LiNW eps 9

Pagi ini Rania dan Rara membantu Bude Ranti memasak makanan di dapur. Sesekali mereka tertawa karena obrolan mereka bertiga yang terdengar lucu.

"Oh, iya Bude. Kak Mita kapan pulang sih Bude? Kangen loh aku." Ujar Clara ditengah obrolan mereka.

"Hari ini mungkin. Katanya Oma udah ngasih tau mau kesini. Makanya dia juga mau ketemu sama Oma." Jawab Budenya itu sambil mengaduk sayur asem yang hampir matang.

"Yeey. Aku bisa jalan-jalan sepuasnya sama Kak Mita."

Rania hanya mencebikkan bibirnya melihat tingkah adiknya itu. Clara memang terkesan lebay.

Setelah selesai berkutik dengan masakan, mereka menghidangkan makanan di meja makan. Lalu, mereka sarapan bersama.

Suara dentingan sendok menghiasi suasana sarapan mereka pagi ini. Karena sudah menjadi kebiasaan jika saat makan tak boleh mengobrol.

Selesai sarapan, Reno ikut Pakde Bandi ke pondok. Ia sudah rindu dengan suasana pondok yang sejak lama ia tinggalkan.

Sementara di rumah, Rania tengah mencuci piring di wastafel yang ada di dapur. Saat sedang fokus dengan pekerjaannya tiba-tiba Bude Ranti menghampirinya. Ia hanya melemparkan senyum simpul melihat adik ipar Papanya itu.

"Nia,, Bude mau tanya sesuatu sama kamu." Bude Ranti membuka obrolan.

"Iya Bude."

"Mm,, mengenai lamaran. Kamu udah kasih jawaban sama Papa kamu?" Tanya Bude membuat Rania seketika menghentikan kegiatannya.

Ia menggeleng sambil menatap sendu ke arah piring-piring di wastafel.

"Jadi, kamu mau terima apa nggak?" Tanya Bude Ranti lagi.

"Sebenarnya Nia masih bingung Bude. Nia belum mau nikah, tapi Nia juga nggak mau ngecewain Papa." Jawabnya yang sudah beralih menatap wanita cantik meskipun sudah berumur itu.

Bude Ranti hanya bisa menghela napasnya mendengar penjelasan Rania. Ia mengerti dengan apa yang Rania rasakan karena mertuanya yang tak lain Oma sudah menceritakannya kejadian masalah yang terjadi.

"Kemaren Gian datang kesini." Kata Bude Ranti membuat Rania menatapnya canggung.

"Dia bertanya soal kamu yang katanya temenan sama Adiknya. Apa benar?"

"Iya. Anggi sahabat Rania."

Bude hanya mengangguk mendengar jawaban Rania.

Sebenarnya ada hal lain yang ingin ia katakan. Tapi, mengingat kemaren Gian melarang untuk menyampaikan pada Rania, ia mengurungkan niatnya itu. Biarlah nanti ia menunggu sampai waktunya tiba.

...~@~...

Dengan wajah ditekuk, Rania duduk di ayunan yang ada di taman, tepat disamping rumah Pakde dan Budenya itu.

Masalahnya dengan Hilmi belum menemukan titik terang, tapi sekarang sudah muncul lagi masalah baru. Ditambah lagi masalah hatinya yang belum kelar. Lengkap sudah permasalahannya saat ini.

Bahkan untuk dapat tersenyum lepas tanpa beban pun ia tak bisa. Hanya kegalauan yang kini ia rasakan.

Benda pipih di tangannya berdering. Terlihata notifikasi chat grup dari sahabat-sahabatnya yang membuat Rania menggeleng sambil tersenyum tipis.

Ia tak ingin membalas pesan tersebut. Saat ini dirinya butuh sendiri menenangkan hati dan pikirannya tanpa ada hal lain yang harus ia pikirkan, baik itu masalah lamaran itu ataupun masalah pekerjaannya di butik. Toh, liburan sehari takkan membuat pelanggan butiknya komplain.

Saat sedang asik melamun, Mita datang menghampirinya. Namun, Rania tak menyadari kehadiran adik sepupunya itu.

Dengan jahilnya, Mitha mengagetkan Rania hingga ia terlonjak dan HP nya hampir terlepas dari genggamannya.

"Dorr.."

"Astaghfirullah,, ya ampun Mita. Kamu ini ada-ada aja deh" ujarnya sedikit kesal.

"Hahahhahahhaha" gelak tawa itu membuat Rania semakin kesal.

"Maaf deh kak. Lagian kakak aku lihat ngelamun aja dari tadi." Mita berkata setelah melihat tatatapan tajam Rania yang mengarah padanya.

Tanpa aba-aba lagi, Mitalangsung memeluk kakak sepupu tersayangnya itu karena rindu yang ia rasa sudah tak terbendung lagi.

"Kamu baru datang?" Tanya Rania yang sudah mulai hilang kekesalannya.

"Iya. Baru aja. Umi bilang ada kakak disini makanya aku langsung nyamperin. Kangen banget tau." Jelasnya dengan suara dibuat-buat manja.

"Kakak juga kangen." Ia tersenyum bahagia saat Pelukan hangat dari sang adik ia rasakan.

Namun, senyumnya itu berubah menjadi raut kebingungan ketika Mita melepas pelukan mereka dan menatapnya dengan tatapan menyelidik. Rania yang heran dengan sikap Mita yang berubah hanya diam menatap sang adik penuh tanya.

"Kakak mau nikah, kenapa nggak bilang?" Ucapnya dengan muka dibuat cemberut.

Rania hanya diam menatap datar sang adik yang tanpa sengaja merusak mood nya kembali. Ia sama sekali tak berniat membahasnya. Tujuannya kesini berharap bisa melepaskan beban karena masalahnya dengan melupakannya sejenak.

Tapi kenapa rasanya semua tak memihak padanya. Semua orang selalu membahas lamaran dan lamaran itu.

Melihat keterdiaman Rania, Mita menjadi tak enak hati. Pasalnya, ia sudah tau masalah sebenarnya kalau Rania menolak untuk segera menikah. Niat awalnya hanya untuk menggoda kakak sepupunya itu dan tak disangka malah membuat Rania galau.

.

Sementara di tempat lain, Seorang gadis cantik berhijab tengah duduk di sofa sambil mengunyah stik kentang balado. Ia menatap lelaki muda di kursi berbeda di sebelah kanannya yang tengah sibuk dengan iPad di tangannya.

"Kenapa kamu?" Tanya Lelaki itu spontan saat menyadari sikap sang adik yang terlihat aneh menurutnya.

"Ah, enggak!"jawabnya gelagapan.

Gian, lelaki itu lanjut dengan kegiatan yang ia lakukan tadi. Namun, ia masih memperhatikan sang adik yang masih bersikap seperti tadi.

Dengan sigap, Gian langsung menaruh iPad nya di meja. Dan menatap Anggi datar dan dengan tatapan penuh intimidasi.

"Apa?" Tanya Anggi yang terdengar seperti menantangnya.

"Harusnya Abang yang nanya sama kamu. Kenapa dari tadi natap Abang kaya gitu? Mau minta uang jajan karena uang jajan kamu dipotong sama Mama?" Tanyanya dengan pernyataan yang membuat Anggi menganga tak percaya.

Bagaimana mungkin Abangnya yang kelewat PD ini mengatakan hal itu. Ia tidak membuat masalah dan juga tidak mendapat hukuman itu.

"Siapa yang ngomong gitu? Sok tau deh." Jawabnya kesal.

"Lagian kamu tuh aneh. Dari tadi ngeliatin orang mulu kerjaannya. Gak jelas banget." Kata Gian yang mulai jengah dengan tingkah sang adik yang sangat menyebalkan baginya.

"Aku mau nyampein sesuatu sama Abang tadinya. Tapi, ngeliat sikap Abang kaya gini, yang songongnya kebangetan aku batalin aja." Jawabnya cuek.

Hal itu membuat Gian menatapnya penasaran. Ia tentu ingin tau apa yang akan dikatakan adiknya itu padanya.

"Apa emangnya?"

"Gak jadi. Udah batal. Aku mending ke kamar, Bye." Ucapnya yang kemudian melenggang pergi ke kamarnya.

Kini malah Gian yang dibuat cengo oleh kekonyolan sang adik. Ia hanya bisa menahan kekesalannya meski sesungguhnya Anggi benar-benar menyebalkan. Tapi ia juga menyadari dirinya lebih menyebalkan bagi adiknya.

"Batal batal. Lo kira wudhu pake batal" gumamnya yang tentunya tak didengar oleh sang adik.

.

Gian sudah selesai mengepak keperluan yang akan ia bawa ke Samarinda. Ia akan menghadiri acara pernikahan teman SMA nya dan besok pagi adalah jadwal keberangkatannya.

Namun, entah kenapa semenjak saat ia menjemput kakak nya ke butik waktu itu ia terus teringat pada Rania. Ditambah lagi tatapan sendu Rania kemaren malam saat tak sengaja melihatnya di Pesantren.

Kenapa gadis itu terlihat sedih dan terluka saat melihatnya? Itulah yang dipikirkan Gian saat ini.

Ia mengusap wajahnya. Tak ingin larut dalam kegundahan, Gian beralih mengambil ponselnya dan menanyakan jadwal keberangkatannya pada Adit. Dan ia meminta Adit untuk membeli tiket Pesawat.

Setelah memastikan ia turun ke bawah untuk makan malam bersama orang tua dan adiknya.

Sesampai di meja makan, ia langsung duduk dan mengambil makanannya. Mereka makan dengan suasana hening. Hingga suara Papanya memecah keheningan.

"Jadi, jam berapa kamu berangkat besok, Ian?" Tanya Papanya.

"Jam 9 pagi Pah." Jawabnya yang kemudian meneguk air putih di gelasnya.

Papanya mengangguk. Namun, suara Mamanya membuat Gian cengo seketika

" kamu ke nikahan temanmu kan, mereka kapan ke nikahan kamu?" Ujar Mamanya sarkastis.

Anggi yang mendengar itu terlihat menahan tawa dengan mengatupkan kedua bibirnya. Sedangkan sang Papa hanya meliriknya sambil mengangkat bahu.

"Umur udah 25 tapi kaya orang gak punya semangat cinta. Gak mau nikah apa? Zano yang lebih tua kamu setahun aja udah punya anak." Lanjut Mamanya lagi.

"Mah, apa sih? Nanti nikah kalo udah siap."

"Kapan siapnya? Udah mapan kok menurut Mama. Iya kan, Pah?"  Mamanya kembali menyerang.

"Iya!" Jawab Papa nya membuat Gian memejamkan matanya kesal.

Gian kemudian beralih menatap Anggi yang sudah tak bisa lagi menahan tawanya. Adiknya itu benar-benar menjengkelkan.

Ia kemudian mengangkat sendok di tangannya mengisyaratkan hendak memukul Anggi. Namun, hanya dibalas dengan menjulurkan lidah oleh sang adik. Ia semakin geram.

.

.

Jangan lupa dilike ya Readersss💕💕

.

Episodes
1 LiNW eps 1
2 LiNW eps 2
3 LiNW eps 3
4 LiNW eps 4
5 LiNW eps 5
6 LiNW eps 6
7 LiNW eps 7
8 LiNW eps 8
9 LiNW eps 9
10 LiNW eps 10
11 LiNW eps 11
12 LiNW eps 12
13 LiNW eps 13
14 LiNE eps 14
15 LiNW eps 15
16 LiNW eps 16
17 LiNW eps 17
18 LiNW eps 18
19 LiNW eps 19
20 LiNW eps 20
21 LiNW eps 21
22 LiNW eps 22
23 LiNW eps 23
24 LiNW eps 24
25 Episode 25
26 LiNW Episode 26
27 Episode 27
28 LiNW Eps 28
29 LiNW Eps 29
30 Just Info
31 LiNW Eps 30
32 LiNW Eps 31
33 LiNW Eps 32
34 LiNW Episode 33
35 LiNW eps 34
36 Episode 35
37 LiNW Eps 36
38 LiNW Eps 37
39 LiNW Eps 38
40 LiNW Eps 39
41 LiNW Eps 40
42 Episode 41
43 Episode 42
44 Episode 43
45 Episode 44
46 Episode 45
47 Episode 46
48 Episode 47
49 Episode 48
50 Episode 49
51 Episode 50
52 Episode 51
53 Episode 52
54 Episode 53
55 Episode 54
56 Episode 55
57 Episode 56
58 Episode 57
59 Episode 58
60 Episode 59
61 Episode 60
62 Episode 61
63 Episode 62
64 Episode 63
65 Episode 64
66 Episode 65
67 Episode 66
68 Episode 67
69 Episode 68
70 Episode 69
71 Episode 70
72 Episode 71
73 Episode 72
74 Episode 73
75 Episode 74
76 Episode 75
77 Episode 76
78 Episode 77
79 Episode 78
80 Episode 79
81 Episode 80
82 Episode 81
83 Episode 82
84 Episode 83
85 Episode 84
86 Episode 85
87 Eps 86
88 Eps 87
89 Episode 89
90 Eps 90
91 Eps 91
92 Eps 92
93 Eps 93
94 Eps 94
95 Eps 95
96 Eps 95
97 Eps 96
98 Eps 97
99 Eps 98
100 Eps 99
101 Eps 100
102 Eps 101
103 Eps 102
104 Eps 103
105 Eps 104
106 Eps 105
107 Eps 106
108 Eps 107
109 Eps 108
110 Eps 109
111 Eps 110
112 Eps 111
113 Episode 112
114 Episode 113
115 Eps 114
116 Eps 115
117 Eps 116
118 Eps 117
119 Eps 118
120 Eps 119
121 Eps 120
122 Eps 121
123 Eps 122
124 Eps 123
125 Eps 124
126 Eps 125
127 Eps 126
128 Eps 127
Episodes

Updated 128 Episodes

1
LiNW eps 1
2
LiNW eps 2
3
LiNW eps 3
4
LiNW eps 4
5
LiNW eps 5
6
LiNW eps 6
7
LiNW eps 7
8
LiNW eps 8
9
LiNW eps 9
10
LiNW eps 10
11
LiNW eps 11
12
LiNW eps 12
13
LiNW eps 13
14
LiNE eps 14
15
LiNW eps 15
16
LiNW eps 16
17
LiNW eps 17
18
LiNW eps 18
19
LiNW eps 19
20
LiNW eps 20
21
LiNW eps 21
22
LiNW eps 22
23
LiNW eps 23
24
LiNW eps 24
25
Episode 25
26
LiNW Episode 26
27
Episode 27
28
LiNW Eps 28
29
LiNW Eps 29
30
Just Info
31
LiNW Eps 30
32
LiNW Eps 31
33
LiNW Eps 32
34
LiNW Episode 33
35
LiNW eps 34
36
Episode 35
37
LiNW Eps 36
38
LiNW Eps 37
39
LiNW Eps 38
40
LiNW Eps 39
41
LiNW Eps 40
42
Episode 41
43
Episode 42
44
Episode 43
45
Episode 44
46
Episode 45
47
Episode 46
48
Episode 47
49
Episode 48
50
Episode 49
51
Episode 50
52
Episode 51
53
Episode 52
54
Episode 53
55
Episode 54
56
Episode 55
57
Episode 56
58
Episode 57
59
Episode 58
60
Episode 59
61
Episode 60
62
Episode 61
63
Episode 62
64
Episode 63
65
Episode 64
66
Episode 65
67
Episode 66
68
Episode 67
69
Episode 68
70
Episode 69
71
Episode 70
72
Episode 71
73
Episode 72
74
Episode 73
75
Episode 74
76
Episode 75
77
Episode 76
78
Episode 77
79
Episode 78
80
Episode 79
81
Episode 80
82
Episode 81
83
Episode 82
84
Episode 83
85
Episode 84
86
Episode 85
87
Eps 86
88
Eps 87
89
Episode 89
90
Eps 90
91
Eps 91
92
Eps 92
93
Eps 93
94
Eps 94
95
Eps 95
96
Eps 95
97
Eps 96
98
Eps 97
99
Eps 98
100
Eps 99
101
Eps 100
102
Eps 101
103
Eps 102
104
Eps 103
105
Eps 104
106
Eps 105
107
Eps 106
108
Eps 107
109
Eps 108
110
Eps 109
111
Eps 110
112
Eps 111
113
Episode 112
114
Episode 113
115
Eps 114
116
Eps 115
117
Eps 116
118
Eps 117
119
Eps 118
120
Eps 119
121
Eps 120
122
Eps 121
123
Eps 122
124
Eps 123
125
Eps 124
126
Eps 125
127
Eps 126
128
Eps 127

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!