20

GRACE POV

Hampir seminggu juga kami bersenang-senang. Tidak terasa, lusa kami sudah berpisah. Aku dan Ann mengambil jadwal penerbangan yang sama.

Lusa pukul 8 pagi, kami berangkat bersama ke Bandara. Dia akan pulang ke Kalimantan dan aku balik ke Medan. Sedih juga, memikirkan kalau kami akan berjauhan. Tapi, mau gimana lah? Kalau memang berjodoh, kami pasti bertemu lagi.

Besok adalah hari terahir kami bepergian. Makanya, malam ini kami tidak akan tidur. Kami akan barbekiuan sampai pagi.

Sebenarnya perut sudah kenyang karena makan di Restoran mewah tadi. Pulang dari sana, kami singgah ke Supermarket untuk membeli bahan barbekiu.

"Malam ini, kita puas-puasin begadangnya..!!" Semangat Ahza yang membara.

Iwan dan Nayaka mengambil bagian memanggang. Aku dan Ann menghias piring dan meja makan. Ahza bagian menusuk bahan ke tusuk sate. Wilsen sedang memainkan gitarnya untuk mengiringi kegiatan kami dengan lagu yang dinyanyikannya.

Kami bekerja sambil bernyanyi. Begitu semua makanan selesai dihidangkan, kami duduk bersama dan makan sembari mengenang masa kuliah.

"Waktu pertama kali aku melihat Anne, aku mengira dia itu jantan. Ternyata setelah empat tahun bersama dan

rambutnya sudah mulai dipanjangin hingga dia terlihat seperti perempuan. Meskipun galaknya tetap sama." Kata Wilsen dengan wajah mengejeknya pada Anne.

"Dia memang perempuan, Wil. Dia itu perempuan gagah. Hahaha.." Kata Ahza sambil tertawa.

"Loe juga dulunya jelek, karena berteman sama gue, loe bisa tau style lelaki pada umumnya. Kalo gak pun, gue rasa Grace bakalan takut liat wajah jelek loe itu." Anne mengejek balik pada Wilsen.

"Yaa, aku mencontohnya dari mu. Hahaha.." Wilsen mulai tertawa dan aku pun ikut terkekeh mendengarnya.

"Hei, Grace pun dulu anak nya pendiam amat, gak seru. Untung saja dia kenal dengan Anne, jadi makin asyik bercanda sama dia. Ya kan, ka?" Kata Iwan pada Nayaka yang tidak mau berdiam terus.

"Yah, asyik untuk di bully. Hahaha.." Kata Nayaka sambil tertawa keras.

"Iya, Ka. Tapi hati-hati sama bodyguard nya. Tuh, dia udah berwajah seram gitu." Kata Wilsen menyambung.

"Hei, kok jadi aku yang di bahas?" Aku tidak terima kalau Anne di bilang bodyguard ku. Kami ini kan teman.

"Oh ya, besok kita ke arena balap mobil yuk? Aku sudah lama sekali tidak balapan mobil seperti itu." Pinta Ahza pada kami, "Kan semalam aku udah mau karaokean bareng kalian meski terpaksa."

Ahza memang tidak suka bernyanyi. Makanya makan malam di Restoran mewah, dia yang traktir. Karena skor menyanyinya sangat rendah.

"Yah, gimana dengan loe Grace? Loe masih trauma dengan balapan? Kan loe baru kena masalah di arena pacuan tadi pagi." Kata Anne memandangku sendu.

"Tidak masalah. Aku tidak begitu mudah trauma dengan hal seperti itu. Toh juga, inikan mobil bukan kuda. Jadi, aman-aman saja." Aku berkata dengan yakin di hadapan mereka.

"Oke baiklah, sudah ditentukan. Besok kita akan balap mobil. Gimana? Tapi, yang kalah tetap harus bayarin

makan siang." Kata Wilsen dengan penuh semangat.

"Jadi setelah makan siang, kita kemana lagi guys?" Tanya Iwan sambil berpikir.

"Kemana bagusnya ya? Ke pantai?" Tanya Nayaka dengan ragu sambil menatapku.

"Aku memang tidak bisa berenang, tapi aku suka bermain air, meskipun tidak bisa terlalu lama." Aku tersenyum melihat mereka yang sudah memandangiku sedaritadi.

"Oke, baiklah. Selesai makan siang, kita akan ke pantai bermain-main sampai malam dan akan kembali pulang malamnya. Jadwal penerbangan kami jam 10 pagi."

Anne merangkul bahuku Sambil berbicara panjang kali lebar dengan mereka. Mereka berempat dengan wajah terkejut melihat ke arah kami.

"Kalau kalian mau, kalian bisa menemui kami di Bandara. Kami sudah ada disana jam 8 pagi kok. Kita masih bisa bermesraan sebelum waktu penerbangan." Kataku sambil terkekeh melihat reaksi mereka.

"Yang bener aja loe Grace? Loe mau gue mesra-mesra dengan mereka? Gak sudi gue." Anne ngambek pada ku.

"Hahaha.. Untuk terakhir kalinya, Ann." Ku lihat Wilsen lebih tidak terima dengan kepergian Anne. Dilihat dari ekspresinya, selama ini dia kelihatan sudah menyukai Anne, tapi dia tidak pernah mengungkapkan perasaannya. Aku tau itu.

"Yah, liat nanti aja dehh, Grace." Kata Anne padaku sambil berlalu ke dapur membawa piring bekas makan kami.

Wilsen menghampiri Anne dan membantunya menyuci piring-piring itu. Dan ku dengar Iwan berbisik pada Nayaka, "Kasian si Wil, Ka. Cinta bertepuk sebelah tangan itu memang sangat menyulitkan."

"Aku dengar itu, Wan." Aku berkata dengan suara yang cukup keras dan pergi meninggalkan mereka. Mereka hanya membelalakkan matanya melihat ku.

"Ann, sudah jam 3 nih, aku ke kamar duluan ya. Kita istirahat sebentar dehh, daripada nanti semua tépar. Gak jadi pula kita balapannya." Rasa kantukku sudah tidak bisa terbendung lagi, aku menguap sejadi-jadinya.

**********

"Wow. Arena ini sangat mengagumkan." Teriak Ahza saat melihat pemandangan di hadapannya.

Kami segera memilih mobil balap yang akan kami gunakan untuk balapan kali ini. Sebenarnya, aku tidak punya SIM, tapi aku sudah tau cara mengemudikan sepeda motor dan mobil.

Aku belajar mengemudi dari Anne. Dia suka bepergian denganku hanya berdua dan mengajarkanku hal-hal baru.

Dia tidak pernah mengeluh di saat mengajarkanku tentang hal yang sama sekali tidak aku ketahui. Dia sangat penyabar dan sangat lembut saat mengajariku mengemudi.

Sekarang aku juga bisa balapan karena Anne juga pernah beberapa kali membawaku ke tempat seperti ini dan kami berdua balapan tanpa ada pengganggu. Jadi, jangan heran aku bisa beberapa hal yang biasa dilakukan oleh para lelaki. Semuanya berkat Anne.

Mobil sudah disiapkan di garisnya masing-masing. Kami memasuki mobil pilihan kami. Pada saat aku sudah duduk di kursi pengemudi, seseorang juga ikut duduk disebelahku.

"Kamu? Sejak kapan kami disini? Kenapa malah duduk di sini? Kamu tidak tau kalau kami akan balapan? Jangan ganggu dehh."

Aku kesal melihatnya. Entah apa yang dipikirkannya. Dia duduk di sampingku tanpa menanyakan pendapatku terlebih dahulu.

"Aku tidak sengaja melihatmu ada di sini. Aku hanya ingin menyapamu. Apa kamu juga akan ikut balapan dengan mereka? Kamu tidak takut dengan bahayanya balapan seperti ini?"

"Sudahlah, Ar. Aku tidak takut dengan hal seperti ini. Aku sudah biasa balapan dengan Ann. Jadi sekarang kamu sudah bisa keluar dari mobil ini. Sudah waktunya pertandingan kami dimulai."

Arion memang menyebalkan. Mau sesering apa lagi aku bertemu dengannya? Meskipun dia baik, tapi dia itu sedikit mengganggu ketentramanku.

"Tidak akan. Lebih baik aku disini bersamamu." Dia berkata seperti itu dengan wajah tenang nya itu. Dia sudah mengenakan seatbelt nya.

"Oke, baiklah. Aku tidak akan meladenimu lagi. Aku akan fokus mengemudi saat ini. Dan ku harap, kamu akan tetap diam sampai permainan ini selesai. Jika tidak, aku tidak akan segan-segan mengusirmu di tengah-tengah arena."

Aku memasang wajah seriusku dan menghadap ke depan. Aku memperingatkannya untuk tidak mengganggu konsentrasiku.

"Sepakat. Asal aku bisa tetap berada disisimu, aku akan diam. Aku janji."

"Oke. Kita mulai."

READY... GO...!!

Pertandingan dimulai. Semua mobil mulai membalap melewati garis start. Aku yang berasa di posisi terakhir mengemudi secepat yang aku bisa. Akhirnya tidak sia-sia juga, aku sduah berada di posisi ketiga.

Aku tidak peduli dengan orang yang berada di sebelahku. Kemungkinan dia akan tetap diam karena saat ini aku mengemudikan mobilku dengan kecepatan penuh.

Tepat di depan ku ada mobil yang dikemudikan oleh Ahza. Dan di depan kami akan ada tikungan tajam.

"Aku akan memotongnya, bersiaplah." Aku mulai memainkan jari-jari ku pada kemudi mobil dan kaki ku sudah bersiap pada pedal gas dan rem.

Aku melihat sekilas pada seseorang yang juga sedang melihat ku dengan tatapan terkejutnya, "Ingat janjimu, tidak akan mengganggu konsentrasiku. Jadi, siapkan dirimu untuk aksi yang satu ini." Aku tersenyum padanya dan melepaskan pandanganku darinya.

"Nah, dia ambil jalur kiri, kita ambil jalur kanan. Bersiaplah Ahza. Aku tidak mau kalah lagi darimu untuk kali ini."

Aku mulai menginjak rem seperlunya setelah aku berada di posisi kanan mobilnya Ahza. Kami akan berbelok ke arah kiri secara bersamaan.

Saat berbelok, kuhentikan untuk menginjak rem tetapi aku masih mempertahankan kaki ku di atasnya. Ini penting untuk memaksimalkan gesekan yang berguna dalam menuntun roda mobil yang ku kemudikan untuk tetap stabil.

Setelah mobil berbelok, ku tekan gas hingga mobil tidak bertambah cepat atau melambat. Begitu mobilku meninggalkan sudut belokan, aku menambahkan tenaga mobil secara bertahap.

Akhirnya aku melewati mobil Ahza. Nah, sekarang aku berhadapan dengan mobil seseorang di depanku. Kalian tahu siapa dia? Ya! Itu Anne.

Memang sulit mengalahkannya. Dia itu Ratunya jalanan, sepertinya. Karena setiap balapan dengan kami, dia pasti bisa berada di posisi pertama. Aku ingin mencoba keberuntunganku hari ini. Mana tau aku bisa menang kali ini darinya.

"Grace?"

"Ingat, jangan ganggu konsentrasiku, Ar."

"Jangan nekat Grace. Dia kelihatannya sudah Profesional, kamu tidak bisa sembarangan menyalipnya Grace."

"Jadi, kamu mau aku tetap dibelakangnya? Aku mau mencoba keberuntunganku kali ini. Ini yang terakhir bagiku dan mereka melakukan hal ini. Atau kamu takut? Mau kuturunkan di depan sana?"

Aku mulai kesal, dia mau melarangku melakukan aksiku selanjutnya. Entah kenapa tadi tidak ku usir saja dia.

"Oke, baiklah. Aku akan mendukungmu, asal kau tidak menurunkanku." Ku lihat dia sudah berpegangan pada handle pegangan tangan.

Aku mulai menancapkan kaki ku pada gas dan mulai berusaha memotong jalur Anne. Dia sepertinya menyadari keberadaanku. Dia tidak memberiku celah, meski aku sudah berusaha ke sisi kanan atau pun sisi kiri nya.

Aku harus bisa lebih lincah memposisikan mobilku, agar aku bisa melewatinya. Disat aku sedang berpikir keras, Aron membuka suara, "Ambil posisi tengah dan turunkan kecepatanmu saat mobil ini sudah berada di dekat mobil yang didepan. Jangan gegabah seperti tadi untuk menyalipnya."

"Kamu pernah ikut balapan juga?"

"Tidak sering."

"Baiklah, aku akan menuruti perkataanmu." Aku segera menurunkan kecepatan mobilku dan mengikuti mobil Ann dengan jarak yang cukup dekat.

"Ikuti setiap kecepatannya, saat kecepatan Ann sedikit berkurang, kamu bisa menyalipnya dari sisi kiri. Itu lebih aman menyalip di jalur lurus seperti ini dibanding di tikungan seperti tadi."

Aku hanya diam dan berusaha memperhatikan kecepatan mobil yang berada didepanku ini.

Ternyata kecepatannya melambat. Aku mulai memposisikan mobilku ke jalur kiri dan langsung menekan pedal gas. Aku berhasil menyalipnya.

"Wah, terima kasih sudah membantuku kali ini, Ar." Aku tersenyum padanya dan segera mencari posisi terbaik untuk berhenti setelah melewati garis finish.

Mobilku ternyata disusul oleh Ahza. Dia peringkat kedua dan Ann jadi peringkat ketiga. Terus disusul oleh Nayaka, Iwan dan Wilsen. Wilsen terakhir sampai? Tumben sekali. Biasanya Iwan atau Nayaka yang akan muncul terakhir.

Ann berteriak padaku, "Ckk, gara-gara loe menyalip mobil gue, si Ahza jadi ikutan menyalip. Gila loe, belajar darimana menyalip seperti itu? Buat gue bingung aja, gue kira loe udah nyerah karena gue di posisi pertama dan kita sudah berada di dekat garis finish."

Ahza dan lainnya menghampiriku dan Ahza marah-marah tak jelas padaku, "Kamu gila Grace! Kamu berani memotong jalurku di tikungan tadi. Cemmana kalau mobil kita bersenggolan. Memang nekat banget nih anak."

"Aku kan sudah memprediksikan dua hal saat ditikungan tadi. Kalau kamu lewat jalur kiri, aku akan melakukan hal

seperti tadi. Tapi, kalau kamu ambil jalur kanan saat tikungan tadi, aku akan ada di sisi kirimu. Hahaha.."

Aku mengejek Ahza yang sedang kesal padaku dan aku tidak lupa membalas perkataan Anne, "Ya, maaf Ann. Tadi aku di ajari sama Arion. Tuh, dia minta ikut denganku. Tapi, dia cukup berguna setelah kupikir-pikir. Ini yang pertama kalinya aku menang dari kalian semua."

Mereka melihat Arion masih bersandar di pintu mobil yang ku kendarai tadi. Dia berbicara dengan seseorang yang

sepertinya pernah kulihat tapi entah dimana.

"Wah, Grace. Ternyata itu kamu. Dan kamu Ann, semakin cantik saja. Kamu yang mengemudikan mobil ini Grace?" Dia berbicara padaku setelah melihatku dan temanku mendekat ke arah mereka sambil menunjuk mobil tempat Arion bersandar.

"Iya." Jawabku singkat, aku masih belum mengingatnya.

"Naldo..!! Kamu disini juga hari ini? Kami sudah selesai pula, jadi kami akan pulang. Tidak bisa balapan bareng dong hari ini." Ucap Anne padanya. Yah, aku akhirnya mengingatnya. Beberapa kali kami balapan bersama Anne.

"Do, kamu kenal mereka?" Tanya arion padanya.

"Ya, kenapa? Kaget? Anne dan Grace sering ke arena balapan seperti ini. Terkadang kami jumpa dan melakukan balapan bersama. Dan kali ini, kamu yang kulihat berada satu mobil dengan Grace. Kenapa bukan kamu saja yang mengemudi tadi?" Dia beekata panjang kali lebar begitu pada Arion.

"Dia temanmu? Yang kamu bilang jago balapan?" Aku bertanya pada Naldo.

"Ya, Grace. Dia yang mengajarkanku tentang balapan seperti ini. Jangan heran. Harusnya aku yang terheran-heran disini. Tak biasanya Arion akan duduk di kursi penumpang seperti tadi."

Perkataannya membuatku bingung, "Aku sama sekali tidak berniat untuk mengajaknya. Dia sendiri yang tiba-tiba duduk disampingku. Padahal sudah kusuruh pergi sejak awal."

Aku merasa dia menuduhku memaksa Arion untuk duduk disampingku. Aku jadi menyesal telah membiarkannya menemaniku dalam balapan.

"Tidak, tidak. Pernyataanku tadi bukan untukmu Grace. Tapi untuknya." Naldo mungkin melihat raut wajahku yang kebingungan.

"Sudah, sudah, sudah. Kami balik dulu ya, Do. Kami tidak bisa menghabiskan waktu kami disini berlama-lama. Karena kami akan berpisah setelah ini." Anne menarik tangaku dan kami semua menuju ke mobil.

Kali ini makan siang kami di traktir oleh Wilsen. Hahaha. Sepertinya dia sengaja kalah kali ini, agar bisa memberikan yang terbaik untuk perpisahan kami. Kami di ajak ke Restoran ala Jepang di ruang VVIP.

Makanan seperti ini adalah makanan kesukaan Anne. Aku tau ini akan menjadi kenangan terakhir makan sushi bareng mereka seperti ini. Apalagi Wilsen, pastinya dia ingin Anne mengingat kenangan ini.

Wilsen akan ikut dengan orangtuanya ke London. Dia memang blasteran Barat-Indo. Dia di beri kesempatan bersekolah sampai mengambil gelar Sarjana di Indonesia, di tanah kelahiran Ibu nya. Tapi, dia harus kembali ke London untuk melanjutkan study nya dan mengambil alih bisnis perusahaan milik orangtuanya.

Yah, aku ini termasuk orang yang cukup beruntung. Dikelilingi oleh orang-orang kelas atas seperti mereka. Mereka tidak sombong dan tidak pernah mengungkit sesuatu milik orangtuanya. Aku salut melihat sikap dan sifat mereka. Mereka tidak pernah menjadi manja dan arogan seperti orang-orang yang hanya memamerkan kekayaan orangtuanya.

**********

Di Pantai...

"Hei, jangan main ciprat air gitu dong. Kan kita gak bawa baju ganti. Basah kan aku jadinya." Aku kesal melihat mereka yang bisa berenang malah mencipratkan air padaku.

"Hahahaha.. Jangan suram gitu dong Grace. Nanti aku belikan 10 set pakaian yang bagus-bagus untukmu. Jadi, tak masalah jika kamu basah saat ini juga."

"Wah, gila kamu, Ka! Basah kan akunya. Sini kamu! Kuhajar sampai babak belur kamu!" Aku meneriaki Nayaka. Aku sudah basah kuyup dibuat anak itu.

Tak terasa hari sudah mulai gelap, aku pun mulai merasa kedinginan karena badanku basah kuyup begini. Mereka masih betah aja di dalam air. Aku duduk di bawah pohon di tepi pantai.

Tiba-tiba seseorang meletakkan jaketnya dibahuku. Saat aku akan menoleh, dia malah menahan kepalaku untuk tetap melihat ke depan.

Dia membisikkan sesuatu, suaranya sangat lembut, sampai-sampai aku tidak tau apa yang dibicarakannya. Karena begitu banyak suara disekelilingku, aku jadi tidak bisa mendengar yang diucapkannya. Setelah itu, aku tidak lagi merasakan tangannya yang menahanku tadi.

Aku menoleh, mencari keberadaan orang itu. Aku tidak melihat siapa pun. Dia pergi tanpa mengambil kembali jaketnya. Aku berjanji akan mengembalikan jaket ini pada pemiliknya suatu saat nanti.

'Siapa dia? Apa aku mengenalnya?'

Terpopuler

Comments

Momss Achaarul

Momss Achaarul

jagan kebanyakan POV ka autor,,,hehehe.

2021-04-01

2

Dian Amelia

Dian Amelia

jalan ceritanya datar ,dan seperti dipaksakan ,kok arion selalu ada di tempat manapun grace pergi......😷maaf

2019-10-06

5

lihat semua
Episodes
1 01
2 02
3 03
4 04
5 05
6 06
7 07
8 08
9 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70 *SPECIAL MOMENT*
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 TPG - AR GR - Pgm.Eps.80
87 86
88 87
89 88
90 89
91 90
92 91
93 92
94 93
95 94
96 95
97 96
98 97
99 98
100 99
101 100 WED'DAY AR&GR
102 TPG2_101
103 TPG2_102
104 TPG2_103
105 TPG2_104
106 TPG2_105
107 TPG2_106
108 TPG2_107
109 TPG2_108
110 TPG2_109
111 TPG2_110
112 TPG2_111
113 TPG2_112
114 TPG2_113
115 TPG2_114
116 TPG2_115
117 TPG2_116
118 TPG2_117
119 TPG2_118
120 TPG2_119
121 TPG2_120
122 TPG 121
123 TPG2_122
124 TPG2_123
125 TPG2_124
126 TPG2_125
127 TPG2_126
128 TPG2_127
129 TPG2_128
130 TPG2_129
131 TPG2_130
132 TPG2_131
133 TPG2_132
134 TPG2_133
135 TPG2_134
136 TPG2_135
137 TPG2_136
138 TPG2_137
139 TPG2_138
140 TPG2_139
141 TPG2_140
142 TPG2_141
143 TPG2_142
144 TPG2_143
145 TPG2_144
146 TPG2_145
147 TPG2_146
148 TPG2_147
149 TPG2_148
150 TPG 149
151 TPG2_150
152 TPG2_151
153 TPG2_152
154 TPG2_153
155 TPG2_154
156 TPG2_155
157 TPG2_156
158 TPG2_157
159 TPG2_158
160 TPG2_159
161 TPG2_160
162 TPG2_161
163 TPG2_162
164 TPG2_163 Ending~
Episodes

Updated 164 Episodes

1
01
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
08
9
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70 *SPECIAL MOMENT*
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
TPG - AR GR - Pgm.Eps.80
87
86
88
87
89
88
90
89
91
90
92
91
93
92
94
93
95
94
96
95
97
96
98
97
99
98
100
99
101
100 WED'DAY AR&GR
102
TPG2_101
103
TPG2_102
104
TPG2_103
105
TPG2_104
106
TPG2_105
107
TPG2_106
108
TPG2_107
109
TPG2_108
110
TPG2_109
111
TPG2_110
112
TPG2_111
113
TPG2_112
114
TPG2_113
115
TPG2_114
116
TPG2_115
117
TPG2_116
118
TPG2_117
119
TPG2_118
120
TPG2_119
121
TPG2_120
122
TPG 121
123
TPG2_122
124
TPG2_123
125
TPG2_124
126
TPG2_125
127
TPG2_126
128
TPG2_127
129
TPG2_128
130
TPG2_129
131
TPG2_130
132
TPG2_131
133
TPG2_132
134
TPG2_133
135
TPG2_134
136
TPG2_135
137
TPG2_136
138
TPG2_137
139
TPG2_138
140
TPG2_139
141
TPG2_140
142
TPG2_141
143
TPG2_142
144
TPG2_143
145
TPG2_144
146
TPG2_145
147
TPG2_146
148
TPG2_147
149
TPG2_148
150
TPG 149
151
TPG2_150
152
TPG2_151
153
TPG2_152
154
TPG2_153
155
TPG2_154
156
TPG2_155
157
TPG2_156
158
TPG2_157
159
TPG2_158
160
TPG2_159
161
TPG2_160
162
TPG2_161
163
TPG2_162
164
TPG2_163 Ending~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!