Ashila pun memasuki kelasnya sambil senyum-senyum sendiri. Annisa yang menyadari ada keanehan pada Ashila langsung menyenggol Dina.
"Apa sih, Nis. Kamu ganggu aja, Aku lagi fokus nonton drakor nih," ucap Dina sedikit kesal.
"Liat tuh!" ucap Annisa menunjuk Ashila.
"Shila kenapa yah? Kok senyum-senyum sendiri, kayak orang gila," ucap Dini terheran-heran.
"Gak tau," ucap Annisa sambil mengedikan bahunya. "Samperin yuk," ajak Annisa.
Mereka pun menghampiri Ashila. "Eh! Shil. Kamu ngapain senyum-senyum sendiri?" tanya Dina penasaran.
"Eeuum.. aku.."
Belum sempat Ashila menjawab seorang Dosen melangkah masuk kedalam kelas.
Semua Mahasiswa pun segera duduk di kursi masing-masing.
"Selamat pagi, anak-anak," sapa Dosen yang bernama Pak Andi.
"Pagi pak".
"Baiklah, anak-anak. Hari ini kita akan mempelajari tentang ekonomi mikro," ucap Pak Andi memulai pelajaran.
Dua jam kemudian. Pelajaran pun selesai. Semua Mahasiswa segera berhamburan keluar kelas.
Ashila, Annisa dan Dina jalan beriringan ke Parkiran.
"Shil, kamu belum jawab pertanyaanku tadi!" ucap Dina mingintimidasi.
"Oke Aku jawab. Tadi, di koridor aku tabrakan sama Kak Azmi," ucap Ashila tersenyum kecil mengingat kejadian beberapa jam yang lalu itu.
Kedua sahabat Ashila ini memang sudah mengetahui bahwa Ashila diam-diam menyukai Kakak Senior mereka.
"What! Pantesan tadi senyum-senyum sendiri kayak..."
"Kayak apa?" tanya Ashila penasaran. Ia memicingkan matanya menatap Dina.
"Orang Gila," timpal Annisa.
"Kalian jahat banget sih. Aku malah di katain kayak orang gila," ucap Ashila cemberut.
"Maaf, kita cuma becanda, Shil. Maaf ya." ucap Annisa memohon sambil mengatupkan kedua tangannya, sedangkan Dina hanya mengangguk berkali- kali.
"Aku juga becanda kali, hehehe."
"Ikh dasar, Shila. Aku kira kamu marah beneran," ucap Annisa.
"Yaudah. Berhubung Dosen pelajaran kedua enggak masuk. Aku mau pulang duluan yah." Ashila mengambil helm di motornya dan memakainya.
"Iya, Aku juga mau lanjutin naskah novelku di Noveltoon. Kasian para readersku pada ngamuk minta up," ucap Annisa.
"Emm, yaudah deh. Tadinya aku pengen ngajakin Kalian nonton bareng Drama Korea terbaru di rumah, pemerannya pacarku Ji Chang Wook, loh," ucap Dina.
"Pacar halumu!" ucap Annisa.
"Apasih, suka-suka aku donk," ucap Dina cemberut.
"Eeh.. Udah-udah, kok malah ribut sih." ucap Ashila menengahi perdebatan kedua sahabatnya. "Entar kapan-kapan kita nonton bareng. Di rumah aku juga boleh."
"Beneran, Shil."
"Iya, tapi kapan-kapan ajah, ya. Aku pulang dulu, ya," ucap Ashila memeluk kedua sahabatnya bergantian, lalu menaiki motor maticnya.
"Iya. Hati- hati, Shil," ucap Annisa dan Dina serempak sambil melambaikan tangan.
"Maaf ya, Din," ucap Annisa merasa bersalah, Dina pun mengangguk cepat lalu mereka berpelukan.
*****
"Saya terima kerjasama ini. Saya harap kita dapat menjalin kerjasama dengan baik".
Meeting pun akhirnya selesai, dan mereka semua berjabat tangan.
Setelah selesai meeting, Rayhan langsung masuk ke ruangannya.
Tok, tok, tok!
"Pak. Silahkan tandatangani berkas ini," ucap Arin, Sekertaris Rayhan.
Rayhan hanya mengangguk dingin dan menandatangani berkas yang diberikan Sekertarisnya itu.
"Arin, apa jadwal saya hari ini sudah selesai?" tanya Rayhan.
"Sudah, Pak."
Rayhan pun bernapas lega, seminggu berturut-turut dirinya tidak pernah absen dari meeting, belum lagi masalah perjodohannya dengan perempuan yang tak ia kenal. Jadi, hari ini dirinya harus menenangkan diri dan mendinginkan kepala.
"Oke baiklah, kalau begitu saya akan pulang," ucap Rayhan mengangkat tubuhnya dari kursi.
***
Saat diperjalanan Rayhan tidak sengaja mengerem mendadak karena ada yang melintasi jalan, dan pada saat itu juga ada motor yang menabrak mobilnya dari belakang.
Bruk..!
Rayhan pun segera keluar dan memeriksa belakang mobilnya, dan menghampiri orang yang menabrak mobil sport kesayangannya.
"Kamu harus bertanggung jawab," ucap Rayhan menarik pengemudi motor yang menabraknya.
"Kamu??" ucap Rayhan dan pengemudi motor itu yang ternyata adalah Ashila.
."Emm..! Maaf kalau saya telah menabrak mobilmu. Ta..tapi," belum sempat Ashila melanjutkan ucapannya, Rayhan langsung memotongnya.
"Tapi apa hah! Tidak ada tapi-tapian. Kamu tetap harus mengganti semua kerusakan mobil saya!" ucap Rayhan tegas.
"Baiklah. Saya akan ganti rugi, berapa yang harus saya bayar untuk mengganti kerusakan mobilmu?" tanya Ashila dengan entengnya.
"Saya tidak yakin. Kamu akan mengganti semua kerugiannya," ucap Rayhan tersenyum sinis.
"Memangnya berapa jumlah uang yang harus saya ganti?" tanya Ashila sambil memainkan kunci motornya.
"Seratus juta."
Seketika mata Ashila terbelalak, dan mulutnya menganga lebar mendengar ucapan Rayhan, "Dari mana aku akan mendapatkan uang sebanyak itu," batin Ashila.
"Kamu mencoba memeras saya, ya?" teriak Ashila.
"Apa? Kamu kira saya ini mata duitan, hingga melakukan pemerasan terhadapmu!" ucap Rayhan sinis. "Hei! Kamu dengar baik-baik. Saya tidak ingin memerasmu! Yang saya inginkan hanyalah pertanggungjawabanmu saja! Jika kamu tidak ingin mengganti, sebaiknya kita urus saja masalah ini ke pihak yang berwajib." sambung Rayhan.
"Baiklah. Saya akan mengganti semuanya. Tapi masalahnya, saya belum punya uang untuk sekarang. Jadi, mohon beri saya waktu untuk mengganti semua kerusakannya," ucap Ashila memelas.
"Oke. Saya akan memberi kamu jangka waktu. Satu bulan, bagaimana?" ucap Rayhan.
"Apa? Satu bulan! Kamu kira dalam waktu satu bulan saya bisa mengumpulkan uang sebanyak itu, hah?" ucap Ashila emosi.
"Oke, kalau begitu lima belas hari saja," ucap Rayhan ketus.
"Lima belas hari?? A..Ap.." Ucapan Ashila langsung di potong oleh Rayhan.
"Apa? Mau saya kurangi lagi??" tanya Rayhan ketus.
"Jika aku menolak lagi, mungkin laki-laki ini akan mengurangi waktu lagi," batin Ashila
"Oke baiklah. Saya tidak akan menolaknya. Dengarkan baik-baik, saya akan membayar semua kerugianmu. Jadi, biarkan saya pergi sekarang!" ucap Ashila.
Saat Ashila ingin pergi, tangannya dicekal oleh Rayhan dan tubuhnya di dorong ke dinding mobil dan mengunci tubuhnya.
"Saya akan membiarkanmu pergi. Tapi berikan saya jaminan, agar saya percaya kepadamu," ucap Rayhan sambil menatap manik mata Ashila.
"Bagaimana ini? Apa yang harus aku berikan sebagai jaminannya," batin Ashila.
Ashila pun membuka tasnya, mencari suatu benda yan akan di berikan sebagai jaminan. Ia melihat ponsel miliknya dan mengambilnya.
"Aku kan masih punya satu handphone lagi dirumah,"
"Bagaimana dengan ini??" tanya Ashila sambil memberikan handphone miliknya pada Rayhan.
Rayhan pun mengambil benda pipih tersebut dari tangan Ashila, pertanda bahwa ia setuju dengan saran Ashila.
"Oke, saya terima ini sebagai jaminannya. Dan sekarang, kamu boleh pergi!" ucap Rayhan lalu pergi.
Namun, baru dua langkah Rayhan berjalan, ia berbalik dan memberikan sebuah kartu nama pada Ashila.
"Oh ya, jika kamu ingin mengganti kerugiannya. Kamu bisa temui saya di alamat itu!" ucap Rayhan lalu pergi
"Oke," ucap Ashila singkat sambil mengambil kartu yang diberikan Rayhan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Witri Aidil
lanjiy
2021-03-10
1
Rivaldo Akbar
dikasih waktu 1 bln tpi bentar lagi kan mereka lamaran
2020-11-20
11
Loveling.Damareka
lanjut
2020-11-12
5