LiNW eps 12

.

.

.

Tok tok....

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Gian. Ia menengok ke arah pintu yang mulai terbuka dan mendapati seorang gadis cantik dengan setelan modis di sana. Ia tersenyum ke arah Gian, sementara yang disenyumi tak berniat menanggapi.

Gadis itu perlahan melangkah ke arah dimana Gian kini sedang duduk sambil menatapnya datar. Ia tak suka dengan kehadiran wanita itu.

"Hai, Gian." Panggilnya sambil tersenyum percaya diri.

"Kenapa lo bisa disini?" Tanya Gian tak berniat basa basi.

"Aku kesini mau ketemu teman aku. Dan kebetulan banget aku ingat sama kamu. Ya, aku mampir deh." Jawab gadis itu.

"Dari mana lo tau kantor gue?" Gian mulai jengah dengan teman lamanya itu.

Melihat gelagat Gian yang seperti tidak suka dengan kehadirannya membuat gadis itu menunduk dan mengulum bibirnya.

"Kamu nggak suka ya aku datang kesini? Padahal aku senang banget ketemu kamu. Aku sayang sama kamu Gian." Katanya yang membuat Gian geram.

Benar-benar memalukan teman lamanya ini. Dengan terang-terangan ia mengatakan suka pada dirinya.

"Antikaa." Panggil Gian geram. "Gue udah bilang sama lo. Kalau gue udah punya PACAR. Jadi tolong jangan GANGGU gue." Katanya lagi dengan menekankan di kata pacar dan ganggu.

Antika merasa kesal, namun ia menahan dan berusaha bersikap lembut agar Gian merasa care padanya. Siapa tau hati Gian bisa terbuka untuknya, pikir gadis itu.

"Jadi, aku ganggu kamu, ya?" Tanyanya dengan nada yang dibuat-buat sedih. " ya udah deh. Aku pergi aja."

Antika bangkit dari kursi yang ia duduki dan berlalu meninggalkan ruangan benuansa abu-abu putih itu. Ia berharap Gian akan menahannya agar tak pergi. Namun, Gian tak berniat menahannya sedikitpun.

Belum habis bebannya karena gadis yang beberapa waktu belakangan ini selalu merasuki pikirannya, kini muncul lagi si pengganggu yang selalu dengan seenak hatinya muncul mengusiknya.

Gian mengusap kasar wajahnya sembari menggeram kesal tatkala Antika sudah menghilang di balik pintu. Bukan karena apa, ia memang tak memiliki perasaan pada teman SMA nya itu.

Di luar ruangan, gadis cantik yang baru saja keluar itu tengah mengomel sendiri. Ia tak sadar jika ada yang mengikutinya dan mendengarkan ocehan tak pentingnya itu.

"Iiiihh, sok jual mahal banget sih tuh orang. Sombong lagi. Untung gue cinta. Kalau nggak... hahh. Awas aja. Gue bakalan bikin lo bertekuk lutut sama gue nanti. Gimana pun caranya." Kata gadis itu geram.

Sedangkan orang yang berjalan di belakangnya hanya tersenyum meremehkan mendengar ocehan gadis itu. Ia pun menarik tali sling bag gadis itu yang digantung di bahu sebelah kirinya. Hal itu membuat si empunya tertarik ke belakang sambil memekik pelan.

"Aaa" pekik gadis itu tertahan.

"Heh, punya niat jahat ya lo sekarang mak lampir!!" Ujar Adit menatap tajam Antika yang terlihat gugup.

"A,,apa sih? Jangan asal nuduh deh." Ucapnya membela diri.

Adit tersenyum sinis. "Sekarang mending lo pergi dari sini. Enek gue lihat muka lo. Dasar cewek licik lo."

Antika dibuat ternganga mendengar ucapan lelaki di hadapannya saat ini. Bagaimana Adit bisa berkata seperti itu padanya, padahal selama ini ia selalu bersikap baik di hadapan lelaki itu dan teman-teman lainnya.

"Lo kenapa sih?" Teriaknya kesal. "Gue juga bakalan pergi tanpa lo suruh, ya." Katanya dengan menekan setiap katanya.

Dengan menahan rasa kesalnya, gadis berparas cantik itu melenggang pergi sambil mengibaskan rambutnya.

.

.

"Dia ngapain kesini?" Ujar Adit yang tiba-tiba masuk ke ruangan Gian tanpa mengetuk pintu.

Adit berjalan mendekat ke meja kerja Gian dan menatap lurus sepupunya itu.

"Huufft... nggak nyangka gue sama Antika. Barusan dia bilang suka sama gue." Kata Gian.

Adit tersenyum miring mendengar perkataan Gian. Ia sudah menyangka kalau Antika akan melakukan hal itu.

Deringan ponsel Adit memecahkan suasana di ruangan tersebut. Adit segera mengangkatnya karena Bundanya yang menelfon.

"Halo. Assalamu'alaikum. Ada apa Bun?" Tanya Adit to the point.

"Wa'alaikumsalam. Kamu dimana sekarang?"

"Lagi di kantor, sama Gian. Kenapa Bun?"

"Kamu jemput Nabil di Bandara ya. Abis itu langsung pulang sama Gian juga. Bunda abis bikin brownis pisang keju." Jelas bundanya.

"Oke Bun. Siap. Kalau gitu, Adit mau jalan dulu." Kata Adit yang kemudian mengakhiri obrolan mereka.

"Gue mau jemput Nabil di bandara sekarang." Kata Adit pada Gian yang masih memandangnya penuh tanya.

"Dia udah balik?" Tanya Gian yang diangguki oleh Adit.

"Oh iya, Bunda nyuruh ke rumah abis ini. Ada brownis kesukaan kita katanya." Adit menaik turunkan alisnya sambil tersenyum yang dibalas Gian dengan senyum juga.

.

*Di Butik

"Kamu ngapain kesini?" Tanya Rania bingung karena kedatangan Kevin yang tiba-tiba ke butik.

"Aku jemput kamu. Sekalian ajak kamu makan malam." Jawabnya.

Rania terdiam memikirkan sesuatu. Ia kembali teringat kejadian seminggu yang lalu dan hal itu membuatnya tersenyum paksa. Ia mencoba berpikir positif meskipun sejujurnya ia merasakan kejanggalan pada Kevin.

Saat hendak memasuki mobil, langkah Rania terhenti kala matanya menangkap seseorang yang baru saja memasuki mobil di dekat trotoar sana. Ia melihat hampir dengan jelas siapa orang itu. Ia hanya bisa menarik napas dalam.

"Rania." Panggil Kevin membuyarkan lamunannya. "Ayo!"

Rania mengangguk dan kemudian masuk ke mobil meskipun ia masih merasa penasaran dengan apa yang ia lihat barusan.

"Hilmi? Ngapain dia disana?" Pikirnya sambil melamun.

"Rania!" Panggil Kevin yang membuat Rania tersadar dari lamunannya.

"Eh.. iya." Jawabnya gugup.

"Kamu kenapa sih? Ngelamun aja dari tadi." Kata Kevin yang masih fokus menyetir.

"Nggak. Nggak apa-apa." Ia kemudian tersenyum kaku.

Kevin hanya tersenyum dan terdiam. Ia bingung harus mengobrol apa. Jujur saja ia sebenarnya ingin membahas masalah hubungan mereka. Namun, ia takut jika Rania akan tersinggung.

Setelah beberapa lama mereka sampai di sebuah restoran. Kevin memang benar ingin mengajak Rania makan malam. Meskipun sekarang baru hampir memasuki maghrib.

Mereka memilih untuk shalat maghrib terlebih dahulu yang memang di restoran tersebut disediakan tempat shalat. Setelah itu barulah mereka makan.

Keheningan menyelimuti suasana diantara mereka berdua yang fokus melahap makanan masing-masing. Hingga keduanya sudah selesai menyantap makan malamnya, Kevin mulai membuka suara.

"Rania. Aku mau ngomong sesuatu." Ujar Kevin nampak ragu.

"Ya, ngomong aja." Jawab Rania polos.

Kevin terlihat menghembuskan napas kemudian menatap wajah polos Rania.

"Bagaimana perasaan kamu sama aku?" Tanya Kevin membuat Rania ikut menatapnya.

"Aku,, aku,, kenapa kamu tanya itu?"

Kevin mendengus lelah sambil memejamkan matanya. Ia kemudian meneguk minuman yang tersedia untuknya.

"Kenapa kamu terima lamaran Papaku?" Tanyanya yang kali ini dengan wajah serius.

Rania mengalihkan pandangannya ke bunga yang ada di hadapan mereka.

"Karena aku sudah siap menikah. Lagipula menikah itu sunah Rasul. Mama juga udah nanya-nanya kapan aku nikah." Jawab Rania. "Karena aku juga ingin belajar melupakan cinta pertamaku"

"Tapi, kamu belum ada rasa apapun sama aku. Kenapa kamu memilih menerimanya?" Tanya Kevin lagi membuat Rania menghela napas panjang.

"Nggak ada pilihan. Papa ingin aku menikah sama kamu. Aku terima karena aku berpikir mungkin kamu memang jodoh yang ditakdirkan Allah untuk aku." Jawab Rania yang membuat Kevin bungkam.

Kevin memejamkan matanya. Pusing dengan situasi yang saat ini terasa rumit baginya. Bagaimana ia harus mengatakan yang sebenarnya pada Rania sebelum semuanya terjadi dan mereka benar-benar menikah.

Memang ada benarnya yang dikatakan Rania, namun entah kenapa ia merasa ragu pada gadis itu. Hatinya benar-benar telah memilih Clara.

"Sekarang aku yang mau nanya. Kenapa kamu ngelamar aku? Padahal kita nggak pernah kenal kan sebelumnya?" Tanya Rania .

Mungkin inilah saatnya ia mengatakan semuanya pada gadis berhijab dihadapannya ini, yang sudah menyandang status sebagai calon istrinya.

"Sebenarnya,, aku.." perkataannya terhenti karena Suara seseorang yang memanggil nama Kevin.

"Kevin!"panggil orang tersebut sambil melambaikan tangannya.

"Fian?" Gumam Kevin.

Orang yang dipanggil Fian itu berjalan menghampiri meja mereka. Kemudian mereka berjabat tangan yang hanya dilihat oleh Rania.

"Oh iya, kenalin ini Rania. Ran, ini Fiandri teman aku. "

Rania menyatukan telapak tangannya di depan dada membuat Lian yang telah menyodorkan tangannya salah tingkah.

Fian ikut duduk bersama mereka. Ia berbincang bersama Kevin dan sesekali bertanya-tanya pada Rania. Mereka mengobrol lama, hingga tanpa mereka sadari Rania sudah bosan dengan situasinya sekarang.

...~@~...

Reno, Aldo dan Hilmi sedang asik bermain games di gadget mereka tatkala Rania mengetuk pintuk kamar Reno.

"Bang, pinjam laptop dong. Laptop aku lagi dicharge." Ujar Rania

"Pake aja." Jawab Reno yang masih asik dengan gamesnya.

"Hai Do, Mi." Sapanya dengan senyum sumringah.

"Hai Kak. Ciee yang udah ketemu jodoh. Langgeng ya." Ucap Aldo yang dibalas tawa oleh Rania.

"Aamiin. Makasih ya" ucapnya, namun mukanya berubah heran ketika melihat Hilmi yang terlihat acuh.

Rania menatap Hilmi lama ingin memastikan apakah benar sahabat abangnya yang sudah menjadi sahabatnya itu sedang cemberut. Ia pun menghembuskan napas kasar melihat hal itu.

Ia juga teringat sesuatu dan berniat menanyakannya pada Hilmi.

"Hilmi.!"panggilnya hati-hati.

"Hmm." Jawab Hilmi dengan deheman.

"Ihh lihat kek, orang mau gomong juga."omelnya kesal.

Hilmi menatapnya jengah. "Iyaa. Apa?"jawabnya acuh.

"Kamu tadi kemana? Kok aku ngeliat kamu di depan butik tadi?"

Hilmi terlihat kaget setelah mendengar pertanyaan Rania namun ia berusaha bersikap tenang.

"Nggak. Nggak ada. Salah liat kali lo."elaknya.

Rania terlihat berpikir. "Ah. Masa sih. Padahal bajunya sama, terus mirip. Mobilnya juga sama." Jawab Rania yakin.

Hilmi memutar bola matanya jengah. Entahlah, lelaki itu terlihat tak senang menanggapi Rania saat ini. Ia merasa kecewa karena Rania akan menikah dengan orang lain.

Jujur saja saat ini ia masih mencintai sahabatnya itu. Meskipun ia sudah berusaha membuang perasaannya.

Ia diam saja ketika Rania menunggu jawabannya. Namun, gadis itu merasa jengkel karena tak kunjung bersuara.

"Hilmi. Iihh. Kenapa sih. Ngeselin tau nggak." Marahnya yang hanya dibalas tatapan sinis oleh Hilmi.

Reno dan Aldo yang menyaksikan hanya menggeleng kepala. Mereka mengerti bagaimana perasaan Hilmi saat ini. Ia jelas patah hati dengan kabar pernikahan Rania, sahabat yang sudah lama ia suka.

Oke....

Jangan lupa like dan komennya. Karena komentar dari Readers itu penting buat aku koreksi ceritanya nanti.

Thank you.!!!

Episodes
1 LiNW eps 1
2 LiNW eps 2
3 LiNW eps 3
4 LiNW eps 4
5 LiNW eps 5
6 LiNW eps 6
7 LiNW eps 7
8 LiNW eps 8
9 LiNW eps 9
10 LiNW eps 10
11 LiNW eps 11
12 LiNW eps 12
13 LiNW eps 13
14 LiNE eps 14
15 LiNW eps 15
16 LiNW eps 16
17 LiNW eps 17
18 LiNW eps 18
19 LiNW eps 19
20 LiNW eps 20
21 LiNW eps 21
22 LiNW eps 22
23 LiNW eps 23
24 LiNW eps 24
25 Episode 25
26 LiNW Episode 26
27 Episode 27
28 LiNW Eps 28
29 LiNW Eps 29
30 Just Info
31 LiNW Eps 30
32 LiNW Eps 31
33 LiNW Eps 32
34 LiNW Episode 33
35 LiNW eps 34
36 Episode 35
37 LiNW Eps 36
38 LiNW Eps 37
39 LiNW Eps 38
40 LiNW Eps 39
41 LiNW Eps 40
42 Episode 41
43 Episode 42
44 Episode 43
45 Episode 44
46 Episode 45
47 Episode 46
48 Episode 47
49 Episode 48
50 Episode 49
51 Episode 50
52 Episode 51
53 Episode 52
54 Episode 53
55 Episode 54
56 Episode 55
57 Episode 56
58 Episode 57
59 Episode 58
60 Episode 59
61 Episode 60
62 Episode 61
63 Episode 62
64 Episode 63
65 Episode 64
66 Episode 65
67 Episode 66
68 Episode 67
69 Episode 68
70 Episode 69
71 Episode 70
72 Episode 71
73 Episode 72
74 Episode 73
75 Episode 74
76 Episode 75
77 Episode 76
78 Episode 77
79 Episode 78
80 Episode 79
81 Episode 80
82 Episode 81
83 Episode 82
84 Episode 83
85 Episode 84
86 Episode 85
87 Eps 86
88 Eps 87
89 Episode 89
90 Eps 90
91 Eps 91
92 Eps 92
93 Eps 93
94 Eps 94
95 Eps 95
96 Eps 95
97 Eps 96
98 Eps 97
99 Eps 98
100 Eps 99
101 Eps 100
102 Eps 101
103 Eps 102
104 Eps 103
105 Eps 104
106 Eps 105
107 Eps 106
108 Eps 107
109 Eps 108
110 Eps 109
111 Eps 110
112 Eps 111
113 Episode 112
114 Episode 113
115 Eps 114
116 Eps 115
117 Eps 116
118 Eps 117
119 Eps 118
120 Eps 119
121 Eps 120
122 Eps 121
123 Eps 122
124 Eps 123
125 Eps 124
126 Eps 125
127 Eps 126
128 Eps 127
Episodes

Updated 128 Episodes

1
LiNW eps 1
2
LiNW eps 2
3
LiNW eps 3
4
LiNW eps 4
5
LiNW eps 5
6
LiNW eps 6
7
LiNW eps 7
8
LiNW eps 8
9
LiNW eps 9
10
LiNW eps 10
11
LiNW eps 11
12
LiNW eps 12
13
LiNW eps 13
14
LiNE eps 14
15
LiNW eps 15
16
LiNW eps 16
17
LiNW eps 17
18
LiNW eps 18
19
LiNW eps 19
20
LiNW eps 20
21
LiNW eps 21
22
LiNW eps 22
23
LiNW eps 23
24
LiNW eps 24
25
Episode 25
26
LiNW Episode 26
27
Episode 27
28
LiNW Eps 28
29
LiNW Eps 29
30
Just Info
31
LiNW Eps 30
32
LiNW Eps 31
33
LiNW Eps 32
34
LiNW Episode 33
35
LiNW eps 34
36
Episode 35
37
LiNW Eps 36
38
LiNW Eps 37
39
LiNW Eps 38
40
LiNW Eps 39
41
LiNW Eps 40
42
Episode 41
43
Episode 42
44
Episode 43
45
Episode 44
46
Episode 45
47
Episode 46
48
Episode 47
49
Episode 48
50
Episode 49
51
Episode 50
52
Episode 51
53
Episode 52
54
Episode 53
55
Episode 54
56
Episode 55
57
Episode 56
58
Episode 57
59
Episode 58
60
Episode 59
61
Episode 60
62
Episode 61
63
Episode 62
64
Episode 63
65
Episode 64
66
Episode 65
67
Episode 66
68
Episode 67
69
Episode 68
70
Episode 69
71
Episode 70
72
Episode 71
73
Episode 72
74
Episode 73
75
Episode 74
76
Episode 75
77
Episode 76
78
Episode 77
79
Episode 78
80
Episode 79
81
Episode 80
82
Episode 81
83
Episode 82
84
Episode 83
85
Episode 84
86
Episode 85
87
Eps 86
88
Eps 87
89
Episode 89
90
Eps 90
91
Eps 91
92
Eps 92
93
Eps 93
94
Eps 94
95
Eps 95
96
Eps 95
97
Eps 96
98
Eps 97
99
Eps 98
100
Eps 99
101
Eps 100
102
Eps 101
103
Eps 102
104
Eps 103
105
Eps 104
106
Eps 105
107
Eps 106
108
Eps 107
109
Eps 108
110
Eps 109
111
Eps 110
112
Eps 111
113
Episode 112
114
Episode 113
115
Eps 114
116
Eps 115
117
Eps 116
118
Eps 117
119
Eps 118
120
Eps 119
121
Eps 120
122
Eps 121
123
Eps 122
124
Eps 123
125
Eps 124
126
Eps 125
127
Eps 126
128
Eps 127

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!