3 jam berlalu, meeting pun selesai. Rayhan kembali keluar kerjanya. Ia berniat hendak merebahkan tubuhnya sejenak di sofa panjang nan empuk yang berwarna coklat tua, baru saja ia mendudukan bokongnya, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, menyebalkan.
"Hai Bro!" sapa seseorang laki-laki yang nyelonong masuk ke dalam ruangan.
"Adit." Rayhan bangkit dari sofa. Ia memeluk laki-laki yang baru datang tadi yaitu sahabatnya sejak kecil.
Namanya Aditya Nugraha. berusia 27 tahun, CEO dari perusahaan Nugraha Group, yaitu salah satu perusahaan yang bekerja sam dengan perusahaan Star Group.
"Lo apa kabar, Ray?" tanya Adit.
"Seperti yang lo liat," ucap Rayhan. "Apa sebaiknya kita keluar, cari tempat yang nyaman buat ngobrol."
"Gak usah, di sini ajah. Di sini gue gak bakal lama kok," tolak Adit. "Oh ya,Ray. Sorry ya. Gue gak hadir di pernikahan lo. Kerjaan gue numpuk banget, semalem gue baru balik dari London."
"No problem, Brother. Gue faham sahabat gue ini orangnya super sibuk," ucap Rayhan sambil menepuk pundak sahabatnya itu.
Adit terkekeh. "Bisa ajah, lo."
Tok, tok, tok!
"Masuk."
"Permisi Pak, pukul dua siang ini ada jadwal meeting dengan relasi di Kafe anggrek, terkait tender baru yang Bapak rencanakan," ujar Arin.
Rayhan mengangguk dan mempersilahkan Sekertarisnya itu kembali ke ruangannya.
"Ray, Sekertaris lu cantik juga, kira-kira dia masih jomblo gak ya?" tanya Adit
"Gue gak tau?" balas Rayhan sembari menyiapkan berkas yang akan dibawa meeting nanti.
"Yaelah, Ray. Lu gimana sih? Sekertaris sendiri juga, masa gak tau."
"Dia emang Sekertaris gue, tapi gue gak pernah mau tahu tentang urusan pribadinya, selama kinerjanya bagus, gue sih oke-oke ajah."
Adit melirik arloji di pergelangan tangannya. "Ray, gue balik ya."
"Baru juga dateng, minum juga belum."
"Gue baru inget, hari ini gue ada jadwal meninjau pabrik cabang, lo juga bentar lagi kan mau meeting."
"Oke deh, emangnya lo mau ninjau pabrik cabang yang mana?"
"Yang di Bandung, kan dah lama gak ditinjau. Menurut laporan yang gue terima, ada sedikit trouble di sana. Yaudah, gue langsung on the way, ya."
Rayhan pun menganggukan kepalanya. "Iya deh, lo hati-hati!"
"Iya, lo juga, Ray. Hati-hati nanti di jalan pas nemuin klien."
Rayhan terkekeh. "Yaelah, Dit. Deket ini, aman."
***
Setelah selesai mengaji, Ashila berjalan ke Dapur. " Daripada boring, mending aku bikin cemilan ajah kali ya," ucap Ashila berbicara sendiri.
Baru saja Ashila hendak mengambil panci, tiba-tiba terdengar suara bel apartemen. Ia pun bergegas berjalan menuju pintu dan membukanya.
"Kayla." kata Ashila sambil tersenyum lebar.
"Kak Shila, apa kabar?" ucap Kayla sambil berhambur memeluk Kakak iparnya itu.
"Kakak baik, kamu?" tanya Ashila sambil membalas pelukan Adik iparnya.
"Aku juga baik, Kak."
"Ayo masuk, Kay." Ashila langsung merangkul Kayla, membawanya masuk ke ruang tamu apartemen.
"Kakak lagi ngapain?" tanya Kayla sambil memindai sekeliling ruangan yang sepi.
"Dari pagi Kakak gak ngapa-ngapain, Kay."
"Kak, gimana kalo kita jalan-jalan ke Mall, sekalian aku mau beli gaun buat ke acara ulang tahun temen."
"Emm, boleh juga."
"Oke, entar Kak Shila pilihin gaun buat aku ya."
"Siap deh."
"Yaudah, Kakak cepet ganti baju sana, aku tunggu di sini."
"Oke, Kakak ganti baju dulu, ya."
Ashila bergegas ke kamarnya untu mengganti baju. Lima belas menit kemudian Ashila segera turun ke bawah. Kini ia sudah rapi dengan memakai gamis berwarna biru dongker dan pashmina berwarna hitam, tak ketinggalan juga tas selempang hitam yang mengait di bahu kanannya.
"Ayo, kita berangkat."
"Ehh, bentar. Tapi Kakak belom minta izin sama Kakak kamu."
"Emang harus izin dulu, ya?"
"Iya, karena seorang Istri itu dilarang keluar rumah tanpa izin suaminya, jika itu tetap dilakukan maka malaikat akan melaknat si Istri tersebut."
"Yaudah, Kakak telepon Kak Rayhan dulu gih."
Ashila membuka ponselnya. Ia baru ingat jika dirinya tidak mempunyai nomor ponsel suaminya. "Eem, Tapi Kakak gak punya nomornya."
Kayla membelakan matanya. "Hah, Kakak gak punya nomor Kak Rayhan? Suami Kakak sendiri?"
"Hehe.. Kakak lupa tukeran nomor telepon," ucap Ashila sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.
"Aku ajah deh yang telepon Kak Rayhan." Kayla menscrooll ponselnya dan mencari kontak Kakaknya, setelah ketemu ia segera menghubunginya.
"Halo, Kak." sapa Kayla. "Kak, aku mau pinjem Istri Kakak ya. Mau aku ajakin ke Mall."
"...."
"Oke thank you, Kak. Daaah."
"Yuk, cus kita berangkat."
Ashila dan Kayla pun segera berjalan ke luar apartemen. Di depan apartemen, mereka dengan sabar menunggu taksi yang Kayla pesan. Beberapa saat kemudian taksi yang mereka tunggu pun sampai. Mereka pun langsung masuk ke dalam taksi.
***
Setelah satu jam kemudian menempuh perjalanan. Ashila dan Kayla sampai di Mall yang besar dan terkenal.
"Kak, kita beli baju dulu yuk, di sana." Kayla menarik tangan Kakak iparnya menuju tempat yang menyediakan gaun-gaun pesta.
"Kak, pilihin gaun buat aku dong, yang bagus yang mana?"
"Nih, kamu coba gaun yang ini dulu deh." Ashila menyodorkan gaun berwarna biru pada Kayla.
"Oke, aku ke ruang ganti dulu." Kayla bergegas memasuki ruang ganti.
Lima menit kemudian, Kayla pun keluar. "Kak, gimana? Bagus gak?"
"Kayaknya ini terlalu biasa deh, coba yang ini." Ashila menyodorkan gaun berwarna abu-abu.
Kayla pun kembali memasuki ruang ganti, beberapa menit kemudian ia keluar lagi dari ruang ganti.
"Ini gimana?"
"Enggak, kamu coba yang ini." ucap Ashila memberikan gaun berwarna pink.
Kayla mencobanya lagi, tapi tetap tidak bagus menurut Ashila.
***
Setelah banyak gaun yang di coba, akhirnya Kayla memberikan gaun berwarna maroon.
Kayla pun mencobanya. Beberapa menit kemudian Kayla keluar dari ruang ganti.
"Gimana, Kak?" tanya Kayla.
Ashila menatap Adik iparnya cukup lama. "Subhanallah, Kay. Kamu cantik banget."
"Kakak bisa ajah deh," ucap Kayla tersipu malu. "Yaudah, aku ambil gaun yang ini deh, kita ke kasir sekarang."
"Sekarang ke tempat sepatu ya, Kak."
"Oke siap."
****
"Kak, yang ini bagus nggak?" tanya Kayla sambil menunjuk sepatu high hells berwarna hitam berkilau.
"Bagus, kayaknya cocok deh sama gaun yang tadi."
"Yaudah, aku ambil yang ini deh," ucap Kayla. Mereka pun segera ke Kasir untuk membayar sepatu itu.
"Kak, kita ke sana yuk. Nyari gamis buat Kakak. Aku yang traktir, sebagai tanda terima kasih aku karena Kakak udah pilihin gaun yang indah buat aku."
"Gak usah, Kay. Gamis Kakak udah banyak." tolak Ashila.
"Tapi, Kak.."
"Udah gak papa, Kakak ikhlas kok bantuin kamu." potong Ashila. "mending kita nyari makan ajah, Kakak laper." ucap Ashila sambil memegangi perutnya.
"Yaudah deh, Kita ke Restoran favorit aku ajah, ya.Di sana makanannya enak-enak, aku yakin Kakak pasti suka."
"Boleh."
Kayla langsung menggandeng tangan Kakak iparnya memasuki lift menuju lantai dua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Damar Jati
alur ceritanya datar datar,, aja, nggak ada emosinya,,,
2021-04-01
1
Mamim Mam
kpn nih mesra"annya crita mulu
2021-03-11
2
Nona Sifa
katanya raiyhan ceo kaya ko istri sama adek nya ke mall naek taksi thor hehe
2021-03-01
1