Setelah ijab qobul selesai, Ashila dan Rayhan segera mengganti pakaiannya dengan pakaian resepsi.
Rayhan dan Ashila berdiri di panggung untuk melakukan resepsi pernikahan.
Satu persatu tamu undangan mulai ke atas panggung untuk memberikan selamat.
"Selamat ya, atas pernikahan kalian, semoga kalian menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah."
"Happy wedding ya, saya turut bersuka cita atas pernikahan kalian."
"Selamat atas pernikahan kalian, semoga rumah tangga kalian di penuhi oleh kebahagiaan yang tiada tara."
Begitulah ucapan selamat dari para tamu untuk Rayhan dan Ashila. Tentu saja kedua pasangan baru menikah ini membalasnya dengan senyuman, walaupun terpaksa.
"Ekhem, cie udah nikah. Kalian kalo deketan gini, serasi banget tau," ucap Dina yang terus memandangi Rayhan dan Ashila.
"Iya bener," timpal Annisa.
"Udah deh kalian jangan bikin aku tambah gak mood," ucap Ashila cemberut.
"Udah jangan cemberut, gak enak tau sama tamu yang lain," ucap Dina.
"Iya Shil, oh ya, kita juga mau sekalian pamit, soalnya siang ini aku harus terbang ke London, aku pengen jengukin Kakek, mumpung libur kuliahnya lama," ucap Annisa.
"Oh gitu, salam ya buat Kakek kamu ya, maaf ya, Nis. Aku gak bisa anterin kamu ke Bandara," ucap Ashila.
"Iya, gak papa kok, aku pamit ya, oh ya ini kado dari aku." Annisa memberikan kado berwarna biru kepada Ashila.
"Ini dari aku," ucap Dina sambil memberikan kado berwarna gold pada Ashila.
"Waah! Makasih ya." Ashila berhambur memeluk kedua sahabatnya. Setelah ketiga sahabat ini berpelukan cukup lama, mereka pun saling melepaskan.
"Shil, kita doain semoga pernikahan kalian langgeng, semoga suatu saat nanti kalian bisa saling mencintai," ucap Annisa.
"Iya Shil." Dina memegang pundak Ashila. "Lagian suami lo ganteng ini, sayang loh kalo disia-siain, entar mubazir," lanjut Dina berbisik di telinga Ashila, agar tak terdengar oleh Rayhan.
"Iya makasih." Ashila tersenyum kecut.
"Yaudah Kak Ray, Shil, kita pulang ya daah." Dina dan Annisa melambaikan tangan pada pasangan yang baru resmi beberapa jam ini. Lalu mereka pum turun dari panggung.
"Hey Bro, gak nyangka gue, lo bakalan nikah secepat ini." ucap Reza, sahabatnya Rayhan.
"Ray, selamat atas pernikahan lo ya."
"Hai, kenalin aku Tiara, temen Rayhan." Tiara mengulurkan tangannya pada Ashila.
"Ashila." ucap Ashila membalas uluran tangan Tiara.
"Hai, gue Reza, temennya Rayhan dari orok." Reza mengulurkan tangannya pada Ashila
"Ashila." Ashila membalas uluran tangan Reza.
"Ashila, lo harus mempersiapkan mental ya, buat malam pertama kalian nanti malam."
"Hah?"
Tentu saja godaan kedua teman Rayhan ini membuat jantung Ashila berdetak tak karuan. Bahkan wajahnya sempat pucat dan menegang saat mereka membahas tentang malam pertama.
"Sayang, udah Shila-nya jangan digodain terus. Liat tuh! Mukanya jadi tegang gitu," ucap Tiara sambil menyenggol pacarnya itu.
"Maaf Shil, gue cuma bercanda doang kok, lo jangan tegang kayak gitu," ucap Reza sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengah membentuk huruf V, yang diselipi dengan tawa kecil.
Ashila hanya membemberikan senyum terpaksa saat teman Rayhan itu menggodanya. Sementara Rayhan, sedari tadi hanya menatap wajah Ashila yang sedikit menegang dengan tertawa kecil.
"Yaudah gue mau ke stand makanan dulu."
"Pikiran kamu makan mulu. Oh ya Ray, Shila, ini kado dari kita berdua," ucap Tiara memberikan kado berukuran cukup besar pada Rayhan.
"Yaudah lo berdua sono pergi, antrian yang mau ngucapin selamat jadi makin panjang gara-gara lo berdua." ucap Rayhan serius tapi sebenarnya ia hanya bercanda.
"Iya-iya, jahat banget lo sama kita, awas lo yah, kalo lo minta gue buat balik lagi kesini, ayo sayang kita pergi." ucap Reza yang pura-pura cemberut pula sambil menarik lengan kekasihnya.
"Shil, aku kesono dulu ya, kapan-kapan kita bisa ngobrol," ucap Tiara
"Iya Kak."
Malam pun semakin larut, tamu undangan pun sudah pulang, yang tersisa hanyalah keluarga Rayhan, Ashila dan beberapa pelayan hotel saja.
"Rayhan, Shila kami pulang ya," ucap Pak Yahya sambil memeluk Rayhan dan Ashila bergantian.
"Hati-hati di jalan, ya."
"Ray, Abi titipkan Shila sama kamu, tolong jaga dia, dan lindungi dia. Semoga kalian menjadi pasangan yang sakinah, mawaddah dan warahmah," ucap Pak Alwi sambil menepuk pundak Rayhan kemudian memeluknya.
"Oh ya Shil, kalo Rayhan nyakitin kamu, bilang ajah sama Mama, biar Mama jewer," Ucap Mama Putri.
"Iya Ma."
"Nak, jadilah istri yang baik, patuhi suamimu," ucap Umi Ira memeluk Ashila.
"Iya, Mi. Doain Shila."
"Yaudah kita semua pulang, ya." ucap Pak Alwi.
"Kak Rayhan, Kak Shila, aku pesen keponakan yang imut-imut ya," teriak Kayla saat menuju keluar Hotel.
***
Ashila segera memasuki kamar pengantin, ia segera menghapus sisa makeup dengan micellar water.
Lalu ia segera memasuki kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah membersihkan diri, ia segera keluar dari sana, Namun baru saja pintu terbuka setengahnya Ashila segera menutupnya kembali, karena di depan pintu kamar mandi ada Rayhan.
"Eh kok ditutup lagi, hei! cepet keluar!Saya juga mau mandi."
"Ya ampun, gimana nih. Aku kan gak mungkin keluar cuman pake handuk." gumam Ashila, ia menggigit bibir bawahnya.
"Hei! Kamu denger saya gak sih!" Rayhan semakin kesal.
"I-iya bawel, tolong ambilin hijab dan baju tidur di koper, masa iya aku keluar cuma pake handuk."
"Emang kenapa? Kamu pikir saya akan tertarik sama kamu, udah pendek, cantik juga enggak, tubuh kamu ajah udah kayak pintu gitu, semuanya rata." Rayhan menekankan kata 'rata' yang membuat mata Ashila terbelalak
Ashila mendengus. "Apa? Dia bilang aku pendek, dia kali yang ketinggian, terus dia bilang aku gak cantik katanya? Tubuhku dibilang rata lagi, wah penghinaan nih namanya," ucapnya dalam hati.
"Cepet buka, nih pakaian kamu."
Ashila pun membuka sedikit pintu dan mengeluarkan tangannya, sedangkan tubuhnya masih berada di dalam. Ia mengambil hijab dan pakaian yang Rayhan berikan, lalu memakainya.
"Hei! Kamu ganti baju doang kok lama banget sih, cepet keluar."
"Iya-iya, bawel banget sih." Ashila membuka pintu kamar mandi. Ia menatap Rayhan dengan tatapan tajam.
Rayhan pun segera masuk ke kamar mandi, dan tak membutuhkan waktu lama. Rayhan pun segera keluar dari kamar mandi, ia hanya memakai handuk sepinggang, yang memperlihatkan perut kotak-kotaknya serta bahu lebar dan betis yang lebar.
Ashila yang sedang memainkan ponselnya di sisi ranjang seketika menoleh. "Astagfirullahal'adzim." Ashila segera menutup kedua tangannya.
Melihat Ashila menutu matanya Rayhan mengernyitkan keningnya. "Kamu kenapa nutup mata kayak gitu, kayak liat setan ajah."
"Ngapain sih keluar cuman pake handuk doang. Di sini kan ada perempuan," ucap Ashila masih menutup kedua matanya dengan tangan.
Rayhan pun segera mengambil pakaiannya di dalam koper. "Saya lupa bawa baju, ini saya mau ngambil baju dulu. Saya juga lupa ternyata di sini ada anak kecil." Rayhan pun kembali masuk ke kamar mandi. Setelah memakai pakaiannya ia pun keluar dan mendudukan dirinya di sisi ranjang sebelah kiri, sedangkan Ashila duduk di sisi ranjang sebelah kanannya.
"Kamu udah lama kan duduk di situ?" tanya Rayhan pada Ashila yang masih setia memainkan ponselnya.
"Iya, emang kenapa?" tanya Ashila ketus.
"Sekarang kamu pindah ke sofa, karena saya gak mau tidur seranjang sama kamu!" usir Rayhan.
"Apa? aku gak mau tidur di sofa, dingin." Ashila bergidik ngeri. "Siapa juga yang mau seranjang sama cowok arogan kayak kamu."
"Udah ngomongnya, sekarang pindah ke sofa." Rayhan sedikit berteriak.
"Gak mau."
"Pindah!"
"Gak mau."
"Kamu lupa perjanjian kita di dalem mobil waktu itu?"
Ashila berpikir sejenak, lalu ia pun membulatkan kedua matanya. "Pe-perjanjian apaan?" tanya Ashila pura-pura tidak tahu.
"Oke kalo gitu, supaya kamu inget, ayo kita ke kantor polisi sekarang!" Rayhan menarik tangan Ashila sedikit kencang.
"Iya-iya, aku tidur di sofa." Ashila pun mengambil bantal dan selimut lalu melangkahkan kakinya menuju sofa yang hanya empat langkah saja dari ranjang.
Rayhan pun tertawa kecil, ia pun segera membaringkan diri di tempat tidur. Tak lama kemudian, ia pun terlelap.
Sedangkan Ashila yang berbaring di sofa belum bisa memejamkan matanya. "Pasti besok badan aku pegel-pegel semua nih, baru kali ini aku tidur di sofa." Ashila melirik ke arah Rayhan yang sudah tertidur pulas. "Dia, enak-enakan tidur di situ, dasar suami gak bertanggung jawab." umpat Ashila.
Ashila pun merenung sejenak, ia memandangi Rayhan yang tertidur pulas. Ashila menyunggingkan senyum evilnya. "Kayaknya sekali-kali, dia harus di kerjain deh." Ashila tertawa kecil.
Ashila segera mengambil sesuatu di meja rias, lalu ia segera mendekati Rayhan. Entah apa yang di lakukan Ashila, yang pasti itu akan membuat Rayhan murka besok.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Sutiah
paling tu muka si Ray di bikin jd badut 🤭
2021-07-13
0
Aisyah Septiyasa
seharusnya nya tantangan balik donk ashila,kalo nyangkut masalah ganti rugi. biar rayhan jg ngerasa takut
2021-01-08
1
Eka Sulistiyowati
next
2020-12-04
1