LiNW eps 8

Gian memasuki mobil setelah berpamitan kepada pengurus Pondok Pesantren Darus Salam, tempat ia dulu pernah mengecap pendidikan hafidz dan seni Al-Qur'an disana.

Saat hendak melewati halaman depan ia melihat Reno, Sahabatnya semenjak mereka remaja di Pondok ini dulu. Ia pun langsung menghentikan mobilnya dan meneriaki nama Reno yang membuat pemuda itu menoleh padanya.

"Reno." Panggilnya sambil tersenyum kecil.

Reno menoleh ketika mendengar namanya dipanggil. Dan ia tersenyum heran dan tak menyangka akan bertemu Sahabatnya itu disini.

"Gian." Gumamnya dan menghampiri Gian yang sudah turun dari mobil.

"Apa kabar Lo?"tanya Gian saat mereka bersalaman dan berpelukan.

"Alhamdulillah gue baik. Wiihh,, Lo makin keren aja. Gimana bisnis Lo?"

"Ya, Alhamdulillah lancar. Tapi, begini lah. Makin susah waktu buat nongkrong sama kumpul di rumah."

Mereka tertawa kemudian setelah mendengar kabar masing-masing.

"Oh iya, Lo kesini..??" Tanya Reno sambil menautkan alisnya.

"Oh, gue cuma kangen aja sama suasana di sini. Mumpung lagi ada proyek di dekat sini kan." Jawabnya

"Oh, trus Lo sendirian? Bawa pasangan kek sekali-sekali." Canda Reno diiringi tawanya.

"Jomblo bro.." jawab Gian yang kemudian ikut tertawa.

"Eh, sori banget. Gue harus balik. Udah malam juga soalnya."

"Gak nginap aja?" Tanya Reno

"Gak deh. Kapan-kapan aja. Besok pagi gue kerja."

Reno mengangguk. "Oke. Kalau gitu hati-hati ya."

"Iya, makasih. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

Gian memasuki mobil kembali dan berlalu meninggalkan Reno yang masih diam memandanginya. Namun, saat ia sudah melajukan mobilnya, tak sengaja ia melihat Rania yang juga menatapnya sedang berdiri di depan pintu rumah Ustadz Bandi.

Ia hanya bisa memandang gadis itu. Jujur saja ia sedikit terkejut saat mendapati Rania berada disana. Karena ketika bertemu Reno ia tak terpikir tentang Rania sedikitpun.

.

.

Rania menatap sendu pemandangan di luar sana. Ia sedang berada di teras ruman Ustadz Ahmad. Tadinya ia hendak ke luar menuju tempat anak-anak santri belajat tilawah al-qur'an. Namun, langkahnya terhenti saat tak sengaja melihat Reno.

Ia terus memandang interaksi kedua pemuda itu. Entah kenapa dadanya terasa sesak. Rasanya ia ingin berteriak mengatakan bahwa dirinya mencintai lelaki itu. Tapi, tak mungkin.

Matanya mulai memanas. Namun, ia tahan hingga ia tersentak ketika, lelaki yang tadi berbicara dengan abngnya itu menoleh padanya sembari berlalu dengan mobil yang melaju meninggalkan area pesantren.

Rania segera berlalu berbalik dan masuk ke dalam rumah kembali. Dengan terpaksa ia mengurungkan niatnya untuk ke pondok.

.

.

Gian menyetir pelan. Entah kenapa wajah Rania yang menatapnya tadi terbayang dipikirannya. Ia beristighfar saat sadar apa yang ia lakukan.

Setelah menempuh perjalanan selama 2 jam, lelaki 25 tahun itu sampai di rumahnya. Ia memarkir mobil di garasi. Dengan wajah lelah ia memasuki rumah minimalis yang tidak terlalu mewah itu.

Ia mendapati Mama, Papa dan sang Adik yang sedang menonton TV d ruang tengah. Ia ikut bergabung setelah menyalami kedua orang tuanya.

"Gimana, Ian. Kamu ketemu Ustadz Ahmad kan?" Tanya Papa Gian yang memang memanggil Ustadz Bandi Sebagai Ahmad karena memang itu nama awalnya.

"Iya Pah. Ketemu kok. Dan katanya nitip salam buat Papa sama Mama."

"Wa'alaikumsalam" jawab Papanya.

"Aku ke kamar dulu, udah gerah banget. Oh iya, Selasa Gian mau ke Kalimantan, Pah. Teman Gian nikah. Jadi, kayaknya Gian butuh bantuan Papa karena Adit juga ikut." Pintanya pada sang Papa.

Pak Faris mengiyakan permintaan anaknya itu. Kemudian Gian bangkit dari duduknya hendak beranjak ke kamar. Namun, ia sempatkan untuk merebut biskuit yang ada ditangan Anggi dan melahapnya tanpa permisi.

Anggi jengkel melihat kelakuan sang Kakak yang sering menjahilinya, meskipun terkadang Gian bersikap dingin dan cuek.

"Abang ihh. Maling tau nggak..." Kesalnya sambil menghentakkan kaki.

Gian tak menggubrisnya dan malah meneruskan langkahnya menaiki tangga.

Sedangkan Mama dan Papanya hanya menggeleng sambil tersenyum melihat kedua anaknya.

Sesampai di kamar Gian langsung melepas sepatu dan juga kemeja yang ia gunakan. Kemudian masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya yang terasa lengket karena keringat yang seharian ini memenuhi tubuhnya.

Hanya butuh kurang lebih 6 menit bagi Gian untuk mandi dan ia keluar dari kamar mandi sudah lengkap dengan kaos oblong dan celana rumahan selutut. Ia kemudian merebahkan tubuh lelahnya di benda empuk yang terbentang indah.

Ia memejamkan mata merilekskan pikirannya. Namun, tiba-tiba ia membuka mata dan menatap menerawang ke langit-langit kamar.

Ia teringat kembali gadis cantik berhijab yang tadi sempat mencuri perhatiannya. Ingin sekali ia menghampirinya, mengajaknya mengobrol atau setidaknya bertegur sapa.

Namun, tak mungkin. Ia masih belum cukup keberanian untuk mendekati gadis itu. Mengingat Rania adalah adik dari sahabatnya yang sangat disayang oleh Reno, dan juga Anggi adalah sahabat Rania.

Ia sangat tahu bagaimana Reno sangat menjaga sang adik, dan Anggi pun begitu. Mereka saling menjaga satu sama lain. Bukan karena siapa yang berani atau penakut, tapi mereka sahabat. Dan sudah berteman dari kecil.

Gian bangun dan memilih untuk turun mengambil air putih untuk melepas dahaganya. Sesampai di ruang tengah ia hanya melihat sang adik yang masih asik menonton TV.

Ia melihat siaran sudah diganti dengan sinetron yang menurutnya ceritanya sangat tidak masuk akal itu. Ia sendiri bingung dengan para pecinta sinetron yang lebay menghayati setiap adegan. Padahal sudah jelas itu hanya setingan.

"Dek. Kenapa belum tidur??" Tanya Gian yang ikut duduk di samping Anggi.

"Belum ngantuk. Abang sendiri kenapa kesini? Katanya capek?" Ucapnya terdengar mengejek diakhir kalimat.

"Tadinya mau ngambil minum, tapi setelah liat kamu disini, Abang jadi pengen gangguin kamu."katanya sambil menarik turunkan alisnya.

Anggi mendelik malas mendengar ucapan Abangnya. Ia semakin kesal saat melihat Gian yang tanpa permisi meneguk air putih miliknya yang masih tersisa setengah botol diatas meja.

Anggi bingung dengan Gian. Terkadang abangnya itu jahil, kadang juga dingin dan cuek.

"Isiin lagi tuh." Sahut Anggi yang seketika membuat Gian menghentikan aktivitas minumnya.

Ia menatap Anggi dari sudut matanya dan kemudian meneguk habis air putih itu. Lalu tanpa rasa bersalah ia menaruh botol tersebut dan berlalu dengan santai ke kamar nya.

"ABAAANG,,," teriaknya. "Dasar jomblo karatan" gumamnya kesal.

Sementara Gian tersenyum puas setelah mengerjai adik kesayangannya itu. Ia bahagia melihat kekesalan Anggi karena memang hanya dengan itu ia bisa menghilangkan kegalauannya karena masalah hati.

.

.

Gian Pov.

Aku masih setia berkemul di dalam selimut tebalku saat mendengar deringan ponsel di nakas. Aku tak menghiraukannya. Aku juga tak tau kenapa rasanya malas sekali untuk membuka mata. Kepalaku sedikit pusing karena itu aku memilih tidur kembali setelah shalat subuh.

Benda pipih itu terus saja berdering membuatku kesal dan dengan terpaksa harus mengangkatnya. Benar saja, yang menelfon adalah Adit.

Dengan malas aku menjawab panggilan darinya.

"Iya.. gue baru bangun."

"Ya ampun Ian. Lo baru bangun jam segini? Jangan bilang Lo ga inget kalau kita ada rapat hari ini. Besok kita mau ke nikahannya si Beni bro."

"Gue bukannya ga ingat. Tapi, cuma lupa. Lagian sekarang gue lagi gak enak badan Dit. Pusing banget gue."

"Hahhh.. terserah deh. Gua tutup. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam"

Aku tidur kembali karena pusing yang aku rasakan belum mereda. Kutarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhku. Mungkin aku kelelahan karena dua hari kemaren harus mengejar waktu.

Rasanya aku hanya ingin istirahat hari ini tanpa ada gangguan dari manapun.

.

.

Sekian dulu part ini.

Jangan lupa dilike ya.🤗🤗🤗🤗

Episodes
1 LiNW eps 1
2 LiNW eps 2
3 LiNW eps 3
4 LiNW eps 4
5 LiNW eps 5
6 LiNW eps 6
7 LiNW eps 7
8 LiNW eps 8
9 LiNW eps 9
10 LiNW eps 10
11 LiNW eps 11
12 LiNW eps 12
13 LiNW eps 13
14 LiNE eps 14
15 LiNW eps 15
16 LiNW eps 16
17 LiNW eps 17
18 LiNW eps 18
19 LiNW eps 19
20 LiNW eps 20
21 LiNW eps 21
22 LiNW eps 22
23 LiNW eps 23
24 LiNW eps 24
25 Episode 25
26 LiNW Episode 26
27 Episode 27
28 LiNW Eps 28
29 LiNW Eps 29
30 Just Info
31 LiNW Eps 30
32 LiNW Eps 31
33 LiNW Eps 32
34 LiNW Episode 33
35 LiNW eps 34
36 Episode 35
37 LiNW Eps 36
38 LiNW Eps 37
39 LiNW Eps 38
40 LiNW Eps 39
41 LiNW Eps 40
42 Episode 41
43 Episode 42
44 Episode 43
45 Episode 44
46 Episode 45
47 Episode 46
48 Episode 47
49 Episode 48
50 Episode 49
51 Episode 50
52 Episode 51
53 Episode 52
54 Episode 53
55 Episode 54
56 Episode 55
57 Episode 56
58 Episode 57
59 Episode 58
60 Episode 59
61 Episode 60
62 Episode 61
63 Episode 62
64 Episode 63
65 Episode 64
66 Episode 65
67 Episode 66
68 Episode 67
69 Episode 68
70 Episode 69
71 Episode 70
72 Episode 71
73 Episode 72
74 Episode 73
75 Episode 74
76 Episode 75
77 Episode 76
78 Episode 77
79 Episode 78
80 Episode 79
81 Episode 80
82 Episode 81
83 Episode 82
84 Episode 83
85 Episode 84
86 Episode 85
87 Eps 86
88 Eps 87
89 Episode 89
90 Eps 90
91 Eps 91
92 Eps 92
93 Eps 93
94 Eps 94
95 Eps 95
96 Eps 95
97 Eps 96
98 Eps 97
99 Eps 98
100 Eps 99
101 Eps 100
102 Eps 101
103 Eps 102
104 Eps 103
105 Eps 104
106 Eps 105
107 Eps 106
108 Eps 107
109 Eps 108
110 Eps 109
111 Eps 110
112 Eps 111
113 Episode 112
114 Episode 113
115 Eps 114
116 Eps 115
117 Eps 116
118 Eps 117
119 Eps 118
120 Eps 119
121 Eps 120
122 Eps 121
123 Eps 122
124 Eps 123
125 Eps 124
126 Eps 125
127 Eps 126
128 Eps 127
Episodes

Updated 128 Episodes

1
LiNW eps 1
2
LiNW eps 2
3
LiNW eps 3
4
LiNW eps 4
5
LiNW eps 5
6
LiNW eps 6
7
LiNW eps 7
8
LiNW eps 8
9
LiNW eps 9
10
LiNW eps 10
11
LiNW eps 11
12
LiNW eps 12
13
LiNW eps 13
14
LiNE eps 14
15
LiNW eps 15
16
LiNW eps 16
17
LiNW eps 17
18
LiNW eps 18
19
LiNW eps 19
20
LiNW eps 20
21
LiNW eps 21
22
LiNW eps 22
23
LiNW eps 23
24
LiNW eps 24
25
Episode 25
26
LiNW Episode 26
27
Episode 27
28
LiNW Eps 28
29
LiNW Eps 29
30
Just Info
31
LiNW Eps 30
32
LiNW Eps 31
33
LiNW Eps 32
34
LiNW Episode 33
35
LiNW eps 34
36
Episode 35
37
LiNW Eps 36
38
LiNW Eps 37
39
LiNW Eps 38
40
LiNW Eps 39
41
LiNW Eps 40
42
Episode 41
43
Episode 42
44
Episode 43
45
Episode 44
46
Episode 45
47
Episode 46
48
Episode 47
49
Episode 48
50
Episode 49
51
Episode 50
52
Episode 51
53
Episode 52
54
Episode 53
55
Episode 54
56
Episode 55
57
Episode 56
58
Episode 57
59
Episode 58
60
Episode 59
61
Episode 60
62
Episode 61
63
Episode 62
64
Episode 63
65
Episode 64
66
Episode 65
67
Episode 66
68
Episode 67
69
Episode 68
70
Episode 69
71
Episode 70
72
Episode 71
73
Episode 72
74
Episode 73
75
Episode 74
76
Episode 75
77
Episode 76
78
Episode 77
79
Episode 78
80
Episode 79
81
Episode 80
82
Episode 81
83
Episode 82
84
Episode 83
85
Episode 84
86
Episode 85
87
Eps 86
88
Eps 87
89
Episode 89
90
Eps 90
91
Eps 91
92
Eps 92
93
Eps 93
94
Eps 94
95
Eps 95
96
Eps 95
97
Eps 96
98
Eps 97
99
Eps 98
100
Eps 99
101
Eps 100
102
Eps 101
103
Eps 102
104
Eps 103
105
Eps 104
106
Eps 105
107
Eps 106
108
Eps 107
109
Eps 108
110
Eps 109
111
Eps 110
112
Eps 111
113
Episode 112
114
Episode 113
115
Eps 114
116
Eps 115
117
Eps 116
118
Eps 117
119
Eps 118
120
Eps 119
121
Eps 120
122
Eps 121
123
Eps 122
124
Eps 123
125
Eps 124
126
Eps 125
127
Eps 126
128
Eps 127

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!