LiNW eps 19

.

"Bagaimana kalau disini ditambahkan brokat?" Rani mengarahkan telunjuknya pada bagian dada gaun yang ia rancang.

Saat ini ia sedang melayani seorang pelanggan wanita yang akan memesan gaun wisuda.

"Hmm,, boleh juga sih mbak. Tapi sampai bahu aja ya mbak. Yang lengannya saya mau bahan polos aja." Kata gadis itu yang diketahui bernama Dewi.

"Baik, lengannya gimana? Maunya yang payung atau biasa aja?" Tanya Rania lagi.

"Kayanya payung aja deh. Tapi, kalau menurut mbak Nia, mana yang bagus?"

"Kalau aku sih dua-duanya oke. Tapi, lebih ke yang payung aja ya. Biar gak terlalu polos." Rania kemudian tersenyum.

"Oke. Aku setuju."

"Jadi, sekarang silahkan ukur di sebelah sana ya." Kata Rania sambil menunjukkan tempat Dini berdiri.

"Iya mbak."

Rania menghela napas. Jujur saja, kepalanya terasa berat saat ini. Namun, ia tak mau larut dengan perasaannya.

Ia pun menghampiri Yanti yang sedang memasang manik-manik pada sebuah gaun penngantin.

"Hufftt...Yan." panggilnya membuat Ayanti menghentikan aktivitasnya sesaat.

"Hmm." Respon gadis itu.

"Bosan." Satu kata itu berhasil membuat Ayanti berbalik dan menaruh jarum jahitnya di meja.

"Sabar. Namanya juga hidup." Ujarnya menatap sahabatnya itu.

Terlihat jelas mata Rania yang sedikit sembab. Hal itu membuat Ayanti menepuk pelan bahu gadis itu, mencoba menyalurkan kekuatan dengan memberi rangkulan untuknya.

Setidaknya ia telah memberikan semangat kepada sahabatnya itu. Si gadis tegar dan kuat yang sudah berteman dengannya selama kurang lebih 14 tahun itu.

"Aku harus gimana, Yan?" Tanya Rania putus asa.

"Gini ya. Aku takut salah ngomong, Ran. Oke aku kasih saran. Kamu sabar aja. Sekarang apa yang hati kamu mau, itu yang harus kamu lakukan." Yanti terdiam sebentar.

"Kalau kamu ngerasa masih bisa nunggu, kamu tunggu. Tapi, kalau kamu gak bisa, kamu ngerasa gak kuat,,, lupain, kita akan selalu ada buat kamu, Ran. Karena kita sayang sama kamu." Jelas Ayanti tulus.

Rania terharu mendengar perkataan Ayanti. Ia pun memeluk sahabatnya itu.

"Kita gak mungkin bakal ninggalin kamu disaat kamu lagi terpuruk begini." Lanjut Yanti sambil mengelus sayang bahu Rania.

"Makasih, Yan. Kamu memang sahabat terbaik aku. Kalian terbaik." Kata Rania sedikit terisak.

"Hah, malah jadi melow gini." Goda Yanti yang kemudian terkekeh.

"Ya udah. Gak usah berlarut sedihnya. Gak baik loh. Ingat, Allah ada selalu bersama kita. Allah tau mana yang terbaik untuk hambanya." Kata Yanti membuat Rania tersenyum haru.

"Aku lanjut lagi ya. Buat besok ini." Kata Ayanti tersenyum yang kembali diangguki Rania.

Yanti kembali melanjutkan tugasnya. Sedangkan, Rania masih duduk disana. Karena sekarang sudah tidak terlalu ramai, makanya ia dapat bersantai sedikit.

Wanita yang tadi mengukur ukuran badannya bersama Dini terlihat berjalan menghampirinya. Rania langsung melemparkan senyumnya pada gadis itu.

"Gimana, dek? Udah selesai?" Tanya Rania.

"Udah, mbak." Jawab gadis itu. "Oh iya. Aku langsung pamit ya mbak. Masih ada keperluan lain."

"Iya." Jawab Rania.

Ayanti yang menyadari obrolan itu, menoleh dan melemparkan senyumnya saat kebetulan Dewi tersenyum padanya.

"Kalau gitu, aku pamit ya. Makasih, mbak Nia, mbak Yanti. Assalamu'alaikum" pamitnya.

"Wa'alaikumussalam" jawab Rania dan Ayanti hampir bersamaan.

Dini datang dan duduk di kursi di samping Rania. Ia mengambil toples di meja yang berisi cemilan. Gadis itu memang hobi mengunyah. Begitulah ejekan teman-temannya dengan kebiasaan Andini yang suka ngemil.

"Hufft, capek banget. Alhamdulillah ya, rame." Katanya yang kemudian memasukkan cookies itu kemulutnya.

"Alhamdulillah." Jawab Rania.

Ayanti yang melihat Andini hanya menggeleng. Andini pun hanya tersenyum acuh. Ia sudah biasa dengan teman-temannya yang selalu menggodanya.

.

.

"Ian. Gantian gue yang mau curhat." Ujar Adit yang tiba-tiba mnghampiri Gian.

"Apa?" Tanya Gian santai.

"Lo tau kan, Debby?" Gian mengernyit.

"Debby??" Gumam Gian sambil berpikir.

Adit melihat kening Gian berkerut, lalu ia menggeleng.

"Siapa, sih? Gak tau gue, Dit."

"Mantan gue."

Gian hanya beroh ria mendengar penuturan Adit. Mantan.. ia mengangguk kemudian.

"Emang lo punya mantan?" Tanya Adit yang terdengar mengejek.

Adit menatap sinis Gian yang meremehkannya.

"Ya adalah. Emangnya lo."

"Iya iya. Trus kenapa sama mantan lo itu?" Tanya Gian cuek.

"Gue masih sayang, bro. Tapi, gue gak tau mau gimana?" Gian hanya menatap datar sepupunya yang terbilang bijak sekali dalam menasehatinya.

Dan ternyata,,, Adit juga memiliki masalah dengan asmaranya.

Gian hanya diam. Entahlah. Ia bingung dengan apa yang baru saja ia dengar. Sungguh ia menggeleng dibuatnya setelah mengingat berbagai hal.

Adit yang selalu menasehatinya, memberinya dukungan, memberi masukan, dan bahkan selalu membantunya kini terlihat konyol. Ia tiba-tiba terkekeh sendiri.

"Gak nyangka, ternyata lo juga bernasib sama kaya gue." Gian tertawa.

Adit hanya menatapnya jengkel.

"Eh, sori ya. Kita gak sama. Gue udah pernah ungkapin perasaan gue. Lahh, lo?? Ngomong aja gak berani." Ucapnya balik meremehkan Gian.

Gian dengan muka masam hanya mendelik. Menohok sekali perkataan Adit. Ia pun melempar Adit dengan tutup pulpen di tangannya.

" udah deh. Lo katanya mau curhat. Besok aja. Gue ngantuk. Mau tidur." Kata Adit yang kemudian membereskan barang-barangnya dan berbaring di tempat tidur.

"Eh, Ian." Adit berdecak. Ia jengkel sekali pada Gian.

.

.

Hari ini Rania membantu Clara untuk mempersiapkan diri sebelum acara pernikahan yang akan dilaksanakan lusa. Saat ini ia sedang menbantu Clara memakai hena.

Bukan hanya Rania. Tetapi ada juga Hanif teman dekat Clara dan juga teman-teman dekat Rania. Karena mereka memang dekat juga dengan Clara.

"Assalamu'alaikum." Ucap Winda dan Elina yang baru hendak memasuki kamar milik Clara.

Merekapun menoleh dan menjawab salam bersamaan. Kemudian Winda dan Elina pun bergabung.

"Raraaaa.." sudah bisa ditebak siapa yang selalu mengeluarkan suara cempreng itu.

Benar sekali, Winda. Gadia itu selalu saja lebay. Saat ini ia langsung berlari kecil memeluk Clara yang membuat orang-orang yang ada di situ gemas sendiri.

"Selamat ya. Ternyata udah ngeduluin kita aja." Ucap Winda dengan ekspresi yang dibuat-buat sedih.

"Iya kak. Makasih."

"Semoga jadi keluarga yang sakinah ya. Sampai ke surga. Hehe." Tambah Winda.

"Aamiin."

"Ra. Selamat ya. Semoga langgeng dan jadi keluarga sakinah, mawaddah warahmah." Giliran elina yang bersuara yang diamiinkan seluruhnya.

"Permisi!!!. Makanan datang..." terdengar suara Andini dari luar yang membawa nampan berukuran sedang yang berisi minuman dan cemilan.

Mereka semua terlihat bergembira. Semua menyisihkan waktu untuk hadir. Karena mereka semua sangat dekat seperti keluarga.

Terlihat raut kebahagiaan di wajah Clara. Ruangan itupun dipenuhi dengan canda tawa.

Meskipun begitu, tak dapat dipungkiri jika Rania saat ini sedang dilema. Ia bahagia di hari bahagia sang adik. Tapi, hatinya sendiri sedang berusaha ia damaikan.

Tak ingin berlarut lagi dengan kesedihannya, Rania mencoba tersenyum menanggapi setiap apa yang dibicarakan sahabat-sahabatnya yang kocak itu. Meskipun ia lebih banyak diam dan terkadang ia telrihat melamun.

Aku bahagia melihat dia mendapati cinta yang tulus. Ridhoi lah niat baik ini yaa Rabb. Berilah mereka kebahagiaan.

Do'a Rania yang hanya mampu ia lontarkan dalam hatinya.

Rania sedikit tersentak saat seseorang menyentuh bahunya. Ia terkejut.

"Ran,," panggil Elina yang terdengar seperti gumaman.

"Hmm. Iya El." Jawab Rania sambil tersenyum.

"Ga papa kan?" Tanya Elina prihatin.

Elina mengerti sekali dengan apa yang dirasakan sahabatnya saat ini. Yang lain menatap penuh tanya pada Rania yang debalas senyuman pula.

Rania menggeleng pelan mengisyaratkan ia baik-baik saja.

.

.

Hari ini proyek pembangunan Gian dimulai. Seperti saat ini, ia sedang memantau pekerjaan para pekerjanya yang sudah mulai bekerja dari 3 jam yang lalu. Dan sudah hampir masuk waktu istirahat.

Gian menangguk melihat keseriusan orang-orang itu. Ia berharap proyek ini cepat selesai. Sebagai pengawas tentu saja ia mengharapkan yang terbaik.

Ia melihat jam di tangannya. Sudah pukul 11.37. Waktunya istirahat.

"Oke, semuanya. Silahkan istirahat dulu. Saya permisi." Ujarnya yang diiyakan oleh para pekerja.

Gian menghampiri Adit di sebuah pemondokan kecil. Ia melihat Adit yang sedang sibuk.

"Lagi apa, bro?" Tanya Gian.

"Ini, gue lagi ngecek laporan dari Herman. Katanya ada masalah sama bangunan yang di Pandeglang."

Gian terlihat berpikir sejenak. " trus gimana?"

"Kayanya harus dicek kesana. Siapa yang bakal pergi?"

Gian terdiam. Bingung dengan pertanyaan Adit. Namun, Adit langsung paham melihat raut muka Sepupunya itu.

"Oke. Gue berangkat besok. " ujarnya yang membuat Gian menatapnya.

"Ya, lo aja. Sori, ya." Adit mengangguk.

.

.

Go read gaes......

Silahkan koment kalau ada yg kurang atau mau kasih masukan..

Jangan lupa like nya gaes!!! 👉👉👉🌟🌟🌟

Follow my account, please! 😉😉

IG: @fuji_ps25

Episodes
1 LiNW eps 1
2 LiNW eps 2
3 LiNW eps 3
4 LiNW eps 4
5 LiNW eps 5
6 LiNW eps 6
7 LiNW eps 7
8 LiNW eps 8
9 LiNW eps 9
10 LiNW eps 10
11 LiNW eps 11
12 LiNW eps 12
13 LiNW eps 13
14 LiNE eps 14
15 LiNW eps 15
16 LiNW eps 16
17 LiNW eps 17
18 LiNW eps 18
19 LiNW eps 19
20 LiNW eps 20
21 LiNW eps 21
22 LiNW eps 22
23 LiNW eps 23
24 LiNW eps 24
25 Episode 25
26 LiNW Episode 26
27 Episode 27
28 LiNW Eps 28
29 LiNW Eps 29
30 Just Info
31 LiNW Eps 30
32 LiNW Eps 31
33 LiNW Eps 32
34 LiNW Episode 33
35 LiNW eps 34
36 Episode 35
37 LiNW Eps 36
38 LiNW Eps 37
39 LiNW Eps 38
40 LiNW Eps 39
41 LiNW Eps 40
42 Episode 41
43 Episode 42
44 Episode 43
45 Episode 44
46 Episode 45
47 Episode 46
48 Episode 47
49 Episode 48
50 Episode 49
51 Episode 50
52 Episode 51
53 Episode 52
54 Episode 53
55 Episode 54
56 Episode 55
57 Episode 56
58 Episode 57
59 Episode 58
60 Episode 59
61 Episode 60
62 Episode 61
63 Episode 62
64 Episode 63
65 Episode 64
66 Episode 65
67 Episode 66
68 Episode 67
69 Episode 68
70 Episode 69
71 Episode 70
72 Episode 71
73 Episode 72
74 Episode 73
75 Episode 74
76 Episode 75
77 Episode 76
78 Episode 77
79 Episode 78
80 Episode 79
81 Episode 80
82 Episode 81
83 Episode 82
84 Episode 83
85 Episode 84
86 Episode 85
87 Eps 86
88 Eps 87
89 Episode 89
90 Eps 90
91 Eps 91
92 Eps 92
93 Eps 93
94 Eps 94
95 Eps 95
96 Eps 95
97 Eps 96
98 Eps 97
99 Eps 98
100 Eps 99
101 Eps 100
102 Eps 101
103 Eps 102
104 Eps 103
105 Eps 104
106 Eps 105
107 Eps 106
108 Eps 107
109 Eps 108
110 Eps 109
111 Eps 110
112 Eps 111
113 Episode 112
114 Episode 113
115 Eps 114
116 Eps 115
117 Eps 116
118 Eps 117
119 Eps 118
120 Eps 119
121 Eps 120
122 Eps 121
123 Eps 122
124 Eps 123
125 Eps 124
126 Eps 125
127 Eps 126
128 Eps 127
Episodes

Updated 128 Episodes

1
LiNW eps 1
2
LiNW eps 2
3
LiNW eps 3
4
LiNW eps 4
5
LiNW eps 5
6
LiNW eps 6
7
LiNW eps 7
8
LiNW eps 8
9
LiNW eps 9
10
LiNW eps 10
11
LiNW eps 11
12
LiNW eps 12
13
LiNW eps 13
14
LiNE eps 14
15
LiNW eps 15
16
LiNW eps 16
17
LiNW eps 17
18
LiNW eps 18
19
LiNW eps 19
20
LiNW eps 20
21
LiNW eps 21
22
LiNW eps 22
23
LiNW eps 23
24
LiNW eps 24
25
Episode 25
26
LiNW Episode 26
27
Episode 27
28
LiNW Eps 28
29
LiNW Eps 29
30
Just Info
31
LiNW Eps 30
32
LiNW Eps 31
33
LiNW Eps 32
34
LiNW Episode 33
35
LiNW eps 34
36
Episode 35
37
LiNW Eps 36
38
LiNW Eps 37
39
LiNW Eps 38
40
LiNW Eps 39
41
LiNW Eps 40
42
Episode 41
43
Episode 42
44
Episode 43
45
Episode 44
46
Episode 45
47
Episode 46
48
Episode 47
49
Episode 48
50
Episode 49
51
Episode 50
52
Episode 51
53
Episode 52
54
Episode 53
55
Episode 54
56
Episode 55
57
Episode 56
58
Episode 57
59
Episode 58
60
Episode 59
61
Episode 60
62
Episode 61
63
Episode 62
64
Episode 63
65
Episode 64
66
Episode 65
67
Episode 66
68
Episode 67
69
Episode 68
70
Episode 69
71
Episode 70
72
Episode 71
73
Episode 72
74
Episode 73
75
Episode 74
76
Episode 75
77
Episode 76
78
Episode 77
79
Episode 78
80
Episode 79
81
Episode 80
82
Episode 81
83
Episode 82
84
Episode 83
85
Episode 84
86
Episode 85
87
Eps 86
88
Eps 87
89
Episode 89
90
Eps 90
91
Eps 91
92
Eps 92
93
Eps 93
94
Eps 94
95
Eps 95
96
Eps 95
97
Eps 96
98
Eps 97
99
Eps 98
100
Eps 99
101
Eps 100
102
Eps 101
103
Eps 102
104
Eps 103
105
Eps 104
106
Eps 105
107
Eps 106
108
Eps 107
109
Eps 108
110
Eps 109
111
Eps 110
112
Eps 111
113
Episode 112
114
Episode 113
115
Eps 114
116
Eps 115
117
Eps 116
118
Eps 117
119
Eps 118
120
Eps 119
121
Eps 120
122
Eps 121
123
Eps 122
124
Eps 123
125
Eps 124
126
Eps 125
127
Eps 126
128
Eps 127

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!