Perpisahan adalah sebuah keputusan yang begitu berat untuk sepasang kekasih. Tapi apalah daya kalau itu semua demi cinta dan bakti, sebagai seorang anak terhadap orang tuanya. Dengan pikiran yang di penuhi dengan segala beban yang sedang di hadapi, Reza dan Melda hanya terdiam mendengar pembicaraan orang-orang yang berada di sekeliling mereka.
Sedangkan Aleta yang semakin penasaran dengan sikap Reza yang begitu aneh, segera memilih untuk mengirim pesan kepada Reza, karena dia tidak bisa menanyakan keadaan Reza secara langsung.
*"Bang,, kamu kenapa? Apa ada masalah?" Isi pesan Aleta.
Reza yang memang sejak tadi hanya fokus mengotak-atik ponsel di tangannya, langsung menegang dan mematung di saat membaca pesan masuk dari adiknya itu. Tanpa menunggu lama, Reza yang merasa kalau Aleta mulai curiga padanya, memilih untuk langsung bersikap lebih santai, sambil mengetik pesan balasan kepada Aleta.
*"Abang baik-baik saja! Abang hanya lagi kepikiran denganmu! Karena lusa mungkin Abang sudah harus kembali ke Malaysia meninggalkanmu di sini." Balas Reza berbohong.
Membaca pesan balasan dari Reza, Aleta langsung menarik nafas legah sambil tersenyum menatap Reza, yang juga sedang tersenyum padanya. Sedangkan Melda yang sedang memperhatikan mereka, hanya bisa terdiam sambil menahan rasa sakit yang begitu menyiksa.
Melda sangat yakin kalau Aleta mulai curiga dengan sikap Reza, karena dia tahu Aleta adalah orang yang paling mengenal, juga mengerti laki-laki tampan yang sangat dia cintai itu. Ingin rasanya Melda memberitahukan semuanya kepada Aleta, kakak ipar sekaligus sahabatnya itu. Tapi itu tidak mungkin dia lakukan, karena dia tidak ingin mengingkari janji orang tuanya.
Apa yang sudah di sepakati orang tuanya, menjadi tanggung jawab Melda untuk menjalankannya sebagai seorang anak. Dia sangat tidak ingin semua itu jadi beban buat kedua orang tuanya yang sudah tiada.
Kebahagian di dalam keluarga Permana begitu besar, menyambut datangnya Farel dan keluarganya untuk melamar Melda. Mereka tidak sabar lagi melihat calon suami Melda yang selama ini belum pernah mereka lihat.
Sedangkan Melda yang menjadi pemeran utama dalam acara malam itu, sama sekali tidak menunjukan kebahagiannya sebagai wanita yang akan di lamar. Dalam hati juga pikirannya, semua sudah di selimuti kabut kesedihan yang begitu besar.
Begitupun dengan perasaan Reza, dia adalah orang yang sangat teraniaya di malam itu. Laki-laki mana yang akan sanggup menyaksikan wanita yang dia cintai, di lamar oleh laki-laki lain tepat di hadapannya. Tapi Reza tetap berusaha untuk menguatkan hatinya, untuk bisa tegar menghadapi semua yang akan terjadi nanti.
Biar tidak di curigai oleh yang lainnya terutama Aleta, Reza berusaha untuk bersikap tenang seperti biasanya. Dengan begitu santainya, Reza memilih untuk menjawab pertanyaan Faris, yang bertanya tentang keberangkatannya kembali ke Malaysia.
"Zaa,, kapan kamu akan kembali ke Malaysia?" Tanya Faris.
"Rencananya lusa baru aku berangkat! Tapi aku sudah putuskan untuk berangkat besok!" Jawab Reza.
"Lo ko besok sih Za? Kita kan mau berangkat ke Bandung besok sore! Kamu ke Bandung dulu sama kita! Setelah dari Bandung baru kamu berangkat ke Malaysia!" Sambung Mama Alira.
"Maafkan aku Tante! Aku juga ingin berlibur bersama ke Bandung, tapi aku tidak ada waktu lagi, karena pekerjaan yang aku tangani akan segera di lanjutkan." Ujar Reza sambil tersenyum menatap Mama Alira.
"Ngga apa-apa ko Zaa,, nanti kalau ada waktu baru kamu main-main lagi ke sini!" Sambung Papa Fahri.
"Iya Om!" Jawab Reza.
Mendengar pembicaraan Reza dengan keluarganya, membuat hati Melda langsung menangis. Melda begitu rapuh membayangkan hari-harinya tanpa Reza. Ingin rasanya dia kabur dengan Reza untuk membangun hidup yang sederhana. Tapi itu hanya bisa menjadi mimpi bagianya yang mustahil untuk jadi nyata, karena Reza tidak akan membawanya pergi tanpa izin dari keluarganya.
Di saat mereka sedang asyik mengobrol, tiba-tiba datang seorang bibi, yang memberitahukan kalau tamu yang sedang mereka tunggu sudah ada di depan rumah.
"Maaf Tuan,, tamunya sudah ada di depan!" Kata wanita yang kira-kira berumur 54 tahun itu, dengan penuh hormat kepada Papa Fahri.
"Iya Bi makasih!" Jawab Papa Fahri dengan begitu ramah.
Mendengar semua itu, jantung Melda juga Reza seketika jadi berdetak kencang. Melda tiba-tiba jadi menegang mendengar kedatangan laki-laki yang sudah di jodohkan dengannya itu. Sedangkan Reza yang sejak tadi tidak ingin menatap Melda, langsung mengarahkan pandangannya ke wajah cantik wanita yang dia cintai itu.
Dalam pasar yang tak rela, Reza hanya bisa menatap wajah cantik wanita yang sangat dia cintai itu, tanpa bisa berkata apa-apa. Begitupun dengan Melda, dia hanya bisa menunjukkan betapa dia tidak menginginkan perjodohan itu, hanya dengan tatapannya yang terlihat begitu menyediykan.
Betapa berat beban yang sedang di tanggung oleh sepasang kekasih yang tak berdaya itu. Mereka hanya bisa merasakan perihnya luka tanpa sayatan di hati masing-masing. Dengan langkah kaki yang begitu berat, Melda dan juga Reza melangkah bersama yang lain menuju teras rumah, untuk menyambut kedatangan Farel bersama keluarganya.
Sampainya mereka di teras rumah, pintu mobil yang sudah terparkir di hadapan mereka itu tiba-tiba terbuka, dan munculah sepasang suami istri bersama seorang pria muda yang lumayan tampan.
Dengan segera, Papa Fahri sebagai kepala keluarga dalam keluarga Permana, langsung melangkah kemudian menyalami para tamunya itu sambil berkata.
"Selamat datang di kediamanku Pak Hery!" Papa Fahri berkata sambil menyalami Pak Heri juga istrinya.
"Makasih Pak Fahri atas penyambutannya!" Jawab Pak Hery.
"Ini putra Pak Hery?" Tanya Mama Alira sambil menyalami Pak Heri juga istrinya.
"Iya,, ini calon menantu kalian Farel!" Jawab Pak Hery sambil tersenyum menatap Papa Fahri dan Mama Alira secara bergantian.
"Benar-benar luar biasa Pak Hery ini, memiliki seorang putra yang begitu gagah." Kata Papa Fahri memuji Farel yang sejak tadi hanya terdiam, dengan senyum yang terpancar dari wajahnya.
"Pak Fahri ini bisa saja! Pak Fahri yang luar biasa dari semua pebisnis di tanah air ini. Apalagi Pak Fahri memiliki putra yang luar biasa seperti Faris. Kemampuan putra Pak Fahri sangat terkenal dalam kalangan bisnis!" Pak Hery memuji Faris yang juga ikut menyalami mereka.
Sedangkan Reza yang tidak sanggup melihat wajah Farel, laki-laki yang akan memiliki wanita yang sangat dia cintai itu, dengan segera langsung melangkah pergi menuju lantai atas. Reza yang tadinya sudah yakin dengan keputusannya untuk melepaskan Melda, seketika merasa sakit yang amat mendalam setelah melihat wajah Farel tepat di hadapannya.
Dia memilih untuk masuk ke kamarnya tanpa ada yang tahu. Dengan perasaan yang begitu hancur, Reza duduk di tepi ranjang dengan mata yang sudah berkaca-kaca, sambil menatap foto Melda yang dia simpan di dalam dompetnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
Yanti
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭 kenapa sih kalian tidak sebahagia faris dg aleta, kenapa perjodohan itu terjadi, kasian kamu reza kamu sangat tersakiti😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
2023-04-09
0
paty
bodoh, melda jg lo sdh dewasa lawan, patuh dan taat sm ortu bukan seperti ini
2023-03-08
0
Hasni
lanjut 😭😭😭
2022-11-25
0