Aku dan Alice makan malam dengan tenang berama dengan para pelayan. Ternyata pelayan disini sangat terlatih seperti seorang bangsawan. Mereka Makan tanpa mengeluarkan suara yang berlebihan.
Setelah beberapa menit aku dan Alice telah selesai makan. Karena acara makan malam kami telah selesai, aku kembali mengaktifkan tab. Walaupun aku sudah tau cara dan kegunaan tab itu, aku harus tetap belajar agar dapat terbiasa menggunakannya.
Saat aku mengaktifkannya aku malah kebingungan ingin melakukan apa. Alice yang sepertinya melihatku kebingungan memulai pembicaraan.
"Ada apa, Frantz? Mengapa kamu terlihat kebingungan apa ada sesautu?"
"Ah... Maaf, aku sekarang memang sedang bingung."
"Bingung kenapa?"
"Aku hanya bingung dengan alat ini. Di surat yang bersama alat ini dapat membantuku membuat apa saja yang kusuka dipulau ini. Tapi aku masih bingung ingin melakukan apa."
Aku sambil menunjukkan tab yang sedang kupegang.
"Jadi hanya itu yang kamu bingungkan?"
"Ya, hanya itu saja."
"Kalau bisa bicarakan diruangan yang lain saja. Karena biarkan mereka merapihkan ini terlebih dahulu."
Alice sambil menunjuk meja makan.
"Sepertinya kamu benar. Baiklah ayo kita kembali ke kamar."
Aku sedikit merasa bersalah pada para pelayan.
Setelah aku mengajak Alice untuk pergi kemar, aku memanggil pelayan yang tadi telah mengantarkanku ke ruang makan untuk mengantar kami kembali ke kamar kami. Karena aku sendiri tidak inget jalannya.
Kastil ini besar sekali.
Sesampainya kami di depan pintu kamar, pelayan itu minta izin untuk kembali bekerja dan aku pun mengizinkannya.
Setelah pelayan itu pergi aku membuka pintu kamar dan ternyata didalam kamar telah rapi dan ada ada sebuah batu berwarna untuk menerangi kamar.
Apa itu batu sihir? Terlihat sangat simple.
Aku terkejut dengan kamarku yang telah berubah menjadi lebih rapi. Walaupun sebelumnya memang sudah rapih.
"Hebat sekali mereka dapat merapihkan kamar ini dalam sekejap. Apakah ini dibantu sihir?"
"Ya, aku pikir juga begitu."
"Apakah kamu juga bisa sihir Alice?"
"Sepertinya aku bisa."
"Heee... Kenapa kamu berpikir sepertinya?"
"Ya itu aneh saja. Aku juga tidak tau caranya tapi di dalam otakku banyak kata-kata dan cara menggunakan sihir. Itu seperti aku talah berlatih selama puluhan tahun."
"Sepertinya cara menggunakan sihir telah di masukkan ke otakmu. Itu sudah tidak aneh."
Setelah pembicaraan singkat itu kami ke balkon yang kebetulan sudah ada meja kecil dengan 4 kursi yang saling berhadapan. Aku dan Alice duduk berhadapan dengan posisi pinggiran balkon disamping kami.
Entah mengapa aku merasa kalau ini membuat kami merasa canggung, apa aku perlu memanggil pelayan untuk mengantarkan beberapa cemilan dan teh?
"Alice apa kau perlu teh dan cemilan?"
"E-eh ya aku membutuhkannya, sangat membutuhkan."
"Hm? Ada apa denganmu?"
"Tidak ada, sama sekali tidak ada apa-apa."
Alice sepertinya sedang memikirkan sesuatu. Mungkin ini masih menjadi kejutan untuknya. Orang telah merasakan kematian lalu dihidupkan kembali pasti akan merasa aneh.
"Benarkah?"
"Y-ya itu benar, lagi pula bukankah kamu ingin mengambil beberapa cemilan dan teh?"
"A-ah aku lupa, maaf."
Aku pun berjalan ke pintu dan membukanya. Saat, aku membukanya mungkin hanya kebetulan ada seorang pelayan perempuan yang lewat di depanku.
"Ah Tuan, selamat malam. Apa Anda memerlukan sesuatu?"
"Tolong bawakan aku teh dan beberapa cemilan malam."
"Baik Tuan. Saya akan segera mengantarkannya kepada Anda."
Setelah menerima perintahku ia langsung pergi. Lalu aku kembali lagi ke tempat Alice yang sedang menunggu dan duduk disana.
Sekali lagi aku melihat Alice yang sedang memikirkan sesuatu. Apa memang ada sesuatu yang mengganggunya?
"Alice ada apa?"
"Ti-tidak apa-apa kok."
Dia seperti menyembunyikan sesuatu dariku?
"Apa benar tidak apa-apa?"
"Ya. Kenapa kamu sangat cepat bukankah kamu ingin mengambil cemilan dan teh?"
"Ah itu, tadi saat aku membuka pintu kebetulan ada seorang pelayan perempuan yang lewat, jadi aku meminta bantuan padanya."
"Oh begitu."
Setelah itu aku duduk lagi didepannya dan kembali mengaktifkan tab. Aku mencoba untuk tidak terlalu mngkhawatirkan ALice. Karena aku pikir ia membutuhkan waktu untuk sendiri.
Tab ini menampilkan proyeksi 3D pulau ini dengan sangat rinci. Di pojok kiri bawah terdapat Legenda (legenda yang biasa ada dipeta). Ini akan sangat bermanfaat.
Tidak lama setelah aku mengaktifkan tab dan bermain sebentar dengan tab itu. Aku mendengar ada suara ketukan dari luar.
Saat aku ingin bergerak untuk kesana, Alice tiba-tiba berdiri dan menjawab pelayan itu.
"Masuk."
Ucap Alice dengan sedikit teriak agar terdengar sampai balik pintu.
"Permisi."
Jawab pelayan itu dengan sopan dan membuka pintu.
Pelayan yang masuk berjumlah 2 orang, Pelayan yang pertama tidak membawa apa-apa lalu dibelakangnya ada pelayan kedua membawa sebuah troli yang diatasnya terdapat makanan ringan seperti biskuit dan sebuah teko teh dengan 2 gelas di sampingnya.
Mereka berjalan dengan hati-hati menuju kami. Ketika sampai pelyan kedua memindahkan makanan dan minuman itu ke atas meja dengan hati-hati juga.
Lalu pelayan yang pertama merapihkan makanan dan minuman. Setelah selesai mereka keluar lalu menutup pintunya.
Setelah para pelayan itu pergi Alice menuangkan teh untuknya dan untukku. Ketika aku melihat ia menuangkan teh untukku, entah mengapa aku merasa sangat bahagia di dalam hatiku.
Kalau dilihat situasi saat ini seperti aku yang salah karena hanya aku hanya sibuk dengan alat yang sedang kupegang. Walaupun ini seperti di film dengan istri yang menuangkan teh pada suaminya yang sedang bekerja.
Tapi aku saat ini sedang tidak bekerja.
Hmmm.... Biarkan sajalah, lagipula aku juga tidak memiliki topik yang bagus untuk dibicarakan. Dan juga ini sudah lama aku tidak melihatnya karena ia meninggal, jadi ini masih seperti sebuah mimpi bagiku.
Daripada memikirkan itu sebaiknya aku mencoba alat ini saja dulu.
Ketika aku sedang mengoperasikan alat yang sedang kupegang, Alice memberikan teh yang telah dituangkan untukku.
"Frantz, ini tehmu."
"A-ah terima kasih."
"Hmmm... Ada apa?"
"T-tidak, tidak ada apa-apa."
"Hmmm... Gitu ya."
E-eh ada apa ini? Mengapa wajahnya sedih seperti itu? Apakah ini salahku? Apakah karena aku mengabaikannya?
"A-ada apa Alice? Mengapa wajahmu menjadi sedih?"
"Tidak aku hanya berpikir, kamu pasti merasa aneh bukan? Karena aku dulu telah mati."
Sial!!! Ternyata ia memikirkan itu sialan. Sudah aku duga ia pasti memikirkan itu. Mungkin ia masih memiliki perasaan bersalah padaku.
Ini sudah pasti salahku. Aku harus minta maaf padanya. Ya, aku harus minta maaf.
Aku berdiri dan membungkuk padanya untuk meminta maaf.
"Alice! Tolong maafkan aku. Maaf, aku berpikir seperti itu! Jadi kumohon maafkan aku."
Setelah aku mengatakan itu aku mengintip wajahnya. Aku melihat ia menutup mulutnya dan menangis. Jadi aku berdiri kembali dan menanyakannya.
Aku ingin mengalap air mata itu tapi tanganku tidak bisa menggapainya. Bukan karena tanganku tidak mencapainya, tapi karena aku merasa sangat bersalah sehingga aku tidak bisa bergerak.
"Ada apa Alice? Mengapa kamu malah menangis?"
"Ti...tidak apa-apa...aku hanya... merasa... senang... kamu masih...menganggapku ada..."
Ia menjawabku sambil menangis. Aku tidak tau ingin membalas apa. Aku sangat bingung untuk menjawabnya.
"Aku ingin melakukan itu?"
What!? Apa maksudnyadengant itu? Kamu membuatku semakin bingung.
"A-apa maksudnya dengan 'itu' Alice?"
"Y-yang kau lakukan padaku sebelum aku pindah untuk pemeriksaan."
"Aaaa... Baiklah mari kita lakukan itu lagi malam ini."
Melakukan itu ternyata adalah kesalahanku di masa lalu. Aku tidak menyangka akan menjadi rumit seperti ini.
Pada akhirrnya pun kami melakukannya lagi. Dulu memang sebuah kesalahan tapi sekarang aku akan menjaganya dan membuat dia bahagia di dunia ini.
Aku akan melakukan apapun untuk melindunginya. Itu adalah sumpahku...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
PINDAH PLATFORM
Wah wah wah, ada sedikit ecchinya Thor. Aduh gimana nih yak, kita ngedubingnya mungkin akan sedikit gimana gitu wkwkwk
2021-10-18
0
agen
next chapter Ngew pokoknya harus
2021-03-26
0
°S~code°•
lanjut thor
2021-01-18
0