Bab 17 Belanja Bareng Adik Ipar

3 jam berlalu, meeting pun selesai. Rayhan kembali keluar kerjanya. Ia berniat hendak merebahkan tubuhnya sejenak di sofa panjang nan empuk yang berwarna coklat tua, baru saja ia mendudukan bokongnya, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, menyebalkan.

"Hai Bro!" sapa seseorang laki-laki yang nyelonong masuk ke dalam ruangan.

"Adit." Rayhan bangkit dari sofa. Ia memeluk laki-laki yang baru datang tadi yaitu sahabatnya sejak kecil.

Namanya Aditya Nugraha. berusia 27 tahun, CEO dari perusahaan Nugraha Group, yaitu salah satu perusahaan yang bekerja sam dengan perusahaan Star Group.

"Lo apa kabar, Ray?" tanya Adit.

"Seperti yang lo liat," ucap Rayhan. "Apa sebaiknya kita keluar, cari tempat yang nyaman buat ngobrol."

"Gak usah, di sini ajah. Di sini gue gak bakal lama kok," tolak Adit. "Oh ya,Ray. Sorry ya. Gue gak hadir di pernikahan lo. Kerjaan gue numpuk banget, semalem gue baru balik dari London."

"No problem, Brother. Gue faham sahabat gue ini orangnya super sibuk," ucap Rayhan sambil menepuk pundak sahabatnya itu.

Adit terkekeh. "Bisa ajah, lo."

Tok, tok, tok!

"Masuk."

"Permisi Pak, pukul dua siang ini ada jadwal meeting dengan relasi di Kafe anggrek, terkait tender baru yang Bapak rencanakan," ujar Arin.

Rayhan mengangguk dan mempersilahkan Sekertarisnya itu kembali ke ruangannya.

"Ray, Sekertaris lu cantik juga, kira-kira dia masih jomblo gak ya?" tanya Adit

"Gue gak tau?" balas Rayhan sembari menyiapkan berkas yang akan dibawa meeting nanti.

"Yaelah, Ray. Lu gimana sih? Sekertaris sendiri juga, masa gak tau."

"Dia emang Sekertaris gue, tapi gue gak pernah mau tahu tentang urusan pribadinya, selama kinerjanya bagus, gue sih oke-oke ajah."

Adit melirik arloji di pergelangan tangannya. "Ray, gue balik ya."

"Baru juga dateng, minum juga belum."

"Gue baru inget, hari ini gue ada jadwal meninjau pabrik cabang, lo juga bentar lagi kan mau meeting."

"Oke deh, emangnya lo mau ninjau pabrik cabang yang mana?"

"Yang di Bandung, kan dah lama gak ditinjau. Menurut laporan yang gue terima, ada sedikit trouble di sana. Yaudah, gue langsung on the way, ya."

Rayhan pun menganggukan kepalanya. "Iya deh, lo hati-hati!"

"Iya, lo juga, Ray. Hati-hati nanti di jalan pas nemuin klien."

Rayhan terkekeh. "Yaelah, Dit. Deket ini, aman."

***

Setelah selesai mengaji, Ashila berjalan ke Dapur. " Daripada boring, mending aku bikin cemilan ajah kali ya," ucap Ashila berbicara sendiri.

Baru saja Ashila hendak mengambil panci, tiba-tiba terdengar suara bel apartemen. Ia pun bergegas berjalan menuju pintu dan membukanya.

"Kayla." kata Ashila sambil tersenyum lebar.

"Kak Shila, apa kabar?" ucap Kayla sambil berhambur memeluk Kakak iparnya itu.

"Kakak baik, kamu?" tanya Ashila sambil membalas pelukan Adik iparnya.

"Aku juga baik, Kak."

"Ayo masuk, Kay." Ashila langsung merangkul Kayla, membawanya masuk ke ruang tamu apartemen.

"Kakak lagi ngapain?" tanya Kayla sambil memindai sekeliling ruangan yang sepi.

"Dari pagi Kakak gak ngapa-ngapain, Kay."

"Kak, gimana kalo kita jalan-jalan ke Mall, sekalian aku mau beli gaun buat ke acara ulang tahun temen."

"Emm, boleh juga."

"Oke, entar Kak Shila pilihin gaun buat aku ya."

"Siap deh."

"Yaudah, Kakak cepet ganti baju sana, aku tunggu di sini."

"Oke, Kakak ganti baju dulu, ya."

Ashila bergegas ke kamarnya untu mengganti baju. Lima belas menit kemudian Ashila segera turun ke bawah. Kini ia sudah rapi dengan memakai gamis berwarna biru dongker dan pashmina berwarna hitam, tak ketinggalan juga tas selempang hitam yang mengait di bahu kanannya.

"Ayo, kita berangkat."

"Ehh, bentar. Tapi Kakak belom minta izin sama Kakak kamu."

"Emang harus izin dulu, ya?"

"Iya, karena seorang Istri itu dilarang keluar rumah tanpa izin suaminya, jika itu tetap dilakukan maka malaikat akan melaknat si Istri tersebut."

"Yaudah, Kakak telepon Kak Rayhan dulu gih."

Ashila membuka ponselnya. Ia baru ingat jika dirinya tidak mempunyai nomor ponsel suaminya. "Eem, Tapi Kakak gak punya nomornya."

Kayla membelakan matanya. "Hah, Kakak gak punya nomor Kak Rayhan? Suami Kakak sendiri?"

"Hehe.. Kakak lupa tukeran nomor telepon," ucap Ashila sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

"Aku ajah deh yang telepon Kak Rayhan." Kayla menscrooll ponselnya dan mencari kontak Kakaknya, setelah ketemu ia segera menghubunginya.

"Halo, Kak." sapa Kayla. "Kak, aku mau pinjem Istri Kakak ya. Mau aku ajakin ke Mall."

"...."

"Oke thank you, Kak. Daaah."

"Yuk, cus kita berangkat."

Ashila dan Kayla pun segera berjalan ke luar apartemen. Di depan apartemen, mereka dengan sabar menunggu taksi yang Kayla pesan. Beberapa saat kemudian taksi yang mereka tunggu pun sampai. Mereka pun langsung masuk ke dalam taksi.

***

Setelah satu jam kemudian menempuh perjalanan. Ashila dan Kayla sampai di Mall yang besar dan terkenal.

"Kak, kita beli baju dulu yuk, di sana." Kayla menarik tangan Kakak iparnya menuju tempat yang menyediakan gaun-gaun pesta.

"Kak, pilihin gaun buat aku dong, yang bagus yang mana?"

"Nih, kamu coba gaun yang ini dulu deh." Ashila menyodorkan gaun berwarna biru pada Kayla.

"Oke, aku ke ruang ganti dulu." Kayla bergegas memasuki ruang ganti.

Lima menit kemudian, Kayla pun keluar. "Kak, gimana? Bagus gak?"

"Kayaknya ini terlalu biasa deh, coba yang ini." Ashila menyodorkan gaun berwarna abu-abu.

Kayla pun kembali memasuki ruang ganti, beberapa menit kemudian ia keluar lagi dari ruang ganti.

"Ini gimana?"

"Enggak, kamu coba yang ini." ucap Ashila memberikan gaun berwarna pink.

Kayla mencobanya lagi, tapi tetap tidak bagus menurut Ashila.

***

Setelah banyak gaun yang di coba, akhirnya Kayla memberikan gaun berwarna maroon.

Kayla pun mencobanya. Beberapa menit kemudian Kayla keluar dari ruang ganti.

"Gimana, Kak?" tanya Kayla.

Ashila menatap Adik iparnya cukup lama. "Subhanallah, Kay. Kamu cantik banget."

"Kakak bisa ajah deh," ucap Kayla tersipu malu. "Yaudah, aku ambil gaun yang ini deh, kita ke kasir sekarang."

"Sekarang ke tempat sepatu ya, Kak."

"Oke siap."

****

"Kak, yang ini bagus nggak?" tanya Kayla sambil menunjuk sepatu high hells berwarna hitam berkilau.

"Bagus, kayaknya cocok deh sama gaun yang tadi."

"Yaudah, aku ambil yang ini deh," ucap Kayla. Mereka pun segera ke Kasir untuk membayar sepatu itu.

"Kak, kita ke sana yuk. Nyari gamis buat Kakak. Aku yang traktir, sebagai tanda terima kasih aku karena Kakak udah pilihin gaun yang indah buat aku."

"Gak usah, Kay. Gamis Kakak udah banyak." tolak Ashila.

"Tapi, Kak.."

"Udah gak papa, Kakak ikhlas kok bantuin kamu." potong Ashila. "mending kita nyari makan ajah, Kakak laper." ucap Ashila sambil memegangi perutnya.

"Yaudah deh, Kita ke Restoran favorit aku ajah, ya.Di sana makanannya enak-enak, aku yakin Kakak pasti suka."

"Boleh."

Kayla langsung menggandeng tangan Kakak iparnya memasuki lift menuju lantai dua.

Terpopuler

Comments

Damar Jati

Damar Jati

alur ceritanya datar datar,, aja, nggak ada emosinya,,,

2021-04-01

1

Mamim Mam

Mamim Mam

kpn nih mesra"annya crita mulu

2021-03-11

2

Nona Sifa

Nona Sifa

katanya raiyhan ceo kaya ko istri sama adek nya ke mall naek taksi thor hehe

2021-03-01

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Pertama
2 Bab 2 Tentang Perjodohan
3 Bab 3 Tentang Perjodohan (2)
4 Bab 4 Bertemu Kembali
5 Bab 5 Tentang Perjodohan (3)
6 Bab 6 Kamu??
7 Bab 7 Menerima Atau Tidak?
8 Bab 8 Tentang Perjodohan (4)
9 Bab 9 Fitting Baju
10 Bab 10 Fitting Baju Pengantin (2)
11 Bab 11 Hari Pernikahan
12 Bab 12 Hari Pernikahan (2)
13 Bab 13 Setelah Menikah
14 Bab 14 Setelah Menikah (2)
15 Bab 15 Deg-degan
16 Bab 16 Uang Bulanan
17 Bab 17 Belanja Bareng Adik Ipar
18 Bab 18 Pengen Cucu
19 Bab 19 Kecupan hangat
20 Bab 20 Terpaku
21 Bab 21 Pasar malam (1)
22 Bab 22 pasar malam (2)
23 Bab 23 Seranjang
24 Bab 24 Pikiran Mesum
25 Bab 25 Cemburu
26 Bab 26 Panggilan Baru
27 Bab 27 Awal Baru
28 Bab 28 Masa Lalu (1)
29 Bab 29 Masa Lalu (2)
30 Bab 30 Sakit
31 Bab 31 Sakit (2)
32 Bab 32 Gara-gara Ciuman
33 Bab 33 Perasaan Aneh
34 Bab 34 Cemburu (2)
35 Bab 35 Canggung
36 Bab 36 Seranjang lagi
37 Bab 37 Diturunin Di Jalan
38 Bab 38 Masak Bareng
39 Bab 39 Pergi
40 Bab 40 Rindu
41 Bab 41 Membeli Oleh-oleh
42 Bab 42 Rindu (2)
43 Bab 43 Gagal
44 Bab 44 Apakah ini sandiwara?
45 Bab 45 Dedek Kecil?
46 Bab 46 Modus
47 Bab 47 Hamil?
48 Bab 48 Ngehalu
49 Bab 49 Menahan Diri
50 Bab 50 Ungkapan hati Azmi
51 Bab 51 Kelicikan Renata
52 Bab 52 Acuh
53 Bab 53 Ungkapan Perasaan Ashila
54 Bab 54 Kebahagiaan Yang Hakiki
55 Bab 55 Gara-gara Morning Kiss
56 Bab 56 Ngambek
57 Bab 57 Kejutan
58 Bab 58 Bikin Baby
59 Bab 59 Menggodanya
60 Bab 60 Ketemu Renata
61 Bab 61 Kekesalan Kayla
62 Bab 62 Ketakutan Ashila
63 Bab 63 Gadis Bar-bar
64 Bab 64 Gara-gara Kecap
65 Bab 65 Emang Aku Anak Kecil
66 Bab 66 Cinta Pada Pandangan Pertama
67 Bab 67 Disangka Maling
68 Bab 68 Gara-gara Ngebut
69 Bab 69 Kayla Ngambek
70 Bab 70 Kemunculan Masalah
71 Bab 71 Ngedeketin Calon Mertua
72 Bab 72 Ketakutan Rayhan
73 Bab 73 Ancaman
74 Bab 74 Rencana Licik Renata
75 Bab 75 Kamu ngidam?
76 Bab 76 Rencana Nonton
77 Bab 77 Jadi Kacung?
78 Bab 78 Jadi Kacung 2
79 Bab 79 Dikerjain
80 Bab 80 Cemburukah?
81 Bab 81 Azka sakit
82 Bab 82 Azka Sakit (2)
83 Bab 83 Abdi bogoh ka anjeun
84 Bab 84 Ancaman (2)
85 Bab 85 Kehamilan Renata
86 Bab 86 Khawatir Tapi Gengsi
87 Bab 87 Jalan-jalan
88 Bab 88 Ketemu Mantan
89 Bab 89 Acuh (2)
90 Bab 90 Perasaan Annisa
91 Bab 91 Ditembak?
92 Bab 92 Pacar Pura-pura
93 Bab 93 Perjanjian
94 Bab 94 Mabuk (Lagi)
95 Bab 95 Bertemu Renata
96 Bab 96 Apakah harus berpisah?
97 Bab 97 Apakah harus berpisah (2)
98 Bab 98 Apakah harus berpisah (3)
99 Bab 99 Apakah harus berpisah (4)
100 Bab 100 Perubahan sikap Rayhan
101 Bab 101 Surat Cerai
102 Bab 102 Depresi
103 Bab 103 Memulai rencana
104 Bab 104 Memulai rencana (2)
105 Bab 105 Ingin Rujak
106 Bab 106 Mimpi terburuk
107 Bab 107 Kecelakaan
108 Bab 108 Berita duka dan bahagia
109 Bab 109 Gara-gara Ashila Ngidam
110 Bab 110 Hadiah dari Azka
111 Bab 111 Tentang Renata
112 Bab 112 Tentang Renata (2)
113 Bab 113 Perasaan Azka
114 Bab 114 Putus
115 Bab 115 Meninggal
116 Bab 116 Sadar (1)
117 Bab 117 Sadar (2)
118 Bab 118 Sadar (3)
119 Bab 119 Pelukan Azmi
120 Bab 120 Pergi
121 Bab 121 Kayla Sakit
122 Bab 122 Ngidam Ashila
123 Bab 123 Penculikan Ashila
124 Bab 124 Ternyata..
125 Bab 125 END
126 Thank You So Much For All
127 Harap Dibaca!!
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Pertama
2
Bab 2 Tentang Perjodohan
3
Bab 3 Tentang Perjodohan (2)
4
Bab 4 Bertemu Kembali
5
Bab 5 Tentang Perjodohan (3)
6
Bab 6 Kamu??
7
Bab 7 Menerima Atau Tidak?
8
Bab 8 Tentang Perjodohan (4)
9
Bab 9 Fitting Baju
10
Bab 10 Fitting Baju Pengantin (2)
11
Bab 11 Hari Pernikahan
12
Bab 12 Hari Pernikahan (2)
13
Bab 13 Setelah Menikah
14
Bab 14 Setelah Menikah (2)
15
Bab 15 Deg-degan
16
Bab 16 Uang Bulanan
17
Bab 17 Belanja Bareng Adik Ipar
18
Bab 18 Pengen Cucu
19
Bab 19 Kecupan hangat
20
Bab 20 Terpaku
21
Bab 21 Pasar malam (1)
22
Bab 22 pasar malam (2)
23
Bab 23 Seranjang
24
Bab 24 Pikiran Mesum
25
Bab 25 Cemburu
26
Bab 26 Panggilan Baru
27
Bab 27 Awal Baru
28
Bab 28 Masa Lalu (1)
29
Bab 29 Masa Lalu (2)
30
Bab 30 Sakit
31
Bab 31 Sakit (2)
32
Bab 32 Gara-gara Ciuman
33
Bab 33 Perasaan Aneh
34
Bab 34 Cemburu (2)
35
Bab 35 Canggung
36
Bab 36 Seranjang lagi
37
Bab 37 Diturunin Di Jalan
38
Bab 38 Masak Bareng
39
Bab 39 Pergi
40
Bab 40 Rindu
41
Bab 41 Membeli Oleh-oleh
42
Bab 42 Rindu (2)
43
Bab 43 Gagal
44
Bab 44 Apakah ini sandiwara?
45
Bab 45 Dedek Kecil?
46
Bab 46 Modus
47
Bab 47 Hamil?
48
Bab 48 Ngehalu
49
Bab 49 Menahan Diri
50
Bab 50 Ungkapan hati Azmi
51
Bab 51 Kelicikan Renata
52
Bab 52 Acuh
53
Bab 53 Ungkapan Perasaan Ashila
54
Bab 54 Kebahagiaan Yang Hakiki
55
Bab 55 Gara-gara Morning Kiss
56
Bab 56 Ngambek
57
Bab 57 Kejutan
58
Bab 58 Bikin Baby
59
Bab 59 Menggodanya
60
Bab 60 Ketemu Renata
61
Bab 61 Kekesalan Kayla
62
Bab 62 Ketakutan Ashila
63
Bab 63 Gadis Bar-bar
64
Bab 64 Gara-gara Kecap
65
Bab 65 Emang Aku Anak Kecil
66
Bab 66 Cinta Pada Pandangan Pertama
67
Bab 67 Disangka Maling
68
Bab 68 Gara-gara Ngebut
69
Bab 69 Kayla Ngambek
70
Bab 70 Kemunculan Masalah
71
Bab 71 Ngedeketin Calon Mertua
72
Bab 72 Ketakutan Rayhan
73
Bab 73 Ancaman
74
Bab 74 Rencana Licik Renata
75
Bab 75 Kamu ngidam?
76
Bab 76 Rencana Nonton
77
Bab 77 Jadi Kacung?
78
Bab 78 Jadi Kacung 2
79
Bab 79 Dikerjain
80
Bab 80 Cemburukah?
81
Bab 81 Azka sakit
82
Bab 82 Azka Sakit (2)
83
Bab 83 Abdi bogoh ka anjeun
84
Bab 84 Ancaman (2)
85
Bab 85 Kehamilan Renata
86
Bab 86 Khawatir Tapi Gengsi
87
Bab 87 Jalan-jalan
88
Bab 88 Ketemu Mantan
89
Bab 89 Acuh (2)
90
Bab 90 Perasaan Annisa
91
Bab 91 Ditembak?
92
Bab 92 Pacar Pura-pura
93
Bab 93 Perjanjian
94
Bab 94 Mabuk (Lagi)
95
Bab 95 Bertemu Renata
96
Bab 96 Apakah harus berpisah?
97
Bab 97 Apakah harus berpisah (2)
98
Bab 98 Apakah harus berpisah (3)
99
Bab 99 Apakah harus berpisah (4)
100
Bab 100 Perubahan sikap Rayhan
101
Bab 101 Surat Cerai
102
Bab 102 Depresi
103
Bab 103 Memulai rencana
104
Bab 104 Memulai rencana (2)
105
Bab 105 Ingin Rujak
106
Bab 106 Mimpi terburuk
107
Bab 107 Kecelakaan
108
Bab 108 Berita duka dan bahagia
109
Bab 109 Gara-gara Ashila Ngidam
110
Bab 110 Hadiah dari Azka
111
Bab 111 Tentang Renata
112
Bab 112 Tentang Renata (2)
113
Bab 113 Perasaan Azka
114
Bab 114 Putus
115
Bab 115 Meninggal
116
Bab 116 Sadar (1)
117
Bab 117 Sadar (2)
118
Bab 118 Sadar (3)
119
Bab 119 Pelukan Azmi
120
Bab 120 Pergi
121
Bab 121 Kayla Sakit
122
Bab 122 Ngidam Ashila
123
Bab 123 Penculikan Ashila
124
Bab 124 Ternyata..
125
Bab 125 END
126
Thank You So Much For All
127
Harap Dibaca!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!