Belajarlah untuk mengerti
bahwa sesuatu yang baik untukmu
tidak akan Allah izinkan pergi kecuali
akan digantikan dengan yang lebih baik lagi.
\****Di kantor Kalandra***\*
Kalandra yang baru saja masuk kantor setelah menikah langsung mengerjakan laporan-laporan yang menunggu di ruangannya. Edo yang melihat Kalandra yang sudah berada di rungannya tersenyum licik dan masuk ke ruangan Kalandra.

“hai pengantin baru… gimana malam pertamanya nih?” ledek Edo
“malam pertama apanya! Udah tau aku nikah sama dia karena Kenan.”
“yahelah masa ga malam pertama sih? Ga seru lah”
“terus kamu? Kamu kenapa ga dateng ke pernikahanku?” Kalandra melirik sinis ke arah Edo
“lah kemarin kan aku ke luar kota gantiin kamu, kamu mendadak pikun ya?”
Kalandra yang mendengar jawaban Edo akhirnya baru mengingat jika sehari sebelum acara pernikahan, Kalandra harus rapat dengan beberapa pemegang saham yang ada di luar negeri namun ia meminta Edo untuk menggantikannya sehingga Edo tidak bisa datang ke pernikahannya.
“gimana hubunganmu dengan istrimu? Baik-baik saja kan?”
“baiklah, kenapa?”
“ya kalo ujung-ujungnya mau kamu sakitin mending buat aku aja Ndra.”
“gila kamu do!” Kalandra kesal dan melempar berkas laporan yang ada di mejanya kearah Edo
“wah biasa aja kali gausah kesel begitu, kamu cemburu ya Ndra?” selidik Edo
“sotau amat kamu jadi orang!”
“kalo ga cemburu ngapain kamu marah aku bilang gitu? Lagian kan aku Cuma bercanda”
“kapan-kapan aku main kerumahmu ya,,” lanjutnya
“ngapain!?” Kalandra menyipitkan matanya
“ya main sama ponakanku lah, masa mau main sama istri kamu hahahaha” Edo yang sudah berhasil membuat Kalandra marah akhirnya lari keluar ruangan Kalandra.
Kalandra yang kesal dengan perkataan Edo hanya menghela nafas panjang.
“*cemburu? Haha, ya gamungkin lah*” batin Kalandra
\****Apartment Kalandra***\*
Khansa sedang bersiap untuk menjemput Kenan dan pergi ke perusahaan Kalandra untuk mencarikan Kenan sekolah dasar yang bagus.
“duh aku harus cepetan nih” Khansa yang melihat jam ditangannya langsung mengambil tasnya dan keluar dari apartment.
Khansa sedang menunggu taxi di pinggir jalan, namun tidak jauh dari sana, ada seseorang yang tersenyum lebar di dalam mobilnya.

“siapa dia? Mengapa dia sangat cantik? Sepertinya dia orang yang baik” ucap orang tersebut di dalam mobilnya lalu melajukan mobilnya tepat didepan Khansa dan melirik sekilas ke arahnya.
Setelah mendapatkan taxi, Khansa langsung menaikinya dan menuju ke sekolah Kenan.
Disana Khansa sedikit canggung untuk menunggu bersama ibu-ibu yang lain, akhirnya Khansa memutuskan untuk menghampiri pedagang yang ada disana.
“loh nak Khansa kamu kemana aja? Ibu kamu juga ga pernah jualan lagi. Apa kalian baik-baik saja?” Kata salah satu pedagang yang ada disana
Pedagang disana memang banyak yang mengenal Khansa dan ibunya karena ia dan ibunya juga berjualan disana.
“ada kok bu, alhamdulillah sekarang saya sudah menikah, ibu dan keluarga juga baik bu”
“wah selamat ya nak Khansa kamu sudah menikah, semoga pernikahanmu selalu bahagia ya.. lalu kenapa kamu disini?”
“saya menjemput anak saya bu,,” perkataan Khansa sontak membuat pedagang tersebut terkejut dan bertanya-tanya
“maaf nak Khansa, bagaimana kamu sudah memiliki anak padahal kamu juga baru menikah?” tanya pedagang itu penasaran
“saya menikah dengan seorang duda bu, dan anaknya sekarang menjadi anak saya juga” Khansa menjawab pertanyaan pedagang itu dengan tersenyum lebar menunjukkan bahwa dirinya bangga menikah dengan duda ber anak satu.
“*apa kehidupan mereka sangat sulit sampai menikahkan anak mereka dengan seorang duda tua*?” fikir pedagang tersebut dengan senyum kasihan melihat Khansa.
Bel berbunyi, Khansa yang mendengar bel itu langsung berpamitan dengan pedagang tersebut dan menuju pagar sekolah untuk menjemput anak kesayangannya itu.
“bu, saya permisi dulu ya,, insyaallah saya akan kesini lagi.” Khansa berpamitan dan meninggalkan pedagang tersebut.
Kenan sudah keluar dari sekolah dan tersenyum lebar melihat Khansa yang telah menunggu di pagar sekolahnya. Kenan berlari ke arah Khansa dan memeluknya.
Sedangkan para ibu-ibu melihat ke arah Khansa dengan tatapan sinis.
“*eh bu, itu siapanya Kenan ya? Papinya Kenan kemana ya, kok dia yang jemput Kenan sih*?” bisik ibu-ibu yang ada disana.
“*ah paling papinya sibuk makanya nyuruh pembantunya jemput Kenan*.” Jawab ibu-ibu lainnya
Khansa mendengar semua pembicaraan ibu-ibu disana hanya tersenyum getir dan segera membawa Kenan menuju perusahaan Kalandra dengan menggunakan taxi yang sama yang dari tadi ia suruh untuk menunggunya didepan sekolah.
“mami,, kita mau kemana?” tanya Kenan yang mengetahui bahwa jalan yang mereka lewati bukan jalan menuju ke apartmentnya.
“kita mau ke kantor papi sayang, kamu tau kan kantornya papi? Mami kan gapernah kesana mami Cuma tau nama perusahaannya aja.”
“tau mi, pak supir pasti tau kok perusahaan K mi”
“iya saya tau bu, suaminya kerja disana ya bu?” supir taxi tersebut menyauti omongan Kenan
“iya pak, suami saya kerja disana”
“Wah perusahaan yang cukup besar bu, suaminya kerja di bagian apa?”
“papi itu CEO perusahaan itu pak” ucap Kenan tiba-tiba
Supir taxi tersebut tertawa mendengar jawaban dari Kenan, Kenan yang kesal karena di tertawakan oleh supir taxi tersebut ingin berbicara lagi, namun ditahan oleh Khansa.
Setelah sampai di perusahaan Kalandra, Khansa dan Kenan turun dan memberi ongkos pada supir taxi tersebut.
“bu, uangnya kelebihan banyak” kata supir taxi itu
“gapapa pak kembaliannya buat bapak aja.”
“terimakasih bu” jawab supir taxi lalu melajukan mobilnya.
Khansa dan Kenan memasuki perusahaan tersebut lalu bertanya kepada resepsionis.
“permisi bu, ada yang bisa saya bantu?” tanya resepsionis tersebut dengan ramah
“saya mau bertemu dengan bapak Kalandra”
Resepsionis itu berfikir sejenak sambil menatap Khansa dari atas ke bawah.
“maaf, pak Kalandra sedang tidak ada di ruangannya.” Jawab resepsionis itu berbohong.
“bohong! Papi pasti ada di ruangannya” teriak Kenan.
Resepsionis itu bertanya-tanya dari mana datangnya anak kecil itu. Karena memang Kenan tidak pernah ke perusahaan Kalandra jadi tidak ada yang mengetahui jika Kenan adalah anak dari CEO perusahaan itu.
Khansa yang bingung ingin menghubungi Kalandra, namun tidak bisa karena hp Kalandra tidak aktif.
“maaf silahkan pergi dari sini sebelum saya panggil keamanan!” tegas resepsionis tersebut.
Edo yang kebetulan baru saja datang setelah makan siang melihat kejadian tersebut dan mengenali dua orang itu langsung menghampiri mereka.
“astaga! Nyonya Kalandra dan tuan muda silahkan masuk saya akan mengantar anda menuju ruangan pak Kalandra.” Edo sengaja meninggikan suaranya agar bisa didengar oleh resepsionis itu.
“om Edo..” teriak Kenan dan berlari ke pelukan Edo.
Resepsionis itu mendengar perkataan Edo langsung pucat dan gemetar karena tidak tau jika perempuan yang ia usir adalah istri CEO perusaan itu.
“m,,maafkan saya nyonya. S,,saya tidak tau jika anda adalah istri pak Kalandra, saya mohon jangan pecat saya.” ucap resepsionis itu membungkukkan badannya berkali-kali.
“aku sudah memaafkanmu, tapi kamu harus memperbaiki sikapmu itu. Jangan pernah menilai seseorang dari sampulnya saja.
Jangan menganggap remeh seseorang karena penampilannya yang tidak modis atau kampungan, karena kamu tidak tau apa yang mereka sembunyikan dibalik penampilan kampungannya itu. Dan satu hal lagi, aku tidak akan memecatmu.” Tegas Khansa
“terimakasih banyak nyonya,, maafkan sikap saya sekali lagi.”
Edo kagum mendengar ucapan Khansa yang menurutnya sangatlah bijaksana.
“*Kalandra beruntung mendapatkan istri sebaik dia*” batin Edo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 375 Episodes
Comments
Nuraini Maulina
dasar repsesionis bodoh y gini
2023-06-13
0
Nuraini Maulina
knp sh setiap orang tanya k repsesionisw pada ngeliat sinis gt g usah meliat dr sampul nya dulu
2023-06-13
0
Nuraini Maulina
jgn d dekati mas bro Dy dah punya suami
2023-06-13
0