Jam menunjukan pukul 03.30 dini hari, Ashila menggeliatkan tubuhnya, ia terbangun dari tidurnya karena mendengar sayup-sayup orang mengaji.
"Fa bi ayyi aalaaa`i robbikuma tukadzibaan."
"Muttaki`iina 'alaa rofrofin khudriw wa 'abqoriyyin hisaan."
Ashila mengerjap-ngerjapkan matanya pelan. Setelah kelopak matanya membuka sempurna. Ia terpaku melihat pemandangan di depannya. Seorang laki-laki yang memakai baju koko putih polos, sarung merah maroon dan peci hitam yang sedang duduk bersila sambil membaca Al-qur'an.
"Subhanallah, dia sedang mengaji surah Ar-Rahman, apa ini mimpi? Ya Allah jika aku sedang bermimpi, jangan biarkan aku terbangun dahulu."
"Kamu sudah bangun?"
"Hei!"
"Halo!"
Rayhan mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Ashila, tetapi gadis itu hanya diam tak bergeming.
"Shila!" tepukan tangan Rayhan di pundak Ashila sukses membuat lamunan istrinya itu buyar.
"Ah!" Ashila yang tersentak kaget, seketika ia menoleh ke samping dan terkejut, sejak kapan suaminya itu ada di hadapannya? Itulah yang ada di benak Ashila saat ini.
"Kamu kenapa?" tanya Ashila.
Rayhan mengernyitkan dahinya. "Apa sih, kok kamu gak jelas gini. Harusnya saya yang tanya, kenapa kamu saya panggil-panggil diem ajah?"
"Ah! Masa sih?"
"Kamu sakit, ya." Rayhan menempelkan telapak tangannya di kening Ashila. "Gak panas, kok."
"Apasih aku gak sakit, kok."
"Pindah gih sono ke kasur." pinta Rayhan.
Ashila mengernyitkan keningnya, kemudian ia menempelkan punggung tangannya di pipi Rayhan. "Gak panas, kok." ucap Ashila.
"Apasih, Shila."
"Kamu abis kerasukan malaikat, yah. Kok bisa baik sama aku, sampe nyuruh aku tidur di kasur segala, biasanya kan tega sama aku," ucap Ashila. "Atau kamu abis ngaji terus dapet hidayah, yah."
"Saya itu dari dulu emang baik, Shila. Ganteng, pinter, cool.."
"Huuh.. Mulai deh sombongnya keluar." ucap Ashila memotong perkataan Rayhan.
"Saya bukan sombong, Shila. Emang faktanya kayak gitu."
"Udah ah, aku mau tidur lagi." Ashila merebahkan tubuhnya kembali ke sofa lalu memejamkan matanya.
"Gak pindah ke kasur?"
"Gak usah, di sini ajah. Mager!" ucap Ashila memejamkan matanya.
***
Pagi hari Ashila membantu Bi Ida membuat sarapan.
"Shila bantu ya, Bi."
"Gak usah, Non. Biar saya ajah, ini kan tugas saya."
"Gak papa, Bi. Saya kan menantu di rumah ini."
"Yaudah, kalo Non mau. Tidak papa." ucap Bi Ida.
Ashila memotong sayuran yang akan dimasak dengan lihai. Ia juga banyak bertanya makanan yang disukai Rayhan pada Bi Ida.
Setelah beberapa lama kemudian, akhirnya semua masakan sudah selesai. Ashila menyajikan makanan di atas meja dengan rapi.
"Waah.. Kayaknya makanannya enak, nih." ucap seseorang yang mendekat ke meja makan.
Ashila menoleh ke arah sumber suara. "Lho, Papa sama Mama mau kemana? Kok bawa koper segala?" tanya Ashila kaget melihat Mama dan Papa mertuanya itu sudah berpakaian rapi sambil menyeret dua koper besar.
"Papa sama Mama mau ke London, Grandma sakit."
"Apa? Sakit, Kayla ikut ya, Pa, Ma." ucap Kayla yang tiba-tiba datang ke ruang makan.
"Jangan, Kay. Kamu kan harus sekolah." ucap Mama.
"Tapi, Ma. Kalo Mama sama Papa pergi, dan Kak Rayhan sama Kak Shila pulang ke Apartemen, entar Kay di rumah sendirian doang."
"Kan ada Bi Ida sama Mang Ujang, Kay," ucap Rayhan sambil duduk di meja makan.
"Gak mau, Kay pengen ikut, kecuali kalo Kak Rayhan sama Kak Shila tinggal di sini."
"Ray, Shila. Kalian mau kan tinggal di sini dulu sampe Mama sama Papa pulang?" pinta Mama.
Ashila dan Rayhan berpandangan beberapa saat. Ashila memberi isyarat kepada Rayhan untuk mengiyakan permintaan Mertuanya itu.
"Yaudah Mama Sama Papa tenang ajah, kita bakalan di sini, kok," ucap Rayhan.
***
Sesudah makan, Ashila, Rayhan dan Kayla mengantarkan Mama dan Papa ke luar rumah.
"Mama sama Papa pamit, ya.." ucap Mama.
"Pasti Kay bakalan kangen deh sama kalian," ucap Kayla sambil memeluk Mamanya.
"Mama sama Papa hati-hati, ya. Entar kalo udah nyampe sana, kabarin kita. ya.." ucap Rayhan memeluk Mama dan Papanya bergantian.
"Iya. Pasti kita kabarin," ucap Papa.
"Mama sama Papa hati-hati, ya. Salam buat Grandma," ucap Ashila sambil memeluk kedua Mertuanya.
"Iya nanti Mama salamin."
Mama dan Papa pun segera memasuki mobil dan melajukan mobilnya.
Tak terasa cairan bening jatuh membasahi kedua pipi Kayla.
"Jangan nangis dong, Kay. Kan masih ada Kak Shila, di sini," ucap Ashila sambil menghapus air mata Adik iparnya itu.
"Udah gede juga, nangis mulu. Nanti cantiknya ilang, lho. Lagian Mama sama Papa gak bakalan lama kok," ucap Rayhan yang bermaksud menghibur Adik kesayangannya itu.
"Enggak kok, siapa yang nangis," ucap Kayla cemberut.
"Yaudah, yuk berangkat sekolah. Entar kamu kesiangan."
"Iya, Kak."
"Aku juga ikut, ya. Aku mau ke apartemen dulu, mau ngambil beberapa baju ganti buat tinggal di sini."
Mereka pun segera memasuki mobil. Rayhan segera melajukan mobilnya dengan kecepatan standar.
Tiga puluh menit kemudian, Mereka sampai di sekolah Kayla.
"Kak Rayhan, Kak Shila, aku sekolah dulu, ya." Kayla mencium tangan kedua Kakaknya bergantian.
"Sekolah yang bener, ya," ucap Rayhan sambil mengelus puncak kepala Kayla kemudian menciumnya.
"Iya, Kak." Kayla pun keluar dari mobil dan berjalan ke arah gerbang. Di depan gerbang ia berbalik menatap mobil Kakaknya.
"Kak Rayhan bawa mobilnya hati-hati, ya. Dadaah.." teriak Kayla sambil melambai-lambaikan tangannya.
"Daaah.." ucap Rayhan sambil membunyikan klakson mobilnya lalu melajukan mobilnya kembali.
Rayhan melajukan mobilnya kembali untuk mengantarkan Ashila ke apartemen.
Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka sampai di depan apartemen.
"Nanti pulang dari kantor saya jemput ke sini."
"Iya." ucap Ashila singkat kemudian keluar dari mobil Rayhan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Sutiah
makin seru ,langsung favorit nih 💜💜💜
2021-07-13
0
Itha Fitra
shila manggil suami ny apa y??
2021-03-26
2
Eka Sulistiyowati
next
2020-12-05
2