Kesedihan yang begitu mendalam, akan kisah cintanya yang akan berakhir karena perjodohan dari keluarganya, membuat Melda sampai tidak bersemangat untuk mengikuti mata kuliah pada hari itu. Tanpa sepengetahuan siapapun, Melda memilih untuk pergi dan menyendiri di taman yang ada di belakang Kampus besar itu.
Melda duduk termenung di taman belakang Kampus, dengan berlinang air mata memikirkan Reza juga perjodohan itu. Dia tidak sanggup harus berpisah dari Reza dan menerima laki-laki lain, sebagai pendamping hidupnya. Melda sudah sangat mencintai Reza, dan dia sangat terpukul di saat mendengar apa yang di katakan oleh Aleta.
Reza adalah laki-laki pertama dalam hati Melda, dan dia tidak ingin ada cinta yang lain. Sambil menatap ke langit yang begitu mendung sejak pagi, Melda pun berkata-kata dalam hatinya dengan air mata yang berlinang.
"Aku tidak boleh menerima perjodohan itu! Aku tidak sanggup hubunganku dengan Bang Reza harus berakhir begitu saja!" Melda berkata-kata dengan penuh keyakinan.
Sedangkan Aleta dan beberapa temannya yang sedang menerima mata kuliah di dalam ruangan, sedang sibuk menanyakan keberadaan Melda satu sama lain. Mereka jadi bingung dengan sikap Melda yang terlihat aneh, dan menghilang tiba-tiba tanpa memberitahukan mereka.
"Din,, Melda kemana ya?" Bisik Aleta di saping Andin menanyakan Melda.
"Aku juga ngga tahu!" Bisik balik Andin.
"Cika,, Kamu tahu ngga Melda ke mana?" Tanya Andin kepada Cika, dan Cika hanya menggelengkan kepalanya.
Pukul 12:30 tepat, Faris dan Reza sudah berada di parkiran Kampus. Mereka datang lebih awal dari jam yang sudah mereka tentukan, karena kedua laki-laki dingin itu ingin makan siang bersama dengan Aleta juga Melda.
Sedangkan Aleta yang sejak beberapa menit yang lalu, sudah menunggu kedatangan Faris dan Abangnya itu bersama beberapa temannya, langsung tersenyum setelah melihat suami tampannya itu, keluar dari dalam mobil dan melangkah menghampirinya.
Sedangkan Reza yang baru keluar dari dalam mobil, memilih untuk menunggu di depan mobil yang sudah terparkir, dengan gayanya yang begitu santai tapi menarik. Reza berdiri di depan mobil sambil menatap ke arah Aleta dengan senyuman yang membuat para wanita yang ada di situ langsung terpana, termasuk teman-teman Aleta yang sedang berada di samping Aleta.
Semua wanita yang ada di situ, menatap Reza dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. Ketampanan Reza yang begitu sempurna, membuat mereka semua yang sedang menatapnya sampai tidak berkedip sama sekali. Dan ada beberapa wanita yang langsung heboh saling bertanya tentang sosok tampan, yang sedang berdiri di depan mobil mewah milik Faris.
Senyum Reza yang tadi terukir di wajah tampannya, langsung hilang secara tiba-tiba di saat dia tidak melihat keberadaan Melda. Reza adalah laki-laki yang tidak pernah pusing dengan tatapan wanita padanya, karena dia sudah terbiasa mengalami hal semacam itu. Tapi dia seketika merasa bingung di saat menyadari Melda tidak ada bersama Aleta.
"Mana Melda?" Tanya Faris setelah berada di depan Aleta.
"Sejak pagi tadi dia ngga ada, ngga tahu dia kemana? Dan aku telpon-telpon dia ngga angkat," Jawab Aleta sambil menatap suaminya yang sudah berdiri di depannya.
"Biar Mas yang telpon saja.!" Kata Faris.
Tanpa menunggu lama, Faris pun langsung menelpon Melda. Di saat Faris sedang sibuk menelepon Melda, Aleta jadi bingung di saat melihat ekspresi tatapan teman-temannya juga beberapa wanita yang ada di situ, ke arah suaminya juga Abangnya secara bergantian. Dan karena merasa bingung bercampur penasaran, Aleta pun langsung bertanya kepada salah seorang temannya.
"Din,, apa yang kalian lihat?" Tanya Aleta bingung.
"Aku tu lagi lihat dua orang laki-laki tertampan yang sedang berada di Kampus kita!" Jawab Andin yang membuat Aleta semakin bingung.
"Di mana mereka?" Tanya Aleta.
"Ya di depan kita saat ini!" Jawab Andin sambil terus menatap Reza, juga Faris yang sedang sibuk menghubungi Melda.
"Maksud kamu?" Tanya Aleta lagi.
Mendengar pertanyaan Aleta untuk ke sekian kalinya, membuat Andin jadi malas untuk menjawabnya, dan dia langsung meminta Cika yang juga sedang mendengarkan perbincangan mereka untuk menjelaskannya.
"Cika,, tolong kamu jelaskan buat Aleta!" Kata Andin sambil menatap Cika dan Aleta bergantian.
"Astaga Aal,, masa si kamu ngga tahu, kalau suami kamu dan laki-laki yang datang bersamanya itu, adalah laki-laki yang paling tampan di sini saat ini!" Sambung Cika yang membuat Aleta langsung tersenyum.
"Ooo gitu? Berarti menurut kalian, pacar-pacar kalian itu ngga tampan?" Tanya Aleta sambil terus tersenyum.
"Tampan sih, tapi tidak setampan suami kamu dan laki-laki yang datang bersanya itu!" Sambung Sari dan Mia bersamaan.
Apa yang sedang di bicarakan oleh Aleta bersama teman-temannya itu di dengar sama Faris, tapi dia sama sekali tidak perduli. Sifat yang di miliki Faris, hampir sama dengan sifat Reza yang sama-sama cuek, dan tidak pernah memperdulikan tatapan ataupun perkataan wanita-wanita terhadap mereka.
Faris menghubungi nomor Melda tanpa berhenti, tapi tetap tidak ada jawaban. Ternyata Melda tidak menjawab karena dia sedang berada di dalam kamar mandi di Kampus itu. Dia sedang menggantikan pakaiannya yang tidak sengaja basah, dengan air mineral yang dia minum tadi di taman.
Untung saja Melda adalah orang yang paling berikhtiar, dia selalu membawa perlengkapan di dalam tasnya termasuk pakaian ganti. Setelah sudah rapi, Melda pun langsung meraih ponselnya dan melihat ada beberapa panggilan tidak terjawab dari Faris juga Aleta. Selain panggilan tidak terjawab, ada juga beberapa pesan yang di kirim oleh Aleta, Faris, juga Reza. Setelah membaca beberapa pesan masuk itu, dengan segera Melda langsung berlari menuju parkiran Kampus.
Faris yang sudah berulang kali menghubungi nomor Melda tapi tidak di jawab, jadi merasa khawatir. Dia sangat takut terjadi apa-apa sama Melda, karena biar bagaimanapun, mereka semua sudah trauma dengan penculikan Melda waktu itu terutama Faris.
Dengan tampang yang terlihat mulai cemas, Faris langsung menarik tangan Aleta dan melangkah menghampiri Reza, yang masih tetap berdiri di depan mobil mereka. Sampainya di depan Reza, dengan nada yang sudah mulai panik Faris pun berkata.
"Meda ngga menjawab telepon aku, aku jadi khawatir sama dia!" Kata Faris sambil menatap Reza dengan tatapan bingung juga penuh kekhawatiran.
"Iya Bang,, dia juga ngga menjawab telepon aku!" Sambung Aleta.
Melihat kecemasan Faris juga Aleta, membuat Reza ikut cemas. Dia juga takut terjadi apa-apa dengan wanita cantiknya itu. Tapi di saat Reza hendak berkata-kata, tiba-tiba dia melihat wanita yang sudah berhasil mengisi kekosongan di hatinya itu, sedang melangkah dari arah sana dengan tampang yang terlihat begitu tidak bersemangat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
Fenty Izzi
coba jujur sama aleta dan faris... siapa tau bisa bantu tuk batalkan perjodohan ini🥺
2022-10-04
0
Saparudin
bab 20
2022-03-11
0
Saparudin
bab 20
2022-03-10
0