Bab 15 Deg-degan

Setelah tidak ada suara-suara di luar kamar. Rayhan dan Ashila dan saling menatap satu sama lain.

Tiba-tiba Rayhan menarik tubuh Ashila, sehingga menempel pada tubuhnya. Tangan Ashila refleks menyentuh dada Rayhan dengan maksud ingin menahannya agar tidak semakin dekat. Kini, jarak mereka begitu dekat, bahkan hembusan napas masing-masing dapat dirasakan oleh keduanya.

Rayhan mencondongkan kepalanya, dan mendekatkan wajahnya pada wajah Ashila. Dengan refleks Ashila memejamkan matanya.

"Kamu ngapain tutup mata! Berharap saya cium ya..." goda Rayhan.

Ashila segera membuka matanya. "Hah! Emm.. Itu anu aku cuman..." kali ini Ashila benar-benar tidak bisa berpikir. "Ah! Awas ih, dasar modus!" Ashila mendorong dada Rayhan hingga mundur beberapa langkah.

Rayhan menautkan alis. "Diih! Siapa yang modus!"

Ashila tersadar bahwa sekarang ia hanya menggunakan handuk, seketika wajahnya memerah. "Keluar sana! Aku mau ganti baju."

"Gak. Saya gak mau keluar! Saya capek! Saya mau di sini." Rayhan berjalan menuju tempat tidur Ashila dan langsung merebahkan tubuhnya di sana, sehingga membuat Ashila geram sekaligus kesal.

Ashila berjalan menuju tempat tidur dan menarik lengan Rayhan. Tapi apalah daya, kekuatan Ashila tidak sebanding dengan kekuatan Rayhan.

"Iiih cepetan bangun! Keluar dari kamar aku!" bentak Ashila sambil terus berusaha menarik lengan suaminya.

Rayhan tidak terbangun sedikitpun, justru ia malah menarik lengan istrinya. Ashila yang tidak bisa menahan keseimbangan, akhirnya jatuh di atas tubuh Rayhan.

Mereka bertatapan cukup lama, bahkan jarak mereka hanya beberapa senti saja. Bahkan hembusan napas masing-masing dapat di rasakan keduanya.

Deg, deg, deg!

"Dia kalo diliat dari deket kok tambah ganteng ya," gumam Ashila tanpa melepas tatapannya dari Rayhan.

"Turun dong! Kamu berat!" celetuk Rayhan.

"Hah?"

Ashila pun segera bangkit dari tubuh Rayhan dan berlari ke kamar mandi. Ia bersandar di daun pintu sambil memegang dadanya yang bergemuruh hebat. ″Jantungku yang tersayang. Tolong jangan banyak gerak dong!"

Ashila berjalan menuju westafel, kemudian menatap wajahnya di pantulan cermin. "Uhh! Kok wajah aku jadi panas gini ya."Ashila terus mengipasi wajahnya dengan tangan kanannya. Ia memegang kedua pipinya yang sangat memerah itu karena kejadian tadi. Ashila segera membasuh wajahnya agar tidak terlalu merah seperti sebelumnya.

Lima belas menit berlalu, tetapi Ashila belum juga keluar dari kamar mandi. Rayhan yang menyadari istrinya tak kunjung keluar, langsung berjalan ke arah pintu kamar mandi.

Tok, tok, tok!

"Hei! Kamu ngapain lama banget di kamar mandi? Tidur ya?" tanya Rayhan.

"Iya bentar..." teriak Ashila. "Oke Ashila, tenang.. Anggap ajah tadi gak terjadi apa-apa." Ashila menghembuskan napasnya perlahan

Ashila pun segera memakai pakaian, lalu keluar dari kamar mandi.

"Ayo pulang!" ucap Rayhan datar seolah-olah beberapa menit yang lalu tidak terjadi apa-apa di antara mereka.

"Pulangnya abis magrib ajah ya, aku masih kangen rumah ini, lagi pula bentar lagi magrib."

"Oke, kalo gitu saya mau mandi di sini. Saya gerah."

"Yaudah mandi sono."

"Handuknya mana?"

"Ini." Ashila memberikan handuk berwarna biru pada Rayhan.

"Oh ya, tolong ambilin baju ganti saya di mobil ya, di jok belakang, ada tas kecil warna item." pinta Rayhan.

"Iya, aku ambil sekarang."

Ashila segera keluar dari kamarnya, ia berjalan ke luar rumah menuju mobil suaminya. Ia membuka pintu mobil bagian belakang, dan dilihatnya, sebuah tas kecil berwarna hitam yang dimaksud oleh suaminya.

Ashila pun segera mengambil tas tersebut dan membawanya ke kamar dan menyimpannya di atas tempat tidur.

Setelah itu Ashila pun kembali keluar kamar menuju dapur membantu Uminya menyiapkan makan malam.

****

Waktu menunjukan pukul setengah delapan malam, Rayhan dan Ashila pamit untuk pulang ke apartemen mereka.

"Kita pamit Umi, Abi." Ashila dan Rayhan mencium tangan dan memeluk orang tuanya secara bergantian.

Umi Ira memegang kedua pundak Ashila. "Padahal Umi masih kangen loh sama kamu."

"Shila juga, Umi tenang ajah, kapan-kapan Shila main lagi kesini." Ucap Ashila tersenyum.

"Rayhan, jagain anak Abi ya." ucap Abi sambil menepuk pelan pundak menantunya itu.

"Siap Abi."

Ashila dan Rayhan memasuki mobil, Ashila menurunkan kaca mobilnya. "Abi, Umi. Shila pamit ya." ucap Ashila sambil melambaikan tangan.

"Hati-hati ya, Rayhan jangan ngebut..." ucap Umi dan Abi sambil melambaikan tangan.

Rayhan pun menjalankan mobilnya keluar dari pekarangan rumah.

"Kita berhenti dulu di supermarket sana, buat beli kebutuhan kita di apartemen," ucap Ashila sambil menunjuk sebuah supermarket di ujung jalan yang terlihat ramai.

"Oke."

Rayhan memarkirkan mobilnya di tempat parkiran. Ia dan istrinya langsung masuk ke dalam supermarket secara beriringan.

"Kamu yang bawa trolinya." Ashila memberikan sebuah troli kepada Rayhan.

"Loh, kok saya."

"Ya iyalah, kamu bawa trolinya, aku yang milih barangnya, emang kamu tau bahan rumah tangga itu apa ajah?" cerocos Ashila.

"Iya-iya, gak usah bawel deh, mentang-mentang punya mulut dua."

"Udah deh, jangan ngajak ribut di sini."

"Banyak banget." Rayhan memandang barang belanjaan yang Ashila masukan ke dalam troli.

"Ini persiapan untuk sebulan ke depan, lagi pula uang kamu gak bakalan abis cuman buat beli ini semua," tutur Ashila tanpa melihat Rayhan, tangannya masih sibuk memilih barang belanjaan.

Setelah cukup berbelanja, Rayhan dan Ashila berjalan menuju Kasir.

"Ini, Mbak."Ashila memberikan barang-barang belanjaannya pada Kasir.

Kasir pun mulai menghitung barang belanjaan, Rayhan dan Ashila setia menunggunya sampai akhir. "Oke Mbak, totalnya jadi satu juta lima ratus."

Rayhan pun mengambil kartu kreditnya dan langsung memberikannya pada Kasir.

"Makasih ya Mbak.. Mas." kasir tersebut memberikan kembali kartu kredit ke tangan Rayhan.

Rayhan dan Ashila keluar dari supermarket. Mereka berjalan menuju mobil sambil menenteng dua kantong plastik besar dan memasukannya ke dalam mobil. Mereka kembali memasuki mobil. Rayhan melajukan mobilnya dengan kecepatan standar.

Di dalam perjalanan hanya ada keheningan yang menghiasi suasana dalam mobil, tidak ada yang memulai obrolan. Rayhan hanya fokus mengemudi dan melihat lurus ke depan. Sedangkan Ashila lebih fokus pada ponselnya sesekali ia melirik jalanan.

Tepat pukul setengah sembilan malam mereka sudah sampai di apartemen. Ashila dan Rayhan segera masuk ke dalam kamar masing-masing. Ashila segera membersihkan tubuhnya dan berwudhu untuk sholat isya, setelah shalat isya ia langsung membaringkan tubuhnya di kasur, perlahan ia mulai menutup matanya untuk pergi ke alam mimpi.

Sementara Rayhan, setelah mandi dan shalat, ia duduk di meja kerjanya, berkutat dengan laptop dan beberapa berkas.

Malam mulai larut. Rayhan segera membaringkan tubuhnya di kasur yang empuk. Perlahan ia menutup matanya yang sudah tidak bisa menahan kantuk dan lelah.

Terpopuler

Comments

Febri Ana

Febri Ana

lanjuutt

2022-03-13

0

Itha Fitra

Itha Fitra

kok rayhan tau y,istri ny pny mulut 2😃

2021-03-26

2

YUSEF UCE

YUSEF UCE

oon lalakinya

2021-01-16

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Pertama
2 Bab 2 Tentang Perjodohan
3 Bab 3 Tentang Perjodohan (2)
4 Bab 4 Bertemu Kembali
5 Bab 5 Tentang Perjodohan (3)
6 Bab 6 Kamu??
7 Bab 7 Menerima Atau Tidak?
8 Bab 8 Tentang Perjodohan (4)
9 Bab 9 Fitting Baju
10 Bab 10 Fitting Baju Pengantin (2)
11 Bab 11 Hari Pernikahan
12 Bab 12 Hari Pernikahan (2)
13 Bab 13 Setelah Menikah
14 Bab 14 Setelah Menikah (2)
15 Bab 15 Deg-degan
16 Bab 16 Uang Bulanan
17 Bab 17 Belanja Bareng Adik Ipar
18 Bab 18 Pengen Cucu
19 Bab 19 Kecupan hangat
20 Bab 20 Terpaku
21 Bab 21 Pasar malam (1)
22 Bab 22 pasar malam (2)
23 Bab 23 Seranjang
24 Bab 24 Pikiran Mesum
25 Bab 25 Cemburu
26 Bab 26 Panggilan Baru
27 Bab 27 Awal Baru
28 Bab 28 Masa Lalu (1)
29 Bab 29 Masa Lalu (2)
30 Bab 30 Sakit
31 Bab 31 Sakit (2)
32 Bab 32 Gara-gara Ciuman
33 Bab 33 Perasaan Aneh
34 Bab 34 Cemburu (2)
35 Bab 35 Canggung
36 Bab 36 Seranjang lagi
37 Bab 37 Diturunin Di Jalan
38 Bab 38 Masak Bareng
39 Bab 39 Pergi
40 Bab 40 Rindu
41 Bab 41 Membeli Oleh-oleh
42 Bab 42 Rindu (2)
43 Bab 43 Gagal
44 Bab 44 Apakah ini sandiwara?
45 Bab 45 Dedek Kecil?
46 Bab 46 Modus
47 Bab 47 Hamil?
48 Bab 48 Ngehalu
49 Bab 49 Menahan Diri
50 Bab 50 Ungkapan hati Azmi
51 Bab 51 Kelicikan Renata
52 Bab 52 Acuh
53 Bab 53 Ungkapan Perasaan Ashila
54 Bab 54 Kebahagiaan Yang Hakiki
55 Bab 55 Gara-gara Morning Kiss
56 Bab 56 Ngambek
57 Bab 57 Kejutan
58 Bab 58 Bikin Baby
59 Bab 59 Menggodanya
60 Bab 60 Ketemu Renata
61 Bab 61 Kekesalan Kayla
62 Bab 62 Ketakutan Ashila
63 Bab 63 Gadis Bar-bar
64 Bab 64 Gara-gara Kecap
65 Bab 65 Emang Aku Anak Kecil
66 Bab 66 Cinta Pada Pandangan Pertama
67 Bab 67 Disangka Maling
68 Bab 68 Gara-gara Ngebut
69 Bab 69 Kayla Ngambek
70 Bab 70 Kemunculan Masalah
71 Bab 71 Ngedeketin Calon Mertua
72 Bab 72 Ketakutan Rayhan
73 Bab 73 Ancaman
74 Bab 74 Rencana Licik Renata
75 Bab 75 Kamu ngidam?
76 Bab 76 Rencana Nonton
77 Bab 77 Jadi Kacung?
78 Bab 78 Jadi Kacung 2
79 Bab 79 Dikerjain
80 Bab 80 Cemburukah?
81 Bab 81 Azka sakit
82 Bab 82 Azka Sakit (2)
83 Bab 83 Abdi bogoh ka anjeun
84 Bab 84 Ancaman (2)
85 Bab 85 Kehamilan Renata
86 Bab 86 Khawatir Tapi Gengsi
87 Bab 87 Jalan-jalan
88 Bab 88 Ketemu Mantan
89 Bab 89 Acuh (2)
90 Bab 90 Perasaan Annisa
91 Bab 91 Ditembak?
92 Bab 92 Pacar Pura-pura
93 Bab 93 Perjanjian
94 Bab 94 Mabuk (Lagi)
95 Bab 95 Bertemu Renata
96 Bab 96 Apakah harus berpisah?
97 Bab 97 Apakah harus berpisah (2)
98 Bab 98 Apakah harus berpisah (3)
99 Bab 99 Apakah harus berpisah (4)
100 Bab 100 Perubahan sikap Rayhan
101 Bab 101 Surat Cerai
102 Bab 102 Depresi
103 Bab 103 Memulai rencana
104 Bab 104 Memulai rencana (2)
105 Bab 105 Ingin Rujak
106 Bab 106 Mimpi terburuk
107 Bab 107 Kecelakaan
108 Bab 108 Berita duka dan bahagia
109 Bab 109 Gara-gara Ashila Ngidam
110 Bab 110 Hadiah dari Azka
111 Bab 111 Tentang Renata
112 Bab 112 Tentang Renata (2)
113 Bab 113 Perasaan Azka
114 Bab 114 Putus
115 Bab 115 Meninggal
116 Bab 116 Sadar (1)
117 Bab 117 Sadar (2)
118 Bab 118 Sadar (3)
119 Bab 119 Pelukan Azmi
120 Bab 120 Pergi
121 Bab 121 Kayla Sakit
122 Bab 122 Ngidam Ashila
123 Bab 123 Penculikan Ashila
124 Bab 124 Ternyata..
125 Bab 125 END
126 Thank You So Much For All
127 Harap Dibaca!!
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Pertama
2
Bab 2 Tentang Perjodohan
3
Bab 3 Tentang Perjodohan (2)
4
Bab 4 Bertemu Kembali
5
Bab 5 Tentang Perjodohan (3)
6
Bab 6 Kamu??
7
Bab 7 Menerima Atau Tidak?
8
Bab 8 Tentang Perjodohan (4)
9
Bab 9 Fitting Baju
10
Bab 10 Fitting Baju Pengantin (2)
11
Bab 11 Hari Pernikahan
12
Bab 12 Hari Pernikahan (2)
13
Bab 13 Setelah Menikah
14
Bab 14 Setelah Menikah (2)
15
Bab 15 Deg-degan
16
Bab 16 Uang Bulanan
17
Bab 17 Belanja Bareng Adik Ipar
18
Bab 18 Pengen Cucu
19
Bab 19 Kecupan hangat
20
Bab 20 Terpaku
21
Bab 21 Pasar malam (1)
22
Bab 22 pasar malam (2)
23
Bab 23 Seranjang
24
Bab 24 Pikiran Mesum
25
Bab 25 Cemburu
26
Bab 26 Panggilan Baru
27
Bab 27 Awal Baru
28
Bab 28 Masa Lalu (1)
29
Bab 29 Masa Lalu (2)
30
Bab 30 Sakit
31
Bab 31 Sakit (2)
32
Bab 32 Gara-gara Ciuman
33
Bab 33 Perasaan Aneh
34
Bab 34 Cemburu (2)
35
Bab 35 Canggung
36
Bab 36 Seranjang lagi
37
Bab 37 Diturunin Di Jalan
38
Bab 38 Masak Bareng
39
Bab 39 Pergi
40
Bab 40 Rindu
41
Bab 41 Membeli Oleh-oleh
42
Bab 42 Rindu (2)
43
Bab 43 Gagal
44
Bab 44 Apakah ini sandiwara?
45
Bab 45 Dedek Kecil?
46
Bab 46 Modus
47
Bab 47 Hamil?
48
Bab 48 Ngehalu
49
Bab 49 Menahan Diri
50
Bab 50 Ungkapan hati Azmi
51
Bab 51 Kelicikan Renata
52
Bab 52 Acuh
53
Bab 53 Ungkapan Perasaan Ashila
54
Bab 54 Kebahagiaan Yang Hakiki
55
Bab 55 Gara-gara Morning Kiss
56
Bab 56 Ngambek
57
Bab 57 Kejutan
58
Bab 58 Bikin Baby
59
Bab 59 Menggodanya
60
Bab 60 Ketemu Renata
61
Bab 61 Kekesalan Kayla
62
Bab 62 Ketakutan Ashila
63
Bab 63 Gadis Bar-bar
64
Bab 64 Gara-gara Kecap
65
Bab 65 Emang Aku Anak Kecil
66
Bab 66 Cinta Pada Pandangan Pertama
67
Bab 67 Disangka Maling
68
Bab 68 Gara-gara Ngebut
69
Bab 69 Kayla Ngambek
70
Bab 70 Kemunculan Masalah
71
Bab 71 Ngedeketin Calon Mertua
72
Bab 72 Ketakutan Rayhan
73
Bab 73 Ancaman
74
Bab 74 Rencana Licik Renata
75
Bab 75 Kamu ngidam?
76
Bab 76 Rencana Nonton
77
Bab 77 Jadi Kacung?
78
Bab 78 Jadi Kacung 2
79
Bab 79 Dikerjain
80
Bab 80 Cemburukah?
81
Bab 81 Azka sakit
82
Bab 82 Azka Sakit (2)
83
Bab 83 Abdi bogoh ka anjeun
84
Bab 84 Ancaman (2)
85
Bab 85 Kehamilan Renata
86
Bab 86 Khawatir Tapi Gengsi
87
Bab 87 Jalan-jalan
88
Bab 88 Ketemu Mantan
89
Bab 89 Acuh (2)
90
Bab 90 Perasaan Annisa
91
Bab 91 Ditembak?
92
Bab 92 Pacar Pura-pura
93
Bab 93 Perjanjian
94
Bab 94 Mabuk (Lagi)
95
Bab 95 Bertemu Renata
96
Bab 96 Apakah harus berpisah?
97
Bab 97 Apakah harus berpisah (2)
98
Bab 98 Apakah harus berpisah (3)
99
Bab 99 Apakah harus berpisah (4)
100
Bab 100 Perubahan sikap Rayhan
101
Bab 101 Surat Cerai
102
Bab 102 Depresi
103
Bab 103 Memulai rencana
104
Bab 104 Memulai rencana (2)
105
Bab 105 Ingin Rujak
106
Bab 106 Mimpi terburuk
107
Bab 107 Kecelakaan
108
Bab 108 Berita duka dan bahagia
109
Bab 109 Gara-gara Ashila Ngidam
110
Bab 110 Hadiah dari Azka
111
Bab 111 Tentang Renata
112
Bab 112 Tentang Renata (2)
113
Bab 113 Perasaan Azka
114
Bab 114 Putus
115
Bab 115 Meninggal
116
Bab 116 Sadar (1)
117
Bab 117 Sadar (2)
118
Bab 118 Sadar (3)
119
Bab 119 Pelukan Azmi
120
Bab 120 Pergi
121
Bab 121 Kayla Sakit
122
Bab 122 Ngidam Ashila
123
Bab 123 Penculikan Ashila
124
Bab 124 Ternyata..
125
Bab 125 END
126
Thank You So Much For All
127
Harap Dibaca!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!