"Kenapa aku harus melakukannya?" timpal Leo dengan wajah kesal menatap kearah Aeri istrinya,
"Karena dia juga istrimu sayang, ingat kita bisa menikah karena juga atas ijin darinya, jangan lupakan itu" sanggahnya lembut, Leo menautkan kedua alisnya.
Apa yang dikatakan Aeri tidaklah benar, Leo tidak benar-benar meminta ijin kepada Yura saat itu, dia hanya mengatakan akan menikahi Aeri dengan atau tanpa ijin dari Yura. Bahkan Leo tidak memberinya pilihan. Yang berarti akan tetap menikahi Aeri meski Yura tidak mengijinkan.
Dan ternyata selama ini yang dikatakan pada Aeri adalah kebohongan, ia mengatakan pada Aeri jika Yura mengijinkannya untuk menikahinya, tak ayal jika Aeri bersedia menikah dengan Leo meski Aeri mengetahui
jika Leo telah memiliki Yura.
"Kenapa kita harus membicarakan ini sayang?" Leo mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Karena aku hanya ingin mengingatkanmu, yang kulihat kau selalu bersikap dingin padanya, dan juga semenjak ada aku, kau belum pernah sekalipun tidur dikamarnya" ucapnya lagi, entah ia mengatakannya dengan tulus atau tidak.
Leo melebarkan matanya bagaimana mungkin istri tercinta nya ini mengatakan hal semacam ini, jika wanita lain merasa tidak rela jika suaminya tidur dengan wanita lain, tapi kenapa justru Aeri malah bersikap sebaliknya seolah ingin membagi prianya dengan wanita lain.
"Aeri tidak bisahkan kita membicarakan hal lain?" mulai jengah dengan topik pembicaraan yang dibawa istrinya.
"Sayang" Aeri menangkup pipi Leo "kumohon
bersikaplah baik padanya, apa kau tidak takut jika suatu saat dia mengadukan kita pada Orang Tuamu" rayu Aeri.
"Itu tidak akan pernah terjadi sayang lagipula dia juga tau jika aku hanya mencintaimu" sanggah Leo bersungut-sungut.
"Aku tau sayang maka dari itu kau tidak akan menolak permintaan ku kan" ucapnya membuat Leo kembali menautkan kedua alisnya.
"Permintaan?"
"Iya"
"Apa itu sayang?"
"Tidurlah bersama yoora malam ini"
"APA???!!!!"
💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛
"Uhuk-uhuk" Yura tersedak makanannya sendiri
"Kakak kenapa denganmu pelan-pelan saja makannya" Yoojung mengambilkan segelas jus meminumkannya pada Yura.
"Terimakasih" ucap Yura pelan.
"Pelan-pelan saja tidak akan ada yang mengejarmu" goda Yoojung pada Yura yang masih menyeruput jus jeruk.
"Entahlah tiba-tiba terasa tersangkut di tenggorokan" jawabnya asal, membuat gadis didepannya itu tergelak.
"Jangan-jangan ada yang membicarakanmu" sarkasnya mengejek
"Mungkin" Yura kembali menyantap makanannya,
Saat ini Yura dan yoojung sedang berada dirumah makan sederhana yang berada didekat area toko bunga, mereka memutuskan untuk makan sing lebih awal karena Yoojung mengeluh sudah lapar.
Yura menatap kearah luar jendela dan tiba-tiba ia merasa aneh, saa melihat ada seseorang berdiri menatap kearahnya dari kejauhan. Pria yang serba menutupi dirinya itu hanya berdiri seperti mengamati mereka berdua.
Sebenarnya Yura merasa ada yang mengikutinya semenjak ia memutuskan untuk kembali mengelola toko bunganya semenjak saat itu selalu ada pria yang tiba-tiba seperti mengintainya.
Tapi siapa dan untuk apa? bahkan dia merasa bahwa dirinya bukanlah seseorang yang penting, jika harus ada orang yang menyelidikinya.
Tapi Yura merasa jika seseorang itu hanya mengamati, dan tidak ada niat jahat, tapi entahlah dalam hati manusia siapa yang tau. Ia bahkan tak mengetahui isi hati Leo suaminya sendiri.
Jika memang pria itu berniat jahat maka dia tidak akan segan-segan menjewer telinga pria itu hingga putus. Atau menendang kakinya hingga pincang.
"Kakak apa yang kau pikirkan?" tiba-tiba pertanyaan Yoojung menyadarkan Yura dari lamunannya.
"Ahaha... tidak ada" jawab Yura terkekeh.
Yura tidak ingin memberitahukan pada Yoojung tentang hal ini, karena jika dia tau gadis itu pasti akan heboh dan ketakutan sendiri, dan Yura tidak ingin dibuat pusing akan hal itu.
🍁🍁🍁
Rumah
Waktu menunjukkan pukul 18.00 Sekretaris Hwang kembali datang kerumah untuk memberikan berkas laporan hasil meeting hari ini.
"Ini hasil laporannya Tuan Muda" memberikan beberapa berkas dan file pada Leo.
"Hmm baiklah"
"Dan ini" menunjukkan sebuah kertas yang terbungkus pita merah. Sebuah undangan
pernikahan.
"Apa itu?" tanya Leo menautkan kedua alisnya.
"Undangan pesta pernikahan saudara anda yang ada di Daegu Tuan Muda" memberikan
undangan pada Leo Tak lama kemudian
Jung meraih kertas itu lalu membacanya.
"Bagaimana menurutmu?" meminta
pendapat pada Sekretaris Hwang.
"Tentu saja anda harus datang tuan" jawab
Anthony Hwang singkat.
"Menurut mu aku harus membawa siapa,?"
"Maksud anda?"
"Istriku aku harus membawa siapa?" tekannya pada Anthony
"Tentu saja Nyonya Yura tuan" jawabnya tegas. Membuat Leo semakin menatap kesal kearah Sekretaris nya ini.
karena **Yur**a adalah istri sah anda tuan
kenapa masih bertanya. Hwang membatin
"Kenapa aku harus membawanya?"
Pertanyaan Leo sama dengan jawaban yang baru saja ada dalam benak Sekretaris Hwang.
"Karena disana pasti juga akan ada saudara anda yang lain dan juga kedua orang tua anda pasti juga akan datang" jelasnya pada Tuan Muda Leo, yang sepertinya kesal dengan jawaban yang ia berikan.
Leo melemparkan kertas undangan itu dimeja
"baiklah kau boleh pergi" mengusir Sekretaris Hwang.
"Kalau begitu saya permisi" membungkuk kemudian melangkah keluar ruangan.
Leo menyandarkan kepalanya di kursi kerjanya, memikirkan bagaimana akan menyanggupi permintaan istrinya tadi siang. Kini ia kembali harus memikirkan bagaimana cara membawa Yura datang kepesta tanpa
sepengetahuan Aeri.
Malam ini ia harus tidur dengan Yura, wanita yang sama sekali tidak ada dalam hatinya, sebelum pernikahannya dengan Aeri pun Leo belum pernah tidur atau menyentuhnya sama sekali, apalagi sekarang Aeri bersamanya, tentu saja membuat Leo semakin tidak menginginkan Yura. Bahkan Leo sempat berpikir ingin menyingkirkan Yura dari rumah itu, agar tidak ada yang mengganggu.
Namun Leo kembali mengingatkan hatinya untuk tidak melakukannya, karena Leo masih memiliki rasa kasih sayang kepada kedua Orang Tuannya.
____________________________________________
Toko bunga Yura.
Hari sudah mulai gelap, bahkan waktu terus berjalan hingga sekarang sudah menunjukkan pukul 21.00. WKS. Yura masih disana, merapikan beberapa bunga dan sisa-sisa potongan tangkai yang berserakan dilantai, sementara Yoojung sudah pulang saat pukul 18.00 tadi.
Yura sedikit menyibukkan dirinya dan sengaja pulang larut agar bisa menghindari dua orang yang sedang dimabuk cinta dirumahnya. Yang tak segan-segan mengumbar kemesraan didepannya yang membuat Yura selalu meremas dada sendiri saat melihatnya.
Leo selalu ingin menunjukkan pada Yura kasih sayangnya pada Aeri yang ia agungkan sebesar gunung dan seluas lautan.
Hingga terkadang membuat Yura jengah dengan sikap suaminya pada Aeri, sedangkan dengannya, Leo bersikap seolah Yura adalah musuh bebuyutannya. Dan aura kebencian
nampak diwajah Jung saat berhadapan dengan Yura.
Entah kesalahan apa yang ia lakukan dimasa lalu hingga ia mendapat kan suami macam Leo
Mengingat hal itu yoora kembali menghela nafas beratnya, diusapnya peluh yang menetes dari pelipisnya. Ia berharap semuanya bisa berubah, gadis bernama Yura itu memiliki keyakinan bahwa tidak ada yang mustahil didunia jika Tuhan sudah berkehendak.
Ia berharap Leo bisa berubah, merubah hatinya untuk menerimanya, melihatnya sebagai seorang manusia, dan dengan itu Yura juga bisa menerima Leo meski harus berbagi dengan wanita lain.
Yura segera menyelesaikan pekerjaannya dan berniat untuk kembali kerumah, yah kerumah tepatnya rumah ala neraka.
Yura mengumpulkan semua sampah kemudian memasukkannya ke dalam plastik hitam berukuran besar dan meletakkan ditempat sampah yang berada didepan tokonya.
Yura kembali melihat seorang pria dengan pakaian serba hitamnya dengan bagian wajahnya tertutup masker, kaca mata hitam, ia juga mengenakan topi, membuat Yura sama sekali tidak bisa melihat wajahnya. Tiba-tiba ia merasa bergidik ngeri karena ia sedang sendirian sekarang.
🍁🍁🍁
Rumah
Akhirnya Yura tiba dirumah dengan selamat, setelah perasaan was-was menghantuinya disepanjang jalan, dan ternyata perasaan nya tak membuktikan apapun. Ia selamat sampai tujuan, entah sampai kapan ia akan merasa seperti ini.
Yura memasuki rumah dengan keadaan semua ruangan sudah gelap, itu berarti penghuninya sudah tertidur, Yura bernafas lega, usahanya kali ini berjalan lancar seperti biasanya.
Yura melakukannya sudah hampir satu bulan, dimulai saat awal pernikahan Leo dengan Aeri. Ia selalu pulang larut hanya untuk menghindari mereka berdua, toh juga tidak akan ada yang menunggunya pulang.
Yura berjalan dan mulai membuka pintu kamarnya dan masuk, kemudian menyalakan lampunya...
brukk
Yura menjatuhkan tasnya, karena terkejut karena tiba-tiba ada orang yang duduk bersandar didashboard tempat tidurnya dan menatap tajam kearahnya...
"Kau...!"
💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚
**Versi Revisi.. Komen yang baik-baik ya
komen yang membangun...
terimakasih**..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
ani nurhaeni
siapa penguntiit ituu
orang jahatkah
2021-10-25
0