Betapa berat baban yang harus di tanggung Reza malam itu. Dia terpaksa harus melepaskan wanita yang sangat dia cintai, untuk bertunangan dengan laki-laki lain. Sambil memandangi foto Melda yang ada di dalam dompetnya, Reza pun berkata-kata dalam hatinya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Mel,, maafkan aku karena tidak mampuh untuk memperjuangkanmu. Aku sangat mencintaimu, tapi aku tidak bisa untuk memilikimu. Aku harap kamu nantinya akan bahagia walaupun bukan bersamaku." Reza berkata-kata dalam hatinya sambil mengelus-elus foto Melda.
Sedangkan Melda yang sudah berada di ruang keluarga, bersama Farel dan semua anggota keluarga mereka, mulai menatap ke sana ke mari mencari-cari keberadaan Reza. Melda mulai panik juga bingung di saat menyadari kalau Reza tidak berada di situ. Walaupun dia sudah pasrah dengan semua yang akan terjadi, namun dia masih mengharapkan ada keajaiban yang bisa menyelamatkan hubungan dia dan Reza.
Melda ingin Reza selalu berada di dekatnya, walaupun hanya menjadi penonton dalam acara pertunangannya itu. Keinginan Melda itu bukan maksud ingin membuat Reza semakin terluka, tapi dia ingin melihat wajah Reza di saat cincin pertunangan terpasang di jari manisnya, biar seakan-akan Reza lah yang memasang cincin pengikat itu.
Sedangkan Farel yang sudah terpikat dengan kecantikan Melda, tidak henti-hentinya menatap wajah Melda. Tatapan Farel itu membuat Melda semakin tidak tenang. Dengan hati yang berdebar-debar penuh kecemasan memikirkan Reza, juga tidak nyaman dengan tatapan Farel, Melda pun langsung memilih untuk mengirim pesan kepada Reza.
*"Baang,, kamu di mana?" Isi pesan Melda.
Membaca pesan dari Melda, Reza segera menghapus air matanya dan bergegas melangkah keluar dari kamarnya menuju tangga. Tanpa membalas pesan dari Melda, Reza pun langsung memilih untuk segera turun ke lantai bawah menuju ruang keluarga.
Melihat kedatangan Reza mata Melda langsung berkaca-kaca. Dia menatap Reza dengan tatapan penuh harapan, kalau Reza dapat melakukan sesuatu yang bisa membatalkan pertunangan itu. Walaupun dia sudah memutuskan untuk melakukan pertunangan itu demi orang tuanya, tapi hati kecilnya masih belum rela untuk melepaskan Reza, dan melupakan semua cerita cinta yang begitu indah tentang mereka.
Harapan Melda hanyalah sebuah hayalan yang tidak mungkin menjadi nyata, karena Reza yang sudah berdiri tepat di samping Faris, hanya terdiam seperti patung. Harapan yang tidak begitu di harapkan, seketika musnah dari dalam diri Melda di saat mendengar perkataan Papa Fahri.
"Bisa kita mulai sekarang?" Tanya Papa Fahri.
"Bisa Pak! Lebih baik di percepat biar semuanya menjadi pasti." Jawab Dr Anita Mamanya Farel dengan senyum penuh kebahagiaan.
"Ya sudah,, kalau gitu kita mulai saja!" Perkataan Papa Fahri yang membuat Melda dan Reza langsung saling menatap, dengan tatapan yang begitu menyedihkan.
Dengan hati yang hancur berantakan, Reza hanya bisa menatap Melda dan Farel saling bertukar cincin tanpa bisa berbuat apa-apa. Reza sama sekali tidak berdaya bahkan untuk berkata-kata sekalipun. Dia seketika membisu dengan luka yang teramat peri, di saat menyadari kalau Melda bukan lagi kekasihnya, melainkan calon istri dari laki-laki yang ada di hadapannya itu.
Setelah acara pertunangan selesai, kedua keluarga yang sudah menjadi calon besan itu, memilih untuk membicarakan pernikahan anak-anak mereka untuk di laksanakan secepatnya. Mendengar semua itu Reza yang sedang duduk di samping Faris, langsung berdiri dan meminta izin untuk ke kamarnya duluan, dengan alasan dia sangat kecapean.
"Ris,, aku duluan ke kamar ya! Soalnya aku kecapean bangat," Reza berkata sambil menatap Faris yang berada di sampingnya, dengan tampang yang terlihat begitu lesu.
"Oke Zaa! Kamu istirahat saja!" Jawab Faris.
Reza melangkah pergi dengan perasaan yang begitu hancur. Sampai-sampai dia tidak mau melirik Melda sama sekali. Bagi Reza, Melda bukan lagi kekasihnya yang harus dia perhatikan. Walaupun perasaannya masih tetap sama kepada Melda, namun status mereka sekarang sudah berbeda dengan adanya cincin pengikat, yang melingkar di jari manis wanita yang sangat dia cintai itu.
Sedangkan Melda yang hanya bisa melirik Reza sesat, langsung menundukan kepalanya dengan hati yang amat perih. Melda tahu kalau Reza juga sangat tersiksa seperti dirinya. Tapi dia pun tidak berdaya, karena dia tidak memiliki kekuatan apapun untuk menggagalkan pertunangan itu tanpa dukungan dari Reza.
Melda sudah pasrah dengan semua yang terjadi padanya. walaupun dia harus hidup menderita dengan perjodohan itu, asalakan kedua orang tuanya tidak menanggung beban atas apa yang sudah mereka sepakati dengan orang tuanya Farel. Bagi Melda saat itu, hanyalah kebahagian kedua orang tuanya di alam tempat mereka berada sekarang.
Mendengar rencana pernikahannya dengan Farel yang akan di percepat, semangat hidup Melda seketika menghilang dari dirinya. Harapan hidup bahagia bersama cinta pertama seumur hidup yang sejak dulu sering dia hayalkan, kini hilang karena perjodohan yang tidak dia inginkan itu.
Melda hanya bisa menahan perih luka di hatinya tanpa bisa berkata apa-apa. Badai derita yang menghancurkan kebahagian hidupnya, membuatnya sampai tidak ingin melihat cahaya di hari esok. Tanpa ada Reza di sampingnya, Melda tidak akan merasakan indahnya hari-hari yang akan dia lalui.
Selesai membicarakan semuanya, Farel dan keluarganya langsung memilih untuk pulang, karena waktu sudah menunjukkan pukul 10:30 malam. Setelah mereka sudah pergi, Melda dan lainnya segera bergegas ke kamar mereka masing-masing. Dengan langkah yang begitu berat, Melda melangkah sambil menatap pintu kamar Reza dengan air mata berlinang membasahi wajah cantiknya.
Melda begitu sedih mengingat esok pagi adalah waktu terakhir dia melihat Reza, setelah dua bulan lebih mereka menjalin kasih dalam diam. Ingin sekali dia selalu berada di dekat laki-laki yang sangat dia cintai itu, walaupun semua yang mereka rasakan menjadi rahasia yang tidak di ketahui orang. Tapi semua kisah antara mereka kini akan menjadi sebuah kenangan indah, dalam kelukaan hati yang teramat peri.
Dengan tangisan pilu tanpa suara, Melda memeluk guling yang selalu menemani malamnya, sambil membayangkan sosok dingin Reza yang sudah membuatnya merasakan apa artinya cinta dalam hidup. Apalagi di saat kepergian kedua orang tuanya, Reza lah yang berhasil mengembalikan semangat hidupnya yang hampir saja hilang.
Hanya air mata yang dapat menggambarkan perasaan Melda di saat itu. Tangisannya yang begitu tidak terkendali, menunjukan betapa dia sangat menderita dengan semua kenyataan pahit yang harus dia jalani. Wanita manapun pasti akan hancur berada di posisi sesulit itu tanpa ada yang mengetahuinya.
Sedangkan Reza yang sedang terlentang di atas tempat tidurnya, hanya bisa mengenang masa-masa indah yang pernah dia dan Melda lalui bersama waktu di Malaysia. Reza yang sudah mempersiapkan semuanya untuk keberangkatannya ke Malaysia besok, hanya bisa membawa selembar foto Melda, juga kenangan indah bersama Melda, yang akan selalu ada di dalam ingatannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
Yanti
😭😭😭😭😭 melda kenapa sih cinta kalian harus begini, padahal ini cerita tapi kek nyata rasanya, semoga di surga kalian bisa bersama.. 😭😭😭
2023-04-09
0
Hasni
😭😭😭
2022-11-25
0
Made Widani
Ceritanya fi ulang2 terus muter kelamaan
2022-11-19
0