Setelah cerita itu berakhir Alice terus menangis dan meminta maaf padaku, walaupun aku tidak tau apa yang menyebabkan ia meminta maaf kepadaku.
"Maaf... Hiks... Maaf... Karena aku kamu jadi seperti itu."
"Ya, tidak apa kamu tidak perlu meminta maaf. Karena saat ini kita masih hidup dan sedang bersama. Jadi berhentilah menangis dan meminta maaf, karena itu hanya akan membuat wajahmu cantikmu menjadi jelek."
Aku terus menghiburnya agar Alice tidak lagi menangis dan kembali tenang.
"Alice di dunia kita sebelumnya, kita telah mati. Jadi, ayo kita berjuang untuk hidup bersama di dunia yang baru ini."
Setelah mendengar itu Alice semakin tenang dan mulai menyemangati dirinya sendiri.
"Ya, aku akan selalu bersamamu Frantz."
"Terima kasih, Alice."
Setelah itu kami tidak menyangka jika matahari telah terbenam. Dan kami setuju untuk segera keluar kamar untuk makan, karena dari semenjak kami datang ke dunia ini kami sama sekali belum memakan apapun.
Setelah kami membuka pintu, kami dikejutkan oleh banyak orang yang tiba-tiba berlutut kepada kami.
"Siapa kalian? Bagaimana bisa kalian bisa disini?"
"Maafkan kekasaran saya, Tuan. Kami adalah pelayan yang diciptakan lalu dikirimkan kepada Anda, Tuan."
"Siapa orang yang mengirimkan kalian? Apakah itu Ayahku?"
"Itu benar, Tuan. Orang yang telah mengirimkan kami adalah Ayah Anda, Tuan."
Orang yang telah menjawab pertanyaanku adalah orang yang berada tepat didepanku. Dia adalah laki-laki dengan umur sekitar 30-40 dengan wajah yang tampan dan memiliki rambut pirang.
"Eh... Jadi, Ayah yang mengirimkan kalian?"
"Iya, Tuan."
"Lalu siapa namamu?"
"Saya... Tidak, tapi kami semua tidak memiliki nama karena kami baru saja diciptakan oleh Ayah Anda dan langsung dikirim kesini."
Ha!? Kalia belum memiliki nama? Bagaimana cara aku memanggil kalian kalau seperti itu?
lupakan, saat ini aku harus makan malam bersama Alice terlebih dahulu.
Alice saat ini terus memeluk tangan kiriku. Apakah ia tidak malu? Terutama dadanya itu menyentuh lenganku. Apa hanya aku yang sedang menahan malu?
"Baiklah kalau begitu. Saat ini aku dan Alice sedang lapar, jadi seseorang antarkan aku ke ruang makan dan siapkan makanan untuk kami. Dan lainnya bekerja sesuai dengan pekerjaan kalian"
"""Baik, Tuan."""
Semuanya pun berdiri dan langsung bubar. Hanya ada beberapa orang saja yang tetap bersamaku, terutama orang yang membalas pertanyaanku tadi.
Semua orang yang membungkuk didepan ku mungkin sekitar 50 orang yang berbaris dengan rapih. Laki-laki itu mengatakan orang yang dikirimkan sebagai pelayan sekitar 100 orang dengan 50 orang laki-laki dan 50 orang perempuan.
Semua orang itu sudah mendapatkan tugasnya masing-masing dari Ayah, sehingga jika mereka disuruh bekerja mereka langsung bubar untuk bekerja.
Orang yang tadi berbicara padaku mengantarkanku keruang makan. Saat dijalan pun Alice tetap memeluk tanganku. Apakah Alice benar-benar tidak malu?
Ya, walaupun sebenarnya akulah yang malu. Tapi aku harus tetap menahan rasa malu itu agar tidak membuatku semakin malu.
"Tuan, mohon maaf jika menyita waktu Anda untuk sementara, karena ada sesuatu yang harus saya berikan kepada Anda, Tuan."
Orang itu tiba-tiba menghadap belakang lalu berbicara sehingga membuatku dan Alice terkejut.
Tapi apa itu "sesuatu" yang akan ia berikan padaku? Apakah itu dari Ayah?
"Tidak apa. Jadi apa yang ingin kamu berikan padaku?"
Setelah aku mengatakan itu, datanglah pelayan perempuan dengan membawa peti yang tidak besar dan tidak juga kecil. Aku pun berpikir apa isi didalam peti itu. Alice pun mungkin juga memiliki pikiran yang sama sepertiku.
Setelah peti itu dipegang oleh pelayan laki-laki yang mengantarku, ia membuka peti itu lalu diserahkan padaku.
"Tuan, ini adalah benda yang dikirimkan oleh Ayah Anda. Dan juga didalam sini ada surat dari Ayah Anda."
Aku meminta Alice untuk melepaskan pelukannya untuk sementara dan Alice pun melakukannya.
Aku pun melihat kedalam peti itu, disana hanya terdapat dua benda yang bertumpuk, diatas adalah sebuah surat lalu dibawahnya terdapat alat seperti tab yang diberikan Ayah padaku untuk mengedit penampilanku.
Pertama aku mengambil surat itu lalu membuka dan membacanya.
[Jika kau menerima surat ini berarti kau telah bertemu dengan pelayan yang aku kirimkan padamu.
Baiklah kembali lagi ke awal. Aku memberikan surat ini untuk memberitahu tentang alat yang bersama srat ini. Pertama alat itu hanyalah untuk sebuah peta.
Kedua adalah alat itu dapat digunakan untuk menentukan tempat pemanggilan atau penciptaan milikmu. Bukankah itu sangat berguna untukmu? Untuk baterai kamu tidak usah khawatir karena alat itu tidak menggunakan baterai, tapi menggunakan mana alam.
Jadi, alat itu akan terus ada seperti alam. Selanjutnya alat itu mungkin dapat membantumu menyelesaikan masalahmu dipulau itu.
Untuk cara memakai alat itu kamu cukup memegangnya lalu mengaktifkannya dan akan ada informasi cara menggunakan alat itu yang akan masuk kepalamu. Tenang saja itu tidak akan membuatmu merasa sakit seperti yang terjadi dulu. Jadi, hanya itu saja yang ingin kuberitahu padamu. Semoga kau bahagia disana.]
Setelah aku membacanya, aku mengembalikan surat itu ke peti lalu mengambil alat yang seperti tab itu.
Saat aku mengaktifkan alat itu, banyak informasi tentang alat itu yang masuk kepalaku. Memang benar itu tidak membuatku merasa sakit seperti yang telah terjadi sebelumnya, tapi tetap saja itu akan membuatku merasa pusing.
Karena aku merasa pusing aku pun memegang kepalaku. Alice yang melihatku seperti itu mungkin merasa khawatir dan memelukku.
"Alice lepaskan terlebih dahulu pelukanmu itu. Aku sekarang sudah tidak apa-apa, jadi tenang lah."
"Apa itu benar kamu tidak apa-apa?"
"Ya aku tidak apa-apa sekarang, jadi lepaskan oke."
"Baiklah"
"Kau memang sangat perhatian ya. Juga bukankah semakin berani sejak pindah ke dunia ini?"
"I-itu hanya pikiranmu saja."
Dia sangat imut...
Kami pun melanjutkan perjalan lagi. Oh ya kotak peti itu dikembalikan ke pelayan perempuan tadi.
Beberapa menit kemudian akhirnya kami telah sampai ke ruang makan. Pelayan itu pun membukakan pintu yang besar, itu sungguh besar.
Kami melihat ruang makan yang sangat mewah, disana ada meja yang sangat panjang dengan bangku yang banyak, mungkin bangkunya ada sekitar 50 dan di ujung sana ada 2 bangku yang sangat mewah.
Apakah dua bangku itu untukku dan Alice?
"Tuan, tempat Anda dan Nyonya Alice berada disana. Tolong duduk terlebih dahulu. Makanan akan segera dihidangkan."
Ucap pelayan itu menunjuk bangku yang telihat mewah di ujung, ia juga mememinta kami untuk duduk disana.
"Iya, terima kasih telah memberitahuku."
"Anda tidak perlu berterima kasih pada saya, Tuan."
Setelah itu aku dan Alice duduk ditempat yang sudah diberitahu oleh pelayan itu. Beberapa saat kemudian beberapa pelayan wanita datang dengan makanan yang dibawanya dan meletakkan makanan itu didepan kami.
Aku makan dengan pelan dan cara yang sopan layaknya para bangsawan. Alice juga makan layaknya bangsawan. Mungkin Alice juga telah diberikan beberapa pengetahuan untuk dunia ini.
Para pelayan hanya berdiri disekitar dan diam tidak bergerak. Aku merasa tidak enak pada mereka.
"Hei kalian makanlah bersama kami. Ini sudah kelewat banyak."
Memang benar makanan yang dihidangkan sangat mewah dan banyak. Tidak mungkin aku dan Alice dapat menghabiskannya.
"Mohon maaf Tuan. Kami tidak bisa melakukan itu."
"Aku tau itu. Jadi makanlah bersama kami."
"Sekali lagi maaf tuan."
aku pun malah kesal dengan tingkah mereka.
"Sudahlah dengarkan kata dia. Itu perintah."
Alice berkata dengan santai tapi aku merasakan hawa intimidasi yang snagt kuat darinya.
Para pelayan itu pun merasa takut dan pada akhirnya mereka duduk dibangku yang ada. Walaupun mereka duduk dengan jarak 5 bangku dari kami tapi itu sudah cukup.
Kami pun makan bersama dan Alice terlihat bahagia menyantap makanannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
PINDAH PLATFORM
Heee oke... akan segera aku Dubbing
2021-07-21
1
agen
next chapter oyy
2021-03-26
0
°S~code°•
semangat up nya author
2021-01-18
0