"Permisi pak" ucap Rania.
"Apa yang kamu lakukan disini? Mana pak Ridwan tercintamu itu" tanya yoga.
"Aduh, sudah sakit masih saja bersikap kaya begini" ucap Rania.
"Bapak kenapa tidak bilang kalau alergi udang? Kalau tahu saya tidak akan mengijinkan bapak memakan makanan itu" cap Rania.
"Sudahlah, lagian itu sudah terjadi. Ridwanmu kenapa tidak diajak masuk?" ucap Rania.
"Dia sudah pulang pak" ucap Rania.
"Rania kalau diluar jangan panggil bapak, panggil yoga saja" ucap yoga.
"Tapi.." ucap rania.
"Ini perintah, satu lagi. Ini karena ulahmu, jadi mulai sekarang kamu yang akan merawatku sampai aku benar-benar sembuh" ucap yoga.
"Kalau saya disini juga, lalu bagaimana dengan kantor pak eh yoga?" ucap Rania.
"Sebentar" ucap yoga.
"Hai bro, gue butuh bantuan loe. Tolong selama gue sakit, loe yang ambil alih perusahaan karena Rania juga tidak akan ke kantor melainkan dia akan menjadi suster pribadi gue" ucap yoga kepada Roy.
"Siip... Siap..." ucap Roy.
"Beres kan?" ucap yoga.
"Sekarang giliran kamu telp keluargamu, bilang kalau ada meeting mendadak. Dan jangan pernah mengucapkan waktunya" ucap yoga.
"Tapi yoga.." ucap Rania.
"Ini perintah, tidak ada penolakan diatas perintah atasan. Kamu tahu kan?" ucap yoga.
"Baiklah, aku hubungi orangtuaku dulu" ucap Rania.
Beberapa hari kemudian, disaat Rania sedang mencari sarapan untuknya.
Ceklek..
"Tuan bagaimana keadaan tuan sekarang?" ucap dokter.
"Sudah baikan dok" ucap yoga.
"Baguslah, karena memang anda sudah baikan maka anda bisa langsung keluar dari sini hari ini juga. Dan anda bisa beraktivitas semula kembali, nyonya kemana tua?" ucap dokter.
"Dok saya minta tolong, dokter bilang saja kalau penyakit saya memang sudah sembuh namun saya belum boleh beraktivitas kembali. Karena saya dengan dia hubungannya sedang kurang baik, dokter faham kan?" ucap yoga.
"Kamu hari ini sudah pulang kerumah, tapi saya mohon jangan melakukan sesuatu diluar kemampuan bapak. Kata dokter, kamu harus banyak istirahat" ucap Rania.
"Lalu bagaimana apabila saya membutuhkan sesuatu?" tanya yoga.
"Bisa panggil bibi, asisten rumah kamu" ucap Rania.
"Terus apa gunanya kamu berada dirumah ini? Saya sudah bilang, saya hanya ingin dalam perawatan kamu. Apa kamu tidak ingin bertanggungjawab atas perbuatannya?" ucap yoga.
"Oke baiklah, tapi tadi saya juga sudah menghubungi mas Roy untuk mengantarkan apa yang menjadi pekerjaanku dikantor" ucap Rania.
"Tak bisakah kamu itu fokus mengurus saya? Saya telah menyerahkan seluruh tugas kantor kepada Roy, jadi kamu fokus terhadap kesembuhan saya" ucap yoga.
"Rahel... Kamu benar-benar keterlaluan, aku selingkuh di belakangku. Maafkan aku rahel, maafkan aku karena terlalu sibuk dengan urusan kantor" ucapan yoga saat mengigau.
"Yo.. Yoga.." ucap Rania.
"Kamu kenapa yoga? Ini minumnya" ucap Rania .
"Terima kasih" ucap yoga.
"Sudah kamu tidur lagi" ucap Rania.
"Kamu masih mengerjakan itu?" ucap yoga sambil menunjuk kearah tumpukan kertas.
"Iya, tidak apa-apa. Biar tidak bingung" ucap Rania.
"Tapi ini sudah larut malam, sebaiknya kamu istirahat dulu" ucap yoga.
"Tanggung tinggal 2 file" ucap Rania.
"Aku tidak suka ada yang bantah perintahku" ucap yoga.
Mau tidak mau, Rania menghentikan pekerjaannya. Rania pun tidur di sofa, begitu Rania terlelap. Yoga dengan siaga menyelimuti Rania, dan bergegas kembali ke tempat tidur.
"Selamat pagi Rania" ucap yoga.
"Kamu sudah bangun?" tanya Rania.
"Ini sudah jam 5 pagi, masa iya masih mau tidur saja?" ucap yoga.
"Ya ampun, aku terlambat" ucap Rania.
"Hai Rania, apakah berkasnya sudah siap?" ucap Roy.
"Mas Roy? Sejak kapan ada dirumah ini?" tanya Rania.
"Yoga yang telp aku, dia bilang kamu ingin mengantarkan berkasnya. Jadi ya sekalian jengukin sahabatku yang bandel ini" ucap Roy.
"Yoga dan pak Roy ingin sarapan apa, biar aku masakin?" ucap Rania.
Mata Roy melotot "Sejak kapan jadi yoga?" gumam hatinya.
"Apa saja yang penting sehat, hignis, dan enak" ucap Roy.
"Siap, kalau begitu aku mandi dulu" ucap Rania.
"Ayo kita makan" ucap Rania.
"Ehmm... Wangi sekali masakan kamu Rania, pasti ini enak sekali" ucap Roy.
"Dicobain aja pak, nanti kalau tidak enak jangan bilang tidak enak" ucap Rania.
"Nyami... Enak sekali rania, bro loe ingin mencobanya tidak" Roy menawarkan.
"Pak Roy jangan ini masakannya mengandung minyak udang, nanti kalau kambuh lagi gimana?" ucap Rania.
"Alhamdulillah, jadi ini aku makan sendirian dong. Nyam... Nyam..." ucap Roy.
"Aduhh..." ucap yoga.
"Kenapa yoga?" ucap Rania.
"Laper" ucap yoga.
"UPS.. Maaf buryamnya belum jadi, sabar dulu" ucap Rania.
"Jeng... Jeng buryam sudah siap, silakan dinikmati" ucap Rania.
"Bro buryamnya kalau tidak habis, gue masih bisa nampung" ucap Roy.
"Pak roy tunggu sebentar, tinggal dua file lagi" ucap Rania.
Rania menyelesaikan pekerjaannya dengan mendengarkan lagu di ponsel, sehingga dia enggak akan bisa mendengarkan apapun selain lagu itu.
"Hufh.. Akhirnya selesai juga, ini pak roy" sambil menyodorkan filenya.
"Kalau begitu aku ke kantor dulu, nanti sore aku kesini lagi. Rania nanti masakin aku menu seafood" ucap Roy.
"Apa loe bilang? Seenaknya saja kamu menyuruh Rania untuk masak, dia itu asistenku" ucap yoga.
"Maaf bro, bukan maksudku. Hehehe... Cepat sembuh ya bro" ucap Roy sambil memukul punggung yoga.
Kring.. Kring
"Halo"
"Iya Ridwan, ada apa?"
"Aku lagi dirumah yoga, maaf aku tidak bisa temui kamu untuk beberapa hari ini"
"Iya terima kasih, nanti aku sampaikan sama yoga"
"See u too"
"Siapa yang telpon pagi-pagi?" tanya yoga.
"Mas ridwan, yoga" jawab Rania.
"Aku boleh tanya, hubungan kamu dengan dia seperti apa?" tanya yoga.
"Maksudnya?" ucap Rania merasa bingung.
"Kamu sama dia ada hubungan spesial tidak?" ucap yoga.
"Astaga yoga, iya tidaklah. Ridwan itu teman SMP, kalaupun kami dekat itu hanya sebatas partner kerja. Itu saja, tadi mas Ridwan titip salam buat kamu" ucap Rania.
"Syukurlah" ucap yoga.
"Rania aku mau mandi, tolong bantuin aku ke kamar mandi bisa?" ujar yoga.
Rania memapah yoga yang berpura-pura masih sakit, sesampainya dikamar mandi yoga pun mandi dengan sangat cekatan. Karena fisik yoga sebenarnya sudah sangat baik.
"Yoga.. Kamu mandi atau pingsan" ujar Rania.
Namun tak ada jawaban dari yoga, Rania memberanikan diri untuk mengetuk pintu. Tok.. Tok.. Tok..
"Yoga.. Yoga.." ujar Rania.
"Ada apa? Kenapa?" ucap yoga.
"Tidak apa-apa aku kira kamu pingsan disana, mandinya belum selesailah?" tanya Rania.
"Sebentar lagi" ucap yoga.
Sudah hampir seminggu yoga berpura-pura sakit, namun sepandai-pandainya bangkai disembunyikan maka akan tercium juga.
"Auuuww... Aduh... perutku" ucap Rania.
"Rania kamu kenapa? Apa yang sakit?" tanya yoga.
"Sejak kapan kamu sudah bisa berjalan?" tanya Rania.
"Sudahlah jangan ditanya itu dulu, ayo kamu ke kamar dulu" ucap yoga.
"Aku itu tidak kenapa-kenapa yoga, aku lagi ada tamu tak diundang" ucap Rania.
"Maksudnya? Tamu siapa?" ucap yoga.
"Hahaha... Maksudku datang bulan" ucap Rania.
"Terus aku harus bagaimana sekarang?" tanya yoga.
"Kamu bisa belikan aku pembalut dan pereda nyeri?" tanya Rania.
Yoga langsung keluar, dan saat ini berada di sebuah minimarket.
"Mbak ada pembalut dan pereda nyeri saat haid tidak?" tanya yoga.
"Wah tipe pria yang sejati, sampai-sampai membelikan keperluan ceweknya. Ini mas yang mas butuhkan" ucap kasir.
"Terima kasih mbak" ucap yoga.
Dirumah yoga..
"Maaf lama, ini kamu pakai dulu. Nanti baru minum obatnya" ucap yoga.
"Makasih ya yoga, akhirnya perutku sudah baikan" ucap Rania.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Tri Widayanti
haiss🤣
2020-05-21
0
ANI dfa W⃠🍓ˢˢᶜ🌴
😁😁😁
2020-04-25
0