LiNE eps 14

Warning!!!.

Maaf kalau banyak typo...

.

.

"Gue bingung banget Dit." Ucap Gian lirih.

Ia sudah menceritakan apa yang sebelama ini menganggu pikirannya dan juga apa yang dikatakan oleh Anggi padanya. Adit mendengarnya dengan seksama.

"Oke. Menurut gue, sekarang mendingan lo pastiin dulu apa yang dibilang Anggi semua itu bener atau cuma akal-akalan Anggi aja. Dan gue bakalan bantu lo." Kata Adit.

Gian mengusap wajahnya Lelah dengan pekerjaannya, dan lelah dengan masalah hatinya.

"Untuk kali ini lo dengerin gue. Kalau memang benar Rania itu suka sama lo, lo harus perjuangin dia. Gue tau lo itu sebenarnya juga suka kan sama Dia." Jelas Adit tegas.

"Kenapa lo bisa mikir gitu? Gue aja ragu sama perasaan gue sendiri, Dit."

"Ya, kalau lo emang nggak ada perasaan apapun sama dia, nggak mungkin lo sepusing ini karena kepikiran omongan Anggi. Mungkin lo nggak bakal peduli sama apa yang dibilang Anggi, Ian. Gue yakin itu." Jelas Adit lagi yang menatap Gian serius.

Gian memejamkan mata, ia semakin pusing dibuatnya. Ia pun ragu dengan apa yang dikatakan Adit. Namun, jujur saja hatinya nyeri saat mendengar cerita Anggi yang mengatakan Rania akan menikah.

"Dari awal juga gue udah yakin kalau lo itu suka sama Rania. Karena gue lihat lo sering senyum nggak jelas kalau dulu ketemu sama dia. Dan gue juga tau kalau selama ini lo simpan beberapa barang milik dia kan?" Tanya Adit yang sukses membuat Gian terkejut.

Tak ada kata lagi selain tatapan tak percaya yang diberikan Gian. Bagaimana Adit bisa tahu mengenai barang-barang Rania yang ada padanya. Ia juga merasa malu sendiri.

Setelah itu, keadaan terasa hening. Adit sibuk dengan ponselnya sedangkan Gian sibuk dengan lamunannya. Hingga Adit kembali membuka suara yang membuat Gian teralihkan dari keterdiamannya.

"Oh, iya. Lusa kita ada meeting sama Departemen PU buat ngebahas pembangunan di Kalimantan. Dan proyek nya itu bakalan mulai 2 minggu lagi." Kata Adit.

"Berarti 2 minggu lagi kita berangkat?" Tanya Gian.

"Bener. Jadi, kemungkinan yang bakalan terjadi itu setengah-setengah. Dan lo bisa manfaatkan dulu waktu 2 minggu ini buat mikirin semuanya." Gian tertegun mendengar pernyataan dari Adit.

"Ian, cinta itu harus diperjuangin. Tetapkan dulu hati lo. Dan lo bakalan tau apa yang harus lo lakuin. Wanita itu butuh kejelasan. Karena sekali dia mencintai, dia nggak akan main-main sama perasaannya." Jelas Adit lagi sambil menatap serius sepupunya itu.

Gian mengangguk mengerti. Dalam hati ia merasa lega karena setidaknya Adit telah membukakan pikirannya.

.

.

Suasana ruang makan terasa hening. Hanya dentingan sendok yang beradu dengan piring yang menghiasi suasana makan malam saat ini.

Tak lama, satu persatu anggota keluarga itu selesai dengan aktivitas mereka. Anggi kemudian membantu Mama membereskan piring-piring makan dan makanan.

"Ian. papa dengar kamu akan ada proyek di Kalimantan. Kapan perginya?" Tanya Papa memecah keheningan.

"Iya Pah. Rencananya proyek itu akan dimulai dua minggu lagi. Dan mungkin lusa baru mau bahas lokasinya Pah. Doain ya Pah, biar lancar." Kata Gian.

"Ohh, begitu. Papa pasti doain, semoga semuanya lancar." Jawab Papanya kemudian.

Namun, ada yang mengganjal di pikiran Pak Faris. Ia menyadari ada yang berbeda dari putranya itu. Semenjak tadi, Gian terlihat seperti orang linglung. Banyak diam dan melamun.

"Ian. Kamu kenapa? Apa ada masalah?" Tanya Pak Faris membuat Gian tersentak.

"Ng,,nggak, Pah. Nggak ada apa-apa." Jawabnya yang diikuti senyuman.

Pak Faris hanya menangguk meskipun masih merasa aneh dengan sikap Gian. Gian kemudian pamit pada sang Papa untuk ke kamarnya.

Saat berbalik, matanya bertemu dengan mata Anggi yang juga sedang menatapnya. Ia hanya menatap datar sang Adik yang terlihat gugup saat melihatnya. Tanpa pikir lagi, ia segera beranjak meninggalkan dua orang itu.

Hal itu tak luput dari perhatian Pak Faris yang masih berada di tempatnya semula. Kemudian, ia memanggil Anggi agar menghampirinya.

"Kenapa, Pah??" Tanya Anggi.

"Kamu berantem sama Abang kamu?" Tanya lelaki paruh baya tersebut.

"Nggak, Pah." Jawab Anggi jujur.

"Lalu kenapa kalian seperti orang musuhan?"

Anggi mengernyit. "nggak kok, pah. Abang aja tuh. Kesal kali dia."

"Kesal kenapa? Memangnya apa yang kamu lakukan?" Tanya Pak Faris lagi.

"Ya,, jadi kemaren Anggi keceplosan, Pah. Papa tau teman Anggi kan yang namanya Rania?" Katanya. Pak Faris mengangguk.

"Nah. Anggi tuh ngerasa kalau Bang Gian suka sama Rania. Tapi, abang tuh nggak pernah mau ngaku, Pah. Anggi bilang aja kalau sebenarnya Rania itu suka sama Bang Gian."

Pak Faris mengernyit bingung. Ia tak mengerti dengan jalan pikiran kedua anaknya itu. Lantas apa yang membuat Gian marah? Pikirnya.

"Papa pasti bingung kan maksud Anggi. Jadi, Rania itu udah mau nikah, tapi dia nggak cinta sama orang itu. Dia udah lama suka sama Abang. Cuma ya,, gitu. Dia nggak berani ngomong dan ngelarang Anggi bilang sama Abang." Jelas Anggi lagi.

Pak Faris mengangguk. " jadi, maksud kamu Abang kamu itu kesal karena teman kamu itu mau nikah?" Tanya sang Papa menebak.

Anggi mengangguk ragu. Ia sendiri bingung entah Gian marah karena apa. Mereka kemudian beralih membahas yang lain setelah berdiam diri sejenak dengan pikiran masing-masing.

.

Di ruang bernuansa biru dengan motif kupu-kupu itu seorang gadis berjilbab tengah melamun sambil duduk di kursi yang terletak di depan jendelanya. Ia menatap kosong ke luar jendela.

Rania teringat kembali pertemuannya dengan Gian. Orang yang sudah lama mengisi hatinya. Sungguh melihat wajahnya saja membuat hati Rania teramat bahagia. Namun, sedetik itu juga ia tersadar bahwa apa yang sedang ia pikirkan adalah salah.

"Astaghfirullah..." ucapnya. Ia berusaha menghilangkan angan-angannya tadi.

"Oh iya, Aku penasaran apa yang mau dibilang Kevin kemaren." Ujarnya sendiri. Kini ia teringat dengan percakapannya dengan calon suaminya kemaren.

.

.

Keesokan paginya, Rania dimintai Mamanya untuk mengantarkan kue yang dibuat sang Mama untuk calon mertuanya. Dan Rania sudah siap untuk berangkat.

Setelah memasukkan kue dan boxnya ke dalam kantong plastik, ia berpamitan pada Mamanya. Bu Sari mengelus lembut kepala putrinya yang tertutup hijab.

Sejujurnya ia terharu melihat sikap baik putrinya itu. Ia benar-benar sangat menyayangi Rania. Mungkin jika gadis lain yang dihadapkan pada masalah seperti ini, bisa jadi ia lebih memilih kabur. Tapi tidak dengan anaknya, Rania lebih memilih menuruti permintaan konyol Ayahnya.

"Ya Allah, berilah kebahagiaan untuk putriku selalu." Gumam Bu Sari setelah Rania berlalu dari hadapannya.

.

Butuh waktu 20 menit bagi Rania untuk sampai di perumahan elit namun tidak terlalu megah itu. Kini ia sudah berdiri di depan gerbang setelah turun dari taksi online yang mengantarnya.

Ia pun mengucap salam dan permisi kepada tukang kebun yang sedang menyiram tanaman di halaman rumah tersebut.

"Assalamu'alaikum. Permisi, Pak!" Ucap Rania yang diiringi senyum.

Lelaki paruh baya itu melangkah mendekati gerbang. "Wa'alaikumsalam. Maaf, ada yang bisa saya bantu, mbak."

"Saya Rania. Bisa ketemu sama tante Yuni?" Tanya Rania sopan.

"Oh, iya Mbak. Silahkan masuk.!" Jawab lelaki yang diketahui bernama Mamat itu sambil membukakan gerbang.

Rania pun melangkah dengan pasti ke arah pintu masuk rumah tersebut setelah mengucapkan terima kasih kepada Pak Mamat.

Rania tersenyum tipis saat melihat pintu depan yang terbuka. Ia pun semakin mendekat hendak memasuki rumah. Namun, saat hampir sampai di pintu langkahnya terhenti mendengar perdebatan kecil di dalam rumah tersebut.

"Tapi, Pah. Kevin beneran cinta sama Clara. Bahkan saat pertama kali kita ketemu di acara nya Om Aryo, saat itu Kevin udah suka sama Clara. Bukan Rania." Sayup-sayup Rania mendengar suara itu.

"Tapi, pernikahan kalian tinggal 3 minggu lagi, Vin. Nggak bisa dibatalin. Om Aryo pasti akan marah sama kita."  Terdengar suara Om Handi.

"Kevin nggak akan batalin pernikahan ini. Tapi, Kevin akan bilang yang sebenarnya sama Rania dan keluarganya." Jawab Kevin lagi.

Rania tertegun, hatinya mencelos mendengar pernyataan dari Kevin yang tak lain adalah calon suaminya. Bukan, lebih tepatnya akan menjadi mantan calon suami.

Bagaikan terhantam batu besar, hati Rania sakit. Matanya sudah memperlihatkan genangan-genangan bening yang siap tumpah kapan saja. Hatinya benar-benar hancur.

Baru saja ia ingin membuka lembaran baru di hidupnya, namun malah membuatnya semakin terluka. Mungkin ini memang sudah ujian hidupnya dari Allah. Dan ia harus kuat.

Rania memejamkan matanya, ia memantapkan hatinya untuk terlihat baik-baik saja. Ia pun memasuki rumah tersebut setelah membaca salam terlebih dahulu. Dan tidak ada lagi pembicaraan dari dua orang yang berbeda generasi itu.

"Rania?" Ujar Kevin terkejut karena kedatangan Rania.

Rania hanya membalas ungkapan keterkejutan Kevin dengan senyum manisnya.

"Apa kabar Om?" Tanyanya basa-basi.

"Alhamdulillah, baik. Kamu gimana nak?" Kata Om Handi lembut.

Sejujurnya lelaki paruh baya itu juga terkejut akan kedatangan Rania yang tiba-tiba. Cemas-cemas jika gadis baik hati itu mendengar perdebatannya tadi. Ia benar-benar cemas jika hal itu menyakiti Rania.

"Rania baik Om. Oh iya, Tante mana? Ini Nia bawa Brownis dari Mama." Ucapnya tersenyum tulus.

"Tunggu sebentar ya, Om panggil dulu." Kemudian On Handi beranjak menuju dapur.

Suasana terasa canggung setelah kepergian Om Handi. Tak ada yang bicara. Baik Rania maupun Kevin, mereka diam tanpa mau berkata sedikitpun. Hingga terdengar suara wanita yang memanggil nama Rania dari arah dapur, mengalihkan perhatian mereka.

"Rania.. apa kabar sayang?" Sapa Bu Yuni sambil memeluk Rania.

"Baik kok tante. Oh iya. Ini Brownis bikinan Mama buat tante."

"Wah,, jadi nggak enak ngerepotin kamu."

" nggak apa-apa kok, tan."

"Tunggu sebentar ya tante siapin dulu, sekalian bikinin kamu minum."

"Nggak usah tante. Nia cuma bentar kok. Ini mau pulang." Kata Rania tak enak. "Tapi, Nia mau ngomong sesuatu dulu sama Tante, Om dan Kevin."

Setelah mengatakan hal itu, jantung Rania terasa berpacu lebih cepat. Om Handi dan Kevin saling berpandangan. Merek mulai cemas akan sesuatu yang akan terjadi setelah ini.

"Ya udah. Ayo duduk dulu."ajak Bu Yuni.

Rania menarik napas nya dalam-dalam.

"Om, Nia udah dengar semuanya kok tadi." Ucapnya terlihat tenang.

Hal itu sontak membuat Om Handi memejamkan matanya dan terengah.

"Jadi, Nia akan mundur." Kevin dan Om Handi terkejut mendengarnya. Sedangkan Bu Sari bingung dengan yang dikatakan oleh calon menantu kesayangannya itu.

"Maksud Nia apa, ya? Tante nggak ngerti loh."

"Tante, nanti biar Kevin aja yang jelasin ke tante. Dan Kevin, aku akan bilang sama Papa kalau kamu akan menikah sama Clara. Jadi, kamu nggak perlu takut pernikahannya batal." Rania tersenyum kembali.

Ia berusaha untuk terlihat baik-baik saja walaupun rasanya ia ingin menangis saat ini, tapi ia tak ingin terlihat rapuh di mata orang-orang di sekelilingnya.

"Kalau gitu, Nia pamit dulu ya Om, Tante." Pamitnya yang langsung menyalimi Bu Yuni yang terlihat masih bingung dengan apa yang baru saja ia dengar.

Sedangkan Kevin mencoba menawarkan untuk mengantar Rania. Namun Rania menolak dengan alasan sudah memesan ojek Online.

Ia pun berlalu meninggalkan ketiga orang yang masih diam dengan pikirannya masing-masing.

"Apa maksudnya ini?" Tanya Bu Yuni denan wajah memerah menahan marah.

"Mah, aku bakal jelasin. Tapi, Mama tenang dulu." Ujar Kevin.

Bu Yuni terduduk syok di sofa. Ia masih belum lepas dari keterkejutannya setelah Rania mengatakan akan membatalkan pernikahannya dengan anaknya.

Sementara Rania, gadis itu kini sudah menaiki ojek Online untuk menuju ke rumahnya. Ia tidak jadi ke butik. Namun, ia akan segera menjelaskan ke keluarganya.

Selama di perjalanan, air matanya terus saja menetes. Tangisnya tak dapat ditahan lagi. Sakit.

Bukan karena ia sudah mencintai Kevin, tapi hatinya terasa hancur karena ia baru saja mencoba untuk membuka hati, namun malah sakit yang ia dapat. Perasaannya sepertinya memang sedang diuji oleh Allah.

~Bersambung......

...Rencana Allah tak ada yang tahu. Manusia hanya bisa berencana, tapi Allah lah yang menentukan. Karena semua jalan hidup sudah ditakdirkan-Nya.....

.

.

Jangan lupa like dan komennya ya.....

Makasih....

.

.

Terpopuler

Comments

AdeOpie

AdeOpie

jujur aku bingung thor, harus' nya kan Rania bahagia mendengar bahwa calon suami yang tidak dia cintai juga dan sebaliknya knp harus nangis se? sedangkan dia mencintai orang lain yang slma ini belom bisa dia lupakan, terserah author deh, sampe sini ngga mudeng aku sama jln cerita'nya 🤔

2021-04-17

2

lihat semua
Episodes
1 LiNW eps 1
2 LiNW eps 2
3 LiNW eps 3
4 LiNW eps 4
5 LiNW eps 5
6 LiNW eps 6
7 LiNW eps 7
8 LiNW eps 8
9 LiNW eps 9
10 LiNW eps 10
11 LiNW eps 11
12 LiNW eps 12
13 LiNW eps 13
14 LiNE eps 14
15 LiNW eps 15
16 LiNW eps 16
17 LiNW eps 17
18 LiNW eps 18
19 LiNW eps 19
20 LiNW eps 20
21 LiNW eps 21
22 LiNW eps 22
23 LiNW eps 23
24 LiNW eps 24
25 Episode 25
26 LiNW Episode 26
27 Episode 27
28 LiNW Eps 28
29 LiNW Eps 29
30 Just Info
31 LiNW Eps 30
32 LiNW Eps 31
33 LiNW Eps 32
34 LiNW Episode 33
35 LiNW eps 34
36 Episode 35
37 LiNW Eps 36
38 LiNW Eps 37
39 LiNW Eps 38
40 LiNW Eps 39
41 LiNW Eps 40
42 Episode 41
43 Episode 42
44 Episode 43
45 Episode 44
46 Episode 45
47 Episode 46
48 Episode 47
49 Episode 48
50 Episode 49
51 Episode 50
52 Episode 51
53 Episode 52
54 Episode 53
55 Episode 54
56 Episode 55
57 Episode 56
58 Episode 57
59 Episode 58
60 Episode 59
61 Episode 60
62 Episode 61
63 Episode 62
64 Episode 63
65 Episode 64
66 Episode 65
67 Episode 66
68 Episode 67
69 Episode 68
70 Episode 69
71 Episode 70
72 Episode 71
73 Episode 72
74 Episode 73
75 Episode 74
76 Episode 75
77 Episode 76
78 Episode 77
79 Episode 78
80 Episode 79
81 Episode 80
82 Episode 81
83 Episode 82
84 Episode 83
85 Episode 84
86 Episode 85
87 Eps 86
88 Eps 87
89 Episode 89
90 Eps 90
91 Eps 91
92 Eps 92
93 Eps 93
94 Eps 94
95 Eps 95
96 Eps 95
97 Eps 96
98 Eps 97
99 Eps 98
100 Eps 99
101 Eps 100
102 Eps 101
103 Eps 102
104 Eps 103
105 Eps 104
106 Eps 105
107 Eps 106
108 Eps 107
109 Eps 108
110 Eps 109
111 Eps 110
112 Eps 111
113 Episode 112
114 Episode 113
115 Eps 114
116 Eps 115
117 Eps 116
118 Eps 117
119 Eps 118
120 Eps 119
121 Eps 120
122 Eps 121
123 Eps 122
124 Eps 123
125 Eps 124
126 Eps 125
127 Eps 126
128 Eps 127
Episodes

Updated 128 Episodes

1
LiNW eps 1
2
LiNW eps 2
3
LiNW eps 3
4
LiNW eps 4
5
LiNW eps 5
6
LiNW eps 6
7
LiNW eps 7
8
LiNW eps 8
9
LiNW eps 9
10
LiNW eps 10
11
LiNW eps 11
12
LiNW eps 12
13
LiNW eps 13
14
LiNE eps 14
15
LiNW eps 15
16
LiNW eps 16
17
LiNW eps 17
18
LiNW eps 18
19
LiNW eps 19
20
LiNW eps 20
21
LiNW eps 21
22
LiNW eps 22
23
LiNW eps 23
24
LiNW eps 24
25
Episode 25
26
LiNW Episode 26
27
Episode 27
28
LiNW Eps 28
29
LiNW Eps 29
30
Just Info
31
LiNW Eps 30
32
LiNW Eps 31
33
LiNW Eps 32
34
LiNW Episode 33
35
LiNW eps 34
36
Episode 35
37
LiNW Eps 36
38
LiNW Eps 37
39
LiNW Eps 38
40
LiNW Eps 39
41
LiNW Eps 40
42
Episode 41
43
Episode 42
44
Episode 43
45
Episode 44
46
Episode 45
47
Episode 46
48
Episode 47
49
Episode 48
50
Episode 49
51
Episode 50
52
Episode 51
53
Episode 52
54
Episode 53
55
Episode 54
56
Episode 55
57
Episode 56
58
Episode 57
59
Episode 58
60
Episode 59
61
Episode 60
62
Episode 61
63
Episode 62
64
Episode 63
65
Episode 64
66
Episode 65
67
Episode 66
68
Episode 67
69
Episode 68
70
Episode 69
71
Episode 70
72
Episode 71
73
Episode 72
74
Episode 73
75
Episode 74
76
Episode 75
77
Episode 76
78
Episode 77
79
Episode 78
80
Episode 79
81
Episode 80
82
Episode 81
83
Episode 82
84
Episode 83
85
Episode 84
86
Episode 85
87
Eps 86
88
Eps 87
89
Episode 89
90
Eps 90
91
Eps 91
92
Eps 92
93
Eps 93
94
Eps 94
95
Eps 95
96
Eps 95
97
Eps 96
98
Eps 97
99
Eps 98
100
Eps 99
101
Eps 100
102
Eps 101
103
Eps 102
104
Eps 103
105
Eps 104
106
Eps 105
107
Eps 106
108
Eps 107
109
Eps 108
110
Eps 109
111
Eps 110
112
Eps 111
113
Episode 112
114
Episode 113
115
Eps 114
116
Eps 115
117
Eps 116
118
Eps 117
119
Eps 118
120
Eps 119
121
Eps 120
122
Eps 121
123
Eps 122
124
Eps 123
125
Eps 124
126
Eps 125
127
Eps 126
128
Eps 127

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!