Keesokan harinya, Kenan sangat bersemangat untuk menemui kakak cantiknya itu, namun saat tiba waktunya untuk pulang sekolah, Kenan sangat sedih karena orang yang dia cari tidak ada disana.
Kenan bertanya kepada pedagang yang ada disana, namun nihil, pedagang tersebut juga tidak mengetahui keberadaan Khansa dan ibunya. Akhirnya Kenan menuju mobil dengan perasaan kecewa. Kalandra yang melihat Kenan memasuki mobil dengan wajah yang kecewa pun penasaran.
“kamu kok cemberut Kenan? Ada apa?”
“pii,,, Kenan sedih nih.”
“kenapa sayang?”
“kakak cantik ga jualan hari ini..”
Kalandra yang mengerti dengan kekecewaan anaknya itu hanya bisa menghela nafas tanpa tau harus berbuat apa.
“jangan sedih sayang, siapa tau besok kakak cantik udah jualan lagi, yakan?” hibur Andra
“iya papi benar, besok kakak cantik pasti jualan.”
Setelah Kenan lebih baik, Andra langsung melajukan mobilnya menuju restoran untuk makan siang.
“kita ngapain ke restoran pi?” tanya Kenan kepada Andra, karena biasanya mereka akan langsung pulang kerumah dari sekolah.
“ya kalo ke restoran berarti mau makan dong sayang… masa iya kita disini mau shopping?”
“Kenan tau kalo restoran tempat orang makan, tapi kok tumben papi ngajak kenan makan dulu? Kenapa ga langsung pulang kerumah kayak biasanya?”
Kenan adalah anak yang cerdas, sifatnya pun lebih dewasa dibandingkan dengan anak seusianya, Kenan sudah mengerti banyak hal, bahkan Kenan sudah bisa membaca dan menulis sejak usianya menginjak tiga tahun. Kalandra tidak memberikan celah mengenai pendidikan anak tercintanya itu, ia membayar guru les terbaik untuk mengajar anak semata wayangnya itu, itulah mengapa Kenan sangat cerdas.
“papi tau kalo kamu kecewa karena gabisa ketemu kakak cantik, makanya papi ajak kamu makan di restoran kesukaan kamu biar perasaan kamu jadi lebih baik.”
“terimakasih papi,, kenan sayang banget sama papi..” ucap Kenan sambal mencium pipi sang papi.
Kenan tau sebenarnya papinya sangat menyayanginya dan sangat ingin menjadi papi sekaligus mami yang baik untuk Kenan, hanya saja papinya selalu sibuk untuk bekerja, namun Kenan tidak pernah protes dan sangat bersyukur memiliki papi yang sangat menyayanginya.
Sesampainya dirumah, Kenan langsung naik keatas menuju kamarnya, sang nenek yang melihat jika ada yang aneh dari mimik wajah cucunya akhirnya menghampirinya.
“halo cucu nenek,, nenek boleh masuk?” tanya sang nenek yang sedang mengintip dibalik pintu, dan hanya dibalas anggukan oleh Kenan.
“kamu kenapa murung gitu sayang?”
“tadi kakak cantik ga ada nek,, kakak cantik ga jualan, Kenan gabisa ketemu kakak cantik, Kenan belum tau namanya kakak cantik.” Ucap Kenan dengan nada lemas.
“udah gapapa, besok juga bisa kan ketemu kakak cantik, udah gausah sedih ya sayang..” ucap sang nenek menghibur cucunya.
“bahkan Kenan baru sehari ga ketemu kakak cantiknya itu udah sedih gini, aku harus cari tau siapa kakak cantik yang dimaksud Kenan, dan harus membuatnya menjadi ibu kenan.” Batin Alisha.
Seminggu berlalu, Kenan tidak pernah bertemu dengan khansa lagi, Kenan sangat sedih, ia hanya makan sedikit, bahkan tidak seceria biasanya. Kalandra dan mamanya pun bingung bagaimana caranya menghibur Kenan agar mau makan dan kembali ceria seperti dulu.
“Ndra, kayaknya kamu harus nyari wanita itu agar Kenan kembali seperti dulu!” perintah mamanya kepada Andra.
“tapi ma,, mau nyari dimana? Jangankan mau nyari tau keadaannya, namanya aja aku gatau.”
“ya cari tau dong,! kamu seorang CEO yang orang bilang hebat tapi buat nyari wanita aja gabisa. Payah!”
“iya nanti Andra nyuruh asisten Andra buat nyari wanita itu, puas ma!? tapi Andra gabisa janji wanita itu mau sama duda anak satu kayak Andra.”
"udah Andra mau kekantor, gara gara ngomong sama mama nih andra jadi telat.” Lanjutnya
“kamu kan CEO disana, kalo kamu telat gapapa dong!”
Andra yang mendengar perkataan sang mama hanya menggelengkan kepalanya sambil berlalu meninggalkan mamanya.
Di kantor, andra memanggil seseorang lewat telfon yang ada di ruangannya.
Tok..tok..tok.. tidak lama setelah menelfon, ada seseorang yang mengetuk ruangan Andra. Andra melirik kearah asal suara “masuk” ucapnya.
“permisi pak, ada apa bapak memanggil saya?” tanya asistennya.
Ternyata orang yang dihubungi oleh Andra adalah Edo asisten pribadinya sekaligus sahabat baik andra.
“aku ingin menyuruhmu mencari informasi tentang seorang wanita.”
“siapa pak?”
“aku juga tidak tau siapa namanya, yang jelas wanita itu membantu ibunya berjualan kue di depan sekolah anakku, aku mau kamu mencari semua tentangnya!”
Setelah mendengar perkataan Andra, Edo keluar dari ruangan Andra dengan frustasi.
“bagaimana bisa aku mencari informasi seseorang yang bahkan namanya saja tidak tau, Ini sih alamat aku lembur..” edo bergumam dalam hatinya dan menghela nafas panjang.
Disisi lain.. “bagaimana aku meyakinkan wanita itu untuk menikah denganku dan menjadi ibu sambung untuk Kenan? Aku yakin dia tidak akan mau, arrghh.. kenapa harus wanita kecil itu yang mampu membuat anakku nyaman bahkan hingga membuatnya murung seminggu ini?” batin Andra sambil mengacak ngacak rambutnya dengan kasar.
Disekolah Kenan, Edo disuruh untuk menjemput Kenan karena Andra ada meeting dengan klient, Edo yang menunggu Kenan pulang menyempatkan diri untuk bertanya kepada semua pedagang yang ada disana, namun tidak ada satupun pedagang yang mengetahui tentang wanita itu, sampai ada seorang ibu ibu yang mengetahui tentang wanita itu.
“saya tau tentang wanita itu, seingat saya wanita itu memiliki adik yang sakit jantung dan sering keluar masuk rumah sakit, biasanya kalo ibu dan anaknya itu tidak berjualan berarti adiknya masuk rumah sakit tuan, biasanya hanya sehari tidak berjualan, tapi sekarang sudah seminggu lebih tidak berjualan mungkin adiknya sakit sudah parah.” Ucap ibu itu
“kasian sekali wanita itu..” batin Edo.
“apa ibu tau alamat wanita itu?” tanya Edo kepada ibu itu.
“tau, seinget saya rumahnya di jalan mawar no.05, rumahnya masuk ke gang kecil tuan.”
“baiklah terimakasih banyak ya bu..” lalu Edo meninggalkan ibu itu.
Bel sekolah pun berbunyi, dan Kenan yang melihat Edo sedang menunggunya sangat bersemangat.
“om Edoo…” teriak Kenan sambil berlari memeluk Edo.
Edo yang mendengar namanya dipanggil pun menengok ke asal suara lalu tersenyum lebar.
“hai jagoan om,, gimana sekolahnya?”
“ya gitu aja om, Kenan ga semangat gaada kakak cantik” jawabnya dengan kembali menekuk wajahnya.
“jangan di tekuk gitu dong mukanya anak ganteng,, ayo kita cari kakak cantik, om Edo udah dapet alamatnya.”
“serius om? Ayo om cari kakak cantik sekarang!” Kenan berlari menuju mobil sangking bersemangatnya bertemu dengan kakak cantiknya itu.
Edo hanya menggelengkan kepala melihat tingkah anak dari bos sekaligus sahabatnya itu.
Sesampainya dirumah Khansa, Edo turun dari mobil sedangkan Kenan disuruh menunggu di dalam mobil walau awalnya Kenan ingin ikut kerumah Khansa, dan benar saja, sesampainya dirumah Khansa, Edo yang mengetuk pintu beberapa kali namun tidak ada jawaban sampai tetangga sebelah rumah itu keluar rumahnya.
“Khansa sama keluarganya pergi kerumah sakit mas, percuma ngetok sampe ubanan juga gaakan dibuka.” Ucap tetangga itu.
“lah tanpa ngetok pintu ini juga saya udah ubanan mas,, ngapain mereka kerumah sakit?”
“ya itusih takdir mas,, adiknya mbak Khansa sering masuk rumah sakit, mungkin yang sekarang parah makanya udah lama mereka ga pulang pulang..”
“stop! Jangan tanya lagi, mereka ada di Rs.X.” lanjutnya.
“hehe tau aja masnya isi hati saya,, makasih ya mas informasinya.” Ucap Edo lalu pergi meninggalkan rumah khansa.
Melihat Edo sudah keluar dari gang rumah Khansa, Kenan bersemangat lalu membuka kaca jendela mobilnya sambil tersenyum penuh harap.
“mereka gaada dirumah, mereka ada dirumah sakit, nanti Kenan sama papi aja ke rumah sakitnya ya? Biar om bilang ke papi, gapapa kan?” ucap Edo lemas, karena Edo tau Kenan sangat berharap.
Dirumah sakit, Khansa dan kedua orang tuanya sedang mondar mandir di kamar pasien, sudah beberapa kali Leo serangan jantung, jantung Leo harus di operasi secepatnya, tetapi mereka tidak punya biaya untuk melakukan operasi.
“hiks.. hiks.. bagaimana ini yah? Kita tidak punya biaya operasi untuk Leo.” Tangis ibu Khansa pecah sambil memeluk tubuh suaminya.
Ayahnya tidak bisa berbicara apa apa, lalu Khansa mendekati ibunya sambil mengelus punggung ibunya.
“ibu yang sabar,, sasa bakal usaha nyari uang untuk biaya operasi Leo, jangan nangis lagi bu, sasa gabisa liat ibu nangis.” Ucap Khansa dengan suara serak menahan tangisnya.
Khansa berjalan menyusuri koridor rumah sakit menuju taman belakang rumah sakit mencari tempat yang tidak begitu banyak orang, ia menangis, berusaha menenangkan dirinya di bangku taman tersebut.
Lalu tiba tiba seseorang laki laki tampan berdiri di hadapannya hingga menutupi sinar matahari yang menyengat, khansa mengangkat kepalanya untuk melihat siapa laki laki itu lalu laki laki itu mengucapkan kata kata yang membuat khansa membeku.
"aku akan membiayai semua biaya operasi adik kamu, tapi dengan syarat..” ucap laki laki yang ada di hadapannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 375 Episodes
Comments
itanungcik
syaratnya jadi mommy kenan...
2023-06-02
0
Herlina Riansyah
bagus ni critanya g bertele² langsung pd intinya 👍👍
2022-07-26
0
Mayla Putri
RTg GTg GT GT5 yu
2022-04-27
0