Matahari yang sudah hampir menghilang menciptakan keheningan di sore itu. Di dalam ruang kerja yang begitu sepi, Reza duduk bersandar di kursi kerjanya dengan sebelah tangannya di atas kepala, memikirkan Melda sejak siang tadi. Tatapan Melda yang terlihat begitu pilu, menjadikan sebuah beban pikiran yang berat bagi Reza.
Sudah beberapa pesan yang Reza kirimkan kepada Melda, tapi tidak ada satu balasan pun dari Melda, dan itu membuat dia semakin kepikiran. Sebenarnya dia sudah tidak sabar untuk pulang dan menemui Melda, tapi ada beberapa urusan penting, yang membuatnya harus harus pulang terlambat hari itu.
Sedangkan Melda yang sudah terlihat cantik setelah selesai mandi, langsung melangkah menuju lantai bawah untuk menunggu kepulangan Reza dari kantor. Tekad Melda sudah sangat bulat, untuk memberitahukan kepada keluarganya, tentang hubungannya dengan Reza yang sudah terjalin selama beberapa bulan ini.
Melda duduk di ruang keluarga bersama Aleta juga Mama Alira, sambil membaca pesan yang di kirim Reza padanya sejak siang tadi. Dia memilih untuk tidak membalas pesan dari Reza, karena dia ingin Reza bisa menemaninya untuk menghadapi keluarganya. Melda seperti itu karena dia tahu, selama ini Reza selalu merasa tidak pantas bersanding dengannya, apalagi kalau sampai dia mengetahui perjodohan yang telah di rencanakan Papa Fahri.
Pukul 7 tepat, Reza, Faris, juga Papa Fahri sudah melangkah menuju parkiran bersama-sama. Sambil melangkah, Papa Fahri pun memberitahukan tentang janji makan malamnya, bersama teman lamanya yang juga sahabat baik Papanya Melda, yang belum di ketahui Faris dan Reza.
"Kita harus cepat-cepat sampai di rumah! Karena malam ini ada acara makan malam bersama di rumah, dengan teman Papa dan keluarganya!" Kata Papa Fahri.
"Teman Papa yang mana?" Tanya Faris sambil menatap Papanya yang berada tepat di sampingnya.
"Om Hery dan keluarganya." Jawab Papa Fahri.
"Bukannya Om Hery ada di Amerika?" Tanya Faris.
"Mereka sudah kembali ke Indonesia sejak seminggu yang lalu." Jawab Papa Fahri.
"Ooo gitu? Om Hery itu teman dekatnya Om Refan kan Pa?" Tanya Faris.
"Iya,, dia teman dekat Om Refan. Malah mereka berdua sudah seperti saudara." Jawab Papa Fahri.
"Sebenarnya dari kemarin-kemarin, Om Hery ingin segera berkunjung ke rumah untuk melihat Melda, tapi dia juga lagi sibuk dengan urusan bisnisnya." Ujar Papa Fahri.
"Kenapa mereka ingin melihat Melda?" Tanya Faris bingung.
"Karena laki-laki yang sudah di jodohkan dengan Melda itu anaknya, namanya Farel!" Jawab Papa Fahri yang membuat Reza yang sejak tadi hanya terdiam, seketika jadi kaget dengan mata yang terbuka lebar.
Jantung Reza seketika berdetak kencang, mendengar apa yang di katakan oleh Papa Fahri barusan. Langkah kakinya mulai bergerak karena seluruh tubuhnya tiba-tiba terasa lemas, mengetahui kenyataan yang begitu pahit dan menyakitkan itu.
Gemuruh di dalam dada Reza menunjukan betapa dia sangat tergoncang, mendengar wanita yang sangat dia cintai ternyata sudah di jodohkan dengan laki-laki lain. Dengan wajah yang sudah bercucuran keringat, Reza masuk ke dalam mobil tanpa berkata apa-apa.
Di dalam perjalanan pulang, Reza yang duduk di bagian belakang bersama Faris, memilih untuk menatap ke luar melewati kaca mobil, sambil memikirkan nasib cintanya yang akan berakhir sebelum di mulai. Sambil menatap jalanan dengan tatapan yang kosong, Reza pun berkata-kata dalam hatinya.
"Ya Tuhan,, mengapa aku harus bertemu dengannya? Kalau akhirnya harus berpisah. Aku memang laki-laki yang memiliki banyak kekurangan, tapi cintaku padanya melebihi segalanya." Reza berkata-kata dalam hatinya dengan tampang yang terlihat begitu hancur.
Kenangan indah yang pernah dia dan Melda lalui waktu di Malaysia, tiba-tiba datang di dalam pikiran Reza, yang membuatnya semakin tenggelam dalam keterpurukan. Reza tidak ingin berpisah dengan Melda, karena dia sudah sangat mencintai Melda. Tapi apalah dayanya untuk memperjuangkan semua itu.
Reza termenung sambil terus menatap ke arah jalan melewati kaca mobil. Rasanya dia ingin sekali menutup kedua telinganya, biar tidak mendengar pembicaraan Papa Fahri dan Faris, tentang perjodohan Melda dan anak dari sahabat Papa Fahri juga Om Refan itu.
Tidak lama dari situ mobil mereka pun memasuki halaman rumah. Di dalam rumah besar itu, terlihat orang-orang pada sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk acara makan malam bersama calon besan mereka.
Dengan hati yang sudah tidak menentu, Reza melangkah di belakang Papa Fahri dan Faris memasuki rumah. Sampainya di dalam rumah yang terlihat begitu ramai, dengan kesibukan seluruh anggota keluarga Permana, Reza menatap ke sana ke mari mencari-cari keberadaan Melda yang tidak terlihat sama sekali. Karena tidak melihat keberadaan Melda, dengan segera Reza memilih untuk langsung menaiki tangga menuju lantai atas.
Melihat Reza yang sudah menaiki tangga, Faris langsung mempercepat langkahnya menyusul Reza, yang membuat Reza semakin tidak ada kesempatan untuk berbicara dengan Melda. Reza ingin sekali membicarakan semuanya dengan Melda, karena dia tahu Melda pasti sudah mengetahui semua itu.
Sampainya di lantai atas, Reza hanya bisa menarik nafas panjang dan membuangnya kasar, di saat melewati pintu kamar Melda yang sedang tertutup rapat. Dia yakin kalau Melda pasti sedang terluka dengan semua ini, dan memilih untuk mengurung dirinya. Ingin rasanya Reza langsung mengetuk pintu kamar itu dan memeluk wanita cantiknya itu, tapi keberadaan Faris di sampingnya saat itu membuatnya tidak berdaya sama sekali.
"Zaa,, kamu langsung mandi ya! Biar kita sama-sama ke bawah menyambut keluarga tunangan Melda." Kata-kata Faris yang membuat dada Reza terasa sangat sesak, seperti sedang tertimpa beban berat.
"Iya Ris!" Jawab Reza yang sedang berdiri di depan pintu kamarnya, sambil menatap dengan senyuman yang di paksakan.
Setelah Faris sudah melangkah menuju kamarnya, Reza pun dengan segera langsung masuk ke dalam kamarnya dengan tampang yang terlihat begitu hancur. Sampainya di dalam kamar, Reza yang sudah terlihat begitu lesu, segera melepaskan bajunya dan langsung terlentang di atas tempat tidur.
Tanpa Reza sadari, ada sepasang mata yang sedang menatapnya dengan berlinang air mata. Melda yang tadinya menunggu Reza di ruang keluarga, memilih untuk langsung naik ke lantai atas dan bersembunyi di dalam kamar Reza. Dia melakukan itu karena dia tidak sanggup, menyaksikan persiapan di bawah sana, untuk menyebut kedatangan laki-laki yang sudah di jodohkan dengannya, sejak mereka masih anak-anak.
Jangankan untuk membantu menyiapkan segala persiapan makan malam besar itu, melihat kesibukan orang-orang di dalam rumah itu saja, membuat Melda hampir gila. Karena sudah tidak ada jalan keluar, Melda akhirnya memutuskan untuk mengajak Reza membawanya pergi malam itu juga, dan semua barang-barang yang ingin dia bawa, sudah dia kemasi di dalam koper yang sudah dia letakan di bawah tempat tidur Reza.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
Fenty Izzi
semoga ada jalan tuk kalian🥺😭😭😭
2022-10-04
0
Saras Utami
kasian 😭😭
2022-05-08
0
Dewi Zahra
lanjut
2021-10-19
0