"Shila. bagaimana, apakah kamu menerima Perjodohan ini?" tanya Pak Alwi sambil menatap mata putri kesayangannya itu.
Ashila menatap wajah Abinya, ada banyak harapan di wajahnya, Ashila bingung harus menjawab apa.
"Ya Allah, aku harus gimana?? Kalo aku tolak, pasti Abi bakalan kecewa. Tapi kalo aku terima, aku kan gak cinta sama cowok arogan dan sombong itu," batin Ashila.
"Terserah Abi, Shila ikut aja." jawab Ashila pasrah.
"Kalau Nak Rayhan, bagaimana? Apa kamu menerima perjodohan ini?" tanya Pak Alwi menatap Rayhan.
"Kalau Rayhan udah pasti setuju dengan perjodohan ini, Al." ucap Pak Yahya sambil menatap ke arah Rayhan.
Rayhan menatap Pak Yahya tajam, dia tidak menyangka Papanya menyetujui perjodohan ini, tanpa bertanya dahulu kepadanya.
"Alhamdulillah Al, akhirnya kita bisa memenuhi janji kita sewaktu muda," ucap Pak Yahya tersenyum bahagia lalu memeluk Pak Alwi.
"Iya, aku juga bahagia, akhirnya kita bisa jadi besan," ujar Pak Alwi tersenyum lebar membalas pelukan sahabatnya.
"Alhamdulillah ya, Jeng. Akhirnya kita bisa besanan," ucap Umi Ira berhambur memeluk Mama Putri.
"Iya Jeng. Saya juga sangat bersyukur dan bahagia."
Semua orang mengucapkan syukur atas resminya perjodohan ini, mereka semua terlihat sangat bahagia. Namun, tidak dengan Ashila dan Rayhan.
"Ya Allah, mimpi apa aku semalem, sehingga harus di jodohkan dengannya," batin Ashila dan Rayhan bersamaan, mereka saling menatap dengan tatapan tajam.
"Sebaiknya kita lanjutkan pembicaraan ini di ruang makan saja, makanannya sudah siap, takut keburu dingin," ucap Umi Ira.
**
Di ruang makan, kedua keluarga masih bercanda ria membicarakan kenakalan Pak Yahya dan Pak Alwi ketika masih bersekolah dulu.
"Al. Kamu masih inget gak, pas SD, kalo pulang sekolah, kita tuh sering ngambil buah mangga di kebun pak Aryo tanpa izin, yang rumahnya di belakang sekolah itu," ucap Pak Yahya sambil menelan makanannya.
"Iya aku masih inget, untung kita gak ketahuan. Kalau sampe ketahuan, pasti kita dibikin perkedel sama Pak Aryo, secara, dia kan orangnya pelit banget," ujar Pak Alwi tertawa kecil.
Umi Ira Mama Putri hanya menggeleng-geleng kepala,mendengar cerita kenakalan suami mereka.
"Astaga, Kay gak nyangka ternyata Papa dulu nakal banget, untung kenakalan Papa gak nurun ke Kay," canda Kayla sambil menutup mulutnya.
Mereka tertawa terbahak-bahak.Tetapi tidak dengan Ashila dan Rayhan, mereka hanya terdiam satu sama lain.
"Oh ya Al, apa sebaiknya pernikahan anak kita dipercepat saja, tenang aja, Rayhan pasti setuju?" tanya Pak Yahya dengan mimik serius.
"Kenapa secepat ini sih?" ucap Rayhan membatin.
"Aku setuju, bukankah lebih cepat lebih baik," ucap Pak Alwi.
"Aku juga setuju, aku gak sabar pengen cepet punya cucu." ucap Mama Putri dengan mata berbinar.
"Iya Ma, aku juga pengen cepet gendong ponakan." ucap Kayla sangat antusias.
"Aku juga, gak sabar ingin melihat Ashila dan Rayhan menikah dan mereka bahagia." ucap Umi Ira.
"Umi, aku kalo nikah sama dia tuh bukannya bahagia, tapi sengsara." teriak Ashila dalam hati.
"Rayhan sudah setuju, Shila, bagaimana denganmu?" tanya Pak Alwi menatap manik mata Ashila.
"Ya Allah, apa aku harus menikah secepat ini, apa dia akan menjadi suami yang baik buat aku, aku harus gimana?? Apa laki-laki ini yang engkau pilihkan untuk menjadi imam hamba ya Allah?? Apa dia ini memang takdir hamba ya Allah," batin Ashila sambil menggigit bibir bawahnya pelan.
"Shila..Ashila..kamu baik-baik aja kan, Nak?" tanya Umi Ira sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah anaknya.
"Ah! Iya kenapa Umi?" tanya Ashila setelah sadar dari lamunannya.
"Abi kamu nanya, kamu setuju enggak kalo pernikahannya dipercepat, sayang?" tanya Umi Ira sambil mengelus lembut puncak kepala anaknya yang terhalang hijab.
"Em.. itu.. Shila ngikut ajah, terserah Abi," jawab Ashila sedikit gugup.
"Bagaimana kalau minggu depan?" tanya Pak Yahya memberi usul.
Mendengar usulan Pak Yahya, Ashila dan Rayhan terkejut bukan main, yang membuat mereka langsung berdiri dari tempat duduknya.
"Apa?? Minggu depan," ucap Ashila dan Rayhan serempak, mereka berdua berpandangan sejenak, lalu saling memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Udah kalian duduk dulu, Papa kan hanya memberi pendapat," ucap Pak Yahya, Ashila dan Rayhan pun duduk kembali.
"Menurutku, satu minggu itu terlalu cepat, bagaimana kalo bulan depan saja, supaya persiapan pernikahan mereka lebih matang, lagi pula minggu ini Ashila akan menghadapi ujian akhir, jadi dia harus fokus belajar dahulu, dan kita adakan pernikahan mereka sesudah Ashila selesai ujian saja," ucap Pak Alwi.
"Iya, Umi setuju, Bi." ucap Umi Ira mengiyakan pendapat suaminya.
"Iya, saya juga setuju, kita juga harus memberi waktu Ashila dan Rayhan, untuk saling mengenal satu sama lain." ucap Mama Putri.
"Iya benar Jeng. Semoga dalam waktu satu bulan mereka berdua menjadi semakin dekat." ucap Umi Ira membenarkan apa yang dikatakan calon besannya itu.
"Oke baiklah saya setuju" ucap Pak Yahya.
"Jadi, bagaimana?? Rayhan, Ashila, apa kalian setuju?" tanya Pak Alwi.
Ashila dan Rayhan berpikir sejenak, memikirkan pendapat orangtua mereka.
"Kalaupun aku menolak pernikahan ini, ujung-ujungnya, pasti pernikahan ini akan tetap terjadi." batin Rayhan.
"Aku tidak mungkin mengecewakan Abi dan Umi, semoga saja ini yang terbaik untukku." batin Ashila.
Ashila dan Rayhan menarik napas dalam dalam dan mulai memutuskan sebuah keputusan.
"Baiklah, Shila setuju."
"Baiklah, Rayhan setuju."
Mereka berbicara berbarengan, lalu menatap satu sama lain dengan tatapan saling mengintimidasi.
"Kenapa kalo ngomong pengen barengan aja sih." ucap Ashila dalam hati.
"Cie, cie, ngomong aja barengan, ini mah udah pasti jodoh," goda Kayla pada kakaknya dan calon kakak iparnya itu.
"Apa sih, Kay??" ucap Ashila dan Rayhan serempak.
"Astaga! Tuh kan ngomongnya barengan lagi." ucap Kayla tercengang dan tertawa kecil mendengar mereka berbicara selalu bersamaan.
"Udah Kay, jangan godain Kak Rayhan dan Kak Ashila terus," ucap Mama Putri sambil menepuk pelan pundak anak bungsunya itu.
"Iya Ma, maaf, Kak shila, Kak Rayhan maaf ya," ucap Kayla sambil menatap kakaknya dan kakak iparnya bergantian lalu mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V, yang dibalas anggukan oleh Rayhan dan Ashila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Bunga Permata Bunga
bentar lagi ada yg bucin akut nih 🤭🤭🤭
2022-07-12
0
Nailil Ilma
cemangat!!
2021-05-11
0
Witri Aidil
next..lanjut thor
2021-03-10
1