"Kau!"
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Yura pada pria yang tiba-tiba berada didalam kamarnya. Pria itu memutar bola matanya malas melihat reaksi berlebihan Yura.
Tapi bagi Yura ini adalah kejadian langka yang sampai-sampai ia sendiri tak percaya jika pria itu benar-benar berada dikamarnya.
"Tentu saja aku ingin tidur" jawabnya ketus.
"Apa!!!!" Yoora hampir tersedak ludahnya sendiri.
Beberapa menit yang lalu, saat Leo ingin tidur disamping Aeri, dan mendapati Aeri tangah terlelap Leo merasa lega, karena sepertinya wanita itu tengah lupa dengan permintaannya tadi siang, hingga Leo tidak perlu repot-repot tidur dikamar Yura.
Tapi tiba-tiba wanita itu terbangun dan mengusir Leo untuk tidur dikamar Yura. Leo berusaha menolak dan merayu Aeri tapi wanita itu justru mendorong tubuh Leo hingga memasuki kamar Yura. Dan disinilah
ia berada dikamar istri pertamanya.
Yura masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya, seorang Tuan Muda Leo berada dikamarnya dan mengatakan ingin tidur bersamanya, sungguh kejadian yang langka sampai-sampai Yura ingin mengabadikan momen ini dan menyimpannya didalam museum.
Yura menutup pintu kamarnya, mengambil tas yang tadi dijatuhkannya dan meletakkannya diatas nakas, lalu berjalan santai kearah kamar mandi dengan sedikit melirik ke arah Leo sekilas.
Yura membersihkan tubuhnya dari keringat yang melekat ditubuhnya karena seharian bekerja, meski pekerjaannya tidak terlalu berat tapi cukup untuk menguras energinya.
Yoora merendam tubuhnya berlama- lama dalam bathtub, berharap saat ia keluar dari kamar mandi Leo sudah tertidur. Ia bukan sengaja menghindari Leo agar tidak menyentuhnya malam ini, tapi Yura tidak ingin terlalu berharap pada Leo yang bahkan tidak akan pernah menyentuhnya sekalipun tidak ada Aeri. Ya tidak akan pernah.
Yura keluar dari kamar mandi lengkap dengan menggunakan piyama, ia sengaja memakai baju piyamanya di dalam kamar mandi karena tentu saja ada Leo disana, ia tidak ingin memberi kesan pada Leo bahwa ia ingin menggodanya.
Yura melirik kearah Leo sekilas, yang diluar dugaan ternyata ia masih terjaga dan sedang asyik bermain game cacing.
kupikir hidup pria ini selalu menegangkan
ternyata dia bisa main game juga. pikir
Yura dalam hati.
Yura duduk didepan meja rias, lalu megoleskan cream ke wajahnya. Alih-alih melakukannya dengan tenang, tiba-tiba Yura merasa tangannya sedikit gemetar rupanya gadis itu sedikit gugup.
Kehadiran Leo dikamarnya seolah memberi aura sesak seakan oksigen dalam ruangan itu semakin menipis. Bahkan atmosfer dalam kamarnya itu pun mulai berubah tegang, Yoora bahkan seperti tidak ada ruang untuk
bergerak barang sedikit saja.
"Besok jangan pulang malam" ucapnya membuka keheningan.
apa dia baru saja bicara padaku, apa aku
yang salah dengar.
Yura terdiam sejenak. kemudian Leo menghentikan gamenya dan meletakkan ponselnya diatas nakas.
"Ya..apa kau tidak dengar aku bicara?" ucapnya kesal pada Yura yang tidak menjawabnya.
"Eoh.. iya maaf aku tidak dengar" jawab Yura datar,
Leo semakin kesal kala Yura tidak membalas pertanyaannya, kenapa ? apa alasannya menyuruhnya pulang cepat ? seperti yang diharapkan Leo tapi gadis itu malah diam dan tidak melanjutkan bicaranya.
Akhirnya Leo memutuskan untuk merebahkan tubuhnya dan tidur membelakangi Yura. Sementara Yura masih berkutat dengan pemikirannya sendiri, alih-alih bertanya langsung tapi malah bertanya dalam hati dan menduga-duga.
kenapa dia menyuruhku pulang cepat
apa dia ingin tidur dikamar ku lagi, atau
kau menyuruhku untuk melihat
kemesraan mu bersama istri
kesayangan mu, huh tidak akan.
Yura menyalakan hairdryer untuk mengeringkan rambutnya yang basah agar saat ia tidur bantal yang digunakannya tidak ikut basah. Namum belum sempat ia melakukannya terdengar suara Leo menyela menunda aktivitasnya.
"Yakkk kenapa malam-malam kau menyalakan hairdryer!" pekiknya kesal
"Kenapa ? aku ingin mengeringkan rambutku" selorohnya seraya mematikan sejenak mesinnya.
"Tidak usah dikeringkan kau lebih cantik
dengan rambut basahmu" ucapnya tiba-tiba membuat keduanya terkejut dan saling pandang. Semenit kemudian Leo memutus kontak mata antara keduanya.
Ingin sekali rasanya Leo menenggelamkan dirinya ke dasar laut dan tidak muncul lagi, bisa-bisanya ia mengucapkan kata-kata yang pantas ia ucapkan untuk Aeri.
Tapi dalam hati Leo, pria itu benar-benar mengagumi wajah yoora dengan rambut basahnya. Dan ini pertama kalinya rambut basah seseorang membuat jantungnya bergetar aneh, bahkan ia biasa saja saat melihat Aeri dengan rambut basahnya.
ada apa denganku, tidak mungkin hanya
melihat rambutnya yang basah, aku
jadi seperti ini. bunyi suara hati Leo.
Leo segera kembali memasang ekspresi
dinginnya, lalu kembali tidur membelakangi
Yura yang masing memaku dengan hairdryer ditangannya.
Tengah malam pukul 01.45
Leo kembali terbangun karena mendengar suara rintihan seseorang. Leo sedikit merinding dibuatnya, seingatnya saat ia membeli rumah ini ia sudah memastikan jika tidak ada bekas orang mati, roh atau semacamnya.
Leo memutuskan kembali tidur dengan menaikkan selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya sampai ujung kepala tapi bukan menghilang tapi suara itu terdengar semakin jelas.
Leo mengambil ponselnya untuk melihat jam, masih tengah malam pikirnya, ia pun kembali meletakkan ponsel nya diatas nakas.
Leo mencoba berbalik untuk melihat Yura apakah wanita itu juga mendengar suara itu, namun saat Leo membalikkan tubuhnya ia terkejut karena melihat Yura tidak ada disana.
Melainkan di sofa disudut ruangan. Leo turun dari ranjang dan berjalan menghampiri Yura, Leo terkejut untuk kedua kalinya kala mendengar suara rintihan itu berasal dari suara Yura.
"Ayah !! jangan pergi!!"
Leo mendengar rintihan itu, Ia membungkuk menyetarakan tubuhnya dan melihat wajah Yura dari dekat, dan ini adalah hal yang pertama kali ia lakukan.
Entah kenapa tiba-tiba hati Leo sedikit terenyuh mendengar suara rintihan Yura sepertinya ia menyimpan banyak luka. Tentu saja luka yang ia torehkan saat ia memutuskan untuk menikahi Aeri, dan semenjak saat itu luka dihati Yura semakin menganga dan melebar dan semakin lebar.
Leo meletakkan punggung tangannya dikepala yoora lalu menariknya dengan kasar.
"Badannya panas" Leo sedikit panik kemudian Ia mengangkat tubuh Yura dan meletakkannya diranjang lalu menyelimutinya.
Leo keluar dari kamar dan kembali dengan membawa air dingin dalam baki dan sebuah handuk kecil, Leo mengompres kepala Yura, masih terdengar sedikit rintihan kecil dibibir
Yura, rambutnya kembali basah karena keringat dingin yang mengucur dari kepala Yura membuat Leo kembali merasakan getaran aneh didadanya.
"Kenapa aku seperti ini" Gumamnya, Leo masih memegangi handuk kecil dikepala Yura. Mencelupkan kembali dalam air dan memeras airnya, begitu seterusnya. Berkali-kali Leo melakukan hal sama, mengompres lalu memeriksa suhu tubuh Yura. Sampai akhirnya ia merasa lelah dan tertidur dengan sendirinya disamping Yura dengan menghadap ke arah Yura.
Keesokan harinya Leo terbangun lebih dulu, ia terkejut kala melihat tangannya melingkar diperut Yura. Dengan cepat ia menarik tangannya lalu bangun.
Leo melihat Yura yang masih terlelap, Leo teringat tadi malam jika Yoora mengalami demam. Leo kembali memeriksa kepala Yura yang ternyata sudah membaik.
Sebelum Yura terbangun Leo segera turun dan membawa baki beserta handuk itu keluar kamar, Leo tidak ingin Yura tau jika ia merawatnya semalam, bisa besar kepala dia, pikir Leo. Ia keluar kamar dan saat itu juga Aeri baru saja keluar dari kamar dan melihat Leo
"Sayang apa yang kau bawa itu?" tanyanya
tiba-tiba membuat Leo menghentikan langkahnya dan berbalik kearah Aeri
"Ah ini, emm ini... aku tadi malam
tidak bisa tidur jadi aku membawa camilan dalam baki ini" jawabnya serampangan. Aeri mengerutkan alisnya
"Lalu handuk itu untuk apa?"
bagus Leo jawaban apa lagi yang akan
kau katakan.
💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛
LIKE..KOMEN..VOTE...
VERSI REVISI... LEBIH FRESH....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
ani nurhaeni
ituu nma nya cinta yg blm di sadari dodol
2021-10-25
0
Siti Komariah
masih punya perasan juga ternyata
2021-07-25
0