Sudah 6 bulan berlalu sejak merdekanya negara Rogne Forte. Negara Rogne Forte telah menjadi negara lebih hidup. Karena memang tidak ada peperangan dan rakyatnya juga mempercayaiku jadi untuk menstabilkan negara sangat cepat.
Di pagi hari yang cerah aku terbangun dan melihat Alice yg tertidur dengan nyenyak. Aku melihat perut Alice yang sudah cukup membesar, ya Alice sedang hamil. Sudah sekitar 2 bulan yang lalu Alice hamil, pada saat itu aku sangat panik karena mendengar ia hamil.
Namun tidak kusangka kalau negara ini akan begitu hebat. Banyak dokter, guru dan bermacam profesi lainnya sangat profesiaonal. Sebaiknya aku ke daratan, ya aku harus kedaratan segera.
Alasannnya adalah untuk mencari sumber daya alam dan mengatasi kepadatan penduduk. Walaupun pulau ini sangat luas dan kota penduduk juga tidak terlalu padat. Namun tidak tau di masa depan akan seperti apa. Dan terakhir mencari peradaban.
Ketika aku menyusun rencana untuk pergi ke daratan aku dikejutkan oleh Alice yang terbangun dari tidurnya yang nyenyak.
"Selamat pagi, sayang. Apa yang sedang kamu lakukan pagi-pagi ini"
Dia memanggilku sayang karena tepat seminggu setelah merdekanya negara ini kami menikah. Pernikahan kami sangat spektakuler. Diiringi oleh militer berkeliling kota. Dan juga sambutan dari angkatan udara. Saat itu gerbang benteng istana juga dibuka untuk umum.
"Ya, selamat pagi juga. Aku hanya sedang menyusun rencana untuk ke daratan yang ada dibawah dan membangun negara kita disana."
"Jadi apa kamu ingin pergi?"
"Tenang saja aku tidak akan meninggalkan kamu. Aku hanya ingin memiliki wilayah selain disini dan juga kita masih membutuhkan sumber daya alam untuk berbagai macam hal."
Aku menjawabnya dengan panik agar ia tidak salah paham. Ya entah mengapa semenjak Alice hamil ia semakin sensitif pada banyak hal dan selalu khawatir pada hal kecil. Semua itu membuatku semakin mengkhawatirkannya. Padahal bari 2 bulan...
Setelah mendengar jawabanku Alice hanya mengangguk dan menghampiriku.
"Alice bagaimana keadaanmu? Apakah kamu merasakan sakit."
"Tidak, kau sangat overprotektif sekali."
"Ya mau bagaimana lagi, kau memang selalu membuatku khawatir. Tunggu sebentar Alice, aku ingin memanggil Suigin untuk memanggil para perwakilan."
"Ya."
Setelah itu aku pergi keluar dan mencari Suigin. Aku mencarinya sekitar 10 menit dan langsung memerintahkannya untuk memanggil para perwakilan.
Karena aku sudah memerintahkan Suigin aku meminta salah satu maid yang sedang bekerja untuk segera menyiapkan makanan untuk sarapan.
Setelah itu aku langsung kembali ke kamar dan aku melihat Alice yang sedang tertidur sofa dengan kepala berada di sisi sofa. Mungkin ia sangat lelah karena terus membantuku sampai malam dan dengan kondisinya yang sekarang.
Aku mengambil selimut yang ada di ranjang dan meletakkannya di punggung Alice. Setelah itu aku langsung pergi ke kamar mandi dan bersiap-siap.
Aku menghabis waktu 10 untuk mandi dan mengenakan pakaianku. Lalu aku membangunkan Alice dan menyuruhnya untuk bersiap-siap.
Aku menunggu Alice yang bersiap-siap sekitar 20 menit. Dan itu sudah dibantu oleh pelayan.
"Kalau begitu Alice ayo kita sarapan"
"Ya"
Kami menuju ruang makan dengan didampingi oleh 2 penjaga pintu kamar kami yang membawa senjata api bertipe M4 Carbine. Ya, mereka adalah pengawalku dari militer. Mereka bernama Smith dan Ken. Mereka hanya lebih tua beberapa tahun dariku.
Seperti biasa kami makan layaknya seorang bangsawan. Pelayan dan penjaga tadi tidak ikut sarapan karena mereka sarapan lebih awal. Aku lah yang membuat peraturan itu karena aku bosan jika harus menyuruh mereka ikut makan denganku.
Hidangannya juga tidak mewah seperti dulu yang serba ada. Pagi ini hidangannya adalah 2 sandwich, 1 salad sayur dan 1 telur. Ini cukup lezat.
Sekarang sudah jam 10 pagi. Aku, Alice, Suigin dan para perwakilan sedang duduk di bangku masing-masing di ruang rapat.
Ruang rapat ini juga sudah banyak berubah terutama di bagian meja. Meja ruang rapat sekarang lebih modern karena sudah banyak hologram untuk membantu jalannya rapat. Di meja masing-masing sudah terpasang alat untuk memproyeksikan tab mereka. Itu digunakan untuk presentasi.
"Kali aku memanggil kalian karena aku ingin mengeksplorasi dataran bawah untuk mencari sumber daya alam, menambah wilayah dan lainnya."
Mendengar ucapanku semuanya hanya mengangguk mengerti.
"Jadi aku mengadakan rapat kali ini untuk menyusun rencana tersebut. Baiklah sekarang buat rencana kalian masing-masing lalu kita diskusikan. Tentu saja aku akan membuatnya juga."
"Baik!"
Kebiasaan mereka saat menjawabku dengan serempak tetap tidak berubah. Walaupun aku sudah mengatakanya berkali-kali.
Semua orang yang berada di ruang rapat mulai mengaktifkan tabnya dan menyusun rencananya masing-masing. Sekitar 30 menit kami baru selesai menyusun rencana kami masing-masing.
"Siapa yang ingin mengajukan rencananya terlebih dahulu."
Setelah aku mengatakan itu, Leo langsung menekan tombol.
"Leo, kalau begitu tampilkan rencanamu dan jelaskan apa yang kau rencanakan."
"Baik, Yang Mulia."
Leo mulai menampilkan rencananya di layar hologram yang berada di tengah.
"Baiklah saya akan menjelaskan rencana yang telah saya buat"
Semua orang memerhatikan Leo dengan serius, termasuk diriku. Jujur saja, aku belum menyelesaikan rencanaku sendiri.
Inti dari rencana yang Leo buat adalah :
Mencari sebuah pulau yang cukup besar dan tidak berpenghuni.
Pulau tersebut harus tidak terlalu jauh dengan benua utama.
Membuat basis baru di pulau itu.
Mengirimkan pesawat Stealth untuk mengintai daratan terdekat dari pulai tersebut dan negara terdekatnya.
Melakukan negosiasi dengan negara terdekat untuk mendapatkan wilayahnya.
Jika negosiasi gagal maka kita akan memperingati negara tersebut.
Jika mereka tetap menentang rebut wilayah terdekat dari pulau dan membuat basis yang baru lagi.
Sebenarnya rencana itu sangat bagus menurutku. Tapi poin ke 5 sampai 7 itu terlalu cepat menurutku.
"Itulah rencana yang telah saya buat. Terima kasih perhatiannya."
Leo pun selesai menjelaskan dan kembali duduk di kursinya.
"Terima kasih Leo, rencanamu sangat bagus. Kau memang hebat. Selanjutnya adakah yang ingin mengajukan rencananya juga?"
Ketika kutanyakan seperti itu mereka hanya diam. Mungkin mereka sedang berpikir ulang.
"Karena tidak ada yang akan mengajukan rencananya maka aku akan menerima rencana Leo. Karena menurutku itu sudah sangat bagus. Adakah orang yang keberatan?"
"Tidak ada, Yang Mulia."
"Berarti kita akan menggunakan rencana Leo untuk mendapatkan wilayah di daratan bawah. Sekarang kita akan membahas siapa saja yang akan melakukan ekspedisi ini. Lalu aku akan ikut dengan mereka melakukan ekspedisi pertama."
Setelah mendengarkan kata-kataku mereka semua terkejut dan langsung berdiri. Kecuali Alice ia hanya diam saja, seakan sudah tau apa yang akan terjadi.
"Itu tidak bisa, Yang Mulia!"
"Ya, itu tidak bisa Yang Mulia."
Yang pertama berbicara Suigin dan disambung oleh Ryan.
"Mengapa aku tidak boleh kesana sedangkan aku adalah Raja kalian?"
"Maafkan kekasaran saya. Saya stuju dengan mereka, saya menolak jika Anda yang kesana dengan ekspedisi pertama."
James menjawabku sambil menundukkan kepalanya.
"Apakah kau memiliki alasan?"
"Tentu Yang Mulia. Pertama Anda adalah seorang pemimpin negara ini dan Anda memiliki keluarga. Jika Anda tidak ada maka negara ini akan mengalami kekosongan."
Ah, benar juga. Akan sangat mengerikan jika terjadi kekosongan pada negara ini. Walaupun aku memiliki tubuh yang kuat, tetap saja aku tidak bisa sembarang kesana-kemari.
Jadi itu sebabnya Alice hanya diam saja. Ia benar-benar bisa tau apa yang akan terjadi.
"Baiklah maafkan aku, duduklah kembali. Kita akan membahas itu."
Para perwakilan pun duduk kembali dan mulai menenangkan diri mereka. Mereka ini seperti melihat orang mau mati saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
QYKIrITO 00
nitip sendal
2021-07-12
0
agen
nice 😏🙃
2021-03-26
0
Cidddx
lanjut
2021-01-31
0