Ashila menggeliatkan tubuhnya, perlahan ia terbangun dari tidurnya. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya untuk menghilangkan rasa kantuk yang masih berat.
Ashila melirik Rayhan yang masih tertidur pulas, ia terkikik geli melihat wajah Rayhan yang penuh dengan lipstik.
"Dia bakalan marah gak ya, mukanya aku coret-coret pake lipstik," gumam Ashila sedikit takut.
Setelah cukup puas memandangi wajah Rayhan. Ashila segera melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk berwudhu sekalian mandi pagi.
Setelah membersihkan diri, Ashila mengambil pakaian di kopernya dan memakainya. Kemudian ia bergegas memakai mukena lalu menggelar sajadah dan melaksanakan shalat subuh.
Rayhan mulai membuka mata dan mengerjap-ngerjapkannya "Kenapa kamu gak bangunin saya,'' ucap Rayhan melihat Ashila masih memakai mukena ketika sudah selesai shalat.
Ashila menoleh ke arah Rayhan. "Tadinya aku mau bangunin, tapi takut kamu marah."
Rayhan beringsut dari kasur dan pergi ke kamar mandi. Rayhan menatap dirinya di cermin yang ada di hadapannya. Manik matanya membulat sempurna saat melihat bayangan wajahnya di pantulan cermin.
"Aaaa..." suara teriakan Rayhan di kamar mandi membuat tawa Ashila pecah seketika itu juga.
"Shilaa! Kamu ke kamar mandi, sekarang!" teriak Rayhan dari kamar mandi.
Dengan wajah takut, Ashila pun bangkit, ia melepas mukena dan melipatnya kemudian meletakannya di atas meja rias.
"Hufft! Tarik napas.. buang, tarik napas.. buang. Ya Allah yang Maha pengasih lagi maha penyayang, tolong lindungi hambamu ini dari marabahaya amiin."
"Ada apa sih." Ashila mendatangi Rayhan ke kamar mandi dengan rasa sedikit takut.
"Ini kerjaaan kamu kan?" Rayhan menatap tajam Ashila, seakan ingin melahap Ashila hidup-hidup.
"B-bukan." Ashila memalingkan wajahnya dari tatapan Rayhan yang tajam.
"Jangan bohong!" ucap Rayhan dengan rahang mengeras.
"I-iya, itu perbuatan aku, maaf." Ashila nyengir dengan tangan yang menggaruk kepalanya yang tak gatal
Rayhan memberikan tissue kepada Ashila. " Sekarang bersihin."
Ashila mengambil tissue yang Rayhan berikan. Ia berjinjit untuk mengelap Wajah Rayhan dengan tissue, karena Rayhan terlalu tinggi, Ashila merasa kesusahan menjangkau Wajah Rayhan.
"Nunduk dikit sih, pegel nih leher harus dongak mulu."
"Makanya jadi orang jangan terlalu pendek!" ledek Rayhan.
Seketika Ashila merasa tubuhnya melayang di udara, ketika Rayhan mengangkat tubuhnya dan mendudukannya di meja westafel.
Wajah mereka hanya berjarak beberapa senti sekarang. Bahkan Ashila dapat merasakan deru napas hangat Rayhan yang menyapu pipinya, membuat Ashila menatap manik mata Rayhan lekat. Rayhan juga menatap manik mata Ashila dalam, seolah mengunci mata itu agar tidak berpaling.
Ashila mulai mengelap wajah Rayhan dengan tissue dan micelar water. Ia memperhatikan wajah Rayhan yang sangat dekat dengan wajahnya. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya lalu tertawa kecil.
Rayhan menjauhkan wajahnya dari wajah Ashila. Ia menaikkan salah satu alisnya. "Kenapa ketawa? Ada yang lucu?" ucap Rayhan mendengus kesal.
"Muka kamu kayak badut." Ashila masih terkikik geli.
"Ini semua kan, gara-gara kamu. Kamu dendam sama saya?" Rayhan kembali mendekatkan wajahnya pada wajah Ashila, membuat Ashila menahan napasnya.
Ashila hanya terdiam mematung menatap manik mata Rayhan.
"Sekarang kamu keluar, saya mau mandi." Rayhan kembali menjauhkan wajahnya dari wajah Ashila. "Atau kamu mau mandiin saya," goda Rayhan.
Ashila membelalakan matanya." Dasar mesum!" ucapnya lalu turun dari meja westafel dan berjalan keluar dari kamar mandi dengan wajah memerah seperti kepiting rebus.
***
Sekitar pukul 8 pagi, Ashila dan Rayhan segera mengemasi barang-barang mereka untuk chek out dari hotel.
Rayhan dan Ashila menarik koper mereka masing-masing menuju mobil dan memasukannya ke dalam bagasi.
Mereka pun memasuki mobil dan memulai perjalanan menuju Apartemen Rayhan. Di sepanjang jalan tidak ada pembicaraan di antara mereka. Ashila lebih fokus memandangi jalanan sedangkan Rayhan fokus menyetir.
Sekitar satu jam akhirnya mereka sampai di Apartemen Rayhan.
"Kita udah sampe, ayo turun." Rayhan dan Ashila keluar dari mobil dan mengambil koper mereka, lalu berjalan menuju loby Apartemen. Di sana seorang satpam yang tersenyum menyamput kedatangan mereka.
"Siang Mas Rayhan." sapa Pak Satpam.
"Siang, Pak Kardi." ucap Rayhan
Rayhan dan Ashila berjalan menuju lift dan memasukinya. Rayhan menekan angka 10 karena Apartemennya berada di lantai 10.
Sesampainya di depan Apartemen, Rayhan memasukkan pasword untuk membuka pintu Apartemennya.
Rayhan masuk ke dalam Apartemennya, sedangkan Ashila mengekor dari belakang. Mereka masuk ke ruang tamu yang cukup luas dan mewah. Namun isinya sangat berantakan.
"Astagfirullah, ini rumah atau tempat pembuangan sampah sih." Ashila terkejut melihat sampah makanan ringan, botol minuman, majalah berserakan dan masih banyak lagi.
"Tempat pembuangan sampah! Ya rumah lah, kamu rabun." ucap Rayhan ketus.
"Kita duduk dulu di sini sebentar, ada yang ingin saya bicarakan sama kamu." ucap Rayhan sambil mendudukan bokongnya di sofa.
"Mau ngomong apa?" Ashila ikut mendudukan bokongnya di sofa berhadapan dengan Rayhan.
"Saya tau, kita menikah atas dasar perjodohan, dan kita tidak saling mencintai. Bagaimana kalau kita membuat kesepakatan."
"Kesepakatan?? Maksudnya??" Ashila mengernyitkan keningnya.
"Jadi begini, kita akan tidur terpisah, di sini kamarnya ada dua. sekarang kamu ikut saya." Rayhan bangkit dari sofa dan berjalan menapaki tangga.
"Kamu bisa tidur di kamar yang ini, saya tidur di kamar yang ini." Rayhan menunjuk kamar yang bersebelahan dengan kamar yang akan di tempati Ashila.
"Oke, untung kamarnya ada dua, aku gak mau badanku sakit lagi setiap bangun tidur." Ashila menghembuskan napasnya lega.
"Ohya kamu sekalian bersihin semua tempat di Apartemen ini, kamar saya juga, sesudah kamu membersihkan semuanya, kamu masak yang enak, oke! Sekarang saya pergi dulu, kamu baik-baik di sini ya istriku sayang." ucap Rayhan datar tanpa senyuman dan pergi meninggalkan Ashila yang terkejut.
Ashila pun segera menuruni tangga menuju ruang tamu, Ia menghembuskan napasnya kasar. "Aah! Semangat Ashila." Ashila mulai memunguti sampah dan memasukannya kedalam pelastik berukuran besar, lalu membenarkan posisi meja dan kursi sofa.
Ashila segera mengambil sapu dan menyapu ruangan, setelah bersih Ashila mengepel dengan bersih dan licin.
"Alhamdulillah selesai! Tinggal kamar dan dapur."
"Kamar siapa dulu yah, kamar aku dulu deh!" Ashila berjalan menuju kamar yang akan ditempati olehnya.
Ashila membuka kenop pintu, terlihatlah sebuah kamar yang luas dan indah,
Ashila membuka kain gorden yang menutupi jendela kamar yang akan di tempatinya. "Pemandangannya indah," gumam Ashila sambil melihat jalanan.
Ashila segera membersihkan kamarnya dan memasukan pakaian-pakaiannya kedalam lemari yang tersedia di sana.
"Selesai! tinggal kamar cowok arogan itu."
Ashila segera berjalan menuju kamar milik Rayhan.
Ceklek..!
Ashila terpaku melihat interior kamar Rayhan, yang semuanya terlihat sanngat mewah, mulai dari ranjang, meja, kursi sampai pernak pernik yang menggantung di dinding bercat peach tersebut. Ia juga melihat sebuah foto Rayhan berukuran cukup besar.
"Kamu ganteng juga, tapi sayang pemaksa, arogan." ucap Ashila sambil menunjuk-nunjuk foto Rayhan yang terpampang di dinding kamar.
"Kamarnya sedikit berantakan." Ashila mulai membersihkan kamar Rayhan, tak butuh waktu lama, kamar Rayhan kembali rapi.
Ashila duduk di tepi ranjang kamar itu, lalu membaringkan tubuhnya, tak lama kemudian ia tertidur.
Jgan lupa like and komen ya teman2😘😁😀, Aku akan sangat bahagia, terima kasih..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Yusmawati Yusmawati
lanjuttt...
2021-05-27
0
Eka Sulistiyowati
kasihan shila
2020-12-04
4
made elviani
kasihan Shila pasti capek........tega amat si Ray
sabar shil........
2020-12-04
5