Sudah sejam sejak penyerangan monster dimulai. Pos baris depan juga sudah mulai tertembus, pos 1, pos 2 dan pos 3 telah kosong.
Karena banyaknya monster yang menyerang persediaan amunisi mulai menipis.
"Kirim orang yang terluka ke tenda! Mundur perlahan jangan ada yang tertinggal."
Mayor Gregor memerintah sambil terus menembaki monster. Monster yang berada di depannya adalah seekor minotaur. Monster yang mirip dengan sapi tapi memiliki otot yang besar dan berdiri layaknya manusia itu membawa kapak besar di bahunya.
"Mati kau *******!"
Setelah melempar granat dan terus menembakinya dengan M240 akhirnya minotaur itu tumbang.
"Sialan! Sampai kapan mereka akan menyerang."
"Bantuan udara akan tiba dalam 5 menit!"
Seorang prajurit meneriakkan informasi yang membuat semangat tentara memuncak.
"Angel of Death akan membantu kita! Terus bertahan!"
"OOoooooo!!!"
Semangat para tentara mencapai maksimal karena bantuan udara yang akan tiba adalah Angel of Death. Itu adalah pesawat tipe Lockheed AC-130 Gunship.
Pesawat yang sangat mengerikan, itulah kenapa ia disebut Angel of Death.
"Tetap bertahan! Setelah ini selesai, kita akan minum alkohol kualitas tinggi!"
"HooooO!!!!!"
Mayor Gregor juga membantu membangkitkan semangat tentara. Walaupun begitu tetap saja masih ada tentara yang takut.
Mereka terus bertempur berharap bantuan udara akan segera tiba.
"Waaaahhhh!!!! Semuanya liat ke atas!"
Mayor Gregor yang mendengar seorang prajurit berteriak pun melihat ke atas. Ia sangat terkejut setelah melihat ke atas.
Di langit terdapat kadal atau sesuatu yang mirip sedang terbang di langit dan memiliki ukuran yang bukan main. Ada 1 kadal terbang dengan sayap kalelawar yang sangat besar didampingin oleh 5 monster yang mirip dengan itu namun lebih kecil.
"Itu naga dan wyvern! Luncurkan pertahanan udara!"
Mayor Gregor langsung memerintah lagi.
3 roket pun meluncur ke langit dan menargetkan monster yang paling besar.
Namun sayang, roket itu dihalau oleh wyvern. Sepertinya naga itu adalah pemimpin dari gerombolan monster yang menyerang kamp.
Naga itu pun membuka mulutnya dan mulai mengeluarkan api.
"Awas! Monster itu akan menyemburkan api!"
Tentara yang berteriak itu mendorong temannya yang memegang peluncur roket.
Naga itu pun menyemburkan apinya dan berhasil membakar 3 tenda tentara. Lebih buruk lagi di salah satu tenda itu terdapat 2 tentara.
"Sial!"
"Dia bersiap semburan kedua! Semuanya berpencar!"
Moral para tentara pun mulai turun. Mereka tidak akan menyangka melawan monster yang begitu mengerikan.
Monster itu kebal terhadap peluru .50mm, itu sudah seperti tank terbang.
Saat naga itu ingin menyemburkan apinya tiba-tiba saja tubuhnya meledak. Sekali ledakan hanya menghancurkan sisiknya dan membuat lengan monster itu putus.
Namun tidak berapa lama setelah ledakan itu, ledakan berikutnya pun menyusul. Total ledakan yang diterima naga itu sampai 6.
Ternyata yang menembak naga itu adalah squadron jet tipe F-18 Hornet.
Naga itu pun terjatuh detengah kamp dengan badan yang hancur namun masih hidup. Semua wyvern yang melindunginya juga mulai berjatuhan. Ledakan demi ledakan di langit seperti sebuah kembang api yang membuat semangat tentara kembali bangkit.
Sesampainya di darat naga itu langsung di lempari granat dan diluncuri roket. Hingga akhirnya naga itu mati dengan mengenaskan.
Sisa monster yang berada di daratan mulai tidak teratur. Mereka ada yang kabur ke dalam hutan dan ada juga yang terus menyerang. Namun semua dihabisi oleh Angel of Death.
AC-130 tanpa pandang bulu menembak daratan. Karena struktur tubuh manusia berbeda dengan monster, membuat kru penembak lebih mudah menargetkan musuh. Walaupun di kegelapan malam Angel of Death masih dapat melihat dengan jelas karena menggunakan thermal mode
Beberapa pesawat C-130 Hercules, menerjunkan paratrooper dan kotak-kotak persediaan.
Tentara yang didarat pun senang dengan bantuan pusat yang tiba tepat waktu. Walaupun begitu mereka tetap tidak diam, mereka menghabisi monster-monster yang masuk ke kamp.
Hingga beberapa menit kemudian semua monster sudah dihabisi. Kecuali monster yang sudah masuk lebih dalam ke hutan.
AC-130 tetap tidak bisa sembarang menembak ke hutan. Karena itu akan menyebabkan kebakaran yang lebih besar lagi.
Mayor Gregor tidak menyangka bantuan benar-benar tiba. Pusat mengatakan tidak bisa mengirim bantuan karena cuaca buruk, tapi sekarang keajaiban terjadi.
"Yang Mulia pasti memaksa para petinggi lagi."
Mayor Gregor tersenyum memikirkan rajanya yang sangat baik.
"All Hail Rogne Forte!!!"
"All Hail Rogne Forte!!!"
"All Hail Rogne Forte!!!"
Semua tentara bersorak gembira, tapi perasaan mereka yang sebenarnya sangat tidak jelas. Ada juga tentara yang sedang memeluk rekannya yang sudah tidak bernyawa. Ada juga yang sedang mencari temannya.
Mayor masih bisa menahan air matanya. Ia merasakan sakit yang luar biasa di hatinya karena melihat bawahan dan rekannya meninggal dengan cara yang mengenaskan.
Sekuat apapun tentara kalau melihat rekannya yang telah berjuang bersamanya meninggal, akan membuatnya sedih.
Mayor Gregor melihat sekitar kamp yang sudah berantakan. Ia meletakkan tasnya dan M240 ke tanah lalu kembali berjalan mengitari kamp.
Ia beberapa kali memeluk tentara yang sedang menangis dan sudah meninggal. Mereka semua adalah bawahannya yang sangat ia kagumi.
Dia mulai menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa menolong mereka. Ia pun terus berjalan menuju ruang kontrol.
Di ruang kontrol ia melihat Letnan Harald yang sedang tergeletak di lantai. Letnan Harald memiliki luka robek pada perutnya.
Mayor Gregor pun terkejut dan langsung menghampiri Harald.
"M-mayor, a-apa... Itu kau....?"
Letnan Harald hanya menebaknya saja. Tapi ternyata itu benar Mayor Gregor.
"Ya ini aku."
"Syukur...lah... Apa aku... berhasil?"
"Ya kau berhasil Letnan Harald... Kau berhasil melindungi tempat ini dan meminta bantuan udara."
Mayor Gregor pun mulai mengeluarkan air matanya yang telah terpendam. Baginya Letnan Harald adalah ajudannya yang sangat berharga. Ia sudah tidak sanggup menahan air matanya.
Letnan harald saat ini tidak bisa melihat. Jadi hanya tangannya lah yang merasakan keberadaan Mayor Gregor.
"Mayor... Aku... Sangat ngantuk."
"Ya, tidurlah dengan nyenyak... Istirahatlah... Kamu sekarang sudah bebas... Kami tidak akan menggangu tidurmu."
Mayor Gregor menjawab dengan terisak. Ia tidak sanggup menahan tangisnya. Begitu juga orang-orang yang berada di ruangan itu.
Letnan Harald sudah menjadi pahlawan bagi orang-orang yang berada di ruang kontrol. Dia mempertaruhkan nyawanya melindungi rekannya yang terus meminta bantuan udara.
Namun takdir berkata lain. Letnan Harald memang berhasil membunuh musuh-musuhnya, tapi luka yang ia terima sangat besar. Ia mendapat 3 sayatan cukup dalam di punggungnya, di lengannya juga ada beberapa sayatan. Dan terakhir adalah sayatan pada perutnya yang sangat lebar dan dalam.
Sebuah keajaiban Letnan Harald masih hidup sampai Mayor Gregor datang.
Hingga akhirnya Letnan Harald menghembuskan nafas terkahirnya di pelukan Mayor Gregor. Ia pergi dengan senyuman terpampang diwajahnya.
Betapa bahagianya dia pergi di pelukan sahabatnya, rekannya dan atasannya.
Mayor Gregor pun melepaskan semua emosinya dan menangis seperti anak kecil. Obrolan terakhir yang didengar oleh Mayor Gregor adalah tentang soto yang ia belum habiskan.
Semua orang di ruangan itu juga menangis seperti anak kecil. Mereka begitu sedih melihat pahlawannya pergi meninggalkan mereka.
"... Kalian boleh berhenti bekerja dan berkumpulah di lapangan... Tinggalkan aku sendiri..."
Tidak ada yang menjawab perintah Mayor Gregor. Mereka hanya menunduk sedih dan menghapuskan air mata mereka. Mereka tau betapa dekatnya hubungan Mayor Gregor dengan Letnan Harald. Sampai Letnan Harald meminta Mayor Gregor untuk memberikan nama pada putranya yang akan lahir bulan depan.
"Harald terima kasih atas jasamu... Terima kasih dan selamat tinggal..."
Mayor Gregor pun menghampiri mic dan berbicara.
"Disini Mayor Gregor, korban jiwa belum terhitung. Kami meminta izin untuk meninggalkan posisi kami untuk sementara. Karena kami ingin berkumpul untuk berduka pada para korban."
Mayor Gregor pun menunggu beberapa saat. Hingga komunikasi terhubung lagi.
"Kami menerima izin kalian. Kami turut berduka atas kehilangan rekan kalian."
"Terima kasih."
Komunikasi pun berakhir. Mayor Gregor hanya mematikan mic, jadi peralatan komunikasi masih aktif dan kapan saja bisa di pakai.
Meyor Gregor pun mengangkat tubuh Letnan Harald. Ia menggendong Harald di depan dadanya.
Sambil menahan tangisnya Mayor Gregor meninggalkan ruangan.
Di luar para tentara sudah membuat barisan jalan. Mereka juga memberika hormat pada Mayor Gregor, atau lebih tepatnya ke tubuh Letnan Harald yang ada di gendongan Mayor Gregor.
Penghormatan terakhir untuk seorang tentara. Barisan itu sampai ke tengah lapangan.
Tubuh Letnan Harald diletakkan di peti yang sudah dibuat. Hanya Letnan Harald yang di masukkan ke dalam peti, sedangkan mayat yang lainya tergeletak di atas kain dan ditutupi oleh kain putih.
Setelah mengumpulkan mayat para tentara yang sudah meninggal. Tentara yang masih hidup pun berbaris. Mayor Gregor menjadi pemimpin barisan.
Mereka semua menghadap ke para korban perang.
"Malam ini... Kita kehilangan rekan kita... Sahabat kita... Kekasih kita... Keluarga kita... Tapi kita, tidak akan terpuruk dan terus bangkit. Kita akan membawa semua cita-cita mereka. Kita akan terus melangkah maju.
Wahai rekan kami yang sudah berjuang hingga titik darah penghabisan... Malam ini kita akan memberikan penghormatan terakhir pada kalian wahai para pahlawan."
Mayor Gregor pun memberikan hormat pada para korban. Semua tentara dibelakangnya juga memberikan penghormatan terakhir.
Malam itu menjadi malam yang panjang bagi mereka. Tentara yang baru tiba langsung bertugas sedangkan tentara yang sudah mengalami perang dengan monster pun beristirahat. Walaupun sebenarnya mereka tidak bisa beristirahat karena masih ada beberapa yang trauma.
Malam itu 82 orang meninggal, 29 orang menghilang, 16 orang terluka parah, 20 orang luka ringan. Total korban dari pihak Rogne Forte 147 orang dari 700 orang. Sedangkan bantuan tentara yang tiba berjumlah 150 orang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
agen
next chapter
2021-03-26
0
Cidddx
mantap lanjut thor
2021-01-31
0
Sujaandy
hmm lebih bagus dari pada yang di sebelah, setidaknya ada korban jiwa yang jatuh saat mereka memperluas wilayah di versi yang ini.
2020-10-14
3