"Oke, gue yang bawa motor sampai kesekolah, kalau gue bisa lo harus janji turutin satu permintaan gue, apapun itu," Tantang Filla sambil tersenyum mengejek.
"Oke, tapi kalau lo kalah, lo harus jadi babu gue selama seminggu," balas Rangga
"Setuju," ucap Filla dengan yakin.
Akhirnya Filla lah yang membawa motor dan Rangga dibonceng, Rangga sangat terkejut saat dengan santainya Filla mengendarai motornya yang termasuk susah untuk kalangan perempuan. Rangga jadi kagum dengan diri Filla. Padahal terlihat jelas Filla adalah perempuan yang feminim tapi anehnya ia bisa melakukan segala hal yang dilakukan laki-laki, benar-benar perempuan aneh menurut Rangga.
Mereka akhirnya sampai kesekolah dengan selamat dengan petujuk jalan dari Rangga, walau Rangga masih terkagum-kagum dibelakang Filla. Filla langsung menuju parkiran yang disebut-sebut Rangga. Setelah memarkirkan motor mereka berjalan menuju ruang kepala sekolah untuk mengurus baju dan kelas untuk Filla.
Banyak mata yang tertuju pada mereka seakan melemparkan banyak sekali pertanyaan, setelah melihat orang yang membonceng Rangga yang notaben semua orang tahu kalau jarang bahkan tidak pernah dekat dengan wanita manapun selama ini. Pria dingin ini tiba-tiba datang dengan perempuan tentu saja semua orang penasaran.
Rangga memang cowok yang populer dikalangan wanita di SMA tersebut, dengan penampilan yang oke, tampang yang ganteng dan gaya yang waw, semua dimilikinya, siapa yang tidak kagum dengan cowok bermata hazel ini, tapi sayangnya Rangga dianggap laki-laki berhati es, kedinginan sikapnya tidaklah berpengaruh pada popularitasnya buktinya hampir seluruh siswi SMA ini menyukainya dan berharap bisa menjadi pendampingnya.
Melihat Filla yang begitu dekat dengan Rangga banyak mata yang tidak suka saat menatapnya, Filla menjadi sangat risih dengan mata mereka. Ini kali pertamanya ia ditatap tak suka disekolah, dulu semua orang memujanya dan segan padanya, sekarang malah sebaliknya, Filla merasakan apa itu sendiri. ini seperti bukan tempatnya, ia bukan lagi cewek populer disekolah, sekarang ia sama seperti mereka yang dulu memujanya, dengan kunciran hasil karya bunda membuatnya tambah seperti anak yang biasa-biasa saja.
"Ngga, kenapa mereka liat gue gitu?" tanya Filla akhirnya setelah lama mendam rasa tak suka, beda seperti Rangga yang tak peduli sama sekali.
"Belum nyadar? Penampilan lo itu biasa aja, terus jalan disebelah cowok ganteng kayak gue, mana ada yang ikhlas," celetuk Rangga sok ganteng.
"Ya, ya terserah deh," ucap Filla akhirnya sambil mengibaskan tangannya.
Baru beberapa langkah keluar dari parkiran sekolah, sudah banyak perempuan yang menghampiri Rangga dan Filla, dengan air muka yang tak suka terhadap Filla. Mereka sibuk ingin berada didekat Rangga, walau Rangga terus saja berusaha menghindar, sedangkan Filla dibelakang mereka menyaksikannya. Filla memang sudah tidak asing dengan ini semua, tapi dulu posisi itu ada padanya, sekarang malah ia yang jadi penonton. Nasib emang berputar, batin Filla dengan lemah.
"Eh Kak Rangga, ni aku buatin sarapan buat Kakak," ucap gadis dengan bando super besar menurut Filla, sangat-sangat norak, menyodorkan bekalnya pada Rangga yang bahkan tak meliriknya sama sekali.
"Gue udah sarapan, ngapain sih tiap pagi ngasih bekel?" tanya Rangga kesal. Sepertinya ia tidak suka dengan para wanita yang mengelilinginya.
"Kan Kakak harus makan yang banyak biar tambah ganteng."
Filla hanya bisa menahan tawa mendengar gombalan menggelikan itu.
Rangga langsung meninggalkan para siswi itu yang baru diketahui Filla adalah adik kelas disini, tak habis pikir Filla kalau Rangga sepopuler itu disini, lagian siswi itu kegenitan banget menurut Filla, mana nggak ada sopan-sopannya lagi sama kakak kelas, ya memang Filla masih baru tapi kan Filla juga lebih tua dari mereka. Untung saja situasinya tidak seperti dulu, saat dengan mudahnya tatapan Filla mendiamkan semua orang yang tak disukai, tapi sekarang dia hanya murid biasa yang numpang tinggal dirumah Rangga, bukan siapa-siapa.
"Eh Ngga, lo kok dingin banget sama cewek-cewek tadi? Nggak boleh gitu Ngga, walau lo nggak suka, lo jangan sombong," ucap Filla menasehati Rangga yang berjalan mendahuluinya.
"Turus urusannya sama lo? Kayak udah pernah aja dikejer-kejer kayak tadi, lo nggak tahu rasanya mumet, risih dideketin mereka walau udah gue tolak berkali-kali," ucap Rangga masih terdengar nada kesal dari cara bicaranya.
"Eh, lo salah, gue bahkan dikejer-kejer semua angkatan dulu, lo cuma adik kelas doang, gue bahkan dikejer sama kakak kelas, tapi nggak sombong kayak lo," ucap Filla memberitahu Rangga bahwa fansnya bahkan lebih banyak darinya.
"Percaya gue," ucap Rangga sambil menatap Filla dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Terserah deh yang jelas jauhin gue, lo tunggu aja apa yang bakalan mereka lakuin ke lo kalau lo gak jauhin gue," ucap Rangga sambil melipat tangan didepan dada.
"Gue nggak takut," ucap Filla tegas.
"Terserah yang penting udah gue ingetin," Rangga melanjutkan kembali menuju kantor guru untuk mengantar Filla.
******
Terlihat Filla sangat kebingungan mencari dimana kelas yang akan menjadi tempatnya belajar sekarang, Rangga tak peduli sedikitpun tentang Filla ia langsung meninggalkan Filla setelah mengantarnya kekantor tadi, Filla jadi kesal, dia pikir Rangga akan menunggunya dan mengantarnya kekelas barunya.
"Duh, gimana ni? tadi Pak guru bilang kelasnya disebelah perpustakaan tapi yang mana ya? aneh banget sih ni sekolah biasanya kan guru yang nganterin siswa, eh ini siswa disuruh nyari sendiri kelasnya," Filla ngedumel sendirian didepan perpustakaan, ia masih bingun yang kiri atau yang kanan kelasnya.
Karena tidak fokus dengan pandangannya, Filla pun ditabrak seorang yang memang sangat terburu-buru, tanpa meminta maaf dia langsung saja pergi meninggalkan Filla, Filla menjadi kesal luka dikakinya sekarang banyak mengeluarkan darah akibat lelaki tersebut, tapi satu kata maaf saja tak keluar dari mulutnya, malah meninggalkan Filla.
Filla bangkit dari jatuhnya, "Eh lo jahat banget sih, main tinggalin aja," ucap Filla kesal. Filla langsung mengejarnya walau kakinya sangat terasa sakit, dan setelah dekat dengan cowok itu Filla langsung menarik tangannya. "Lo tuli ya? Atau buta hah? Lo nabrak orang bukan tanaman yang bisa langsung ditinggalin gitu aja, punya mata kan? Dan punya mulut pakai buat minta maaf kek," bentak Filla, sekarang mereka jadi bahan tontonan ditengah lapangan ini.
"Sorry gue nggak mood berantem," ucap pria itu tanpa memperdulikan Filla.
Filla menarik tangan pria itu lagi sehingga tak bisa meninggalkan Filla begitu saja, "Gue juga nggak mood kali tapi liat cara lo itu bikin gue pengen ngehajar lo tahu nggak?" bentak Filla semakin kesal. Melihat tingkah pria ini yang acuh padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
kathy °𝐍𝐍᭄ ♛⃟⃝𓆊
janlup feedback kak 💕😘🌺
2021-04-16
1
Ika Sartika
lanjut baca thorr...moga aja ke susul....
2021-02-06
1
Bagus Effendik
baagus ceritanya
2021-02-01
1