Air mata yang sudah terbendung sejak tadi, bercucuran membasahi wajah Melda yang terlihat begitu menyedihkan. Melda tidak dapat untuk menahan air matanya di saat melihat Reza memasuki pesawat. Untung saja dia berdiri di belakang anggota keluarganya yang lain, yang juga ikut mengantarkan Reza ke bandara, jadi tidak ada dari mereka yang melihatnya terkecuali Reza.
Rasa kehilangan yang begitu mengguncang jiwanya sebagai seorang wanita, yang di tinggalkan di saat masih sayang-sayangnya oleh laki-laki yang amat dia cintai, membuat Melda begitu hancur dan terpuruk.
Dengan air mata yang berderai, Melda berbalik dan melangkah pergi tanpa ada yang mengetahuinya. Melda memilih untuk menjauh dari keluarganya karena dia tidak ingin mereka mengetahui keadaannya. Beberapa orang yang ada di situ jadi bingung di saat melihat Meleda yang melangkah terburu-buru, dengan air mata yang meluncur dengan begitu derasnya.
Melda yang begitu hancur dengan kepergian Reza, tidak perduli dengan orang-orang yang sedang menatapnya. Dia terus melangkah bahkan berlari kecil ke luar ruangan itu tanpa tujuan yang jelas. Tanpa sadar Melda sudah berada di samping pagar lapangan pesawat, dan dia dapat melihat pesawat yang akan membawa pergi kekasih hatinya itu.
Melda menatap pesawat yang akan take-off itu dengan hati yang begitu hancur, juga deraian air mata yang tiada henti membasahi wajah cantiknya. Melda benar-benar tidak sanggup kehilangan Reza, tapi dia sudah tidak bisa untuk berbuat apa-apa.
Hanya air mata yang bisa mengungkapkan, betapa dia sangat hancur harus berpisah dengan laki-laki yang teramat sangat dia cintai. Dengan tampang yang begitu menyedihkan, Melda menatap pesawat yang sudah mulai bergerak itu sambil berkata-kata dalam hatinya.
"Bang,, aku di sini! Aku sedang melihatmu! Aku sangat mencintaimu,, hiks,,,hiks,,,hiks." Melda berkata-kata dalam hatinya sambil menangis tersedu-sedu.
Reza yang berada di dalam pesawat, sudah duduk dan bersandar di sandaran kursi sambil memikirkan wanita cantiknya, yang tadi dia lihat begitu menderita karena kepergiannya. Reza tidak menyadari kalau Melda sedang menatap pesawat yang dia naiki itu dengan berlinang air mata.
Mata indah yang sudah di penuhi air mata itu, tidak henti-hentinya menatap pesawat yang sebentar lagi akan menembus cakrawala. Harapan untuk terus bersama dengan orang yang dia cintai, kini hancur berantakan dengan perpisahan yang sungguh menyakiti hatinya.
Sedangkan Reza yang sedang duduk bersandar tepat di samping jendela pesawat, hanya menatap ke arah luar melewati kaca dengan tatapan yang begitu pilu. Tatapan Reza terlihat begitu kosong, namun menyimpan derita yang sangat menyiksa. Luka hati yang teramat perih, membuat laki-laki yang selalu tegar menghadapi masalah dalam hidupnya, yang selalu rumit sejak dia masih kecil, kini tak berdaya karena cintanya berakhir dengan perpisahan.
Lajunya pesawat yang akan meninggalkan tanah Jakarta, membuat hati gadis yang sedang menderita akan cinta yang tak sampai, semakin menangis tersedu-sedu. Dan di saat itu juga, tatapan Reza mengarah tepat ke arahnya, yang membuat matanya langsung terbelalak saking kagetnya.
Melihat raut wajah yang penuh dengan penderitaan sedang menatapnya, membuat mata Reza seketika langsung berkaca-kaca. Hatinya semakin hancur melihat keadaan Melda yang begitu menyedihkan. Melda pun yang melihat sosok laki-laki yang sangat dia cintai itu, sedang menatap ke arahnya dari dalam pesawat yang sudah lepas landas, semakin menangis sambil menyebut namanya dengan suara yang sangat lemah hampir tidak terdengar.
"Bang Reza,, hiks,,,hiks,,,hiks."
Reza yang sudah di bawa terbang oleh pesawat yang dia naiki, langsung memejamkan matanya sambil berkata-kata dalam hatinya.
"Meel,, maafkan aku yang sudah memberikan harapan tanpa kepastian padamu! Cintaku yang lemah, telah membuatmu tersiksa. Semoga nantinya engkau akan bahagia dengan perjodohan yang tidak kau inginkan itu." Reza berkata-kata dalam hatinya dengan air mata yang sudah menetes di pipinya.
Melda yang masih saja berada di tempatnya, langsung tersandar di pagar yang ada tepat di sampingnya dengan keadaan lemah tak berdaya, setelah pesawat yang telah membawa pergi kekasih hatinya itu hilang dari pandangan matanya.
Melda menangis tersedu-sedu melepaskan kepergian Reza dari sisi hidupnya. Untung saja di tempat dia berada sangat sepi jadi tidak ada yang melihatnya. Setelah kepergian kedua orang tuanya, Rezalah sosok yang mengembalikan semangat hidupnya yang hilang. Tapi kali ini dia benar-benar berputus asa dengan semua yang terjadi padanya.
Di saat dia sedang menangis tersedu-sedu, tiba-tiba ponselnya berdering, dan itu panggilan masuk dari Aleta. Melda memilih untuk tidak menjawab telepon dari Aleta, karena dia belum sanggup untuk berbicara dengan siapapun. Dengan jari-jari yang sangat gemetar, Melda berusaha untuk mengetik pesan untuk Aleta, biar mereka tidak merasa cemas terhadapnya.
*"Al,, kalian pulang duluan saja! Soalnya tadi aku ada urusan penting yang sangat mendadak, jadi aku tidak sempat kasih tahu." Isi pesan Melda yang dia kirim untuk Aleta.
*"Iya Mel! Tapi kata Mama sama Papa, kamu hati-hati yaa di jalan!" Balas Aleta.
*"Iya Al!" Balas Melda singkat.
Setelah itu, Melda pun segera melangkah menuju jalan raya dan menahan sebuah taksi untuk dia naiki. Melda memilih untuk pergi ke makam kedua orang tuanya yang berada lumayan jauh dari bandara. Dia memilih pergi ke sana, karena dia ingin menceritakan semua yang sedang dia rasakan kepada kedua orang tuanya.
Walaupun kedua orang tuanya sudah tidak bisa di lihat, tapi Melda sangat yakin kalau mereka bisa mendengar juga memahami apa yang dia katakan dan apa yang sedang dia rasakan saat itu.
Sebagai anak tunggal Melda sangat di sayang oleh kedua orang tuanya. Dia seperti mutiara yang paling berharga untuk kedua orang tuanya. Dan karena itu dia sangat dekat dengan mereka. Apapun yang dia rasakan dan dia alami selalu dia ceritakan kepada Mama dan Papanya, di saat mereka masih hidup. Kebiasaannya itu sudah dia lakukan sejak dia masih kecil.
Bagi Melda orang yang paling mengerti dia adalah kedua orang tuanya. Maka dari itu sehingga dia memilih untuk pergi menemui mereka, walaupun dia tahu yang akan dia temukan di sana hanyalah kuburan mereka.
Nasib Melda sebagai anak tunggal begitu menyedihkan, setelah di tinggalkan kedua orang tuanya dan sekarang cinta pertamanya. Walaupun hidup dengan harta peninggalan orang tuanya yang berlimpah, tapi Melda tidak merasakan kebahagiaan sama sekali, karena sesungguhnya kebahagiaan itu bukan semata-mata karena adanya harta.
Harta hanyalah hiasan hidup yang selalu bisa di cari dan bisa di ganti, sesuai keinginan dan kemauan kita. Tapi cinta yang tulus tidak mudah untuk di cari dan tidak bisa untuk di gantikan dengan yang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
Yanti
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
2023-04-09
0
Wanto Wanto
sedih banget Thor,gak mau berhenti nih air mata.apa lagi pas banget Ama suasana hati aku yg lg sedih gara2 pak suami.🤣🤣🤣😫😫😥😥
2023-02-07
1
anissa bariyah
😭😭😭😭😭aku gak kuat baca nya sedih banget 😭😭😭😭
2022-12-29
0