LiNW eps 4

Matahari sudah hampir terbenam menandakan si senja yang indah sudah datang. Dan beberapa menit lagi adzan maghrib berkumandang.

Seorang gadis berhijab terlihat sedang melamun menghadap jendela kaca di depannya.

Gadis itu Rania. Matanya menatap kosong ke arah luar jendela. Hening. Suasana di ruangan ini terasa senyap tatkala Rania masih asik dengan lamunannya. Hingga suara gagang pintu membuyarkan lamunannya.

“udah maghrib, nggak baik melamun. Mending kita ke mesjid yuk” ujar Yanti sembari menghampiri Rania dan memegang pundak gadis itu.  Yanti, sahabat sekaligus partner kerjanya dibutik ini.

Rania hanya tersenyum sembari bangkit dari duduknya. Ia kemudian mengikuti langkah Yanti yang mengambil mukena dan mereka pergi bersama ke Mesjid yang tak jauh dari butik.

Rania menjadi seorang yang pendiam dan sering melamun semenjak beberapa waktu terakhir ini. Yaitu semenjak beberapa kali ia dilabrak oleh gadis-gadis yang tidak ia kenal, yang mengaku sebagai pacar sahabat abangnya yang juga merupakan sahabatnya sendiri, Hilmi Wahyudi.

Lelaki yang disebut-sebut Rania sebagai idola para wanita diluar sana,  yang sejatinya menaruh hati pada gadis manis itu.

Bukan menjadi rahasia lagi bagi Rania dan teman-temannya kalau Hilmi menyukai Rania.  Karena, memang sudah beberapa kali ia mengungkapkannya pada gadis itu meskipun ditolak dengan berbagai alasan.

Tak hanya itu, Hilmi juga selalu memperlihatkan perasaannya secara terang-terangan.

Rania bukannya menolak tanpa alasan. Dari dulu ia memang tak ingin ada rasa cinta dalam hubungan pertemanannya. Dan juga ada seseorang yang sudah mengisi hatinya jauh sebelum ia mengenal Hilmi.

Dan kini yang sering ia fikirkan adalah ada sesuatu yang ia rasa telah hilang, kedekatan dan kebersamaannya dengan Hilmi. Rania sudah jengah, karena itu ia lebih memilih menjaga jarak dengan Hilmi agar para wanita itu tidak lagi mengganggunya. 

Sulit memang menahan kekecewaan karena harus menjaga jarak dengan orang yang kita sayang. Karena Rania sudah menganggap Hilmi seperti abangnya sendiri, sama seperti Reno. Bahkan dulu ia sering bersikap manja pada Hilmi.

Sebenarnya ia bisa saja melawan gadis-gadis itu, tetapi ia tak ingin memperpanjang masalah setelah tau apa sebenarnya yang menjadi penyebab mereka itu mendatanginya. Dan kini, Rania  menjalani kehidupannya tanpa ada lagi gangguan dan candaan yang terasa menyenangkan bersama Hilmi.

...~@~...

Rania tersenyum saat memasuki mesjid karena ia melihat Bu Karin, pelanggan tetap butiknya yang tinggal tak jauh dari tempat tersebut. Ia kemudian menghampirinya berbarengan dengan Yanti yang langsung menyalami wanita paruh baya itu.

“Assalamu’alaikum, bu”  ujar mereka berdua dengan ramah.

“wa’alaikumsalam. Tumben Cuma berdua, Dini nggak ikut?”

“oh,, nggak bu. Dia lagi nggak shalat” jawab Yanti ramah.

“ohh” respon bu Karin sambil mengangguk pelan. “ya udah. Ayo kita ke saff depan”ajaknya yang kemudian melangkah ke barisan depan menyamakan saff.

Shalat berjamaah dimulai hingga berakhir setelah rakaat ketiga. Para jamaah pun berdzikir kemudian merapat mendengar tausiyah jelang isya yang disampaikan oleh Ustadz yang bernama Arifin.

Rania dan Yanti menyimak dengan serius apa yang disampaikan ustadz Arifin. Setelah Shalat Isya mereka kembali ke butik, namun mampir dulu untuk membeli makanan.

Mereka mampir ke tempat penjual nasi goreng di pinggir jalan. Langganan mereka.

Memang hanya  pedagang kaki lima, tapi  Nasi goreng disana sangat enak  sehingga banyak yang suka dan sudah menjadi pelanggan tetap.

Namanya, Pak Agus. Penjual sekaligus pelopor kedai nasi goreng tersebut.

“Assalamu’alaikum Pak Agus. Nasi gorengnya 5 ya Pak. Seperti biasa” ujar Rania sekaligus memesan makanannya.

“Wa’alaikumsalam. Oke,, siap mbak Yanti, mbak Rani. Silahkan duduk dulu  sembari menunggu” jawabnya ramah yang kemudian kembali ke tempat memasak.

“ehh, Lihat deh Ran anaknya lucu banget.” ujar Yanti saat melihat seorang anak kecil yang tengah berjalan-jalan di depan mereka.

“iya yah." Jawab Rania sambil memandang sekelilingnya. "Kayaknya anak mbak yang itu deh.” Rania mengacungkan sedikit telunjuknya dan mengarahkan ke meja  yang tidak jauh dari mereka.

Yanti mengangguk mengiyakan.  “kayanya bener. Agak mirip juga. Ihh, gemes  aku loh. Jadi pengen nyubit.”

“kamu, ada-ada aja Yan..” Rania terkekeh mendengar penuturan sahabatnya itu.

Saat tengah asik menunggu pesanan, tiba-tiba saja anak kecil tadi tersandung kakinya sendiri. Ia terjatuh di hadapan Rania dan Yanti, yang membuat hati Rani tersentuh dan segera menggendongnya.

“Astaghfirullah,,,,” ucap mereka berdua yang diikuti oleh Rania yang menggendongnya.

Seorang wanita cantik berhijab yang tadi diperkirakan Rania adalah ibu si bocah  segera berlari menghampiri mereka.

"Cup cup cup,” Rania berusaha menghentikan tangisnya.

“duh, sayang. Kasihan”  ucapnya sambil mengelus pantat si kecil itu. Kemudian ia menyerahkannya kepada sang   ibu dari balita tersebut.

“sayang. Kasihan anak Bunda.  cup cup cup,,, jangan nangis ya, pinter.”  Ucapnya sembari menepuk-nepuk pantat anaknya.

“makasih ya mbak. Maaf  juga  udah  ngerepotin.” Ujarnya pada Rania dengan ekspresi yang tidak enak.

“iya,mbak. Sama-sama. Nggak ngerepotin juga.”

Sementara itu, Pak Agus yang sudah selesai dengan pesanan Rania dan Yanti, mengantarkannya ke mereka.

“ini, mbak Rani, mbak Yanti.” Pak Agus menyerahkan dua kantong kresek berukuran sedang yang berisi 5 bungkus nasi goreng. Yanti mengambilnya dan mebayarnya.

“makasih  ya pak.”  Ucapnya dengan sedikit tersenyum.

“iya, mbak. Sama-sama. Oh,iya. Mbak Rani kelihatan  benget keibuannya  tadi.” 

Puji Pak Agus dengan  sedikit kekehan, yang membuat  Rania  tersenyum kikuk.

“iya,  pak. Bener banget. udah pas  lah ya  buat  jadi ibu.” Yanti ikut menimpali dengan  meledekinya.

“ah, nggak. Ada-ada aja kamu, Yanti. udah Pak. Nggak usah didengerin. Kami  permisi ya, Pak. Assalamu’alaikum”  ia pun menarik pelan tangan Yanti.

...~@~...

Sebuah mobil berhenti di depan pagar sebuah rumah minimalis. Pintu penumpang bagian depan terbuka,  memperlihatkan seorang gadis cantik berhijab yg kemudian melambaikan tangannya ke seseorang di kursi kemudi.

Sesaat kemudian mobil itu berlalu meninggalkannya yang kemudian masuk ke rumah tersebut.

Rania, gadis itu baru saja pulang bekerja. Ia baru menutup butik setelah makan malam tadi bersama keempat rekannya. Karena memang kebetulan hari ini sedang banyak orderan. Sehingga mereka harus menambah jam kerja.

Gadis 23 tahun itu memasuki rumah setelah membaca salam. Hanya ada Clara,  adik  bungsunya  yang sedang  bersantai sambil menonton TV, juga Asisten Rumah Tangganya yang merangkap menjadi pengasuh mereka sejak kecil,  terlihat sedang mengerjakan sesuatu di ruang belakang yang terhubung dengan dapur.

“Assalamu’alaikum Ra, Bi” Ucapnya yang kemudian mendudukan dirinya di Sofa.

“Wa’alaikumussalam” jawab Clara.

“haahhhh..” ia menghela napas kasar.

“pada kemana? Kok sepi”tanya Rania  setelah memperhatikan sekeliling rumah.

“Mama di kamar, ganti baju.  Katanya mau bikin Pisang krispy sama Mbok Mimi. Kalau Papa ke Palembang.” Jawabnya sambil asyik mengunyah keripik kentang balado kesukaannya. Yang pasti itu bukan dibeli, tapi bikinan sang Mama.

Rania mengangguk sebagai respon dari penjelasan sang Adik. Ia kemudian meraih gelas di atas meja yang tak lain milik adiknya itu, dan meneguknya. Alhasil, Clara hanya memberi tatapan sinis pada sang kakak, karena memang sudah biasa seperti itu.

Rania hanya tersenyum tanpa  dosa dan kemudian berlalu hendak ke kamarnya. Namun, langkahnya terhenti saat mendengar  suara adiknya itu.

“bang Hilmi tadi kesini, katanya nyariin kakak.” Rania mengendikkan bahunya dan  melanjutkan langkahnya.

Ia berjalan sambil sedikit melompat-lompat seperti anak kecil. Ia kemudian memasuki kamar dan menghempaskan diri ke kasur kesayangannya. Ia teringat bocah kecil tadi membuat sudut bibirnya tertarik ke atas.

Ia membayangkan bagaimana nanti ia menjadi seorang Ibu, memiliki anak yang cantik dan lucu. Alangkah bahagianya nanti ia dan keluarga kecilnya.  Rasanya ingin sekali ia cepat-cepat mempunyai anak.

“Astaghfirullah,, ada-ada aja yang aku pikirin.” Ia kemudian bangkit dari baringannya dan berjalan ke arah lemari, kemudian meraih baju tidur lengan panjang dan membawanya ke kamar mandi.

Beberapa menit kemudian ia keluar dari kamar mandi dengan setelan piyama motif bunga-bunga berwarna pink dengan jilbab instan senada. Ia menggeplak kasur dan merapikannya sebelum membaringkan tubuhnya disana. Ia benar-benar lelah hari inj.

“Ya Rabb,,, semoga usaha hatiku tak sia-sia. Berilah yang terbaik untuk hamba, wahai zat Yang Maha Penyayang” doanya lagi sebelum ia benar-benar memejamkan mata.

~bersambung...

Episodes
1 LiNW eps 1
2 LiNW eps 2
3 LiNW eps 3
4 LiNW eps 4
5 LiNW eps 5
6 LiNW eps 6
7 LiNW eps 7
8 LiNW eps 8
9 LiNW eps 9
10 LiNW eps 10
11 LiNW eps 11
12 LiNW eps 12
13 LiNW eps 13
14 LiNE eps 14
15 LiNW eps 15
16 LiNW eps 16
17 LiNW eps 17
18 LiNW eps 18
19 LiNW eps 19
20 LiNW eps 20
21 LiNW eps 21
22 LiNW eps 22
23 LiNW eps 23
24 LiNW eps 24
25 Episode 25
26 LiNW Episode 26
27 Episode 27
28 LiNW Eps 28
29 LiNW Eps 29
30 Just Info
31 LiNW Eps 30
32 LiNW Eps 31
33 LiNW Eps 32
34 LiNW Episode 33
35 LiNW eps 34
36 Episode 35
37 LiNW Eps 36
38 LiNW Eps 37
39 LiNW Eps 38
40 LiNW Eps 39
41 LiNW Eps 40
42 Episode 41
43 Episode 42
44 Episode 43
45 Episode 44
46 Episode 45
47 Episode 46
48 Episode 47
49 Episode 48
50 Episode 49
51 Episode 50
52 Episode 51
53 Episode 52
54 Episode 53
55 Episode 54
56 Episode 55
57 Episode 56
58 Episode 57
59 Episode 58
60 Episode 59
61 Episode 60
62 Episode 61
63 Episode 62
64 Episode 63
65 Episode 64
66 Episode 65
67 Episode 66
68 Episode 67
69 Episode 68
70 Episode 69
71 Episode 70
72 Episode 71
73 Episode 72
74 Episode 73
75 Episode 74
76 Episode 75
77 Episode 76
78 Episode 77
79 Episode 78
80 Episode 79
81 Episode 80
82 Episode 81
83 Episode 82
84 Episode 83
85 Episode 84
86 Episode 85
87 Eps 86
88 Eps 87
89 Episode 89
90 Eps 90
91 Eps 91
92 Eps 92
93 Eps 93
94 Eps 94
95 Eps 95
96 Eps 95
97 Eps 96
98 Eps 97
99 Eps 98
100 Eps 99
101 Eps 100
102 Eps 101
103 Eps 102
104 Eps 103
105 Eps 104
106 Eps 105
107 Eps 106
108 Eps 107
109 Eps 108
110 Eps 109
111 Eps 110
112 Eps 111
113 Episode 112
114 Episode 113
115 Eps 114
116 Eps 115
117 Eps 116
118 Eps 117
119 Eps 118
120 Eps 119
121 Eps 120
122 Eps 121
123 Eps 122
124 Eps 123
125 Eps 124
126 Eps 125
127 Eps 126
128 Eps 127
Episodes

Updated 128 Episodes

1
LiNW eps 1
2
LiNW eps 2
3
LiNW eps 3
4
LiNW eps 4
5
LiNW eps 5
6
LiNW eps 6
7
LiNW eps 7
8
LiNW eps 8
9
LiNW eps 9
10
LiNW eps 10
11
LiNW eps 11
12
LiNW eps 12
13
LiNW eps 13
14
LiNE eps 14
15
LiNW eps 15
16
LiNW eps 16
17
LiNW eps 17
18
LiNW eps 18
19
LiNW eps 19
20
LiNW eps 20
21
LiNW eps 21
22
LiNW eps 22
23
LiNW eps 23
24
LiNW eps 24
25
Episode 25
26
LiNW Episode 26
27
Episode 27
28
LiNW Eps 28
29
LiNW Eps 29
30
Just Info
31
LiNW Eps 30
32
LiNW Eps 31
33
LiNW Eps 32
34
LiNW Episode 33
35
LiNW eps 34
36
Episode 35
37
LiNW Eps 36
38
LiNW Eps 37
39
LiNW Eps 38
40
LiNW Eps 39
41
LiNW Eps 40
42
Episode 41
43
Episode 42
44
Episode 43
45
Episode 44
46
Episode 45
47
Episode 46
48
Episode 47
49
Episode 48
50
Episode 49
51
Episode 50
52
Episode 51
53
Episode 52
54
Episode 53
55
Episode 54
56
Episode 55
57
Episode 56
58
Episode 57
59
Episode 58
60
Episode 59
61
Episode 60
62
Episode 61
63
Episode 62
64
Episode 63
65
Episode 64
66
Episode 65
67
Episode 66
68
Episode 67
69
Episode 68
70
Episode 69
71
Episode 70
72
Episode 71
73
Episode 72
74
Episode 73
75
Episode 74
76
Episode 75
77
Episode 76
78
Episode 77
79
Episode 78
80
Episode 79
81
Episode 80
82
Episode 81
83
Episode 82
84
Episode 83
85
Episode 84
86
Episode 85
87
Eps 86
88
Eps 87
89
Episode 89
90
Eps 90
91
Eps 91
92
Eps 92
93
Eps 93
94
Eps 94
95
Eps 95
96
Eps 95
97
Eps 96
98
Eps 97
99
Eps 98
100
Eps 99
101
Eps 100
102
Eps 101
103
Eps 102
104
Eps 103
105
Eps 104
106
Eps 105
107
Eps 106
108
Eps 107
109
Eps 108
110
Eps 109
111
Eps 110
112
Eps 111
113
Episode 112
114
Episode 113
115
Eps 114
116
Eps 115
117
Eps 116
118
Eps 117
119
Eps 118
120
Eps 119
121
Eps 120
122
Eps 121
123
Eps 122
124
Eps 123
125
Eps 124
126
Eps 125
127
Eps 126
128
Eps 127

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!