Reza yang sudah terlentang di atas tempat tidur dengan raut wajah yang terlihat begitu kacau, tiba-tiba langsung kaget di saat melihat Melda sedang berdiri di samping pintu kamarnya, dengan bercucuran air mata sambil menatapnya. Keadaan Melda yang begitu menyedihkan, membuat detak jantung Reza berdetak kencang saking khawatirnya.
Dengan tampang yang tidak bisa di artikan, Reza segera bangkit dari tempat tidur dan melangkah menghampiri Melda. Deraian air mata di wajah Melda, menunjukkan betapa dia sangat tersiksa, dengan semua yang menimpa dirinya saat itu.
Keceriaan yang selalu terpancar dari wajah jelita itu seketika musnah, dan yang ada hanyalah bendungan derita yang meluncur tiada henti membasahi wajah cantiknya. Dengan mata yang sudah berkaca-kaca, Reza mendekap Melda dalam pelukannya tanpa mampu bersuara. Begitupun dengan Melda, dia hanya bisa membenamkan wajahnya di dada bidang Reza sambil terisak.
Hanya air mata yang menjadi saksi bisu, penderitaan Reza dan Melda di dalam kamar itu. Ketakutan akan kehilangan laki-laki yang dia cintai itu, membuat Melda sampai tidak bisa berhenti menangis sejak tadi.
Dengan penuh kehangatan, Reza terus memeluk tubuh Melda, dan membawanya melangkah menuju tempat tidur. Mereka berdua duduk bersebelahan di tepi ranjang, dengan lengan Reza merangkul pundak Melda yang hanya tertunduk, sambil terus menangis tiada henti.
"Mel,, apa kamu sudah tahu tentang perjodohan ini?" Tanya Reza sambil menatap Melda dari arah samping. Dan Melda hanya menganggukkan kepalanya tanpa bersuara.
"Terus apa pendapat kamu?" Tanya Reza lagi yang membuat Melda langsung bersuara.
"Aku tidak mau di jodohkan dengan laki-laki manapun! Hanya kamu yang aku inginkan untuk menjadi pendamping hidupku!" Jawab Melda sambil menatap Reza dengan air mata yang bercucuran.
"Tapi dia adalah laki-laki pilihan orang tuamu," Reza kembali berkata-kata dengan tatapan penuh kekecewaan.
"Aku tidak perduli, yang aku mau hanyalah kamu! Ayo bawa aku pergi malam ini juga! Aku sudah siap meninggalkan keluargaku asalkan bisa hidup bersamamu." Ujar Melda sambil menarik-narik tangan Reza.
"Meel,, itu bukan jalan yang terbaik untuk kita! Apapun yang terjadi keluarga adalah segalanya. Jangan pernah kamu mengambil keputusan tanpa berpikir terlebih dahulu!" Kata Reza sambil menatap Melda, yang juga sedang menatapnya dengan tatapan penuh kekecewaan.
Melihat tatapan Melda yang begitu kecewa atas perkataannya, membuat Reza merasa semakin bingung dan serba salah. Dia tidak tahu harus berbuat apa, tapi dia juga tidak bisa mengikuti keputusan yang di ambil oleh Melda. Reza tidak bisa gegabah dalam mengambil keputusan, apalagi harus membawa kabur Melda dari keluarganya.
Di dalam masalah yang sedang mereka hadapi, Reza tidak hanya memikirkan dirinya dan Melda, tapi dia juga sangat memikirkan nasib adik perempuannya, jika dia mengambil keputusan yang salah. Reza tidak ingin mengambil langkah yang akan berpengaruh terhadap kehidupan Aleta.
"Terus aku harus bagaimana? Pokoknya aku ngga mau tahu, kalau kamu tidak mau membawaku pergi malam ini, berarti kita harus mengatakan kepada semua orang tentang hubungan kita!" Melda kembali berkata-kata dengan tatapan yang sangat tajam ke arah Reza.
"Baiklah,, malam ini aku akan langsung melamarmu di depan keluargamu, sebelum laki-laki yang telah di jodohkan denganmu itu datang bersama keluarganya!" Reza berkata-kata sambil menggenggam erat tangan Melda.
Mendengar apa yang di katakan oleh Reza, membuat Melda langsung tersenyum, dan memeluk tubuh kekar di hadapannya itu dengan begitu erat. Tidak ada kata yang bisa menggambarkan kebahagiaan Melda saat itu, tapi senyuman lebar yang terukir di wajah sembabnya, menunjukkan betapa dia sangat bahagia atas keputusan yang di ambil Reza.
Kegelisahan juga rasa takut akan perjodohan yang sudah di rencanakan keluarganya, seketika berganti menjadi semangat, untuk membuat Reza membuktikan cintanya. Sambil melangkah keluar dari kamar Reza menuju kamarnya, Melda pun berkata-kata dalam hatinya, dengan wajah yang berbinar-binar saking bahagianya.
"Ternyata bukan aku saja yang takut kehilangannya. Dia juga begitu takut kehilanganku, sampai-sampai dia nekat untuk melamarku nanti malam di depan semua orang." Melda berkata-kata dalam hatinya, dengan tampang yang begitu bahagia sambil memasuki kamarnya.
Keceriaan dan senyuman Melda yang tadi musnah, karena di selimuti kesedihan yang mendalam, kini terpancar kembali dari wajah cantiknya. Setelah melepaskan semua pakaiannya, Melda langsung berlari dengan ekspresi yang begitu gembira memasuki kamar mandi, untuk membersihkan wajahnya yang sudah berantakan, dengan air mata yang tadinya menetes tanpa henti.
Setelah beberapa menit berada di dalam kamar mandi, Melda pun keluar dan langsung kaget dengan keberadaan Mama Alira, bersama dua orang wanita yang membawa sesuatu di tangan mereka.
"Sini sayang! Mereka ini adalah perias yang akan merubahmu menjadi bidadari malam ini." Ujar Mama Alira sambil menarik tangan Melda untuk duduk di depan meja riasnya.
Melda seketika jadi bingung dengan apa yang sedang terjadi. Tapi tiba-tiba Aleta masuk ke dalam kamarnya, dan mengatakan sesuatu yang membuat Melda jadi tidak sabar, untuk segera di dandani oleh kedua perias yang sedang berdiri di sampingnya itu.
"Maa,, Papa bilang jangan terlalu lama! Karena Mas Faris dan Bang Reza sudah menunggu di bawah." Aleta berkata sambil tersenyum, dan menatap Melda dengan tatapan yang tidak bisa.
Melihat ekspresi tatapan Aleta, membuat Melda seketika jadi malu, karena dia berpikir kalau Aleta sudah mengetahui semuanya. Dan dia juga yakin semua berjalan dengan begitu baik sehingga Aleta bisa tersenyum seperti itu. Dengan senyum yang terpancar dari wajah cantiknya, Melda pun segera meminta untuk di dandani oleh perias yang sudah siap di sampingnya itu.
"Ya sudah, kalau gitu kita mulai saja!" Melda berkata dengan penuh semangat, sambil tersenyum menatap cermin besar di depannya.
Tanpa menunggu lama, kedua wanita yang ada di sampingnya itu langsung melakukan tugas mereka. Sambil terus menatap ke cermin besar yang ada di depannya, Melda pun berkata-kata dalam hatinya, sambil membayangkan laki-laki pujaannya itu.
"Kamu adalah yang terbaik untukku! Aku tidak menyangka, kamu akan membuktikan perkataanmu secepat ini." Melda berkata-kata dalam hatinya, sambil membayangkan sosok dingin dan kaku yang sungguh dia cintai itu.
Melda sangat yakin kalau Reza sudah mengatakan semuanya, kepada Papa Fahri dan Faris tentang hubungan mereka berdua. Karena sebelum Melda keluar dari kamar Reza tadi, Reza sempat mengatakan kalau dia akan segera mengatakan semua itu kepada Papa Fahri dan Faris, sebelum tamu yang akan makan malam di rumah itu datang.
Melda tidak sabar untuk segera turun menemui Reza, dengan penampilan yang sempurna bagaikan bidadari, seperti apa yang di katakan Mama Alira. Dia ingin sekali terlihat berbeda malam itu, karena itulah hari yang paling membahagiakan untuknya.
Sebenarnya Melda ingin sekali menanyakan kepada Aleta, tentang apa yang di katakan Reza kepada Papa Fahri dan Faris di bawah sana. Tapi belum sempat dia bertanya, Aleta sudah pergi meninggalkan kamarnya bersama Mama Alira.
Melda begitu penasaran akan keberanian Reza menghadapi Papa Fahri dan Faris, untuk mengatakan semua yang sudah mereka berdua rahasiakan selama ini. Keberanian Reza itu membuat Melda jadi semakin yakin, kalau Reza adalah laki-laki terbaik untuknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
Oppo Neo
deg degan bacax🤭😂😂😂
2023-02-20
0
Fenty Izzi
ayolah za jangan jadi pria pengecut...katakan yang sejujurnya sebelum kamu menyesal akhirnya🥺😭😭jadi takut... melda akan kecewa dn akhirnya mau menerima perjodohan ini😭😭😭
2022-10-04
0
Saras Utami
semangat rezaaa
2022-05-08
0