Pram menghela nafas panjang, saat berbalik tatapannya tertuju pada Ricko yang juga sedang melihat ke arah yang sama.
“Kenapa masih melihat istriku?” tanya Pram tiba-tiba.
“Tidak ada perempuan lain yang bisa kamu kejar?” tanya Pram kesal.
“Maaf Pak,” sahut Ricko tertunduk.
Pram hanya menggelengkan kepala, mengingat bagaimana laki-laki yang menjadi asisten Kailla ini bisa sampai ke rumahnya.
“Kurang ajar si Bara! Jangan-jangan si Ricko mengejar istrinya juga, makanya diberikan padaku. Menyusahkanku saja!” gerutu Pram.
Pram memilih kembali ke kamar. Dia benar-benar bingung. Sejak menemukan mama kandungnya kembali, hidupnya tidak bisa tenang. Sering kali harus berbohong pada istrinya, tidak jarang harus main kucing-kucingan juga.
“Aku harus bagaimana Kai. Kalau aku mengatakan yang sebenarnya, pasti berujung dengan renggekanmu lagi yang meminta bertemu dengan mama,” ucap Pram, memijat pelipisnya.
“Lebih baik aku yang membuatmu menangis, dibandingkan orang lain. Setidaknya rasa sakit yang kuberi, tidak akan sampai membuatmu hancur,” lanjut Pram pelan, meraih gagang pintu kamar.
Kailla sudah meringkuk di balik selimut, tidak mau bicara padanya. Melihat itu, Pram memilih turun untuk menyiapkan makanan. Dia yakin, sangat yakin kalau istrinya belum makan malam.
***
Sam sedang menikmati mie goreng yang sudah dingin dan mengeras di atas meja. Sambil menyuapkan mie ke dalam mulut, sesekali mengomel. Tidak jelas, siapa yang jadi sasaran omelannya.
“Lagian kurang kerjaan Non Kailla. Dimana-mana kalau ulang tahun itu dibeliin kue yang ada cream. Ini dibuatkan mie goreng begini banyak. Demi apa coba!” Melanjutkan omelannya.
“Demi dipuji Pak Pram, istrinya irit dan pandai menabung. Huh!” gerutu Sam.
“Huh! Untung ulang tahunnya setahun sekali. Kalau tiap hari, bisa keriting ususku dipaksa makan yang beginian tiap hari!” gerutu Sam, memotong mie yang sudah mengeras dengan sendoknya.
“Kamu pikir aku mau ulang tahun setiap hari,” ucap Pram tiba-tiba sudah berdiri di belakang Sam.
“Astaga!” celetuk Sam melepas sendok dan garpunya, melihat ke arah Pram.
“Maaf Pak,” sahut Sam menunduk.
“Jangan dihabiskan. Tinggalkan sepiring untukku,” perintah Pram, melepas jasnya. Melempar ke atas kursi makan. Tangannya sudah menggulung lengan kemeja sampai ke siku.
“Baik Pak,” sahut Sam.
“Sam, Kailla belum makan malam?” tanya Pram. Laki-laki tampan itu sudah meraih penggorengan dan memanaskan minyak goreng.
“Belum Pak. Dia menunggu Pak Pram semalaman,” cerita Sam.
“Oh... bagaimana Kailla di kampus? Ada yang mendekatinya?” tanya Pram lagi, terlihat dia mengecek suhu minyak di atas wajan dengan tangannya.
“Tidak Pak, seperti perintah Pak Pram. Hampir semua mahasiswa di kampus sudah mengetahui kalau Non Kailla sudah menikah,” jawab Sam.
Pram tersenyum, mengangguk.
“Tapi Kailla tidak tahu kan kalau semua teman-temannya mengetahui statusnya?” tanya Pram, mengambil sebutir telur dan memecahkan. Kemudian memasukan ke dalam penggorengan.
“Tidak Pak.”
“Awasi Ricko! Jangan biarkan dia menyentuh Kailla lagi!” perintah Pram.
“Baik Pak.”
Setelah selesai memasak sepiring nasi goreng dengan telur ceplok, Pram pun membawanya ke dalam kamar. Tidak lupa dia membawa serta sepiring mie goreng buatan Kailla.
Ceklek!
Pram meletakkan sepiring nasi goreng dan mie goreng itu ke atas meja. Tersenyum menatap punggung Kailla yang tertutup selimut.
“Kai... bangun Sayang,” panggil Pram. Mengguncang pelan pundak Kailla.
Kailla tetap diam, tapi Pram yakin istrinya tidak tidur. Kailla tidak akan bisa tidur kalau belum berbaikan dengannya.
Dia memilih berbaring disisi Kailla, memeluk tubuh mungil itu dari belakang.
“Kai, maafkan aku,” bisik Pram di telinga Kailla.
Kailla mendorong kasar wajah Pram yang mendekatinya.
“Ayo, kita makan Sayang,” ajak Pram, meraih tubuh Kailla supaya berbalik menatapnya.
Pram tersenyum saat berhadapan dengan Kailla. Istrinya memejamkan mata serapat mungkin demi untuk tidak melihatnya. Tampak beberapa kerutan di sudut mata dan kelopak mata itu bergetar.
“Kamu masih pura-pura tidur?” tanya Pram lagi.
Tidak ada jawaban. Tapi raut wajah Kailla sudah menjawab semuanya.
“Ayo buka matamu. Kalau tidak, tanganku akan bekerja,” ancam Pram. Tangan kanannya sudah menelusup masuk ke dalam gaun istrinya.
“Astaga Sayang! Pakaian apa yang kamu kenakan di dalam gaun ini?” tanya Pram setelah merasa banyak tali temali membelit tubuh indah Kailla.
Dia memilih tidak bertanya lagi, tapi langsung memeriksa sendiri. Menyingkap habis gaun Kailla. Matanya terbelalak melihat pemandangan di dalamnya.
“Kai.....” Pram terkekeh.
“Ayo habiskan makananmu. Nanti kita akan melanjutkan pertempuran kita di sini.”
Kailla masih tidak mau menjawab, tetap diam dan memejamkan matanya.
“Ayo Sayang. Kamu butuh makan. Aku akan main habis-habisan malam ini. Tidak akan ada pengaman, aku janji akan membuang semua benihku di dalam,” ucap Pram mengejutkan Kailla.
“Hah?!” Kailla terkejut, membuka matanya seketika.
“Iya, aku serius. Aku mau kamu hamil Sayang,” jelas Pram tersenyum.
“Sayang serius?” tanya Kailla mulai bersuara.
Pram mengangguk.
“Aku mencintaimu, jangan marah lagi padaku. Tidak ada yang lebih penting di dalam hidupku selain kamu dan orang tua kita,” ucap Pram.
“Kamu mau hamil untuk daddy kan?” tanya Pram memastikan.
“Iya.. ,” sahut Kailla mengangguk.
“Hamil untuk mamaku juga,” ucap Pram tiba-tiba, mengejutkan Kailla. Dia sudah merengkuh tubuh istrinya, memeluk erat sambil tersenyum.
“Sayang, apa maksudmu?” tanya Kailla bingung, memberi jarak pada wajahnya dan Pram.
“Tidak ada, kita makan sekarang,” ucap Pram, mengalihkan pembicaraan.
Tangan Pram sudah menarik Kailla bangun dari tidurnya.
“Aku memasak nasi goreng untukmu,” ucap Pram saat mereka sudah berdiri. Pram menunjuk dua porsi makanan yang tersaji di atas meja.
“Sayang, Selamat Ulang Tahun,” ucap Kailla terisak, berjingkat memeluk leher Pram dengan kedua tangannya.
“Terimakasih mengizinkanku hamil lagi,” lanjut Kailla lagi.
“Iya...,” sahut Pram, melingkarkan sebelah tangannya di pinggang ramping Kailla.
“Jangan meragukanku. Ada yang masih belum aku ceritakan padamu. Tapi bukan berarti aku sengaja merahasiakannya. Aku harus memastikan semuanya baik-baik saja. Aku pasti mengatakannya di saat yang tepat.”
“Ada apa? Kenapa tidak mau menceritakannya sekarang? Aku menunggumu selama ini,” ucap Kailla, masih dengan posisi memeluk suaminya.
“Aku yang belum siap,” sahut Pram.
“Kamu tidak menikah lagi kan? Tidak memiliki istri baru lagi kan?” tanya Kailla menatap tajam.
Pram tidak menjawab, tapi langsung menggendong Kailla ala bridal style.
“Ahhhhhhhh! Kamu mengagetkanku!” gerutu Kailla, terkejut dengan gendongan Pram yang tiba-tiba.
“Makan sekarang! Jangan banyak bertanya. Tidak ada istri atau pernikahan lain, hidupku cuma milikmu!” ucap Pram saat sudah menjatuhkan Kailla di sofa dalam posisi duduk. Pram sendiri memilih berlutut di depan Kailla. Meletakkan kepalanya di pangkuan istrinya.
“Aku mau bermanja-manja denganmu,” ucap Pram, memeluk pinggang istrinya.
“Kamu tidak makan Sayang?” tanya Kailla, meraih piring nasi goreng di atas meja.
“Aku masih kenyang, Sayang,” sahut Pram.
“Ayo duduk disampingku. Aku akan menyuapimu,” pinta Kailla, tersenyum. Menarik tangan Pram agar duduk di sisinya.
“Aku tidak mau ada yang menyuapimu selain aku,” pinta Kailla dengan manjanya.
“Iya.... Sayang,” jawab Pram sudah membuka mulutnya. Membiarkan Kailla menyuapinya.
Tangan Pram sudah meraih sepiring mie goreng buatan Kailla.
“Habiskan saja nasi gorengnya. Aku akan menghabiskan mie goreng buatanmu.”
Kailla tersenyum.
Empat tahun mereka lewati bersama, ada banyak senyum, tawa, duka bahkan air mata. Tidak jarang mereka bertengkar sepanjang hari, tapi pada akhirnya mereka saling memeluk di tengah malam.
Kailla banyak berubah. Walau terkadang masih sering nakal dan menyusahkan Pram. Tapi dia sudah banyak belajar.
“Kai, mulai besok Ricko akan bersamaku dan Bayu akan bersamamu,” ucap Pram tiba-tiba.
“Aku tidak mau!” tolak Kailla.
***
Terimakasih.
Love you all.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Nur Lizza
lanjut
2022-09-30
0
Sri Aini
sangat salut amah cici...walau om pram kaya dan kaila juga..tapi tdk ada kesan mewah di tampilkan...biasanya kan selalu di tampilkan candle light..duh restoran vviv..ini simple aja..bakso, nasgor 🤣
2021-11-14
0
White Rose
cepat bnget baukannya,, ih bodoh killa. aturannya biari. pram semenyesal mungkin,, geram lihat suami begitu.
2021-10-23
0