Keesokan harinya Khansa mengajak Lila sahabatnya untuk bertemu di cafe favorit mereka.
Khansa pov
Besok adalah hari pernikahanku, siang ini aku memberanikan diri untuk mengajak Lila sahabatku bertemu dan membicarakan tentang pernikahanku yang mendadak ini.
Aku menunggu Lila di dalam cafe dan memesan cappuccino coffe dan meminumnya, setelah itu aku melihat Lila memasuki cafe sambil tersenyum dan melambaikan tangannya kepadaku sedangkan aku hanya tersenyum kearah Lila.
“hai Lil, baru aja cappuccino coffeku dateng. Kamu pesen minum dulu deh sana.”
“hmm, ntar aja deh pas ada pelayan nganter pesenan orang aku sekalian pesen ke pelayannya, aku males tuh antri”
“yee dasar pemalas!”
“ohiya, kamu kemana aja selama ini sih sa? Gaada kabar, ga masuk kerja, dirumah juga gaada, aku kan jadi bingung.”
“Leo masuk rumah sakit lagi Lil dan membutuhkan operasi karena sakitnya sudah parah, makanya sangking paniknya aku ga sempet ngabarin kamu. Maaf ya”
“loh terus gimana kabar Leo sekarang? Udah baik-baik aja kan?”
“dia udah baik kok Lil. Sebenernya ada yang mau aku bicarain sama kamu..”
“apaan sa, kok muka kamu serius banget?”
“aku mau ngasih ini..” Khansa menyodorkan undangan kearah Lila.
“loh siapa yang mau nikah sa?”
“aku..”
“ha! Apa!? Kamu sa? Aku ga salah denger kan?” teriak Lila hingga membuat semua orang yang ada di cafe tersebut melihat kearah mereka.
“sstt,, gausah teriak-teriak Lil, malu diliatin orang!”
“kamu hamil sa?”
“ha? Engga lahhhh!”
“terus kok kamu tiba-tiba nikah? Kamu pacar aja gapunya sa. Kamu mau nikah sama siapa?”
“aku nikah sama duda anak satu Lil.”
“ha!!?” Lila kembali teriak lalu Khansa dengan sigap menutup mulut Lila.
“kamu gila ya sa? Kamu nikah tiba-tiba aja udah kejutan banget, dan ini lagi sama duda udah punya anak lagi. Kamu punya utang sama dia ya sa? Aku pinjemin uang ya buat lunasin utang-utang kamu.” dengan suara pelan.
“no! bukan Lil, aku menyayangi anaknya dan ingin menjadi ibu sambung untuk anaknya.”
“kamu yakin sa? Masa muda kamu masih panjang loh.”
“aku yakin Lil, sebentar lagi mereka datang kesini, aku mau ngenalin kamu sama mereka.”
“ha? Sama siapa?”
“selamat siang..”
“selamat siang calon mami”
Lila menoleh dan terkejut melihat lelaki gagah dan tampan sedang menggandeng tangan anak kecil yang sangat imut.
“OMG! Hot Daddy!” gumam Lila tetapi masih bisa didengar oleh Khansa dan andra.
Khansa menahan tawanya melihat ekspresi sahabatnya yang melihat kagum ke arah Andra. Khansa lalu berdiri untuk memperkenalkan calon suaminya dan calon anaknya itu.
“kenalkan ini calon suamiku Kalandra, dan ini adalah anakku Kenan”
“halo tante..” sapa Kenan, dan Andra hanya mengagguk dan tersenyum.
“yaampun kamu lucu banget Kenan, sini sama tante.”
Lila memangku Kenan dan melirik kearah khyansa lalu membicarakan sesuatu tanpa mengeluarkan suara.
“gila,, ganteng banget.”
Khansa mencoba untuk menebak ucapan sahabatnya namun ia tidak mengerti apa yang diucapkan oleh temannya itu hanya mengerutkan alisnya dan menggelengkan kepalanya .
Kenan sedang asik bermain bersama Lila, sedangkan Khansa melirik kearah Andra dan membisikkan sesuatu.
“terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk datang.”
“tidak masalah.”
Hari sudah mulai petang, mereka memutuskan untuk pulang. Kenan sudah tertidur dan berada digendongan Andra, khansa dan Andra menunggu Lila yang akan dijemput oleh pacarnya. Riko yang sudah datang dan menghampiri Lila.
“loh pak andra?” riyko terkejut melihat Andra begitu pula sebaliknya.
“riko? Jadi kamu pacarnya sahabat calon istri saya?”
“loh jadi calon istri bapak itu khansa?”
“kalian saling kenal?” tanya khansa dan Lila secara bersamaan.
“aku kerja diperusahaan pak Andra sa”
“astaga Khansa jadi kamu bakal nikah sama CEO perusahaan mode yang hebat itu?” ucap Lila
“ha? Perusahaan apa?” tanya Khansa yang memang belum mengetahui pekerjaan Andra.
“udah ayo kita pulang, Kasian Kenan pegel tidur kayak gini. Riko, Lila kami pulang dulu ya.”
“hati-hati dijalan pak Andra”
“hati-hati dijalan ya sa, kapan-kapan kita main lagi.” ucap Lila.
Andra menidurkan Kenan di kursi belakang lalu masuk ke dalam mobil, sedangkan Khansa sudah berada di kursi depan.
“kamu itu sebenernya kerja apa sih mas?” tanya Khansa tiba-tiba
“aku pemilik perusahaan mode yang cukup besar, dan memiliki cabang dimana-mana.”
“astaga! Jadi aku akan menikah dengan bos besar?”
“pfftt,, kamu gausah kaget gitu kali sa.”
“bukan kaget, tapi aku minder. Tamu undangan di pernikahan kita nanti pasti orang penting semua, sedangkan aku hanya orang dari kalangan yang jaaauuhhh dibawah kamu, apa kamu ga malu sama teman dan rekan bisnis kamu?”
“ngapain malu? Toh aku yang nikah bukan mereka. Anakku sangat menyayangimu, sedangkan aku sangat menghormatimu sebagai wanita yang akan menjadi istriku dan ibu dari anakku.”
“tadi dia bilang apa? ‘ibu dari anakku?’ ah pasti maksudnya Kenan kan, yaampun sa kamu mikir apaan sih.” Batin Khansa
“terimakasih mas.” Ucap Khansa yang dibalas dengan senyuman oleh Andra.
Andra mengantar Khansa lebih dulu ke rumah sakit lalu pulang kerumahnya. Sesampainya dirumah, Andra menggendong Kenan yang masih tertidur dan dilihat oleh mama Alisha.
“loh Kenan tidur Ndra?”
“iya ma, tadi dia main sama Khansa dan temannya, mungkin Kenan kecapean.”
“yaudah cepetan kamu tidurin Kenan dikamarnya, kamu cepetan mandi terus istirahat, besok itu hari pernikahan kamu, kamu harus istirahat.”
“iya ma.”
*Dirumah sakit*
“loh sa kamu habis dari mana?”
“habis ketemu sama Lila bu, sasa ngasih undangan ke dia dan mengenalkan mas Andra dan Kenan.”
“kamu ketemu Andra? Yaampun besok kalian menikah, harusnya kamu dipingit gaboleh kemana-mana apalagi ketemu sama calon suami kamu.”
“ih apaan sih bu, lagian pernikahan ini bukan karena cinta sama cinta.”
“tapi sama aja, itu tradisi! Udah cepetan kamu ganti baju terus istirahat, kalo ayah tau kamu ketemu Andra pasti dia marah.”
Khansa hanya menggelengkan kepala melihat orang tuanya yang begitu kental dengan tradisi.
Malamnya, Leo menjalani pemeriksaan terakhir sebelum dipulangkan. Setelah semuanya sehat, Leo akhirnya pulang bersama dengan Khansa dan orang tuanya.
Khansa memberhentikan taxi didepan rumah sakit dan membantu leo masuk ke dalam mobil. Tetapi ayah dan ibunya tidak ikut masuk ke dalam taxi.
“loh ayah sama ibu mau kemana malem-malem gini?”
“kami masih ada keperluan sa, kalian pulanglah dulu nanti ayah dan ibu akan menyusul kalian.”
“baiklah, hati-hati dijalan dan jangan pulang terlalu larut.”
“iya sayang sudah sana pulang dan istirahatlah.”
Ayah dan ibu Khansa menuju ke toko perhiasan dan membelikan sebuah cincin yang sangat indah.
Flashback
Saat Khansa sedang pergi keluar, ayah dan ibu membicarakan tentang pernikahan khansa.
“bu, anak gadis kita besok akan menikah.”
“iya yah, ibu tidak menyangka waktu akan berjalan begitu cepat.”
“ayah ingin memberikan hadiah untuk sasa bu”
“hadiah apa yah? Emang ayah punya uang?”
“ada uang simpanan ayah, kita pakai itu saja untuk membelikan sasa cincin yang indah”
“baiklah yah, nanti malam biarkan Leo pulang dengan Khansa, sedangkan kita mampir ke toko perhiasan untuk membeli cincin.”
Flashback end
Ibu memilih cincin yang menurutnya indah dan tidak terlalu mahal untuk mereka. Setidaknya mereka ingin memberikan Khansa hadiah pernikahan yang bisa ia gunakan.
“yah ini cincin yang indah dan harganya pun tidak terlalu mahal”
“baiklah, kita pilih cincin ini dan pulang kerumah"
Setelah membeli cincin itu, orang tua Khansa pulang kerumah karena hari sudah mulai larut.
Sesampainya dirumah, ayah dan ibu Khansa memasuki rumah lalu ibu Khansa langsung menghampiri Khansa di kamarnya.
“Khansa..?” ucap ibunya
“masuklah bu, kamarnya tidak dikunci.”
Ibu masuk kedalam kamar Khansa dan duduk di kasurnya, Khansa yang sedang tiduran sambil memainkan hpnya langsung duduk dan menatap ibunya.
“ada apa bu? Ada yang mau ibu omongin sama Khansa?”
“ibu mau ngasih ini nak,, ini hadian pernikahanmu dari ayah dan ibu.”
Betapa terkejutnya Khansa melihat cincin yang sangat indah menurutnya.
“yaampun ibu, ini apa? Ngapain ibu ngasih khansa cincin?”
“cincin ini adalah hadiah dari ayah dan ibu, ibu dan ayah sama sekali tidak membantu apa-apa untuk pernikahanmu, setidaknya ayah dan ibu memberimu cincin ini. pakailah di tangan kirimu, karena tangan kananmu akan terpasang cincin dari suamimu. Ibu harap pernikahanmu lambat laun akan menumbuhkan rasa cinta diantara kalian berdua.”
“huaa… terimakasih banyak buu,,” Khansa menangis dengan kencang sambil memeluk ibunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 375 Episodes
Comments
ousky
lanjutkan
2022-06-23
0
Tian
alurnya sangat tenang enjoy untuk di hayati..
2021-12-07
0
Irem Tanlin
bagus sekali arus ceritax
2021-12-07
0