Bukkkk!
Pram menjatuhkan tubuh istrinya ke dalam mobil, setelah Bayu membantunya membuka pintu .
Sopir merangkap asisten Pram itu sudah paham betul, bagaimana hubungan kedua majikannya yang kadang mesra seperti Romeo dan Juliet. Tapi sedetik kemudian, mereka bisa bertengkar bak Tom and Jerry. Dan saat ini Marsha sedang membuat kekacauan besar, membuat si beruang pusing tujuh keliling.
Bayu sudah mengawal Kailla sejak 6 tahun yang lalu. Tepatnya sejak menjadi tunangan tidak resmi Pram, karena pertunangan yang dijodohkan Riadi itu baru diketahui Pram seorang. Kailla sendiri baru mengetahui kalau dia sudah dijodohkan dengan Pram itu beberapa bulan sebelum pernikahannya.
Mengawal Kailla yang nakal dan manjanya melewati batas kewajaran, membuat jiwa sabar para asistennya terlatih. Tidak jarang, mereka harus menerima kemarahan Pram, hanya karena Kailla membuat kekacauan atau menghilang tiba-tiba.
Pram sedang kewalahan saat ini. Bagaimana tidak, Kailla memukul dadanya berulang kali, bahkan mencakar pelipisnya sampai tergores dengan jari jari lentik berkutek merah muda itu.
“Ahhh.. Kai! Cukup Sayang,” pinta Pram, masih berusaha menjinakkan istrinya yang tidak terima dikurung di dalam mobil.
“Aku tidak mau semobil denganmu, Sayang!” tolak Kailla, bersiap turun dari mobil.
“Tidak ! Kamu tidak akan kemana-kemana,” tegas Pram menutup kembali pintu yang sempat terbuka. Terjadilah tarik menarik, dorong mendorong di antara keduanya. Pertikaian keduanya terhenti saat tanpa sengaja Kailla menampar wajah Pram sebagai upaya terakhir melepaskan diri dari cekalan tangan sang suami.
Plakk!
Tamparan yang lumayan kencang, panas dan sedikit nyeri. Keduanya mematung, saling menatap tanpa ekspresi.
Pram bisa merasakan panas yang menjalar dari bekas stempel lima jari istrinya. Panas bercampur perih. Dia berusaha meredakan emosi, menahan rasa sakit di bekas tamparan Kailla.
Berusaha mengendalikan diri untuk tidak memarahi Kailla saat ini, apalagi melihat mata Kailla yang mulai berkaca-kaca. Pertahanan dan keras hatinya luntur seketika saat melihat air mata Kailla
“Sayang, tidak apa-apa.” Pram berkata lembut setelah melihat air yang mengkristal di mata istrinya, meraih tubuh mungil yang mulai bergetar, membawanya ke dalam pelukan.
“Maaf..,” ucap Kailla pelan sekali, hampir tidak terdengar.
Kailla memilih mengalah membiarkan sang suami memeluknya. Dia menyadari salah yang dilakukannya karena tanpa sengaja mengangkat tangan dan menampar suaminya.
“Tidak apa-apa, jangan menangis. Aku tidak marah. Mau memukul pipi yang sebelahnya?” tawar Pram masih sempat melempar canda, sambil mengusap pipinya yang memerah.
Pram tahu, Kailla tidak sengaja memukulnya. Sedikit keberuntungan Bayu masih menunggu di luar mobil, kalau tidak istrinya akan semakin merasa bersalah.
Lama keduanya terdiam, sampai akhirnya Kailla melepaskan diri dari pelukan sang suami. Memilih duduk manis di sisi kanan mobil, menempelkan kepalanya di jendela kaca.
Pram sendiri memilih duduk tenang di sisi kiri mobil, berusaha mengambil jarak. Saat ini, dia sedang merangkai kata, mencari kalimat terbaik untuk menceritakan rahasia yang disimpan hampir empat tahun ini.
“Maafkan aku, Kai. Aku bersalah telah membohongimu selama ini,” ucap Pram membuka pembicaraan, setelah sebelumnya tidak memiliki kesempatan menjelaskan.
“Aku baru mengetahui dia mamaku empat tahun ini. Kamu ingat kita pernah bertemu dengan mama di Bali,” cerita Pram, menyandarkan kepalanya di kursi.
“Sudah! Tidak penting lagi! Kebohonganmu terlalu menyakitkan,” gerutu Kailla.
“Maafkan aku Kai,” ucap Pram, menatap sekilas.
“Aku tidak akan memaafkanmu semudah itu. Kamu membohongiku selama ini. Kamu tidak menganggapku sebagai seorang istri!” gerutu Kailla, membuang pandangannya.
“Saat aku mengambil sampel darah di rumah sakit, itu untuk keperluan tes DNA. Dan baru mengetahui hasilnya beberapa hari setelah kamu keguguran.”
Pram menghentikan ceritanya sesaat. Tersenyum menatap Kailla yang cemberut dan melipat tangan di dada.
“Aku membawa mama ke Jakarta. Dia tinggal di salah satu rumahku.”
“Kamu kelewatan!” omel Kailla.
“Maafkan aku, selama ini sudah mengecewakanmu. Aku sering pulang malam dan tidak jarang melewatkan janji kita,” lanjut Pram.
“Baguslah kalau kamu menyadarinya!” ucap Kailla ketus.
“Aku tidak kemana-mana. Tidak ada wanita lain juga. Aku hanya sedang di tempat mama,” jelas Pram.
“Maafkan aku ya,” pinta Pram kembali.
“Kamu boleh marah, boleh memakiku. Mau memukulku lagi juga tidak apa-apa, tapi jangan mengucapkan kata cerai lagi,” ucap Pram, dengan wajah memelas.
“Tidak masalah kalau marah padaku. Tidak apa kalau suamimu harus tidur di luar malam ini. Tapi jangan pergi dari rumah. Aku tidak bisa hidup tanpamu,” lanjut Pram berusaha merayu istrinya.
“Saat sudah seperti ini, kenapa kamu jadi pintar merangkai kata-kata. Apa kamu pikir aku anak tujuh belas tahun yang akan terbang mendengar kata-katamu,” omel Kailla. Bukannya tersentuh, dia semakin muak mendengar rayuan pulau kelapa versi suaminya.
“Katakan apa yang kamu inginkan? Aku akan mengabulkannya kalau itu bisa membuatmu memaafkanku,” ujar Pram.
“Aku ingin bertemu mama di rumahnya,” pinta Kailla tiba-tiba. Sontak mengejutkan suaminya.
“Tidak! Aku tidak akan mengabulkannya. Kamu tidak melihat bagaimana sikapnya terhadapmu,” tolak Pram.
“Aku harus memastikan dia sudah menerimamu sebagai istriku, baru aku akan membawamu menemuinya. Aku tidak bisa melihat mama menghinamu lagi,” jelas Pram lagi.
“Ya sudah, bawa aku kesana. Aku akan memaafkanmu, kalau kamu mengabulkannya,” pinta Kailla, menantang Pram.
“Sudah Kai, lupakan mama. Aku yang bertanggung jawab untuk membujuknya. Kamu tidak perlu ikut campur. Aku tidak mau mama menyakitimu,” bujuk Pram.
“Kamu tidak percaya padaku?” tanya Kailla lagi.
Pram menghela nafas. Dia bukannya tidak tahu bagaimana Kailla. Sifat Kailla sama kerasnya dengan sang mama. Pram yakin kalau keduanya bertemu tidak akan ada yang mau mengalah, sampai salah satunya terpojok dan menangis. Dan disaat itu, dirinyalah yang akan menjadi pelampiasan keduanya.
“Maaf aku tidak bisa, Kai,” ucap Pram memohon maaf.
“Baiklah, tidak masalah bagiku. Kamu boleh tidur di luar malam ini!” perintah Kailla.
“Kai, jangan begini.” Pram memohon.
“Jangan menyentuhku sampai kamu mengabulkan permintaanku,” ancam Kailla.
“Apalagi?” tanya Pram, menghela nafas. Menandakan seberapa beratnya dia harus berjuang meluluhkan istri manjanya.
“Jangan marah, kalau besok akan ada mobil lain yang jadi korban!” ancam Kailla.
“Kai, aku mohon jangan seperti ini,” pinta Pram. Tapi Kailla sudah tidak mau mendengarnya.
“Bay..! Ayo kita pulang,” teriak Kailla menurunkan kaca jendela, meminta Bayu kembali ke mobil.
***
Saat tiba di kediamannya, Kailla memilih turun lebih dulu. Berlari masuk ke dalam rumah, sambil berteriak.
“Sam....!!!” panggil Kailla pada asistennya yang sedang menikmati sepiring mie tek-tek langganannya di pos security.
Baru saja Sam akan menyuapkan mie itu ke dalam mulutnya, tapi urung dilakukannya karena teriakan Kailla. Dengan berlari, dia meninggalkan mie-nya dan menghampiri Kailla.
“Iya Non,” sapa Sam dengan nafas terengah-engah.
“Kumpulkan semua asisten!” perintah Kailla.
Pram yang mengekor di belakangnya hanya menggeleng melihat kelakuan istrinya.
“Kai, apa yang kamu lakukan?” tanya Pram, memijat pelipisnya yang pusing melihat kelakuan istrinya.
Kailla tidak menjawab, hanya menempelkan telunjuk di bibirnya. Meminta Pram diam dan tidak banyak bertanya.
Tak lama, Sam, Ricko dan Bayu minus Donny yang sedang menjaga Pak Riadi di rumah sakit, ditambah Ibu Ida dan Ibu Sari yang sudah berkumpul di ruang tamu. Semuanya heran tiba-tiba diminta berkumpul.
“Baiklah, karena semua sudah berkumpul disini. Aku akan mengumumkan sesuatu yang penting.” Kailla berkata sambil menatap tajam ke arah Pram.
Mulai detik ini, aku menyatakan perang terbuka dengan suamiku, Reynaldi Pratama!” ucap Kailla dengan suara kencang, membuat mata Pram membulat seketika.
“Astaga Kailla,” desis Pram, lidahnya keluh seketika. Dengan satu tangan bertumpu di pinggang, tangan yang lain menutup matanya.
“Lelucon apalagi ini, Kai?” ucap Pram menghela nafas, berdiri di samping Kailla.
“Maaf Pak Reynaldi, aku merasa perlu mengumumkan kepada mereka. Jadi setiap yang kita kerjakan, jangan disangkut pautkan lagi,” sahut Kailla.
“Kai, sudah. Aku mohon, jangan begini,” pinta Pram. Kailla benar-benar berbuat konyol lagi seperti dulu.
“Bu Ida dan Bu Sari, tolong keluarkan semua pakaian dan peralatan Pak Pram dari kamarku,” perintah Kailla lagi.
“Kai, cukup! Aku mohon,” pinta Pram.
Dia sudah menurunkan pandangannya memilih diam dan meredam emosinya sendiri. Meladeni kegilaan Kailla, hanya akan membuat istrinya semakin menjadi.
“Mulai besok, aku sudah tidak akan menyiapkan sarapan Pak Reynaldi. Jadi semua kewajiban dan tanggung jawabku pada Pak Reynaldi, silahkan diambil alih,” lanjut Kai, dengan santainya menatap ke barisan asistennya.
Tampak Sam menyikut lengan Bayu, sambil berbisik-bisik.
“Bay, tamat riwayat ku malam ini. Kalau perang terbuka ini benar terjadi, aku pasti tamat di tangan Pram,” bisik Sam dengan wajah tertunduk lemas.
“Kamu tidak tahu, majikanmu menghancurkan mobil kesayangan majikanku,” bisik Bayu pelan.
“Dan aku yakin, Pak Pram akan menggantungmu sebentar lagi Sam,” lanjut Bayu lagi.
“Astaga Bay. Aku mohon, kalau terjadi sesuatu padaku tolong dimakamkan dengan layak,” bisik Sam kembali.
“Tapi sebelum itu terjadi, aku harus berjuang menyelamatkan hidupku. Malam ini, bagaimana pun aku harus mendukung Pak Pram menjinakan macan betina itu,” batin Sam.
“Kalau perlu, aku akan membuat Pak Pram mendapatkan singgasana-nya kembali,” ucap Sam dalam hati.
Setelah memberi pengumuman, Kailla meninggalkan semuanya. Bergegas menuju kamar.
“Siapa saja yang berani menyentuh pakaianku di dalam kamar, akan tahu akibatnya.” Pram mengeluarkan ancaman tiba-tiba.
“Besok tetap seperti biasanya. Kailla yang akan menyiapkan sarapanku. Hanya dia yang akan melayaniku!” perintah Pram lagi.
“Semuanya boleh keluar, kecuali Sam!” perintah Pram, menatap lekat pada asisten Kailla.
***
Maaf telat up
Terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Nur Lizza
😆😆😆😆sam yg sabar
2022-09-30
0
cegilnya_minyoongi
aku kangen ama tingkah kaila kak weti, jadi aku baca ulang lg😊😊
2022-05-05
0
Jannah Duaputra
lieur aing yeh, engap parasea bae😁
2021-11-23
0