"Aduh ribet banget sih, lo mau apa sih, duit nih ambil aja tapi nggak usah lagi berurusan sama gue nih," ucap pria itu sambil melempar uang kedepan wajah Filla.
Filla memejamkan matanya saat uang itu menampar wajahnya, ia meneteskan airmata, pertamakalinya ia merasakan apa namanya penghinaan. Bahkan dari orang yang belum ia kenal.
Tanpa disadari mereka ternyata sudah jadi tontonan siswa-siswi di SMA itu, semua mata seakan tak suka dengan sikap Filla, mereka muak melihat Filla mendekati kedua cowok yang populer disekolah.
Pria itu berjalan menjauh setelah membuat Filla menangis.
"Fill, kenapa?" tanya Rangga yang tiba-tiba datang setelah melihat keributan. "Lo nangis?" tanya Rangga lagi. "Alexs stop ...!" teriak Rangga dengan nada tegas, membuat semua orang menoleh termasuk Alexs. "Lo apain Filla sampai dia nangis?" tanya Rangga menatap tajam Alexs.
Filla hanya diam, sebenarnya dia tak mau terlihat lemah dimata semua orang, tapi semua hinaan itu membuat air matanya terus keuar tanpa harus dikomando.
"Fill lo nangis? Filla udah jangan nangisin setan kayak gitu," ucap Rangga yang mulai geram melihat Filla yang bahkan belum sekalipun terlihat menangis, selama ini.
"Yaelah Bro segitu banget peduli sama anak baru, anak baru mah nggak usah dikasih hati entar ngelunjak. Harusnya dikasih pelajaran dulu biar tahu ini bukan tempat untuk dia," ucap Alexs dengan tenang tanpa merasa bersalah.
"Maksud lo apa sih Lexs? Dia cewek sampai lo buat nangis kayak gini," tanya Rangga sambil menunjuk Filla yang masih memejamkan matanya sambil menangis.
"Bukan gitu Bro, dianya aja yang cengeng masak gue lempar duit malah nangis," ucap Alexs dengan santai.
"Simpen duit lo, Filla nggak butuh duit lo, sebelum gue marah dan bunuh lo, pergi dari sini!" ucap Rangga yang sudah benar-benar marah sekarang.
Alexs pun mulai takut dengan gertakan Rangga, ia pun berjalan meninggalkan Filla dan Rangga.
"Tunggu ...!" teriak Filla menghentikan langkah Alexs membuat semua orang kembali menatapnya. Filla berjongkok dan memungut uang yang dilempar oleh Alexs tadi.
Semua orang mulai mengejeknya yang sepertinya Filla memang butuh uang dimata meraka.
"Fill berhenti, buat apa pungutin uang itu?" tanya Rangga yang ikutan berjongkok menghentikan Filla.
"Lihat Bro dia sendiri yang bilang kesemua orang kalau dia rendahan. Bukan gue," ucap Alexs sambil tertawa bangga.
"Diem lo!" bentak Rangga.
Alexs tak sedikitpun gentar, ia malah senang sekarang, rasa takutnya seketika hilang ketika melihat Filla dengan murahannya mengumpulkan uang yang dia lempar.
Filla langsung menghampiri Alexs dengan membawa uang tersebut, dengan air mata yang masih menetes membanjiri pipinya, "Makasih uangnya," ucap Filla dengan tersenyum.
"Filla lo ngapain sih?" Rangga jadi kesal dengan sikap Filla, dan semua orang yang menonton ini semua tambah menjelak-jelekan sikap Filla.
Alexs tertawa kencang, "Lihat nih guys. Orang yang dibela cowok idola kalian ternyata murahan." Alexs menunjuk Filla dan menatap senang pada orang-orang yang terlihat mendukungnya.
"Iya, sama-sama gue udah tahu lo bakalan pungut hahhahahahah," tambah Alexs.
"Ya makasih, tapi gue nggak butuh ...! Nih uang lo," Dengan sekuat tenaga Filla melemper uang yang tadi dipungutnya tepat didepan wajah Alexs.
Semua orang terkejut bukan main, termasuk Rangga.
"Inget gue bukan cewek kayak gitu, gue kasian liat lo hidup cuma pakai uang, Inget gue bukan cewek murahan seperti yang lo bilang tadi, nggak usah teralu bangga punya uang kalau hidup lo aja kayak gini. Sekarang gue ngerti kenapa orang kayak lo itu berhati busuk," bentak Filla dengan berani membuat Alexs terdiam.
"Lo ya," Sambil memngangkat tangan kearah Filla berniat menampar Filla.
"Cukup Lexs," cegah Rangga saat melihat situasi itu.
Semua orang jadi tegang dengan situasi ini termasuk Rangga. tak ada yang menyangka Filla bisa menahan tangan Alexs yang akan memukul nya dan malah ia yang mengangkat tangan dan menampar Alexs, "Nampar gue? Lo pikir bisa? Nggak akan, inget tamparan itu baru permulaan, awas lo bikin masalah sama gue, nggak tenang hidup lo!" ucap Filla.
"Lo yang nggak tenang, lo nggak tahu gue siapa?" tanya Alexs masih memegangi wajahnya yang kena tamparan Filla.
"Nggak penting tahu lo siapa, yang gue tahu lo cowok pengecut yang cuma bisa hidup kalau ada uang. Ayo Ngga kita pergi entar kita ketularan busuk!" ucap Filla sambil meyeret Rangga menjauh. Membuat semua orang hanya menatap kepergiannya dengan Rangga termasuk Alexs.
"Lo ya inget gue bakalan bales!" teriak Alexs.
"Gue tunggu," bales Filla dari kejauhan.
*****
"Diem aja Neng?" goda Rangga sambil mencolek dagu Filla.
Filla mengosok dagunya dengan kesal, "Jangan colek-colek sih," ucap Filla kesal setiap kali Rangga mencolek dagunya tanpa permisi.
"Makan aja tuh makanan lo, jangan ganggu gue," sambungnya sambil menunjuk nasi goreng yang masih ada setegah dipiring Rangga.
"Punya lo juga dimakan dong. Mahal ni," Rangga memainkan nasi Filla dengan sendok.
Sekarang mereka memang sedang makan nasi goreng didepan rumah sakit, nasi goreng terenak menurut Rangga. Tapi entahlah Filla tak bisa merasakannya, seolah lidahnya kelu setelah kejadian tadi pagi, bahkan dihari pertamanya sekolah ia jadi tidak bersemangat.
"Udalah, nggak usah dipikirin, Alexs emang gitu. Sombong," ucap Rangga sambil menyeruput es tehnya yang hampir habis. "Tapi, tadi lo keren lo, gue aja kaget," ucap Rangga sambil tertawa.
"Berisik Ngga, entar lo juga gue tampol," bentak Filla yang masih uring-uringan.
"Buset, galak amat Neng," olok Rangga. "Oke gimana kalau kita jalan-jalan dulu, kita bikin lo Happy lagi, bukan apa-apa sih, tapi entar adek-adek panti juga kena imbasnya," Rangga kembali tertawa mengejek Filla.
Filla menoleh kearah Rangga sebentar, lalu menggeleng, "Gue lagi males," ucap Filla pelan.
"Dan gue, nggak terima penolakan," bantah Rangga dengan cepat membuat Filla akhirnya hanya bisa diam.
Setelah makanan mereka habis, Rangga mengajak Filla kelapangan bola besar ditengah kota, disana sangat sepi bila malam, Rangga memiliki kunci karena ia bagian dari tim sepak bola, jadi dengan leluasa ia bisa keluar masuk lapang untuk latihan, tapi kali ini membuat Filla semangat lagi mungkin tak ada salahnya.
"Ini dimana sih? Kok lo punya kunci?" tanya Filla heran.
"Lo nggak lihat ini lapangan bola? Makanya lo harus bangga punya temen kayak gue, gue tuh tim sepak bola tahu," ucap Rangga bangga.
"Emang kita temenan?" tanya Filla dengan nada mengejek.
"Oh, oke, fine, kita musuhan mulai hari ini," ucap Rangga setengah bercanda karena setelahnya ia tertawa.
Rangga menarik tangan Filla menuju tengah lapangan yang sangat luas. Dan mereka duduk disana menatap bintang dilangit malam.
"Biasanya kalau gue sedih, gue kesini atau sekedar buang stres karena nggak ada siapa-siapa kalau malem-malem, orang main bola dilapangan yang lebih kecil," jelas Rangga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Ika Sartika
⭐⭐⭐⭐⭐⭐
2021-02-06
1
Bagus Effendik
mampir juga ya kak novel T O H
semangat
2021-02-01
1
ଓεHiatus 🦅💰⋆⃟𝖋ᶻD³⋆ғ⃝ẓѧ☂
semangat 🤗🤗🤗
2021-01-21
1