"Ja-jangan tuan, baiklah aku yang akan mengganti rugi" ucap Yura menahan lengan pria itu
Seketika pria itu menatap kearah tangan Yura yang mencengkram ringan lengannya, pria itu terbelalak lebar.
Wanita ini berani menyentuh ku.
Pria itu kembali menatap wajah Yura yang sedikit memelas. Tak lama kemudian ia memalingkan wajahnya. Dari kejauhan nampak seseorang, sedang mengamati interaksi antara mereka berdua.
Leo menatap tajam ketika melihat Yura memegang lengan pria itu. Mendadak dadanya terasa panas, darahnya pun mendidih.
"Baiklah kalau begitu lepaskan tanganku dulu" ucap lembut pria itu. Dengan cepat Yura menarik tangannya yang tanpa ia sadari sudah seperti seseorang yang bergelayutan manja, begitulah pandangan orang disekitar mereka.
"Maaf tuan" ucap Yura menunduk.
"Kalau begitu berikan nomor ponselmu" pinta pria itu. Yura terbelalak lalu mendongak, ditatapnya wajah pria itu dengan tatapan mata yang memicing.
"Untuk apa?"
"Mau ganti rugi tidak! aku hanya akan memastikan bahwa kau tidak kabur" jawabnya beralasan. Yura menatap kesal pria itu.
Huhf... siapa juga yang akan kabur,
Tuhan apa kau memang menghukumku,
tak cukupkah kau mempertemukan aku dengan lelaki macam Leo sekarang kau malah mempertemukan ku dengan pria
gila ini.
"Baiklah" memberikan ponselnya pada pria itu.
Leo semakin terbelalak melihat Yura memberikan ponselnya pada pria itu
Sial beraninya dia
"Ini kartu namaku simpan baik-baik, jika aku sibuk suatu hari nanti aku akan menyuruh mu untuk menemuiku" ucapnya setelah memberikan ponselnya.
"Untuk apa lagi?" tanya Yura heran. Tak lama kemudian pria itu nampak melangkah mendekatinya, Yura sontak memundurkan tubuhnya.
"Tentu saja untuk membayar ganti rugi" bisiknya tepat ditelinga Yura.
Glekk...
Yura menelan ludah dengan susah payah, mendengar suara pria itu seketika membuatnya merinding.
Yura tersentak saat dengan tiba-tiba seseorang menarik lengannya dengan kuat.
"Ikut aku!" sentak Leo tajam menarik lengan Yura dengan kuat.
"Arrgh... sakit" pekik Yura.
"Hei jangan kasar" sela pria itu
"Jangan ikut campur urusanku" Leo
mangarahkan jari telunjuknya tepat didepan wajah pria itu. Yura pun tercekat melihatnya. Tak ingin menjadi pusat perhatian Leo segera menarik lengan Yura menjauhi pria itu. Sementara pria itu nampak menyunggingkan senyum seringai menatap kepergian mereka berdua.
💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚
"Lepaskan Leo sakit" pekik Yura mencoba melepaskan cekalan tangan Leo pada lengannya. Tak lama kemudian Leo. menyentakkan lengan Yura dengan kasar.
"Arghhh..." ringisnya seraya memegangi
lengannya yang terasa sakit. Dapat ia lihat lengan Yura memerah karena cengkraman
tangannya yang terlalu kuat.
"Kita sedang ditempat umum beraninya kau bermesraan dengan pria lain bagaimana jika orang tua ku melihatnya apa kau ingin membunuh mereka" tuduh Leo tanpa tau kebenaran nya.
"Bukan begitu Leo, aku__"
"Cukup aku tidak mau mendengar apapun darimu" cecarnya tajam. Yura seketika diam. Kilatan amarah nampak memenuhi wajah Leo sorot mata tajam dari pria itu seakan menelanjanginya.
Entah apa yang terjadi pada Leo sehingga ia datang dengah amarah yang meledak-ledak, padahal ia tak melakukan apapun dengan pria itu. Ah.. tunggu apa Leo sedang cemburu.
"Ada apa ini?" tanya Ibu Leo yang tiba-tiba datang,
Leo segera memperbaiki ekspresi wajahnya, sementara Yura mencoba mengatur senyum diwajahnya. Keduanya kembali dalam perannya.
"Tidak apa-apa Eomma?" jawab Yura lembut, Ibu Leo menatap kearah putranya seolah meminta jawaban atas apa yang terjadi.
"Oh.. begini Eomma baru saja Yura memintaku untuk menemaninya pergi ke toilet sebentar, benar kan sayang" jawab Leo serampangan. Yura melotot lebar.
Ingin sekali rasanya Yura mencekik leher pria yang berstatus suaminya ini, yang sangat pandai sekali membuat alasan yang tidak masuk akal. Andaipun Leo bersedia menemaninya ke toilet, tapi itu tidak akan pernah terjadi. Yoora melirik Leo sinis, nampak keberatan dengan alasan yang
dilontarkan oleh Leo. Tapi apa boleh buat, demi sandiwara didepan Ibu mertuanya, ia terpaksa mengiyakan.
"Ah Begitu rupanya" sanggah Ibu Leo mengangguk.
"Iya Ibu, kalau begitu aku titip Yura bersamamu, jangan biarkan dia melirik pria lain" sindir Leo sengit, meninggalkan dua wanita beda generasi itu dan kembali menemui rekan bisnisnya.
"Ah.. lihatlah putraku manis sekali bukan?" ucap Ibu Leo sembari menatap punggung putranya yang mulai menjauh. Sementara Yura menanggapinya dengan senyum getir.
Karena ia bersikap manis hanya saat didepan Orang Tuannya, tapi dirumah pria itu kembali menjadi monster yang siap menelannya bulat-bulat. Untung saja Leo tampan.
Setelah berjam-jam akhirnya sampai dipenghujung acara, para tamu dan undangan dipersilahkan untuk memasuki kamar yang sudah disiapkan khusus oleh penyelenggara acara yang tersebar dibeberapa hotel mewah
daerah Daegu.
"Ini tuan muda" Anthony Hwang memberikan sebuah cardlock kamar hotel. Leo terbelalak lebar.
"Apa ini?" tanya Leo pada Sekretaris Hwang. Pria itu nampak menghela nafas
"Keluarga mempelai memberikan kamar untuk beristirahat pada semua tamu undangan tuan" jawab Sekretaris Hwang.
"Apa?!!" Leo terkejut, Yura pun sama.
"Tidak kembalikan, kita pulang ke rumah" tolak Leo mengembalikan cardlock pada Sekretaris nya.
"Jika anda menolak maka Nyonya besar menyarankan untuk menginap dirumah utama Tuan" ucap Sekretaris Hwang lagi.
Leo memejamkan matanya sejenak kemudian mengambil alih cardlock dari tangan Sekretaris Hwang dengan kasar.
Leo sangat mengenal ibunya, jika wanita itu sudah berkehendak maka tidak akan ada menentangnya.
Sementara Sekretaris Hwang menahan tawa, ia seperti melihat pantulan dirinya dicermin, yang tak pernah bisa menentang kehendak tuannya yaitu Leo sendiri.
Dari kejauhan nampak seorang pria sedang mengawasi gerak-gerik Leo dan juga Yura. Tak lama kemudian pria itu meraih sebuah ponsel dari saku jasnya lalu menekan beberapa nomor.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Hotel Zeus Daegu.
Leo membuka pintu kemudian masuk kamar yang sudah disiapkan, diikuti dengan Yura dibelakangnya. Sedangkan Anthony Hwang memasuki kamar yang berbeda, namun berada tak jauh dari kamar Leo dan Yura.
Leo lebih memilih menerima tawaran untuk menginap di hotel daripada harus menginap dirumah utama. Meski akan sama-sama tidur
satu ruangan dengan Yura, tapi setidaknya bebas melakukan apapun meski akan terasa canggung.
Leo mulai melepaskan jasnya, melepas ikatan dasi yang terasa mencekik lehernya, kemudian menggulung lengannya keatas sampai sebatas siku.
Sementara Yura memilih untuk mandi terlebih dahulu. Tapi sebelum ia melepas bajunya tiba-tiba Yura ingat sesuatu, ia pun kembali keluar. Leo mengernyit heran.
"Kenapa?" tanya Leo ketus.
"Aku ingin mandi tapi aku tidak
membawa baju ganti" jawab Yura gugup.
Leo menghela nafas beratnya, lalu menjawab "cari saja dilemari pakaian disana pasti ada baju yang sudah disiapkan oleh pihak hotel"
Yura mengangguk paham, lalu berjalan menuju lemari pakaian, Yura mengernyit heran saat mengetahui model beberapa pakaian yang ada didalam lemari.
"Kenapa modelnya sama semua" gerutu
Yura, akhirnya ia memilih warna yang lebih gelap.
Setelah memilih pakaian, Yura segera masuk kedalam kamar mandi. Beberapa menit kemudian ia kembali keluar, kali ini ia ragu-ragu akan mendekat pada Leo. Ia yang menyadari keberadaan Yura didekatnya pun kembali mengernyit heran.
"Ada apa lagi?" kali ini nada Leo sedikit datar.
"Bisakah kau membantuku untuk menurunkan resleting gaunku" ucap Yura hati-hati, iapun membalikkan badannya agar Leo bersedia membukanya.
Terdengar suara hembusan nafas kasar, sebelum akhirnya ia memenuhi permintaan Yura.
Sraakkkk....
Resleting sudah diturunkan, Leo melebarkan matanya saat melihat punggung putih mulus itu terekspos dengan begitu jelas, tiba-tiba ia
merasakan desiran aneh menjalar kesekujur tubuhnya. Tak lama kemudian ia berdehem memalingkan wajahnya. Ia mencoba menahan diri untuk tidak larut dalam perasaannya.
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
Setelah berlama-lama merendam diri di air hangat, tubuh Yura yang tadinya terasa kaku kini menjadi sedikit lemas. Pikirannya pun semakin jernih. Ia yang sudah mengenakan kimono mandi segera melangkah keluar dari kamar mandi.
Smentara Leo berdiri di balkon kamar hotel, ia sedang bercakap dengan Aeri lewat sambungan video call, nampak sesekali ia melempar canda dan tawa yang mewarnai percakapan mereka.
Ribuan detik berlalu, Leo kemudian memutuskan untuk mengakhiri panggilan tersebut dan berpamitan untuk segera beristirahat, tak lupa ia memberikan kecupan kecil pada ponselnya seolah itu Aeri.
Setelah mengakhiri panggilan ponselnya, Leo segera memutar balik tubuhnya ingin masuk kedalam kamar, namun saat masuk ia begitu terkejut saat melihat Yura yang baru saja keluar dari kamar mandi.
degh...
rambut basah itu....
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Eomma: adalah panggilan ibu dalam
bahasa Korea, jadi untuk kedepannya
jangan bingung jika ada panggilan
yang sama.
VERSI REVISI... BAHASA LEBIH
BISA UNTUK DIPAHAMI...
LIKE..KOMEN..VOTE ..
TERIMAKASIH.
HAPPY READING 💜💜💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Suri Ani
bisakah menggunakan bahasa kita saja ! lebih nyaman membacanya !🙏🤭😄
2022-03-08
0
Uni 22
sebntr ibu sbntr eoma, sbntr kk sebntar uoni haih keder thor ceritanya bagus cuma bahasa nya itu, terus juga jgn terlalu bergulat dengan pikiran nya si yura sih trho berasa lambat, ttp smngt ya othor ☺
2021-08-22
0
Nisa Mansur
ceritax bagus menarik. bhs yg bikin ribet
2020-12-31
0