Semilir angin yang menembus ke dalam kamar, membuat tubuh mungil yang tak berdaya itu, semakin memeluk erat guling dengan air mata yang bercucuran tiada henti. Kenangan indah sesaat yang pernah dia lalui bersama Reza laki-laki yang teramat dia cintai, selalu terbayang di dalam ingatannya, yang membuatnya tidak bisa untuk memejamkan mata walaupun hanya sesaat.
Semakin larut Melda yang terpuruk semakin betah dalam tangisannya. Perasaan akan kehilangan Reza semakin membuatnya tidak berdaya di tengah malam yang sepi. Ingin sekali Melda menghampiri Reza ke kamarnya dan memeluknya erat, sambil memohon untuk tidak meninggalkannya. Tapi Melda kembali berpikir kalau semua itu sudah terlambat.
Dengan hati yang tak rela, Melda terpaksa harus melepaskan Reza kembali ke Negeri Jiran. Dan hal itulah yang membuat dia tidak bisa untuk menahan kesedihannya. Cinta pertama yang seharusnya menjadi cinta terakhirnya, kini akan menjadi masalalunya yang mungkin tidak dapat dia lupakan selamanya.
Reza yang berada di dalam kamarnya pun merasakan hal yang sama dengan Melda. Pikiran Reza di penuhi dengan bayangan wanita cantiknya yang kini sudah menjadi calon istri dari laki-laki lain. Karena tidak rela melepaskan cintanya, Reza sempat berpikir untuk pergi bersama Melda. Tapi setelah itu dia kembali tersadar, kalau jodohnya sudah di atur oleh yang kuasa, sehingga membuat dia kembali membuang jauh pemikirannya itu.
Pukul 6:30 tepat Reza yang sudah selesai bersiap-siap, memilih untuk duduk di tepi ranjangnya dengan kepala yang tertunduk. Rasa sedih karena akan meninggalkan Melda, tiba-tiba saja muncul yang membuat matanya jadi berkaca-kaca.
Reza sangat tidak tega meninggalkan Melda menghadapi kenyataan pahit itu sendirian. Tapi apapun yang terjadi dia memilih untuk tetap pergi, karena baginya itulah jalan terbaik untuk dia, Melda dan keluarga Permana.
Kebaikan dan kasih sayang yang tulus dari keluarga Permana terhadapnya juga Aleta, membuat Reza terpaksa harus mengorbankan cintanya terhadap Melda. Reza tidak ingin melakukan sesuatu yang dapat mempengaruhi keberadaan Aleta di dalam keluarga Permana, apalagi sampai menghancurkan kebahagiannya.
Reza berpikir, apapun yang akan dia lakukan baik maupun buruk di dalam keluarga terpandang itu, pasti berpengaruh terhadap adik perempuannya itu. Maka dari itu sehingga dia lebih memilih pergi dari kehidupan Melda, walaupun semua itu sangat berat untuk dirinya.
Sedangkan Melda yang tidak bisa tidur semalaman karena menangis memikirkan semua yang sedang dia hadapi, sudah selesai mandi dan berpakaian rapi. Walaupun dia tidak sanggup untuk melepaskan Reza, tapi dia tetap ingin mengantarkan Reza ke bandara bersama keluarganya yang lain.
Setelah menarik nafas dalam-dalam, Reza segera meraih kopernya dan melangkah keluar dari kamar menuju tangga. Di saat melewati kamar Melda, Reza sempat menatap pintu kamar yang masih tertutup itu dengan tatapan yang begitu sedih. Itulah detik terakhir Reza bisa menatap pintu kamar itu, tanpa bisa mengetuk apalagi memasukinya.
Tatapan mata Reza menunjukan betapa dia sangat sedih, harus meninggalkan wanita yang sangat dia cintai, dan semua kenangan indah antara mereka berdua di rumah mewah itu. Walaupun selama ini mereka menjalani hubungan tanpa di ketahui yang lain, tapi mereka pernah berduaan di dalam kamarnya maupun kamar Melda. Dan semua itu tidak akan pernah dia lupakan walaupun kisah antara dia dan Melda hanya akan menjadi kenangan.
Sampainya di bawah, Reza langsung sarapan bersama yang lainnya, yang tidak ada di situ hanyalah Melda. Tapi tidak lama dari situ, Melda pun muncul dengan tampang yang terlihat begitu lesu dan tidak bersemangat.
Melihat keadaan Melda, hati Reza seketika menjadi sangat perih. Reza tahu kalau Melda seperti itu, karena dia sangat tersiksa dengan semua kenyataan pahit yang sedang dia hadapi. Sedangkan anggota keluarga Permana yang tidak mengetahui apaupun, malah menggoda Melda.
"Astaga sayang...! Kamu ini baru di lamar saja sudah ngga bisa tidur," Kata Mama Alira sambil tersenyum menatap Melda.
"Mungkin dia terlalu memikirkan calon suaminya Ma! Ngga usah terlalu kaya gitu Mel! Belum tentu dia memikirkan kamu!" Sabung Faris dengan tampang dinginnya.
"Sembarangan aja kamu Ris! Mama tu yakin bangat kalau Farel itu sudah jatuh hati sama putri Mama sejak pandangan pertama!" Kata Mama Alira penuh keyakinan.
"Memangnya Mama tahu?" Tanya Almira yang masih sangat polos.
"Ya tau lah,,! Kan Mama perhatikan dia!" Jawab Mama Alira dengan gaya genitnya.
"Iih Pa..! Mama tu genit bangat deh! Ko Mama perhatikan Mas Farel?" Ketus Almira dengan tatapan datarnya ke arah Papa Fahri.
Almira adalah orang yang selalu protes, bila melihat sifat asli Mamanya yang begitu centil dan ganjen. Dan ekspresi wajah Almira membuat semua yang sedang menghadap meja makan, langsung tersenyum terkecuali Melda. Melda hanya terdiam sambil menatap orang-orang yang berada di sekelilingnya tanpa ekspresi.
Mama Alira yang sudah sangat mengenal sifat putrinya itu, langsung berfikir untuk memuji ketampanan Papa Fahri, karena kalau dia tidak melakukan itu, Almira putrinya yang cerewet itu tidak akan berhenti berbicara.
"Tenang saja sayang! Mama tu ngga akan pernah berpaling dari Papa kamu, karena tidak ada laki-laki setampan Papa kamu!" Ujar Mama Alira sambil tersenyum menatap Almira.
Luka hati Melda yang begitu perih, membuatnya sampai tidak bisa untuk berekspresi. Melda hanya terdiam seperti patung sambil mengisi piringnya dengan sepenggal roti. Semua keinginan dalam dirinya seketika hilang termasuk keinginan untuk menikmati makanan.
Selesai sarapan, tanpa menunggu lama mereka semua langsung bergegas mengantarkan Reza ke bandara. Reza memutuskan untuk berangkat dengan pesawat jam 9:30 pagi. Dan karena itulah sehingga mereka langsung buru-buru pergi, karena waktu sudah menunjukkan pukul 9.
Hanya memakan waktu 20 menit, mereka semua sudah sampai di bandara. Sambil meletakkan tangannya di pundak Aleta, Reza melangkah masuk bersama adiknya itu dan di ikuti yang lainnya. Semua anggota keluarga Permana sudah mengetahui betapa besar Reza dan Aleta saling menyayangi, jadi mereka tidak merasa aneh, melihat kedekatan kedua saudara itu.
Selesai mengurus semuanya, Reza pun langsung berpamitan kepada mereka semua termasuk Melda. Reza menyalami Melda tanpa menatap wajah cantik wanita yang masih sangat dia cintai itu. Dia tidak tega melihat Melda yang begitu sedih karena kepergiannya. Dan Melda yang sudah pasrah dengan semua yang telah terjadi, hanya menggenggam uluran tangan Reza sambil berusaha menahan tangisnya.
Setelah itu Reza pun segera melangkah menuju pesawat, yang sebentar lagi akan membawanya pergi meninggalkan Indonesia. Melda yang akan di tinggalkan oleh orang yang sangat dia cintai, hanya terdiam sambil menatap punggung Reza dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Reza yang sudah melangkah tidak ingin menatap ke belakang sama sekali. Dia benar-benar tidak sanggup melihat keadaan Melda. Tapi tiba-tiba Faris memanggilnya, yang membuat dia terpaksa harus berbalik.
"Za..!" Teriak Faris memanggil nama Reza, yang membuat Reza langsung berbalik menatap mereka.
"Kalau sudah tiba di Malaysia, jangan lupa kabarin kita ya..!" Kata Faris setelah Reza sudah berbalik menghadap ke arah mereka.
Melihat Melda yang berdiri di belakang keluarga dengan berlinang air mata, membuat Reza tidak mampuh untuk bersuara. Reza hanya menganggukkan kepalanya kepada Faris, dan langsung melangkah memasuki pesawat sambil melambaikan tangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
Jum Riya
sedih bangetttt😭
2023-06-17
0
Yanti
aku ingin nangis aja, gak sanggup lagi untuk di tahan 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
2023-04-09
0
Saka Danu
sumpah thor.. ini kisah cinta melda dan reza smpe buat yang baca merasakan sakit
aku aja yg baca smpe mewek
2023-04-02
0