LiNW eps 3

Di sebuah ruangan yang bernuansa abu-abu putih terlihat seorang lelaki yang tengah fokus pada layar monitor di depannya. Tangannya tak henti menari-nari diatas keyboard PC tersebut. Ia terlihat  sibuk sekali.

Lelaki itu Gian Hasbi Pranata. Seorang arsitek muda yang sukses dan kini karir bisnisnya itu sedang lancar-lancarnya.

Gian adalah seorang yang terbilang taat beragama dan ramah. Ia tidak membeda-bedakan untuk dekat dengan siapapun.

Contohnya saja dengan karyawannya. Ia tidak bersikap arogan dan menjaga jarak dengan bawahannya.

Aditia Putra Hadli adalah sepupu yang merangkap menjadi sekretaris dan penasehatnya mengenai masalah hati.

Kenapa Adit bisa menjadi sekretarisnya? Jawabannya adalah dikarenakan saat merekrut sekretaris baru Adit kebetulan sedang tidak ada job dan hanya duduk santai di rumah.

Adit adalah seorang fotografer. Dulu Ia sangat hobi mengambil gambar dan selalu mencoba berbagai gaya jepretan.

Hingga akhirnya  pun ia menekuni hobinya itu sebagai profesi disamping membantu sepupunya di kantor.

 

Waktu sudah menunjukkan pukul 11.40. Gian mematikan dan menutup laptopnya. Ia mengeluarkan benda pipih kekinian itu dari saku celananya.

“lo dimana?” tanyanya pada seseorang di seberang telepon.

“...................”

Gian bangkit dari duduknya. Namun, baru saja ia hendak melangkah pergi, kakinya tidak sengaja menyenggol paper box maroon di rak bawah meja hingga isinya berserakan. Gian langsung mengumpulkan isi paper box tersebut dan memasukkannya kembali.

Tapi, gerakannya terhenti saat melihat benda kecil yang juga berada diantara isi box tersebut. Gian menyentuhnya, menatap benda itu lama.

Benda itu, kalung perak dengan berliontinkan lumba-lumba. Mungkin hanya benda biasa, namun sangat berarti baginya dan mungkin bagi si pemilik.

Sudah hampir 5 tahun semenjak ia menemukan benda itu berserakan di lantai bersama beberapa lainnya yaitu sapu tangan kecil berwarna biru toska, buku catatan harian berwarna biru, miniatur kura-kura kecil dari stainlees.

Gian masih menyimpan benda itu. Ia tahu siapa pemiliknya, namun entah kenapa hatinya enggan untuk mengembalikannya segera. Dan sekarang, sudah hampir tiga tahun mereka tak pernah lagi bertemu.

Tak bisa dipungkiri, Ia merindukan gadis itu, senyuman dan tawa lucunya yang selalu membuatnya ikut tersenyum, meskipun harus sembunyi-sembunyi. Gadis kecil dan cantik yang telah berhasil mencuri hatinya.

Bukan kisah tentang jatuh cinta pada pandangan pertama yang terjadi ketika dua insan tak sengaja bertemu. Lalu, mereka menjadi dekat karena berbagai kebetulan yang mendukung.

Tapi, perasaannya timbul karena memang terbiasa. Terbiasa karena setiap hari harus bertemu, melihat senyumnya dan sifat manjanya yang kadang membuatnya menggeleng.

Itu dulu, sekarang jangankan melihat senyumnya, bertemu saja tidak pernah. Ia benar-benar merindukannya saat ini.

Dan kini, ia tak memungkiri ungkapan 'cinta ada karena terbiasa'. Memang sudah terbukti pada dirinya sendiri.

Namun, hatinya masih ragu. Apakah benar ia sudah mencintainya. Atau hanya sebatas kagum.

“woii,” Tiba-tiba Adit mengagetkannya. Lamunannya buyar seketika.

“katanya nungguin di kantin. Eh, ternyata disini. Ngapain sih lo bengong begini.” Ujar Adit yang kemudian tak sengaja melihat kalung yang dipegang Gian.

“ooohh,,, ternyata lagi nostalgia nih.” Sindirnya sambil melemparkan tatapan mengejeknya pada Gian yang masih diam.

“apaan sih.” Gian terlihat salah tingkah. “udah yuk. Keluar.” Ajaknya mengalihkan pembicaraan.

Adit kembali tersenyum sinis melihat sikap sahabatnya itu. Ia tahu kalau selama ini Gian memiliki perasaan pada Gadis kecil yang ia tau dulu sempat mengagumi Sahabatnya. Hanya saja ia masih meragukan perasaannya sendiri.

Bahkan saat Ia sudah berusaha meyakinkannya, Gian masih saja mengelak dengan berbagai alasan. Walaupun Adit sudah merecokinya dengan berbagai wejangan-wejangan, tapi Gian masih saja diam tanpa bertindak sedikitpun.

“Ian, lo nggak cemas apa, kalau tiba-tiba nanti pas ketemu tuh cewek, dia udah punya pacar?" ujar Adit yang dibalas tatapan tajam oleh Gian.

Entah kenapa ia merasa kesal dengan perkataan Adit barusan. Tapi, ia lebih memilih diam, karena yang ia tahu gadis itu bukan tipe  wanita yang mau berpacaran.

Karena itu ia lebih memiih menunggu dari pada harus mengajaknya menjalin hubungan yang dilarang agama tersebut.

Sesampai di kantin, mereka duduk di meja yang masih terdapat dua kursi kosong disana dan Adit langsung memesan makanan.

Gian masih terdiam mencerna kata-kata Adit tadi. Jujur saja apa yang dibilang Adit tadi mengganggu pikirannya.

“Ian.” Panggilnya membuatnya tersadar dari lamunan Gian.

“hmm...”

“gue tau lo sebenarnya suka kan sama dia. Tapi, gengsi aja.” Adit mencoba memancing Gian.

“gue nggak gengsi.” Gian menyangkal

“trus, kalau nggak gengsi apa?”

Gian menarik napas dalam dan menlepasnya.

"Gue juga nggak ngerti sama perasaan gue sendiri"

Adit menatap Gian tak percaya. Sudah selama ini dan sepupunya yang kelewat pintar itu masih belum sadar juga sama perasaannya.

Ingin rasanya ia mengguncangkan kepala manusia di depannya ini agar otaknya tak lelet lagi dalam urusan perasaan. Tapi, itu tak mungkin ia lakukan.

Gian kembali diam, apa yang dikatakan Adit barusan terngiang-ngiang di benaknya. Perkataan Adit benar-benar menyentil hatinya.

...~@~...

Suasana kantin sudah terlihat ramai. Para  karyawan di kantor Gian memang sedang makan siang bersama.

Saat mereka tengah asik menikmati makan siangnya tiba-tiba Anggi datang dan bergabung bersama  mereka.

Syamila Anggraini, biasa dipanggil Anggi. Adik kandung Gian, tapi lebih manja pada Adit karena memang Adit itu lebih humoris dan juga lebih sering menjahilinya.

“halo abang-abangku tersayang.” Sapanya dengan gembira.

“halo adikku yang bawel.” Ujar Adit sambil memasang ekspresi menggemaskan menatap Anggi.  “sama siapa lo kesini?” tanya Adit sambil menyendok makanannya.

“sendiri.”  jawabnya sambil tersenyum imut.

“jalan kaki?” tanya Gian yang ikut bersuara.

“ya, nggak lah. yang ada ngesot aku pas nyampe sini.” Jawabnya yang kemudian meneguk jus jeruk milik Adit hingga membuatnya terbengong.

Gian beralih memainkan smartphone nya. Ia terlihat serius sambil men-scrooll  layar ponselnya. Sesekali ia terlihat memikirkan sesuatu dan sesekali  mengangguk.

“trus naik apa kesininya?” tanya Adit yang ditujukan pada Anggi.

“nebeng sama teman.”

“cowok apa cewek?” kali ini Gian yang menyahut.

“ya cewek lah. Kalo cowok, yang ada kalian berdua pada ngomel kan” jawabnya membuat Gian mencebikkan bibirnya.

Anggi tersenyum kikuk melihat reaksi Gian. ia tau kalau Gian tidak akan suka saat dirinya mengatai abangnya itu. Mereka kemudian mengobrol bertiga. Sesekali Adit mengusili Anggi yang membuat gadis 23 tahun itu kesal.

Hingga suasana berubah hening. Mereka sibuk dengan kegiatan dan pikiran masing-masing.

“Oh, iya. Bang Gian, aku mau minjam flashdisk yang kemaren, soalnya kemaren aku lupa buat mindahin drakornya.”  Ujar Anggi.

“kamu,  ya. Suka banget nonton cowok-cowok cantik itu. Nggak berfaedah banget.”  jawab Gian yang terlihat jengah dengan dengan adiknya itu. “ambil sana di laci”

“oke.” jawabnya langsung beranjak pergi meninggalkan dua pemuda jomblo tersebut.

...~@~...

Di ruangan Gian, Anggi bersenandung berjalan menuju meja kerja milik abangnya itu. Ia langsung saja menarik lacinya, dan kemudian matanya mulai mencari keberadaan benda kecil  itu. Dan dapat.

Anggi berniat untuk segera pergi dari ruangan yang kelewat monoton menurutnya. Namun, kakinya tak sengaja ia menyenggol paper bag maroon di dekat kaki meja.

Benda itu menarik perhatian Anggi. Ia pun berjongkok dan mengambil paper bag tersebut. Mukanya berubah seperti tak percaya dengan apa yang ia dapati saat ini.

Benda pertama yang ia lihat adalah miniatur kura-kura, dan juga,,, kalung lumba-lumba. Dua benda itu membuat Anggi mengernyit seperti mengingat sesuatu. Ya, iya ingat.  Bahkan sangat ingat.

“ini,, ini,, bukannya..” Sambil memungut kalung tersebut dan mengangkatnya. “lumba-lumba ini.." Gumamnya.

“apa ini punya Rania...” gumamnya yang masih berpikir dan memperhatikan kalung itu.

Ia kemudian berniat ingin mengambil benda  lain yang masih ada di dalam paper bag itu. Terlihat seperti buku. Ia benar-benar penasaran.

Namun, suara gagang pintu mengagetkannya dan membuat ia segera memasukkan kembali kedua benda tersebut ke tempatnya.

Gian melangkah santai ke arah meja kerjanya tanpa merasa curiga dengan gerak-gerik Anggi. Ia lalu langsung mengambil beberapa berkas di rak yang terletak di belakang meja kerjanya. Kemudian Anggi pamit pulang setelah menyadari keterdiamannya.

...~@~...

Setelah pamit pada abangnya, Anggi langsung saja pergi dengan rasa penasarannya. Ingin sekali ia menanyakannya pada Gian langsung. Namun, entah kenapa rasanya mulutnya untuk mengatakan langsung.

"Aku yakin banget itu kalungnya Rania. Tapi,, kenapa bisa sama abang??" Pikirnya dengan kernyitan di keningnya yang mulus itu.

"Aku harus cari tahu." Gumam Anggi masih dengan rasa penasarannya...

...~@~...

...

...

...Holla!!!!...

🤓

Jangan lupa like nya ya!!!!

~ silvifuji

Episodes
1 LiNW eps 1
2 LiNW eps 2
3 LiNW eps 3
4 LiNW eps 4
5 LiNW eps 5
6 LiNW eps 6
7 LiNW eps 7
8 LiNW eps 8
9 LiNW eps 9
10 LiNW eps 10
11 LiNW eps 11
12 LiNW eps 12
13 LiNW eps 13
14 LiNE eps 14
15 LiNW eps 15
16 LiNW eps 16
17 LiNW eps 17
18 LiNW eps 18
19 LiNW eps 19
20 LiNW eps 20
21 LiNW eps 21
22 LiNW eps 22
23 LiNW eps 23
24 LiNW eps 24
25 Episode 25
26 LiNW Episode 26
27 Episode 27
28 LiNW Eps 28
29 LiNW Eps 29
30 Just Info
31 LiNW Eps 30
32 LiNW Eps 31
33 LiNW Eps 32
34 LiNW Episode 33
35 LiNW eps 34
36 Episode 35
37 LiNW Eps 36
38 LiNW Eps 37
39 LiNW Eps 38
40 LiNW Eps 39
41 LiNW Eps 40
42 Episode 41
43 Episode 42
44 Episode 43
45 Episode 44
46 Episode 45
47 Episode 46
48 Episode 47
49 Episode 48
50 Episode 49
51 Episode 50
52 Episode 51
53 Episode 52
54 Episode 53
55 Episode 54
56 Episode 55
57 Episode 56
58 Episode 57
59 Episode 58
60 Episode 59
61 Episode 60
62 Episode 61
63 Episode 62
64 Episode 63
65 Episode 64
66 Episode 65
67 Episode 66
68 Episode 67
69 Episode 68
70 Episode 69
71 Episode 70
72 Episode 71
73 Episode 72
74 Episode 73
75 Episode 74
76 Episode 75
77 Episode 76
78 Episode 77
79 Episode 78
80 Episode 79
81 Episode 80
82 Episode 81
83 Episode 82
84 Episode 83
85 Episode 84
86 Episode 85
87 Eps 86
88 Eps 87
89 Episode 89
90 Eps 90
91 Eps 91
92 Eps 92
93 Eps 93
94 Eps 94
95 Eps 95
96 Eps 95
97 Eps 96
98 Eps 97
99 Eps 98
100 Eps 99
101 Eps 100
102 Eps 101
103 Eps 102
104 Eps 103
105 Eps 104
106 Eps 105
107 Eps 106
108 Eps 107
109 Eps 108
110 Eps 109
111 Eps 110
112 Eps 111
113 Episode 112
114 Episode 113
115 Eps 114
116 Eps 115
117 Eps 116
118 Eps 117
119 Eps 118
120 Eps 119
121 Eps 120
122 Eps 121
123 Eps 122
124 Eps 123
125 Eps 124
126 Eps 125
127 Eps 126
128 Eps 127
Episodes

Updated 128 Episodes

1
LiNW eps 1
2
LiNW eps 2
3
LiNW eps 3
4
LiNW eps 4
5
LiNW eps 5
6
LiNW eps 6
7
LiNW eps 7
8
LiNW eps 8
9
LiNW eps 9
10
LiNW eps 10
11
LiNW eps 11
12
LiNW eps 12
13
LiNW eps 13
14
LiNE eps 14
15
LiNW eps 15
16
LiNW eps 16
17
LiNW eps 17
18
LiNW eps 18
19
LiNW eps 19
20
LiNW eps 20
21
LiNW eps 21
22
LiNW eps 22
23
LiNW eps 23
24
LiNW eps 24
25
Episode 25
26
LiNW Episode 26
27
Episode 27
28
LiNW Eps 28
29
LiNW Eps 29
30
Just Info
31
LiNW Eps 30
32
LiNW Eps 31
33
LiNW Eps 32
34
LiNW Episode 33
35
LiNW eps 34
36
Episode 35
37
LiNW Eps 36
38
LiNW Eps 37
39
LiNW Eps 38
40
LiNW Eps 39
41
LiNW Eps 40
42
Episode 41
43
Episode 42
44
Episode 43
45
Episode 44
46
Episode 45
47
Episode 46
48
Episode 47
49
Episode 48
50
Episode 49
51
Episode 50
52
Episode 51
53
Episode 52
54
Episode 53
55
Episode 54
56
Episode 55
57
Episode 56
58
Episode 57
59
Episode 58
60
Episode 59
61
Episode 60
62
Episode 61
63
Episode 62
64
Episode 63
65
Episode 64
66
Episode 65
67
Episode 66
68
Episode 67
69
Episode 68
70
Episode 69
71
Episode 70
72
Episode 71
73
Episode 72
74
Episode 73
75
Episode 74
76
Episode 75
77
Episode 76
78
Episode 77
79
Episode 78
80
Episode 79
81
Episode 80
82
Episode 81
83
Episode 82
84
Episode 83
85
Episode 84
86
Episode 85
87
Eps 86
88
Eps 87
89
Episode 89
90
Eps 90
91
Eps 91
92
Eps 92
93
Eps 93
94
Eps 94
95
Eps 95
96
Eps 95
97
Eps 96
98
Eps 97
99
Eps 98
100
Eps 99
101
Eps 100
102
Eps 101
103
Eps 102
104
Eps 103
105
Eps 104
106
Eps 105
107
Eps 106
108
Eps 107
109
Eps 108
110
Eps 109
111
Eps 110
112
Eps 111
113
Episode 112
114
Episode 113
115
Eps 114
116
Eps 115
117
Eps 116
118
Eps 117
119
Eps 118
120
Eps 119
121
Eps 120
122
Eps 121
123
Eps 122
124
Eps 123
125
Eps 124
126
Eps 125
127
Eps 126
128
Eps 127

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!