkohol memiliki bau yang benar-benar ia benci.
"Yaelah guys kalian udah lama banget kesini, ini udah jadi tempat tongkrongan kita tapi kalian belum pernah menyentuh alkohol sedikit pun, masak masuk diskotik minumnya jus jeruk terus?" ledek Novi yang menuang alkohol ke gelasnya. Ini sudah gelas kelima sejak mereka datang.
Ya, memang mereka tidak bisa diatur tapi walaupun mereka selalu masuk ke diskotik. Mereka belum pernah meminum barang haram itu, mereka menahan hasrat mereka untuk mencoba minuman itu kecuali Novi yang memang sudah terbiasa dari awal mereka datang ketempat ini, Novi sudah mencoba semua jenis alkohol tanpa peduli dengan teman-temannya yang tak mau mengikuti jejaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Emonee
lanjut
2021-02-06
1
Ika Sartika
next...
2021-02-06
1
Nikkonikkoni...
sampai sini dulu, semangat and jangan lupa feedback yah..
2021-02-05
1