Cinta adalah sesuatu yang paling berpengaruh pada setiap insan, terutama pada wanita yang selalu menggunakan perasaan dalam sebuah hubungan asmara. Melda yang baru merasakan cinta pertama, begitu sangat hancur dan terluka, di saat dia harus mengorbankan perasaannya, demi mewujudkan apa yang menjadi keinginan juga harapan orang tuanya, yang sudah pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya.
Demi bakti dan rasa kasih sayang yang begitu besar terhadap orang tuanya, Melda terpaksa harus mengorbankan perasaannya sendiri. Di saat belum mengenal cinta, Melda selalu berharap agar dia bisa merasakan cinta, hanya pada satu pria di dalam hidupnya. Tapi kenyataan yang terjadi, malah cinta pertama yang baru dia rasakan dalam waktu yang begitu singkat, harus berakhir dengan luka hati yang teramat menyiksa.
Setelah masuk melewati pintu belakang, Melda memilih untuk langsung naik ke lantai atas melewati tangga bagian belakang. Dia tidak ingin ada yang curiga melihat wajahnya yang terlihat begitu sembab. Sambil mengusap sisa air mata di wajahnya, Melda pun melangkah menuju kamarnya.
Sampainya di dalam kamar, Melda langsung bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan wajahnya. Tapi baru beberapa langkah, dia kembali teringat dengan Reza yang tadi dia tinggalkan di taman belakang. Akhirnya Melda memilih untuk melihat keberadaan Reza melewati jendela kamarnya.
Setelah gorden terbuka, Melda langsung menatap ke bawah mencari-cari keberadaan Reza. Tapi yang dia cari tidak terlihat sama sekali. Akhirnya dia pun kembali melangkah masuk ke dalam kamar mandi, untuk segera membersihkan riasan di wajahnya yang sudah sangat berantakan.
Reza yang sedang melangkah menuju ruang keluarga untuk bergabung dengan keluarga Permana, yang terlihat begitu bahagia juga bersemangat dengan pertunangan Melda dan Farel, berusaha untuk tetap tegar walaupun hatinya begitu hancur. Ekspresi yang Reza tunjukkan sangat berbeda jauh dengan apa yang sedang dia rasakan saat itu.
"Kamu darimana Za?" Tanya Faris setelah Reza duduk di sampingnya.
"Aku baru selesai terima telepon dari Bos aku di Malaysia." Jawab Reza berbohong.
Reza sengaja membawa-bawa nama Pak Rendra, biar dia bisa mengatakan rencananya untuk segera kembali ke Malaysia. Karena dia sudah pastikan, kalau Aleta yang juga sedang menatapnya akan menanyakan tujuan Pak Rendra menelponnya, karena Aleta adalah orang yang selalu ingin tahu dengan apa saja yang bersangkutan dengan Abangnya itu.
"Dia memintaku untuk segera kembali ke Malaysia, karena ada pekerjaan di perusahaannya yang belum aku selesaikan!" Jawab Reza sambil menatap satu persatu orang-orang yang berada di depannya.
"Memangnya pekerjaan apa yang belum kamu selesaikan?" Tanya Faris dengan tatapan mencari tahu.
"Pekerjaan pembangunan hotel besar milik Pak Rendra yang aku tangani, tapi sempat tertunda dan akan segera di lanjutkan kembali."Jawab Reza berbohong dengan tampang yang begitu serius.
"Jadi kamu akan kembali ke sana?" Tanya Faris.
"Iya,,! Aku harus bertanggung jawab atas kontrak kerja yang sudah aku sepakati. Aku minta maaf karena tidak bisa bekerja lebih lama lagi di sini." Reza berkata sambil menatap Papa Fahri juga Faris secara bergantian.
"Ngga apa-apa Za,,! Malahan aku sangat berterima kasih, karena kamu sudah mau membantu dalam perusahaan aku." Ujar Papa Fahri sambil tersenyum ramah.
"Iya Za,, kamu ngga perlu minta maaf! Justru kita yang harus minta maaf, karena telah merepotkan kamu dalam perusahan kita." Sambung Faris.
Mendengar apa yang di katakan Reza, Papa Fahri juga Faris yang sudah sangat mengerti dengan perusahaan, juga tanggung jawab di dalamnya, terpaksa harus menerima keputusan Reza. Apalagi Reza sudah menjadi pegawai tetap di perusahaan Pak Rendra.
Tanpa mereka semua sadari, Melda yang terlihat begitu menderita, sedang mendengar apa yang mereka bicarakan dari balik dinding ruang keluarga itu. Air mata yang tidak ingin dia keluarkan lagi, kembali tertampung memenuhi kelopak matanya yang indah. Melda sangat tidak menginginkan perpihsahan itu, tapi biar bagaimanapun dia harus melepaskan laki-laki yang sangat dia cintai itu, untuk pergi dari sisi hidupnya .
Setelah menarik nafas dalam-dalam sambil menghapus air matanya, yang hampir saja tumpah membasahi wajahnya, Melda pun berkata-kata dalam hatinya dengan tampang yang terlihat begitu menyedihkan.
"Baang,, aku akan selalu mengingatmu sebagai cinta pertamaku. Aku harap suatu saat nanti, kamu akan menemukan seorang wanita yang bisa membuatmu bahagia." Melda berkata-kata dalam hati sambil menahan air matanya.
Setelah itu Melda langsung melangkah menghampiri Reza dan keluarganya yang sudah menunggunya. Melda melangkah sambil tersenyum yang terlihat begitu di paksakan. Dan di saat dia hendak duduk di samping Mama Alira, Tante Leni yang juga ada di situ bersama Boy, segera berdiri dan menarik tangannya sambil berkata.
"Sayang,, kita harus mengabadikan kecantikanmu dulu sebelum acara di mulai!" Tante Leni berkata sambil menarik tangan Melda sedikit menjauh dari yang lainnya.
Melda hanya menurut tanpa ekspresi mengikuti kemauan Tantenya, yang terlihat begitu bersemangat. Dengan tampang yang terlihat begitu tidak bersemangat, Melda pun bergaya mengikuti arahan Tante Leni yang sudah siap memotret dengan kamera di tangannya. Tapi belum sempat Tante Leni memotretnya, Mama Alira tiba-tiba bersuara karena melihat ekspresi wajah Melda.
"Sayang,, ko kamu sepertinya tidak bahagia?" Ujar Mama Alira yang membuat Melda jadi salah tingkah.
"Ngga ko Ma! Akuu,, aku sangat bahagia!" Jawab Melda terbata-bata, sambil berusaha untuk tersenyum semanis mungkin.
"Gitu dong sayang! Malam ini adalah malam yang sangat bahagia untuk kita semua, Jadi kamu harus selalu tersenyum! Karena senyumanmu itu akan menyempurnakan kecantikanmu! Benar ngga Zaa?" Kata Mama Alira sambil tersenyum menatap Melda dan Reza secara bergantian.
"Benar Tante!" Jawab Reza sambil tersenyum kepada Mama Alira, tanpa melirik Melda sama sekali.
Reza memilih untuk tidak menatap Melda sama sekali sejak tadi. Dia sangat tidak sanggup melihat Melda karena mengingat kata-kata Melda di taman belakang, kalau Melda akan sangat menderita bila berada jauh darinya. Dan karena hal itu, sehingga dia berpikir harus bersikap dingin dan cuek terhadap Melda, biar Melda tidak terlalu merasa kehilangan di saat dia pergi nanti.
Sedangkan Melda yang menyadari sikap Reza yang berubah seketika, langsung mengerti dengan jalan pikiran Reza. Dia sadar kalau Reza sangat terpaksa melakukan itu, karena dia pun tahu kalau laki-laki yang sudah mengobrak-abrik perasaannya itu, juga sangat mencintainya dengan sepenuh hati. Setelah menarik nafas dalam-dalam, Melda yang terlihat begitu seksi dengan baju yang dia kenakan, langsung tersenyum dengan sebelah tangannya berada di pinggangnya, menghadap Tante Leni yang sudah siap untuk memotretnya.
Di saat yang lainnya sedang memperhatikan Melda dan Tante Leni, Aleta malah fokus memperhatikan ekspresi dan tingkah Abangnya, yang menurutnya sedikit aneh. Reza memang laki-laki yang sangat dingin dan kaku, tapi sikapnya malam itu begitu berbeda di mata Aleta yang sudah sangat mengenalnya.
Aleta merasa ada sesuatu yang sedang di sembunyikan Reza darinya. Dia yakin kalau Reza sedang tertekan dengan masalah yang begitu rumit. Ingin sekali dia mengetahui masalah yang sedang di pikiran Abangnya, tapi dia tidak bisa menanyakan semua itu di depan keluarga Permana, karena dia takut itu menyangkut privasi Reza.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
Yanti
aleta kasian abgmu tersiksa karena cinta, kalo kamu menyayangi abgmu bujuk mertuamu supaya tidak terjadi perjodohan, kasian kan mereka harus menderita menahan rasa cinta yg saaangat sulit untuk mereka hilangkan..
2023-04-09
0
Oppo Neo
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-02-20
0
Hasni
kasian melda sama Reza Thor
2022-11-25
0