Air mata Melda menetes dengan begitu derasnya, menandakan betapa dia sangat bahagia mendengar apa yang di katakan oleh Papa Fahri. Tapi rasa kecewanya pun sudah menciptakan lautan kesedihan, yang dia luapkan di saat itu juga.
Kekecewaan yang sudah menciptakan goresan luka di hati Melda, membuatnya tidak ingin menatap laki-laki tampan di hadapannya itu. Apalagi di saat itu, Reza terlihat begitu tenang tanpa ada rasa bersalah.
Apakah tangisan Melda sama sekali tidak menyentuh hati laki-laki dingin itu?
Hampir setengah jam suasana haru itu menguras air mata Melda, dan para wanita yang ada di situ. Dan setelah itu, mereka kembali tersenyum di saat Mama Alira yang selalu bisa merubah suasana hati orang, menceritakan masa-masa kecil Faris, Melda, juga Almira yang sangat lucu juga sangat menggemaskan, dan itu mampuh membuat mereka semua langsung tersenyum, bahkan tertawa dengan begitu kerasnya.
Tepat pukul 9:30 malam, mereka semua langsung memilih untuk kembali ke kamar mereka masing-masing. Aleta dan Melda melangkah menuju lift yang tidak jauh dari situ, dan di ikuti oleh Faris dan Reza dari belakang, karena kamar mereka sama-sama berada di lantai atas. Melda melangkah tanpa memperdulikan Reza, begitupun sebaliknya.
Melda terlihat sudah lebih tenang walaupun dia masih sangat kesal dengan sikap Reza. Tapi tiba-tiba, jiwanya seketika terguncang di saat mendengar apa yang di katakan oleh Faris, setelah mereka sudah berada di dalam lift dengan posisi saling berhadapan.
"Zaa,, cantik ngga wanita yang kemarin?" Tanya Faris sambil mencubit kecil lengan Aleta. Dan Aleta yang sudah mengetahui cerita tentang wanita itu dari Faris langsung tersenyum.
"Cantik!" Jawaban Reza yang membuat hati Melda hancur berkeping-keping.
Wanita mana yang tidak sakit hati di saat mendengar laki-laki yang dia cintai, memuji wanita lain tepat di hadapannya. Tapi Melda mencoba untuk tetap tenang walaupun hatinya mengamuk, mendengar semua yang baru saja di ucapkan oleh Reza.
"Kalau kamu mau, aku akan urus semuanya!" Faris kembali berkata-kata, yang membuat Melda semakin terdiam penuh ketegangan.
"Ngga ah! Aku belum mau memikirkan hal itu!" Jawaban Reza yang membuat Melda langsung menemukan jawaban, dari sikap Reza terhadapnya selama ini.
Kekecewaan Melda semakin bertambah parah, setelah mengetahui kalau laki-laki yang dia cintai itu, belum mau memikirkan hal yang lebih serius mengenai seorang wanita. Harapan Yang begitu besar seketika hancur berantakan, setelah mendapatkan jawaban atas semua pertanyaan, yang belum sempat dia tanyakan kepada Reza.
Apa artinya Melda di mata Reza selama dua bulan ini?
Tidak lama pintu lift pun terbuka dan mereka langsung melangkah keluar. Melda buru-buru melangkah dengan mata yang sudah berkaca-kaca menuju kamarnya, meninggalkan mereka bertiga yang masih terus mengobrol di belakang sana. Dia sudah tidak sanggup mendengar semua yang sedang mereka bertiga bicarakan, tentang wanita yang Melda sendiri tidak tahu siapa orangnya.
Sampainya di dalam kamar, Melda langsung beranjak naik ke atas tempat tidur dengan berlinang air mata. Hatinya sangat terluka oleh tajamnya kata-kata Reza. Dia tidak menyangkah, rasa cintanya yang begitu besar ternyata tidak ada kepastiannya.
Sedangkan Reza yang sudah barada di dalam kamarnya, merasa sangat gelisah memikirkan Melda yang terlihat begitu terpukul, di saat mendengar apa yang dia dan Faris bicarakan tadi. Dia ingin segera menjelaskan semuanya kepada Melda tadi, tapi dia tidak bisa melakukannya, karena hubungan antara dia dan Melda masih menjadi rahasia, yang belum di ketahui oleh siapapun di dalam rumah itu.
Reza ingin sekali menunjukan keseriusannya kepada wanita cantiknya itu, tapi keraguan yang besar di dalam hatinya membuat dia tidak berdaya. Bagi Reza Melda bukanlah wanita biasa yang bisa dia dapatkan dengan begitu mudah. Apalagi dia sudah mengetahui, semua pernikahan dalam keluarga Permana terjadi atas dasar perjodohan bukan cinta.
Dengan wajah yang terlihat penuh beban, Reza melangkah masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan badannya. Sedangkan Melda yang berada di dalam kamarnya, tidak henti-hentinya menangis memikirkan hubungan yang tiada pasti antara dia dan Reza.
Malam itu begitu sangat sepi tanpa ada cahaya bulan yang bersinar. Hanya terdengar suara rintik hujan yang begitu deras di atas atap rumah mewah itu. Alam sepertinya mengerti dengan perasaan Melda yang begitu pilu dan menyedihkan saat itu.
Reza yang sudah selesai mandi, memutuskan untuk menemui Melda di kamarnya dengan hanya memakai celana panjang tanpa baju. Begitulah kebiasaan Reza setiap malam, dia tidak suka mengenakan baju di saat mau tidur. Reza melangkah menuju kamar Melda dengan tampang yang terlihat sangat dingin, sedingin cuaca di malam itu.
Sampainya di depan pintu kamar Melda, Reza berdiri di sana sambil mengetuk pintu kamar berulang-ulang. Dan Melda yang sedang memeluk guling sambil menangis di dalam kamar, dengan buru-buru langsung menghapus air matanya, di saat mendengar suara ketukan pintu dari luar. Dia berfikir orang yang sedang mengetuk pintu itu, kalau bukan Aleta pasti Mama Alira. Karena hanya mereka berdua yang sering mengetuk pintu kamarnya di malam hari seperti itu.
Selesai menghapus air matanya, Melda segera melangkah untuk membuka pintu kamarnya. Dan di saat pintu terbuka, dia langsung kaget dan memasang wajah sedatar mungkin, di saat melihat Reza di depan pintu tanpa mengenakan baju, sedang menatapnya dengan tatapan kebingungan.
Reza begitu bingung sampai tidak bisa berkata-kata, di saat melihat wajah Melda yang terlihat sangat sembab. Reza memang laki-laki yang sangat tidak mengerti naluri seorang wanita, sampai-sampai dia tidak menyadari, kalau Melda seperti itu karena perbuatannya.
Sedangkan Melda sebagai seorang wanita yang ingin di mengerti, semakin kesal dengan tatapan Reza yang terlihat seperti orang bodoh di depannya. Rasa-rasanya dia ingin sekali berteriak, untuk menyadarkan kebingungan laki-laki kaku di depannya itu. Tapi dia tidak mau membuat seisi rumah terbangun di tengah malam seperti itu.
Hampir semua wanita memiliki sifat yang sama, mereka selalu ingin di mengerti dan di perdulikan dengan kata-kata ataupun tindakan, dari laki-laki yang sangat mereka cintai. Tapi Reza si kutub Utara tidak melakukan apa-apa sejak tadi. Sementara Melda ingin sekali dia menanyakan keadaannya, walaupun hanya sekali saja. Karena tidak ada reaksi apapun dari Reza, akhirnya dengan terpaksa Melda pun membuka suara.
"Mau apa kamu ke sini di tengah malam seperti ini?" Tanya Melda sambil menatap Reza dengan tatapan bingung juga kesal.
Melda sunggu tidak habis fikir ada laki-laki seperti Reza di dunia ini. Laki-laki yang sama sekali tidak mengerti keadaan juga perasaan wanita. Padahal Reza itu memiliki wawasan yang sangat luar biasa dalam pekerjaannya. Dan karena itulah sehingga membuat Faris, tidak ingin melepaskannya kembali ke Malaysia.
"Kamu ke sini buat apa? Apa kamu hanya ingin menatapku seperti ini saja?" Tanya Melda kembali karena Reza belum juga bersuara.
"Aku ingin bicara denganmu, tapi bukan di sini!" Jawab Reza.
"Kenapa? Kamu takut ada yang lihat? Sampai kapan kita harus kucing-kucingan kaya gini? Aku capek tau ngga!" Melda berkata dengan penuh emosi.
"Tolonglah untuk bersabar sedikit Melda!" Reza berkata-kata dengan tatapan memohon.
"Sampai kapan aku harus sabar? Sampai kamu mendapatkan wanita cantik seperti kemarin di luar kota itu..?" Kata Melda dengan nada yang sudah mulai naik.
"Kamu sudah salah faham! Lebih baik kita masuk dulu ke dalam!" Kata Reza sambil menatap ke sana ke mari dengan tampang begitu khawatir.
"Aku ngga mau dengar apapun dari mulut kamu lagi! Yang aku mau, kamu cepat berfikir bagaimana caranya, agar bisa menikahiku secepatnya!" Ujar Melda penuh ketegasan.
"Apa,, nikah..? Ngga mungkin orang tua kamu mau menikahkan kita!" Jawab Reza sambil menatap Melda, dengan tampang kaget juga kebingungan.
"Makannya aku suruh kamu untuk berfikir!" Ujar Melda yang membuat Reza semakin bingung.
"Berfikir apa?" Tanya Reza bingung.
"Berfikir untuk menghamiliku secepatnya, biar keluargaku terpaksa menikahkan kita," Melda berkata dengan penuh keyakinan, yang membuat jantung Reza hampir berhenti berdetak saking kagetnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
Upi Rohayati
thor Reza nya ko ganteng bgt ya
2022-12-23
1
Jawaria Onha
Melda kamu itu orangnya cantik banget jangan segitunya kali depan Reza yang tidak punya hati.
2022-11-22
1
Erviana Erastus
waduh Mel nggak ada jalan lain kah, ? jujur aza sama papa dan mama angkatmu
2022-11-09
1