AUTHOR POV
Tiga hari kemudian...
"Kak Sil, hari ini aku balik ke kost ya, kak. Kakiku sudah baik-baik saja. Sudah tidak perlu di peeban-perban lagi. Aku sudah membereskan semua barangku, Kak. Tinggal berangkat saja."
Grace sudah mempersiapkan semuanya. Dia sudah tidak sabar ingin keluar dari rumah itu. Dia ingin segera bertemu dengan teman-teman sekampusnya. Dan tidak lupa, dia juga harus mengejar ketinggalannya dalam bimbingan.
Silvia sempat kaget melihat persiapan Grace itu. Semua barangnya dibawanya, kecuali kursi roda dan tongkatnya.
"Lho? Kenapa kamu seperrinya membawa semua barangmu yang ada dikamar itu, Grace? Kamu gak mau menginap lagi disini kapan-kapan? Biasanya kan kamu pasti meninggalkan beberapa pakaianmu dilemari."
"Kalau menginap, kapan-kapan pasti menginap disini lagi, kak. Tapi aku ada rencana mau pulang kampung kak. Aku mau bawa barang yang sekiranya tidak begitu kuperlukan ke rumah saja, kak. Karena pakaianku kan juga masih banyak kak. Menurutku, lebih berguna sebagian kubawa untuk dipakai adik kembarku, kak. Daripada jarang kupakai disini"
"Jadi, kamu mau pergi sekarang? Tidak tunggu yang lainnya datang?"
"Anne sudah menjemputku, kak. Aku titip salam sama yang lainnya saja ya, kak."
"Baiklah, hati-hati dijalan ya, Grace."
Si Mommy memang sudah tidak tinggal di rumah Silvia mulai semalam, karena mempersiapkan segala sesuatu di Mansion Utama keluarga besar Melv. Maka dari itu, hari ini, Adam beserta Arion dan Mommy nya sedang di Bandara menunggu Daddy tiba.
Sebenarnya, mereka tidak mengetahui bahwa Grace akan kembali ke kost nya hari ini. Jadi, sebenarnya Mommy memang ada rencana akan mengadakan makan malam bersama di Mansion bersama dan mengundang Grace.
**********
Di Bandara...
"Ar, kesana sebentar, yuk? Ada yang mau kuceritakan. Ini ada hubungannya dengan Grace."
"Baiklah, Bro." Arion ingin segera mengetahui apa yang ingin disampaikan Adam padanya, dia berbalik pada Mommy, "Mom, kami kesana sebentar ya, nanti kami kesini lagi."
"Baiklah. Mom tunggu disini saja ya."
Adam dan Arion pergi ke area yang tidak begitu banyak orang. Adam memasang tampang serius.
"Setelah aku memeriksa CCTV di Restoran waktu itu, ternyata pegawai itu menjatuhkan piring dengan sengaja ke kaki Grace." Adam mulai mengingat kembali kejadian yang dilihatnyasaat memeriksa CCTV. (Baca eps 7)
"Apa penyebabnya? Kenapa dia bisa berbuat begitu padanya? Selama aku berkunjung ke sana, ku lihat Grace tidak mempunyai musuh. Dia ramah terhadap semua orang." Kata Arion dengan wajah penasarannya.
"Ini semua karenamu." Wahh, jawaban Adam membuat Arion terdiam seribu bahasa. Dia tidak tahu apa yang diperbuatnya sehingga membuat Pelayan itu mencelakai Grace. Dia sama sekali tidak mengenal pelayan lainnya selain Grace.
Adam menjelaskan secara perlahan, "Pelayan itu nge-fans berat padamu. Dia iri pada Grace. Sejak kamu pertama kali menemui Grace untuk memintanya bertemu di parkiran, saat kamu memberikan bunga pada Grace di parkiran, sampai kamu mengantar Grace ke kampus, dia melihat semua itu dengan rasa benci terhadap Grace." Adam menceritakan alasan yang dia dengar dari pelayan itu.
Flashback On.
Adam : "Kamu sebenarnya sengaja menjatuhkan piring itu ke kaki Grace kan? Jawab aku dengan jujur, La."
Lala : "Tidak, aku tidak sengaja Pak, itu hanya kecelakaan."
Adam menunjukkan video CCTV yang sudah dia simpan -hanya pada bagian yang menunjukkan kejadian pagi itu- dan diputar melalui ponselnya.
Lala terlihat terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa, karena yang dia tau, tidak ada terlihat CCTV di sudut ruangan itu. 'Darimana asal video itu?'
Adam : "Disini terlihat jelas kalau kamu sempat melirik sekitarmu sebelum melakukan aksimu, disaat semua pegawai sibuk sendiri, kamu punya kesempatan untuk membuat cerita bohong itu."
Lala : "Aku membencinya..!!"
Adam : "Apa alasanmu mencelakai Grace?"
Lala : "Aku Benci padanya yang selalu menggoda Arion. Sok-sok tarik ulur pada lelaki seperti Arion."
Adam : "Apa hubungannya dengan Arion? Apa kamu salah satu fan-girl nya Arion?"
Lala : "Ya, aku memang fans beratnya Arion. Sudah sejak lama aku berusaha tampil sebaik mungkin dihadapannya saat dia berkunjung ke sini. Tapi, karena pada malam itu dia bertemu dengan Grace, Arion sudah tidak pernah lagi memberikan senyuman manisnya itu kepada siapapun lagi selain Grace."
Adam : "Kamu benar-benar sudah tidak waras, La."
Lala : "Ya, aku memang gila karena Arion. Aku melihatnya menemui Grace dan memintanya untuk bertemu diparkiran tapi Grace sok jutek begitu padanya. Aku melihatnya memberikan bunga yang cantik itu pada Grace tapi Grace malah pergi meninggalkannya dan bunga itu jadi dibuang begitu saja oleh Arion. Aku melihatnya datang kesini dan mengantar Grace ke kampus meskipun pada saat itu Grace tidak suka diantar olehnya. Grace mendapat perhatian penuh dari Arion, tapi malah diabaikannya. Aku benci melihat Grace yang bisa dekat dengan Arion. Dia itu wanita penggoda..!!"
Adam : "Kamu salah, La. Bukan Grace yang mendekati Arion, tapi Arionlah yang mendekatinya. Kamu jangan sembarangan menyebutnya wanita penggoda..!! Aku tidak suka mendengarmu menyebutnya begitu. Mulai saat ini, kamu tidak dibutuhkan lagi disini. Aku akan memberimu kompensasi sebagai pesangonmu."
Lala : "Ini tidak adil..!! Kenapa jadi aku yang dikeluarkan dari pekerjaan ini? Grace itu memang wanita penggoda..!! Dia juga pasti menggodamu juga, sehingga kau berpihak padanya."
Adam tidak tahan mendengar perkataannya, jadi dia langsung memanggil satpam untuk mengusir pelayan gila itu. Dan dia memberitahukan kepada semua pegawainya untuk tidak memberitahukan apapun kepada Grace.
Flashback Off.
"Begitulah yang terjadi sebenarnya, Ar. Diluaran sana banyak fans mu yang akan membuat kehidupan Grace menjadi buruk jika kamu terlihat jelas mendekatinya." Kata Adam penuh dengan penekanan.
"Aku akan berhati-hati mulai sekarang, Bro. Percayalah. Aku yang akan melindunginya." Kata Arion penuh dengan keyakinan.
"Baiklah, kalau kami yakin akan keputusanmu ini, aku akan memberitahukan padamu sesuatu yang buruk. Aku mendengar Grace berbincang dengan adik kembarnya." (Baca eps 12)
Arion mendekati Adam, "Memangnya ada hal buruk apa itu, Bro?"
"Dia berencana akan pulang ke rumahnya, dia belum bilang apa-apa padaku. Aku hanya mendengarnya dari balik pintu kamarnya. Dia tidak menyebutkan apakah dia akan balik lagi ke sini atau tidak. Aku ragu karena aku juga
mendapat pesan singkat dari Silvia barusan, Grace sudah pulang ke kost nya dan membawa semua baranganya, kecuali kursi roda dan tongkat yang kamu beli. Biasanya dia akan meninggalkan beberapa pakaiannya di kamar
itu, sebab dia sering menginap dan kamar itu memang menjadi kamar dikhususkan oleh Silvia untuk Grace tempati setelah beberapa kali dia menginap di rumahku."
Arion memasang wajah khawatir. Dia belum berhasil membuat Grace mengakui keberadaannya, masa dia sudah harus jauh darinya?
Tiba-tiba ada panggilan dari arah belakang mereka, "Nak, kalian tidak merindukan Daddy? Serius sekali kalian berbincang disana. Tidak ingin menyambut Daddy?"
Adam dan Arion berjalan berbarengan ke arah Mr.Melv. dan memeluknya secara bersamaan. Mereka saling berpelukan melepas rindu.
"Daddy dengar dari Mommy, kamu sudah menemukan tambatan hatimu, Ar?" Tanya Mr.Melv. pada anak semata wayang nya itu.
"Yah, iya sih Dad. Tapi Ar belum berhasil membuatnya memperhatikan keberadaan Ar." Arion menunduk malu pada Daddy nya.
"Semakin sulit mendapatkan seseorang, semakin serius seorang lelaki terhadap wanita itu. Cinta itu bukan untuk dipaksakan dan juga bukan untuk direlakan. Selagi masih bisa diperjuangkan, jangan sia-siakan kesempatanmu, Nak. Semua itu butuh proses dan proses yang benar itu tidak akan pernah mengecewakan."
Nasihat Mr.Melv. membuat hati Arion semakin kuat terhadap Grace. Dia tidak akan menyia-nyia kan setiap kesempatannya untuk mendekati Grace.
"Terima kasih banyak atas sarannya, Dad."
"Yuk, pulang. Mommy mau mempersiapkan banyak hal di rumah nanti. Karena Mommy mau kita semua makan malam bersama, dan jangan lupa undang Grace. Mom sudah merindukannya."
"Mom ini, sebanarnya anak Mom itu siapa sih? Baru sehari saja tidak jumpa dengannya, Mom bilang sudah rindu. Padahal sama Ar? Mom tega mendiami Ar selama tiga hari penuh. Sungguh pilih kasih." Kata Ar dengan nada cemberutnya dan langsung pergi meninggalkan rombongannya.
"Mom, kamu sih, sama anak sendiri bisa gitu. Jangan sampai kamu buat anakmu jadi benci sama Grace karena
perhatianmu pada Grace. Hahaha.." Mr.Melv. menggoda istrinya yang sedang terbengong melihat tingkah Ar.
"Cemburu yang tak beralasan." Si Mommy juga pergi meninggalkan dua lelaki yang masih saja menertawainya dan Arion.
Sesampainya di Mansion, Adam memberitahukan pada kedua mertuanya itu mengenai kepulangan Grace dari rumahnya ke kost nya, "Mom, Dad. Aku mendapat pesan singkat dari Silvia, bahwa Grace sudah balik ke kostnya dan tidak tinggal di rumahku lagi. Kemungkinan dia sudah berkuliah kembali. Akan sulit mengajaknya makan malam bersama."
Dengan wajah santai, si Mommy menjawab, "Kalian berdua bisa menjemputnya. Kalau hanya Ar yang menemuinya, Mom yakin dia akan menolak. Tapi, kalau 2 lelaki tampan yang mengajaknya kemari, dia akan segan untuk menolaknya. Sudah terselesaikan."
"Wah, wah, wah.. Mom ini pemaksa juga ya. Tapi, kami tidak bisa menjanjikan apapun ya, Mom, Dad. Adam tau banget sifat Grace. Dia itu keras kepala."
"Kan bisa dibujuk pelan-pelan. Kalau kalian masih tidak bisa membujuknya, telepon Mommy dan Mommy yang akan berbicara padanya. Mudah bukan?"
Semua yang ada disana memggelengkan kepalanya melihat tingkah Mommy yang sangat pemaksa itu. Dia tidak akan membiarkan acara makan malamnya tanpa Grace.
**********
Pukul 6 sore...
Adam menjemput Arion untuk menemui Grace. Dia yakin, Grace sudah bebas dari bimbingannya saat ini. Karena waktu bimbingan itu tidaklah lama.
Selama perjalanan, Arion dan Adam hanya membahas tentang bisnis. Adam juga sebenarnya sudah di ajak Mr.Melv. berulang kali untuk turun tangan membantu Arion mengurus ketiga perusahaannya.
Sejujurnya, Mr.Melv. juga sudah mempersiapkan hak warisan pada Silvia. Karena Silvia sudah dibesarkan oleh keluarga Melv. setelah kematian orangtuanya. Tetapi, Adam masih saja menolak untuk belajar memimpin rapat perusahaan. Mereka hanya bisa membujuknya pelan-pelan untuk mau bergabung dengan Melv.Corp.
Arion pun sudah berusaha memintanya menemaninya jika ada rapat khusus di perusahaan. Hanya menemani saja, Adam pun menolaknya.
Adam masih segan untuk menerima hak waris Silvia untuk menjadi bagian dari Melv.Corp. karena dia merasa belum memenuhi standar untuk bergabung dengan Melv.Corp.
Sesampainya di depan kampus Grace, Adam mengajak Arion mencari Grace. Adam menyuruh Arion menelepon Grace. Tapi tidak di angkat sekalipun. Selama Arion sibuk dengan ponselmya, Adam melihat sesuatu yang menarik perhatiannya.
Itu Anne dan grace. Mereka berjalan kaki ke arah sebuah gang kecil, mungkin mau ke suatu tempat tapi memilih jalan pintas seperti itu. Dia menepuk bahu Arion dan menunjuk ke arah gang kecil itu.
Arion terheran, "Apa? Apa yang kamu tunjuk? Gang kecil itu? Untuk apa gang kecil itu?"
Arion masih dalam kebingungan -karena dia tidak melihat orang yang dilihat Adam-, tangannya ditarik Adam menjauhi mobil dan menuju ke gang itu.
Tak berapa lama, Arion mengerti maksud Adam. Dia mendengar suara yang dikenalnya. Suara Grace dengan Anne. Ternyata Adam membawanya untuk mengikuti kedua perempuan itu dalam jarak yang cukup jauh.
Kedua perempuan itu sedang berbincang-bincang tanpa mengetahui keberadaan orang lain. Saat mereka hampir sampai di simpang gang, ada banyak laki-laki seperti preman menghadangnya.
Arion tersentak dan ingin memanggil suruhannya dan maju untuk membantu mereka, tapi Adam menahannya, "Jangan gegabah, aku kan pernah bilang padamu, kalau Grace itu berbahaya. Ini saat yang tepat untuk menunjukkannya padamu." (Baca eps 08)
Arion hanya pasrah karena ponsel dan tangannya di tahan oleh Adam. Sebenarnya dia sangat mengkhawatirkan keadaan Grace. 'Bagaimana Grace yang kakinya belum sembuh total mengahadapi lelaki itu? Mereka hanya dua mahasiswa yang berhadapan dengan lebih dari 10 preman. Siapa sebenarnya yang menjebak mereka?"
Adam dan Arion mendekat secara perlahan agar mereka bisa mendengarkan percakapan sekumpulan preman itu dengan Anne dan Grace.
Anne : "Kami mau lewat, bisa minggir sebentar?" (Dengan nada yang sopan)
Preman A : "Kalian pikir bisa melewati kami dengan mudah?" (Dengan gaya sok nya)
Grace : "Maaf ya, kakak-kakak semua. Maaf jika kami mengganggu kalian, tapi kami hanya ingin lewat. Biasanya kami tidak bertemu dengan kalian disini."
Preman B : "Sombongnya kamu gadis cantik. Untung saja kamu cantik. Kalau tidak, kamu akan langsung kami hajar."
Preman A : "Ini sudah menjadi wilayah kami, apalagi kami mendapat bayaran yang menggiurkan untuk bermain-main dengan kalian berdua. Kami mendapatkan keuntungan ganda untuk melakukan ini. Siapa yang tidak tergoda dengan dua gadis cantik seperti kalian?" (Sembari mendekati Grace)
Anne : "Loe-loe pada jangan berani macem-macem dengan kami..!!"
Preman A : (Menoleh dan menuju ke arah Anne) "Heh, sombong sekali kamu gadis tomboy. Meski tomboy, kamu juga tidak kalah cantik dengan dia."
Hampir saja preman itu menyentuh dagu Anne, Grace berteriak padanya, "Jangan coba-coba mneyentuhnya..!! Kalian semua adalah SAMPAH..!!"
"Wow..!! Grace sudah mulai panas, Bro. Tanda alarm BAHAYA pada Grace sudah berbunyi. Sebentar lagi akan meledak."
Perkataan Adam membuat Arion semakin bingung, meskipun dia sempat terkejut dengan apa yang di dengarnya dari mulut Grace. Dia melihat Grace mengambil sarung tangan dari saku jaketnya, lalu menggulungnya di telapak tangan kanannya.
Dia membuka jaket dan meletakkan tas ranselnya. Anne yang melihat Grace melepas barangnya ditempat aman, Anne juga menyusul meletakkan barangnya di tempat yang sama. Anne memakai sarung tangan dan melakukan hal yang sama dengan Grace.
Preman-preman itu tertawa keras melihat tingkah kedua gadis itu. Mereka meremehkan semua yang dilihatnya.
Anne : (Mendekati Grace) "Grace, jangan lupakan kondisi loe saat ini. Gue yang akan menghajar lebih banyak untuk hari ini."
Grace : (Tersenyum pada Anne) "Baiklah, Anne. Aku hanya akan menggunakan tanganku untuk mengahajar sebanyak yang aku bisa. Aku akan mempersilahkan kamu menggunakan seluruh kemampuanmu saat ini. Asal kita berdua selamat."
Anne : "Baiklah. Itu pasti. Kita pasti menang."
Preman-preman itu sudah mulai mendekati kedua gadi dihadapan mereka. Mereka sangat tergoda dengan gadis yang sok pemberani, tapi dugaan mereka salah. Kedua gadis itu memang pemberani.
Anne : "Kalian sudah selesai meremehkan kami? Mari maju klen ~~~~satu per satu, kami tidak takut..!!"
Adam kesenangan melihat pertunjukkan dihadapannya saat ini. Tapi Arion membelalakkan matanya terkejut melihat aksi berani yang ditunjukkan kedua gadis itu. Dia tidak menyangka akan melihat sisi BAHAYA dari Grace yang di maksudkan oleh Adam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Llaa
kok bisa2nya main2 sama grace disentil langsung meninggoy kali😒
2021-03-21
1
Jinawaty J
mantap👏👏👏👏👏💪💪💪
2021-01-09
0
Ummu Raffa
Wkwkwkwk
Keren tor
Masuk dia bahasa medan nya
Majju KLEN
Wkwkwkwk
2020-10-28
0