Reza begitu terkejut mendengar apa yang baru saja Melda katakan. Dia sangat tidak menyangkah, wanita yang terlihat begitu polos seperti Melda, bisa punya pemikiran yang begitu liar. Dengan tatapan bingung bercampur kaget, Reza pun segera menarik tangan Melda masuk ke dalam kamarnya, kemudian dia langsung berkata-kata
"Apa kamu sudah gila? Sampai kamu bisa mengambil keputusan seperti itu?" Reza berkata dengan tampang datarnya, menatap Melada yang berdiri tepat di hadapannya.
"Terus aku harus gimana? Aku ngga mau ya Bang, dimainin sama kamu! Aku butuh kepastian dalam hubungan kita!" Ketus Melda dengan penuh kekesalan.
"Siapa juga yang mau mainin kamu? He anak kecil, kalau aku hanya ingin mainin kamu, aku tidak akan ada di sini untuk menjelaskan semuanya, tentang apa yang di bicarakan sama Faris tadi!" Kata Reza sambil melangkah dan duduk di tepi ranjang Melda.
"Lagian kamu itu masih kecil, kenapa sudah berfikiran kotor kaya gitu?" Tanya Reza sambil menatap Melda yang masih saja berdiri, bersandar di pintu dengan wajah yang terlihat sangat datar seperti tembok.
"Aku bukan anak kecil, aku ini wanita dewasa yang sudah mengerti akan hal itu!" Ketus Melda yang membuat Reza langsung menatapnya, dengan tatapan penuh curiga.
"Maksud kamu apa? Apa kamu sudah pernah melakukan itu?" Tanya Reza dengan tatapan penuh curiga, yang membuat Melda jadi semakin merasa kesal padanya.
"Enak aja kamu! Aku tu masih perawan biar kamu tahu..!" Melda berkata dengan nada suara yang lumayan keras.
Mendengar apa yang di katakan oleh Melda barusan, membuat Reza langsung menelan ludahnya. Reza sebagai laki-laki dewasa, dengan seketika jadi menegang mendengar kejujuran Melda. Karena tidak ingin Melda mengetahui keadaannya, Reza pun memilih untuk segera meninggalkan kamar Melda.
Tanpa berkata apa-apa Reza langsung melangkah menuju pintu, tapi Melda yang masih berdiri bersandar pada pintu kamarnya, dengan segera langsung menahan dada bidang Reza sambil bersuara.
"Abang mau kemana?" Tanya Melda sambil menatap Reza, dengan tatapan yang di buat begitu menggoda.
"Aku mau ke kamarku!" Jawab Reza tanpa menatap wajah Melda.
"Ngga mau!" Ketus Melda.
"Ngga mau apa?" Reza bertanya sambil menatap Melda dengan tatapan kebingungan.
"Ngga mau Abang keluar dari sini!" Jawab Melda yang membuat Reza langsung menarik nafas panjang.
"Melda,, kamu jangat genit kaya gini! Apa kamu sudah gila mau menahan aku di sini?" Ujar Reza yang membuat Melda semakin bersikeras untuk menahannya.
"Pokoknya aku ngga mau Abang pergi dari sini sebelum aku tidur!" Melda berkata-kata dan langsung memeluk tubuh kekar Reza dengan begitu eratnya.
"Melda lepaskan aku! Kalau ada yang lihat gimana?" Reza berkata sambil berusaha melepaskan pelukan Melda, tapi Melda malah memeluknya dengan semakin erat.
"Ngga mau! Biarin saja ada yang lihat, biar mereka langsung menikahkan kita!" Jawab Melda sambil mengeratkan pelukannya.
Reza yang sudah tidak bisa berbuat apa-apa, hanya menarik nafas dalam-dalam, dengan meletakkan kedua telapak tangannya di pintu kamar, sambil menatap Melda yang sudah menenggelamkan wajah di dada bidangnya. Reza sangat bingung harus bagaimana melepaskan diri dari Melda, yang tidak mau melepaskannya sama sekali.
"Mel,, kamu jangan seperti ini dong! Aku ngga enak sama Faris juga Papa kamu, kalau sampai ada yang mengetahui kita. Tolong kamu fikirkan posisi aku di dalam rumah ini!" Reza berkata-kata sambil terus menatap Melda, yang terlihat semakin nyaman memeluk dirinya.
"Tapi aku ingin berduaan sama kamu!" Melda berkata-kata sambil mengangkat mukanya, menatap Reza yang sedang menatap ke arah lain.
"Jangan kamu bilang kalau kamu mau berduaan denganku, sampai pagi di dalam kamar kamu." Kata Reza sambil menatap Melda yang masih terus menatapnya.
Setelah kedua pasang bola mata yang memancarkan cahaya cinta itu bertemu, hati yang sudah sama-sama di landa rasa rindu langsung berdetak kencang, menandakan ada gejolak yang mengamuk menginginkan sesuatu yang lebih. Tatapan Melda yang sudah semakin menuntut, seketika menuju ke bibir seksi Reza, yang membuat Reza tidak dapat lagi menahan hasratnya, sebagai seorang laki-laki dewasa.
Tanpa berkata apa-apa, Melda mulai memejamkan matanya dengan tampang sedikit menegang, dan itu membuat Reza semakin terpancing. Tanpa menunggu lama, Reza si beruang kutub itu, langsung menyerang bibir tipis dan menggoda itu, dengan lumatannya yang begitu buas.
Senyuman Melda seketika mengembang, di saat bibir tipisnya sudah di ***** dengan penuh hasrat oleh laki-laki tampannya itu. Dia sangat bahagia dengan apa yang sedang dia rasakan saat itu, karena itulah momen yang sudah dia tunggu dan dia dambakan selama beberapa hari ini. Dengan begitu lincah Melda pun berusaha mengimbangi permainan Reza, dengan desahan kecil yang dia keluarkan, yang membuat Reza semakin tidak terkendali dan bertambah buas.
Tanpa sadar kedua insan yang sudah di kuasai hasrat yang menggila, sudah berada di atas tempat tidur dengan posisi Reza di atas tubuh mungil Melda. Reza semakin tidak terkendali, sampai-sampai dia tidak memberikan kesempatan untuk Melda mengambil nafas, tapi itu malah membuat Melda semakin menuntut.
Tangan Melda yang tadinya hanya melingkar di leher Reza, sudah mulai turun menuju bagian bawah Reza. Tanpa berfikir panjang, Melda mulai berusaha melepaskan pengait celana Reza, yang membuat Reza langsung menghentikan permainannya secara tiba-tiba.
"Jangan Mel!" Reza berkata dengan nafas yang sudah sangat tidak teratur, sambil menahan tangan Melda yang sudah memegang pengait celananya.
Mendengar apa yang di katakan oleh Reza, membuat Melda jadi merasa malu atas apa yang sudah dia lakukan. Dengan tampang penuh kekecewaan juga kekesalan, Melda langsung mendorong tubuh kekar Reza kemudian bangun, dan hendak turun dari tempat tidurnya, tapi Reza dengan segera langsung memeluknya sambil berkata.
"Maafkan aku! Aku tidak ada maksud apa-apa. Aku hanya tidak ingin merusakmu, karena aku sangat mencintaimu juga menghargai keluargamu, yang sudah sangat baik padaku." Reza berkata-kata sambil memeluk erat tubuh Melda dari arah belakang.
Sebagai seorang wanita, pasti merasa sangat malu di saat mendapat penolakan dari seorang laki-laki yang di cintainya. Itupun yang di rasakan oleh Melda, rasa-rasanya dia ingin menghilang saat itu juga dari hadapan Reza, karena tidak dapat menahan rasa malunya yang begitu besar.
Tapi apa yang di lakukan oleh Reza, adalah sesuatu yang sangat luar biasa sebagai seorang laki-laki. Dia rela menahan hasratnya yang sudah sangat menguasai dirinya, demi rasa cintanya yang tulus kepada wanita cantiknya itu, juga nama baiknya di depan keluarga Permana.
Laki-laki yang baik tidak akan pernah merusak harga dirinya, juga selalu menjaga kehormatan wanita yang dia cintai, dari perbuatan yang yang tidak bermoral dalam sebuah hubungan asmara. Dan itu yang di lakukan oleh Reza terhadap Melda, walaupun dia tahu, itu semua akan membuat Melda semakin kecewa terhadapnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
•A®MAN°
hii
2022-11-01
0
Fenty Izzi
reza👍👍👍😘😘😘
2022-10-03
0
Saras Utami
hebat rezaaa
2022-05-08
0