Tepat pukul satu siang, Rayhan pulang dari kantor. Di ruang tamu Rayhan tidak menemukan sosok yang baru dua hari ia nikahi.
Saat memasuki kamarnya, matanya tertuju pada sosok yang tertidur pulas di tempat tidurnya. Ia segera menghampiri Ashila, matanya menatap lekat wajah sang istri.
"Manis," gumam Rayhan, bibirnya terangkat membentuk senyuman.
Rayhan mengambil ponsel di kantong celananya, lalu memotret sang istri yang sedang tertidur pulas.
Cekrek!
Cekrek!
Cekrek!
Rayhan memperhatikan wajah Ashila dari layar ponselnya. Wajahnya nampak berseri-seri, sesekali ia melirik ke arah Ashila yang sedang tertidur pulas.
Setelah merasa puas, Rayhan segera mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Ashila menggeliat merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Ia membuka matanya perlahan, mengerjap-ngerjapkan mata untuk memperjelas penglihatan.
Suara derit pintu kamar mandi terdengar. Ashila menoleh ke arah laki-laki yang keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya.
"Aaaa.." Ashila refleks memalingkan wajahnya.
"Udah bangun, kamu?"
Ashila mendengus kasar. "Kamu ngapain di sini?" ucapnya masih memalingkan wajahnya ke arah jendela kamar.
"Ngapain? Hei! Kamu nggak liat? Ini kamar saya." Rayhan menekankan kata 'Kamar saya'.
Ashila menghela napasnya. Ia mengedarkan pandangannya menatap setiap sudut dan interior kamar. Manik matanya tertuju pada foto Rayhan yang terpampang di dinding. Ini membuktikan bahwa Ashila benar-benar berada di kamar suaminya itu.
"Yaudah sih selow ajah." Ashila mencebikan bibirnya.
"Cepet keluar! Saya mau ganti baju," usir Rayhan.
Ashila menyentakan kedua kakinya kasar, bibir pink naturalnya ikut mengerucut dan mendengus marah. Gadis itu berdecak kesal berkali-kali sambil berjalan keluar dari kamar suaminya.
Ashila menggeram kesal, lalu memutar kenop pintu kamarnya kasar. Ia berjalan menuju tempat tidur, tubuhnya kembali merasakan nyamannya sprei halus dan empuk.
Ashila kembali memejamkan matanya. Lima menit kemudian ia terbangun kembali.
Ashila meringis kesakitan memegangi perutnya. "Ya Allah, aku laper banget." manik matanya melirik jam beker yang berada di nakas.
"Astagfirullah." mata Ashila membulat sempurna. "Sekarang jam setengah dua, aku belum sholat dzuhur." Ashila refleks menepuk dahi, ia beringsut dari tempat tidur berlari menuju kamar mandi lalu berwudhu.
Setelah berwudhu Ashila segera memakai mukena dan sajadah, terdengar suara pintu yang di ketuk berulang-ulang.
Tok, tok, tok!
"Shila, keluar sebentar!" teriak Rayhan di luar pintu .
Ashila membuka pintu kamarnya. "Ada apa?"
"Ayo makan! Kamu belum makan kan dari pagi?"
"Tapi aku belum masak, tadi aku ketiduran di kamar kamu."
"Iya saya tau. Lagi pula di kulkas juga gak ada bahan makanan, saya tadi udah pesen gofood. Ayo kita makan bareng."
"Aku mau sholat dzuhur dulu, bentar lagi waktunya mau abis."
"Yaudah. Saya tunggu di ruang makan ya."
"Oke!" balas Ashila sambil menunjukkan tangan, ujung telunjuk bertemu dengan ujung jempol, membentuk huruf O.
Ashila langsung menutup pintu kamarnya, kemudian melaksanakan shalat dzuhur.
***
"Kamu belum makan?"
"Belum. Saya nungguin kamu."
Ashila mengernyitkan keningnya. " Nungguin aku?"
"Iya, cepet duduk! Saya udah laper!" ucap Rayhan ketus.
"Baru juga mau dibilang romantis, malah marah-marah," gerutu Ashila dalam hati.
"Kamu makan yang banyak. Saya nggak mau Umi kamu marahin saya cuman gara-gara anaknya kurus setelah tinggal sama saya."
Tanpa basa-basi Ashila langsung memakan makanan yang tersaji di atas meja.
"Kamu kalo makan, suka delivery ajah ya?" tanya Ashila sambil mengunyah makanan.
"Iya. Kadang saya suka pulang ke rumah Papa sih buat makan bareng," jawab Rayhan yang di balas anggukan oleh Ashila.
Setelah selesai makan Ashila membereskan piring kotor dan membawanya ke westafel. "Emm...aku mau minta izin. Besok aku pengen pulang ke rumah, aku kangen Abi sama Umi. Sekalian ngambil beberapa baju aku di sana." kata Ashila sambil mencuci piring.
"Boleh. Tapi saya gak bisa nganterin kamu, besok saya ada meeting pagi."
"Enggak papa, nanti aku bisa naik taksi atau ojek."
***
Keesokan harinya..
"Assalamualaikum." Shila
"Waalaikumsalam. Shila?" jawab Umi Ira dengan mata berbinar melihat putri kesayangannya.
Ashila berhambur memeluk Umi-nya. "Umii! Shila kangen."
Umi Ira membalas pelukan Ashila. "Umi juga kangen banget sama Shila," Ucap Umi Ira sambil mengusap pucuk kepala Ashila dan menciumnya berkali-kali.
"Abi mana?"
"Abi udah berangkat ke Restoran."
"Kamu kesini sendirian. Suami kamu kemana?"
"Dia pagi-pagi langsung ke kantor Mi, katanya ada meeting pagi." Umi Ira hanya mengangguk.
"Umi. Shila kangen masakan Umi."
"Yaudah, ayo kita masak bareng!"
***
Waktu menunjukan pukul empat sore. Rayhan pulang dari kantornya. Ia langsung mengemudikan mobilnya menuju rumah mertuanya untuk menjemput sang istri.
"Assalamualaikum." Rayhan mengucapkan salam dan mengetuk pintu.
"Waalaikumsalam. Nak Rayhan, ayo masuk!" Umi Ira menyambut Rayhan dengan senyuman. "Silahkan duduk."
"Umi apa kabar?" tanya Rayhan sambil mendudukan bokongnya di sofa.
"Alhamdulillah baik."
Rayhan celingak-celinguk mencari seseorang. Melihat Rayhan celingak-celinguk Umi Ira langsung mengerti jika menantunya ini sedang mencari putri kesayangannya. "Kamu cari Shila ya? Shila ada di kamarnya, kamu langsung ke kamarnya ajah Ray. Kamarnya ada di atas paling ujung."
Rayhan mengusap tengkuknya pelan. "Yaudah. Umi Rayhan ke atas ya."
Rayhan berjalan menapaki tangga menuju kamar sang istri. Sampai di depan kamar Ashila, Rayhan mengetuk pintu berkali-kali, tetapi tidak ada respon dari dalam.
Rayhan membuka kenop pintu pelan, netranya memindai sekeliling. Sebuah ruangan berukuran cukup luas yang bercat biru. Tatapannya beralih pada beberapa foto yang menghiasi tiap dinding kamar serta nakas kaca khusus berisi foto-foto dan beberapa gambar terpajang rapi di sudut kamar tersebut.
Rayhan mengambil salah satu bingkai foto berukuran 10R. Suara derit pintu kamar mandi terdengar. Rayhan kembali menaruh bingkai foto tersebut ke atas nakas, lalu menoleh pada sosok yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Ashila keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk yang melilit tubuhnya. Rambutnya di jepit ke atas, menampakan lehernya yang mulus. Rayhan sebagai lelaki normal hanya menahan napas dengan saliva yang naik turun di tenggorokan.
Ashila yang tak menyadari keberadaan Rayhan, berjalan dengan santainya ke arah lemari pakaiannya. Ia membuka pintu lemari lalu mengambil baju dari dalam. Ketika Ashila hendak melepaskan handuk yang melilit di tubuhnya, terdengar suara deheman seseorang yang berada di belakangnya.
Ashila pun menoleh ke arah sumber suara. "Aaaa." Ashila berteriak sangat kencang.
Rayhan pun segera menarik Ashila dan membungkam mulut istrinya itu dengan tangannya.
"Syutt! Diem!" pekik Rayhan membungkam mulut Ashila. "Ntar orang rumah mikir saya apa-apain kamu." lanjut Rayhan.
Umi Ira dan Bi Sri terperanjat kaget saat mendengar teriakan Ashila. Mereka berdua berlari menuju kamar Ashila yang berada di lantai dua.
"Shila, kamu kenapa sayang?"
"Iya Non. Non Shila kenapa?"
Begitu banyak pertanyaan di balik pintu.
"Emm.. Enggak Umi, Bibi. Tadi ada kecoa."
"Masa sih ada kecoa?? Perasaan Bibi selalu bersihin kamar Non Shila tiap hari." Bi Sri menggaruk-garuk kepalanya karena bingung
"Sekarang kecoanya udah pergi kok, kalian tenang ajah."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Eka Sulistiyowati
nyimak
2020-12-04
1
made elviani
kecoaknya laku" lg........ wkwkwk
2020-12-04
4
AsriMaesya
keterlaluan kamu ashila suami di bilang kecoa..istri durhaka🤣🤣🤣
2020-12-03
1