Leo nampak tercengang, tubuhnya memaku ditempat, desiran yang sempat ia rasakan kini kembali menelusup kesekujur tubuh. Kakinya terasa kaku seperti ada sesuatu yang menggelayuti. Seperdetik kemudian Yura menatap Leo dan pandangan mereka pun
bertemu.
Degh...
Apa?
Kenapa dia menatap ku seperti itu?
Yura segera mengalihkan pandangan ke arah lain. Sementara Leo masih nampak tercengang dengan apa yang baru saja ditangakap oleh irisnya.
Tiba-tiba Leo merasa haus tenggorokannya terasa sangat kering. Leo melangkahkan kakinya mendekat kearah telepon untuk memesan minuman pada layanan hotel. Sementara Yura sibuk mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.
"Apa kau ingin memesan sesuatu, aku ingin memesan minuman" tanya Leo datar, Yura menoleh ke arah Leo. Kebetulan sekali ia sedang lapar, dan dipesta tadi ia tidak sempat memakan apapun. Dan itu gara-gara insiden pertemuan dengan pria gila.
"Bolehkah?" tanya Yura canggung.
"Cepat katakan sebelum aku berubah pikiran" ucap Leo ketus.
Yura menarik bibirnya kebawah lalu mulai menyebutkan satu persatu makanan kesukaannya.
"Baiklah aku ingin bibimbap, kimchi, ttaekbeoki, pizza, ramyeon kuah pedas dan bulgogi" ucapnya lancar. Leo melebarkan matanya mendengar makanan yang disebut kan oleh Yura.
"Kau ingin makan semuanya?" tanya Leo heran.
"Iya" Yura mengangguk antusias.
Badannya kecil tapi makannya banyak
Leo menggerutu,
Leo segera menekan tombol lalu memesan apa yang diinginkannya, Leo memesan makanan seperti apa yang dikatakan oleh Yura tanpa tertinggal, bahkan Leo sangat fasih menirukan gaya bicara Yura saat menyebutkan nama makanan tadi.
Yura melongo melihat tingkah aneh Leo saat menyebut nama makanan yang diinginkannya pada sambungan telepon. Yura menggeleng pelan, melihat sikap pria itu, sepertinya
ia terlihat manis.
Namun terkadang Yura merasa Leo teramat sangat berlebihan saat bersikap pada Aeri, seperti ada yang ganjil dibalik sikapnya yang terlihat sangat mencintai Aeri selama ini.
Seperti ada sesuatu yang mengendalikan Leo. Tapi Yura tidak pernah sekalipun memperhitungkan hal itu. Yang ia tau mereka sudah memiliki hubungan sebelum dirinya
datang, pun Yura tak pernah berharap banyak pada Leo, Yoora hanya yakin jika waktunya sudah tiba Leo pasti juga akan melihatnya.
Tak lama kemudian pintu kamar diketuk, pesanan mereka pun datang. Yura memandangi makanan yang ada didepannya dengan berbinar, sementara Leo melirik wajah Yura dengan ekor matanya, entah sejak kapan Leo suka sekali melihat wajah Yura dengan
rambut basahnya, seperti ada yang berbeda, aura wanita itu seakan memberi energi positif baginya.
Dan rambut basah itu sepertinya akan menjadi hobi baru bagi Leo untuk bisa memandangi wajah itu.
"Kau tidak makan?" tanya Yura seraya menoleh kearah Leo, Leo berdehem mengalihkan pandangannya
"Aku tidak lapar" jawabnya ketus, sebenarnya Leo lapar tapi ia ingin memakan yang lain. Leo menekan dadanya, berharap bisa menahan gejolak dihatinya.
Leo hanya memesan beberapa minuman air mineral, sebotol soda dan jus buah, Yura mengangguk-angguk paham.
"Baiklah kalau begitu aku akan makan" ucap Yura antusias lalu mulai mencapit beberapa makanan dan memasukkan kedalam mulutnya.
Leo menenggak minumannya sambil sedikit-sedikit mengintip kearah Yura, rambut basahnya masih terjuntai kebawah, Leo merasa gemas dengan wanita didepannya, untuk pertama kalinya ia melupakan Aeri.
Leo tidak ingin melewatkan momen dimana rambut yoora masih basah sebelum akhirnya mengering dengan sendirinya. Sebenarnya wajahnya akan terlihat sama saja, tapi menurut Leo ada sensasi tersendiri pada rambut basah itu.
Leo sering melihat Aeri dengan rambut basahnya tapi Leo merasa biasa saja, tapi Yura, wanita itu berbeda.
Yura menyelesaikan makannya dengan cepat, sepertinya wanita itu memang sedang sangat lapar, hingga sampai menu makanan terakhirnya.
Yura menyeruput ramyeon kuah pedas dengan bibir yang membentuk kerucut.
Gleekkk...
Leo menelan ludah dengan susah payah, ia juga memperhatikan bibir Yura saat sedang menyeruput kuah mie, tiba-tiba pandangan Leo fokus pada anggota tubuh Yoora yang lain. Leo baru menyadari jika bagian dada Yoora sedikit terekspos. Dengan segera Jung membuang muka mengalihkan pandangan.
Sial baju macam apa yang ia pakai
Leo membatin.
kemudian Leo kembali teringat bahwa dirinyalah yang menunjukkan baju itu pada Yura. Leo mengutuki dirinya, bagaikan Boomerang yang menyerang dirinya sendiri, kini Leo terperangkap dalam desiran yang begitu kuat menguar merusak cara kerja otaknya.
Tiba-tiba Leo merasa tenggorokannya
semakin mengering, dengan segera Leo menenggak air mineral sampai habis.
Tapi rasanya semakin haus, tubuhnya terasa panas pikirannya menjalar kemana-mana, Leo kembali menatap wanita didepannya kemudian menepisnya.
Tubuh Leo semakin memanas lehernya semakin terasa tercekik, tubuhnya semakin menegang hingga bagian bawahnya ikut menegang.
Ti**dak, aku tidak mungkin
melakukan nya dengan wanita itu,
aku tidak mencintai nya,
Dengan susah payah Leo menguatkan hatinya, namun dalam hati kecil Leo sangat menginginkan nya.
K**enapa tidak dia juga istrimu,
kau tidak akan berdosa jika kamu
melakukan nya dengannya.
Kini sisi lain dari Leo ikut bicara, sepertinya dua sisi lain dari Leo sedang berperang, sisi baik dari Leo mengatakan untuk melakukannya. Namum sisi lain mengatakan untuk menguatkan benteng pertahanannya.
Ti**dak jika aku melakukan nya itu
berarti aku menjilat ludah ku sendiri.
Leo bangkit dari duduknya kemudian berjalan cepat ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Yura menatap Leo, ia menangkap gelagat yang aneh pada diri suaminya itu, tapi Yura memilih acuh dan lebih memilih fokus pada ramyeon kuah pedasnya yang tinggal sesuap lagi.
Sementara itu didalam kamar mandi
dua sisi itu masih berperang. Kita liat
siapa yang menang.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Sementara itu, dirumah utama, Ibunda
Leo nampak tersenyum penuh kemenangan setelah menerima sebuah panggilan telepon dari seseorang.
"Kenapa kau nampak bahagia sekali" tanya Tuan Besar Chung pada istrinya
"Yeobo(sayang)! kau tau tidak, kita sebentar lagi akan punya cucu" ucap Ibunda Leo antusias
"Benarkah jadi menantu kita sudah hamil?" tanya Tuan besar Chung berbinar
"Ei siapa yang bilang begitu?"
"Lalu?" Tuan besar Chung mengerutkan kening.
Kemudian Ibunda Leo membisikkan sesuatu pada suaminya,
"Apa?!!!!" Tuan Besar Chung terkejut bukan main.
"Kenapa kau sampai melakukan hal sejauh itu biarkan mereka melakukannya sesuai keinginan mereka"
"Terserah aku, lagi pula aku lihat Leo masih saja bersikap sangat dingin terhadap Yura sampai-sampai dipesta tadi Yura dilirik pria lain" jawab Ibu Leo beralasan.
Sebenarnya Ibunda Leo melihat semua yang dilakukan oleh Leo, saat Leo menarik lengan Yura, bahkan saat pertama kali ada seorang pria yang mulai mendekati Yura, Ibu Leo mengetahui semuanya.
Apalagi Ibu Leo mendengar beberapa pria disana sedang memuji kecantikan menantunya itu, tapi Leo justru asyik bercengkrama dengan para teman bisnisnya dan meninggalkan Yura.
Disitulah Nyonya Sohee Ibu Leo berpikir bahwa dirinya harus bertindak.
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
Hotel Zeus
Leo berdiam diri dibawah guyuran shower dengan air bersuhu dingin berharap hawa panas ditubuhnya menghilang, pikiran kotor yang ada diotaknya segera musnah,
Bagaimana mungkin hanya dengan melihatnya saja ia merasa terangsang, bukankah selama ini ia merasa biasa saja, bahkan sekarang ada Aeri disisinya seharusnya ia hanya terangsang hanya dengan Aeri saja kenapa dengan wanita ini juga, pikir Leo.
Atau Leo selama ini buta, bahkan ia mendengarnya sendiri bahwa seluruh rekan bisnisnya memuji kecantikan Yura, ia sampai merasa bosan saat beberapa kali ia mendengar kata pujian itu. Lalu benarkah jika dia itu
cantik?
Leo merasa bahwa acara mandinya sudah cukup, karena merasa tubuhnya sudah mulai menggigil, itu berarti usahanya berhasil. Pikirnya.
Leo memakai bathrob nya, kemudian berjalan keluar kamar mandi dan saat melihat kearah ranjang, ia merasa lega karena Yura sudah terlelap dengan selimut yang menutup seluruh tubuhnya.
Tapi tiba-tiba..
Degh....
Rasa itu muncul lagi....
💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Al Nazwa
ok
2021-03-10
0