Sesampainya di kamar, Ashila masih memikirkan bagaimana cara ia mengganti rugi jumlah uang yang bisa di bilang sangat besar itu.
"Hiks..hiks..bagaimana aku bisa seceroboh ini, hingga membuat masalah sebesar ini," ucap Ashila sambil menangis.
"Aku gak mungkin minta uang sama Abi, apa sebaiknya aku nyari kerja, tapi apa ada Perusahaan yang memberikan gaji 100 juta selama lima belas hari?? ya Allah bantu Shila," gumam Ashila bermonolog sendiri sambil menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur.
Tok, tok, tok!
"Shila makan malam dulu yuk," ucap Umi Ira di depan pintu kamar.
"Umi gak boleh tau kalo aku nangis, aku gak mau ngebebanin Umi dan Abi dengan masalah ini."
"Iya Umi. Nanti Shila nyusul," teriak Ashila di dalam Kamar.
Ashila pun segera menghapus air matanya, dan berjalan keluar kamarnya menuju ruang makan.
"Besok malam, keluarga Pak Yahya akan datang kesini, untuk membicarakan perjodohan Ashila dan Rayhan," ucap Abi membuka pembicaraan di sela-sela makan.
"Jadi Umi sama Abi sungguh-sungguh mau jodohin Ashila. Umi.. Shila kan masih muda," ucap Ashila merajuk sambil memegang lengan Uminya.
"Sayang. Kamu percaya gak, dulu Umi dan Abi juga menikah karena di jodohkan?"
"Jadi, Umi dan Abi dulu menikah karena di jodohkan?" ucap Ashila balik bertanya.
"Iya sayang, malahan dulu Umi nikah sama Abi, saat Umi kelas dua SMA, kami menikah juga karena perjodohan, kami waktu itu memang belum pernah bertemu, kami dinikahkan satu hari setelah kami diberi tahu bahwa kami akan dinikahkan, awalnya Umi juga keberatan dan gak mau nerima kehadiran Abi, namun seiring berjalannya waktu, akhirnya kami saling mencintai dan mempunyai anak yang cantik dan shalihah seperti kamu," jelas Abi Alwi panjang lebar.
"Iya sayang, nanti kamu akan merasakan sendiri jatuh cinta setelah menikah. Rasanya itu, akh.. Umi aja gak bisa ngungkapin dengan kata-kata saking bahagianya," timpal Umi Ira dengan sedikit malu.
Mendengar penjelasan Umi dan Abinya Ashila pun luluh.
"Yaudah, demi Umi dan Abi, Shila mau di jodohin."
"Kamu serius sayang?" tanya Umi memastikan, Ashila pun mengangguk tanda setuju.
"Alhamdulillahirabbil'alamiin."
"Abi harus segera memberitahu kabar bahagia ini pada Yahya," ucap Abi kegirangan.
"Yaudah, Shila ke Kamar sekarang Umi, Abi, mau ngerjain tugas kampus," ucap Ashila.
"Iya, belajarnya jangan sampe larut malam. Kamu harus tidur, supaya besok bangun bisa fresh," ucap Umi lembut.
"Iya, Umiku yang cantik," ucap Ashila memegang kedua pipi Uminya lalu mencium kening orang yang telah melahirkannya itu.
"Umi doang nih yang dicium, Abinya enggak?" ucap Abi pura-pura cemberut.
"Abi cemburuan banget sih, yaudah sini Shila cium." ucap Ashila lalu mencium kening Abinya.
"Disini juga sayang," ucap Abi menunjuk pipi kanannya, Ashila pun langsung menciumnya.
"Pipi yang kirinya iri, pengen dicium." ucap Abi, Ashila tertawa dan langsung mencium pipi kiri Abinya.
Sedangkan Umi hanya menggeleng pelan, melihat kelakuan Suami dan Anaknya itu.
"Yaudah, Shila ke Kamar dulu ya, Assalamualaikum," ucap Ashila berlalu pergi.
"Wa'alaikumsalam."
Ashila pun segera masuk ke kamarnya dan mengerjakan tugas kuliahnya, sesudah mengerjakan tugas, Ashila berjalan ke Kamar mandi untuk menggosok gigi dan berwudhu sebelum tidur.
Sejak kecil Ashila diajarkan oleh kedua Orangtuanya untuk berwudhu dahulu sebelum tidur, karena itu adalah sunah Rasul.
Setelah menggosok gigi dan berwudhu, Ashila segera merebahkan tubuhnya di kasur, sebelum memejamkan matanya, ia membaca do'a sebelum tidur dengan cara meniup kedua telapak tangannya sambil membaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-naas, ketiga surah tersebut ia baca masing-masing tiga kali, lalu membaca Ayat kursi satu kali, setelah itu ia mengusapkan kedua telapak tangannya ke wajah dan bagian tubuh yang bisa di jangkau,setelah melakukan sunah Rasul tersebut, Ashila mulai memejamkan matanya dan bersiap untuk hari esok.
Waktu menunjukan pukul tiga dini hari, Ashila mulai membuka matanya karena mendengar suara jam alarm di nakas dekat tempat tidurnya.
"Udah jam tiga, lebih baik sekarang aku sholat, minta sama Allah, bagaimana caranya melunasi hutangku pada laki-laki sombong itu," ucap Ashila sambil mematikan alarm, Ashila segera bangkit dari tidur lalu berjalan ke kamar mandi.
Ashila mulai mencuci wajahnya dan menggosok gigi yang dilanjutkan dengan mengambil air wudhu, setelah selesai berwudhu ia segera memakai mukenanya dan menggelar sajadah.
Ashila mulai mengerjakan shalat tahajudnya dengan khusyuk, sesudah shalat tak lupa ia berdo'a, lalu membuka Al-qur'an dan membacanya sembari menunggu adzan subuh berkumandang.
Tak lama kemudian, adzan subuh berkumandang, Ashila pun berhenti membaca Al-qur'an lalu menutupnya dan menyimpannya di rak.
Kemudian Ashila mengerjakan shalat sunah subuh dua roka'at, setelah itu ia segera pergi ke mushola rumahnya untuk mengerjakan shalat subuh berjamaah.
**
Di taman kampus, Ashila duduk termenung sendiri, tadi, pada saat pelajaran berlangsung pun, ia tidak fokus mendengarkannya, ia masih memikirkan perjodohan dan cara mengganti kerusakan mobil Rayhan.
Dari kejauhan Azmi melihat Ashila seperti sedang bersedih, ia pun berjalan mendekati Ashila.
Baru lima langkah Azmi berjalan, ia melihat Annisa, sahabatnya Ashila ya sudah datang lebih dulu dan duduk di samping pujaan hatinya itu, Azmi pun mengurungkan niatnya dan memilih pergi ke kantin.
"Ashila, kamu kenapa??" Lamunan Ashila buyar, ketika ada seseorang yang memanggilnya.
"Eh, Nisa, aku gak papa kok."
Annisa mengerutkan keningnya, memang tidak heran baginya jika Ashila berdiam diri seperti ini, karena seperti biasanya Ashila memang pendiam, Namun, menurut Annisa ini terlalu parah.
Annisa pun menatap mata Ashila yang sedikit memerah, "Pasti abis nangis," gumamnya.
"Pasti ada masalah, ayo cerita sama aku, kita cari jalan keluarnya sama-sama," ucap Annisa sambil duduk di samping sahabatnya itu,
"Mungkin dengan berbagi cerita, aku bisa sedikit plong untuk menghadapi masalah ini."
"Aku di jodohin."
Dina yang baru datang menghampiri kedua sahabatnya terkejut setengah mati mendengar penuturan Ashila.
"Apa?? di jodohin??" ucap Dina setengah berteriak.
Bukan hanya Dina saja yang terkejut, Annisa pun tak kalah terkejutnya ketika mendengar apa yang Ashila katakan.
"Kamu yang sabar yah, untuk masalah ini, maaf aku gak bisa bantuin kamu," ucap Annisa berkaca-kaca seolah-olah ia merasakan kesedihan yang di alami Ashila.
"Iya Shil, aku juga minta maaf, tapi aku yakin, kamu pasti bisa ngelewatin masalah ini," ucap Dina sambil menangis.
"Iya gak papa. Aish! Kok kalian malah nangis sih, udah jangan nangis, itu bikin aku tambah sedih tau gak," ucap Ashila memanyunkan bibirnya lalu memeluk kedua sahabatnya itu, Mereka pun berpelukan.
"Kamu udah ketemu cowok yang di jodohin sama kamu belum??" tanya Dina.
"Belum, kata Abi nanti malem temannya itu bakalan ke rumah, memperkenalkan kami dan membahas perjodohan, semoga saja dia membatalkannya " ucap Ashila menghela napas.
"Tapi Shil, kalo tuh cowok seganteng bebeb Ichang, mending terima aja, siapa tau dia memang jodohmu," ucap Dina.
"Tunggu-tunggu, bebeb Ichang itu siapa??" tanya Annisa penasaran.
" Oppa Ji Chang Wook pacarku yang paling ganteng itu loh," ucap Dina.
Annisa pun tertawa, "Kamu tuh Din, kebanyakan nonton drakor, jadi halunya terlalu tinggi."
Sedangkan Ashila hanya menggelengkan kepalanya, memang sahabatnya yang satu ini sangat menyukai drama korea, sudah ratusan bahkan ribuan drama Korea yg Dina tonton, terkadang Ashila dan Annisa sering menemani Dina menonton drama Korea di rumahnya.
"Oh ya, kalian tau gak tempat kerja yang menerima karyawan bekerja separuh waktu??" tanya Ashila.
"Memangnya kenapa??, kamu mau kerja??" tanya Dina.
"Kemarin, pas pulang kuliah, aku nabrak mobil orang, terus orang itu minta ganti rugi 100 juta, kalo enggak, aku bakal di masukin ke penjara."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
menerima jasa santet
pengen punya sahabat kayak anisa sama dina , iri banget
2021-03-01
1
mardiana sari
visualnya thorrr
2021-01-24
3
Nita Dyna
nyimak dlu thorrr
2021-01-15
0