***POV Frantz***
"Ugh…Dimana ini?"
Ucapku sambil memegang kepalaku. Karena aku merasa sangat pusing.
Dimana aku? Bukankah aku habis tertabrak truk. Disini tidak terlihat rumahku atau pun rumah sakit. Lalu dimana ini?
Aku pun dengan memerhatikan sekelilingku dengan cemas. Aku melihat sekeliling hanya melihat ruangan yang tampak seperti tidak memiliki ujungnya.
Ya, aku tidak tau ini berada di dalam ruangan atau di tempat lain.
Saat aku melihat ke atasku tiba-tiba cahaya yang sangat menyilaukan muncul. Aku pun menutup mataku karena cahaya itu sangat menyilaukan.
Beberapa detik kemudian chaya itu menghilang dan aku membuka mataku dan melihat sekelilingku. Ternyata aku sudah tidak berada di tempat aku terbangun tadi.
Sekarang aku berada di sebuah ruangan yang tampak seperti ruang tamu namun kecil. Ditengah ruangan ada sebuah meja kecil yang diatasnya terdapat sebuah teko dan dua gelas.
Diruangan ini juga ada meja belajar dan lemari. Ini seperti rumah kecil pada umumnya. Tapi yang membuat temoat ini berbeda dari yang lain adalah ruangan ini tidak memiliki tembok. Disekeliling hanya terlihat awan, ini seperti sedang berada di langit.
Aku pun menjadi lebih cemas lagi karena perubahan tempat tiba-tiba ini. Juga aku merasa klau tempat ini sangat tidak asing.
Aku tidak tau apa yang akan terjadi padaku nanti. Aku berpikir sangat keras hingga tiba-tiba sebuah cahaya yang sangat menyilaukan mencul kembali di depanku. Aku pun reflek menutup mata dengan lengan kiriku.
Beberapa saat kemudian cahaya silau itu mulai menghilang. Aku secara perlahan menurunkan lenganku dan membuka mataku untuk melihat sekitar.
Setelah mataku terbuka lebar aku melihat seorang pria yang bisa dibilang cukup tua. Walaupun bergitu ia tetap terlihat ke tampanannya dan ia juga mengeluarkan aura yang sangat bijaksana.
"Siapa kau?"
Setelah melihat pria itu aku langsung berpose siap untuk bertarung. Ya ini adalah refleks yang aku miliki.
"Woah, tenang-tenang. Aku tidak bermaksud buruk padamu."
"Lalu apa maumu?"
"Santai saja. Aku adalah dewa utama dunia lain."
What!? Apa itu dunia lain itu nyata!?
"Ya itu nyata."
"Eh?"
"Apa ada masalah?"
"Baiklah aku percaya padamu."
"Huh kok langsung percaya."
Dasar orang tua ini...
"Hei aku bukan orang tua!"
"Nah itulah buktinya. Kau bisa membaca pikiranku. Dan tempat ini sudah cukup menjelaskan semuanya."
Pak tua itu pun terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Baiklah aku kan menjelaskan semuanya..."
Pak tua itu pun mulai menjelaskan secara rinci penyebab kematianku. Ia juga memberikan gambar saat kematianku hingga saat dijadikan seorang pahlawan masyarakat oleh kepolisian.
Aku cukup terkejut, kalau ayah dari anak itu adalah seorang pejabat pemerintah. Mungkin pekerjaannya sangat banyak hingga tidak memerhatikan anaknya.
Namun itu semua sudah berlalu...
Pak tua itu juga menjelaskan sedikit tenang dunia yang ia awasi. Dunia itu adalah dunia fantasi seperti dalam game. Bedanya dengan game dunia itu tidak memiliki status ataupun level.
Sihir dan skill juga ada di dunia itu. Namun penggunaan keduanya dihitung dari berapa banyak, lama dan dampak yang disebabkan. Jika sihir atau skill itu besar maka akan berdampak pada tubuh seperti kelelahan atau pingsan.
"Itulah semua kejadian yang telah kau alami dan sedikit informasi dari dunia yang aku awasi."
"Terima kasih sudah menjelaskannya. Syukurlah anak itu hanya mengalami cedera ringan."
Aku berpikir sesaat lalu kembali berbicara.
"Jadi, kemana aku akan pergi? Apakah ke dunia lain atau menunggu akhir dunia?"
"Tentu saja kamu akan kukirim ke dunia lain. Itulah sebabnya aku disini."
"Hmmm...."
"Kamu terlihat biasa saja. Baiklah kita ke intinya. Karena kau begitu aku akan memberikanmu 2 pilihan. Pertama kau akan kembali ke duniamu dan memuli dari awal."
"Lalu apakah piliha kedua itu pergi ke dunia lain?"
"Ya, itu benar."
"Apakah disana aku juga perlu memulainya dari awal?"
"Itu terserah kepadamu. Kau boleh memulainya dari awal maupun melanjutkan hidupmu disana. Apapun pilihanmu aku akan membiarkan dirimu memiliki kesempatan untuk merubah penampilanmu."
Merubah penampilan kah...
"Aku ingin merubah sedikit penampilanku saat ini. Bagaimana dengan kemampuanku bertahan hidup?"
"Baiklah ini untukmu. Lebih tepatnya gunakan untuk mengubah penampilanmu."
Pak tua itu memberikan sebuah alat padaku. Alat itu seperti sebuah tab berwarna putih.
Aku pun mengambilnya dan melihat menu
perubahan. Ternyata sangat banyak pilihannya.
Aku hanya mengubah rambutku sedikit lebih panjang dan membuat tinggiku sekitar 180 cm. Aku juga mengubah pakaianku menjadi sepasang jas hitam.
Aku memberikan tab itu padanya. Ngomong-ngomong darimana tab itu berasal?
"Sudah selesai kah. Hmmm... Sepertinya tidak banyak perubahan yang kau lakukan. Tidak jauh berbeda dengan dirimu saat ini."
"Ya itu karena aku hanya ingin mengubah rambutku dan bentuk tubuhku saja agar bisa sesuai dengan dunia yang kau jelaskan."
Mendengar alasanku pak tua itu pun tertawa. Itu cukup membuatku malu.
"Baiklah itu cukup lucu, sekarang kita akan menentukan kemampuanmu."
"Apakah aku bisa memilih skillnya?"
"Seharusnya sih acak, tapi karena kamu sudah menemaniku di ruangan ini. Aku akan memberikanmu kebebasan untuk memilih skillmu."
Bukankah itu lebih berbahaya?
"Apakah itu tidak apa-apa? bagaimana jika aku memilih kemampuan yang hebat lalu menghancurkan atau merusak keseimbangan dunia itu?"
"Hahahaha!!!"
Setelah mendengar pertanyaanku, pak tua itu langsung tertawa terbahak-bahak.
"Apa kau yakin ingin menghancurkan dunia? Orang sepertimu ingin menghancurkan dunia?
Kau orang yang selalu menolong seorang nenek menyebrang, lalu menjadi tersangka karena membantu seorang kakek melawan polisi karena salah tangkap. Jangan membuatku tertawa..."
Apakah selucu itu? Bukankah itu normal?
"Normal kau bilang!? Jika itu normal tidak akan ada manusia yang yang mengabaikan seorang nenek berdiri di pinggir jalan menunggu ada yang membantu."
"Hmmm... Benar juga ya..."
"aku yakin kau tidak akan melakukan hal bodoh seperti itu."
"Baiklah aku akan memilihnya."
Pria tua memberikanku tabnya kembali tentu saja aku langsung menerimanya.
Disini tidak ada menu seperti tadi...
"Disini tidak ada menu seperti seelumnya?"
"Ah itu kau hanya perlu menuliskannya saja. Kau tulis nama skill yang kau inginkan lalu deskripsikan skill itu."
Aku pun menulis :
Creation : Membuat sesuatu sesuai dengan imajinasi.
Summon : Memanggil sesuatu atau seseorang dari dunia berbeda ataupun sama.
Setelah menulis itu aku mengembalikan tabnya ke dia.
Pria tua itu mengambilnya dan membaca apa yang kutulis disana.
"Apa cuma ini?"
"Ya hanya itu saja."
"Apa kau yakin? Kau telah mendapat kesempatan untuk bisa menulis banyak kemampuan yang kau inginkan loh."
"Tidak ada. Itu saja sudah cukup untukku."
Pak tua itu pun kembali terdiam dan memikirkan sesuatu.
"Oke kalau begitu aku akan mengabulkan 2 permintaan apa saja darimu."
"Kalau begitu... Aku ingin bersama lagi dengan Alice dan memiliki pulau terbang yang besar."
"Sungguh, sangat sederhana sekali kau ini. Kau hanya ingin hidup dengan kekasihmu dulu? Kenapa tidak memilih artis saja atau harem?"
"Tidak, bagiku Alice sudah sepenuhnya."
"Baiklah aku mengerti. Kau cukup keras kepala bukan. Kalau begitu kau tunggu saja disini dulu. Untuk pulau aku telah menerima, dan sedangkan kekasihmu aku harus menariknya dari tempat tidurnya yang lelap."
"Terima kasih."
"Ya tidak apa-apa."
Setelah pria itu berkata, ia langsung menghilang dalam sekejap.
"Dia benar-benar seorang dewa..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
agen
hmm....
2021-03-26
0
Ronymaki
Berasa seperti Cheat
2020-09-29
0
Vansky
ditunggu up nya
2020-09-26
1