Yoga terkejut begitu melihat Rania tertidur di meja kerjanya, dia langsung menggendong Rania dan membaringkan ke tempat tidur.
Dughh..
"Auuuww.. " ucap Rania.
"Maaf, aku tidak sengaja" ucap yoga.
"Kamu mau ngapain?" tanya rania.
"Mau pindahin ke tempat tidur, tadi kamu itu ketiduran. Aku tidak tega lihat kamu tidur disitu" jawab yoga.
Sekarang posisinya bergantian, yoga tidur di sofa sedangkan Rania di tempat tidur. Sang fajar kini telah tiba, mereka berdua bergegas yg untuk ke kantor.
"Selamat pagi non" ucap bibi.
"Pagi bi, maaf ini aku kesiangan" ucap Rania.
"Non tidak apa-apa, Aden yoga mana?" tanya bibi.
"Masih tidur, biar aku saja yang bangunin dia" ucap Rania.
Ceklek...
"Yoga... Yoga..." ucap Rania berkali-kali namun yoga tidak bangun juga.
"Emmm... Kalau begitu apa dia masih tidak mau bangun?" gumam Rania sambil menekan hidung mancungnya yoga.
"Apa-apaan kamu, aku tidak bisa nafas tau" ucap yoga.
"Biarin, siapa suruh dibangunin tidak mau. Hari ini hari pertama kita ke kantor" ucap yoga.
"Iya iya aku ingat, aku mandi dulu" ucap yoga.
"Aku tunggu dimeja makan" ucap Rania.
Dimeja makan.
"Mulai sekarang kamu ke kantor diantar jemput sama pak Bejo" ucap yoga.
"Tapi kamu bagaimana?" tanya Rania.
"Ini perintah, tapi khusus hari ini kita berangkat bareng" ucap yoga.
Rania mengangguk, karena bagaimana penolakan Rania tetap akan percuma.
Mobil mewah yang sedari tadi sudah menunggu di depan rumah, akhirnya melaju dengan perlahan untuk mengantarkan ke kantor. Mobil itu diparkirkan dengan khusus, dan tidak ada yang boleh parkir selain mobil mewah tersebut.
Yoga dan Rania keluar dari mobil, dengan cepat yoga menarik dan menggandeng tangan Rania. Langkah mereka menuju ke lift pribadi milik yoga yang ada tulisannya "Lift Manajer".
Rania terkejut ketika melihat Ridwan sudah berada di ruangannya.
"Hai Rania" sapaan Ridwan.
"Ridwan kapan kesini?" tanya Rania.
"Barusan, kamu sibuk tidak nanti malam?" tanya Ridwan.
"Rania sibuk pak Ridwan yang terhormat, karena kita akan makan malam diluar bersama anak-anak Rania. Iya kan sayang? Kamu tidak lupa kan?" ucap yoga.
Mata Rania melotot, karena Rania tidak merasa mempunyai janji apapun dengan yoga.
"Jadi kalian berdua sudah..." ucap yoga.
"Bukan.. Bukan begitu Ridwan.." ucap Rania.
"Sudah sayang, biarkan Ridwan tahu" ucap yoga.
Ridwan tak basa-basi langsung pergi meninggalkan mereka.
"Sialan kenapa mesti kalah lagi, dulu saat aku kembali ke kota ini Rania sudah menikah dan kini saat aku sudah dekat dengannya. Dia malah sudah ada hubungan dengan pria lain lagi, lihat saja rania. Aku tidakk rela kamu dimiliki dengan orang lain, kalau aku tidak bisa mendapatkan dirimu. Maka tak akan ada yang bisa mendapatkanmu" gumam Ridwan.
"Yoga kamu apa-apaan bilang aku ini sayang? Sejak kapan aku jadi kekasihmu?" tanya Rania.
"Sejak hari ini, detik ini dan sekarang juga untuk selamanya" ucap yoga.
"Maksudnya?" tanya Rania.
"Pokoknya kamu sudah jadi pacar aku, jadi sekarang jangan panggil aku yoga tapi panggil mas tidak ada tambah yoga. Mengerti!" ucap yoga.
"Sejujurnya sih memang aku suka denganmu, tapi apakah keluargamu bisa menerima aku dan anak-anakku?" gumam Rania.
"Apa yang kamu pikirkan? Kamu mikir apa aku bisa terima anak-anakmu? Begitu juga dengan orangtuaku?" tanya yoga.
"Ba... bagaimana yoga eh mas eh.. bisa tau?" tanya Rania dengan gugup.
"Tenang saja Rania, insya Allah aku akan terima mereka karena aku harus siap dengan satu paket kalau aku mau sama kamu berarti aku juga harus mau dengan mereka bukan begitu nyonya Prasetya?" ucap yoga sambil tersenyum.
"Kalau soal orangtua insya Allah mereka setuju, kalau seandainya mereka tidak setuju. Aku harap kita bisa berjuang bersama-sama. Oke" ucap yoga.
Dari semenjak itu Rania semakin dekat dengan yoga, dan yoga juga berusaha untuk lebih dekat dengan anak-anak rania. Terlebih lagi ketika tanggal merah panjang yoga memanfaatkannya dengan mengajak Rania beserta keluarga Rania untuk berlibur.
"Sayang Minggu depan libur panjang lima hari, aku ingin mengajak keluargamu liburan ke Malaysia kamu mau kan?" ucap yoga.
"Malaysia? Minggu depan? Mas tidak salah? Kami sekeluarga tidak ada yang mempunyai pasport" ucap Rania.
"Tenang sayang, semuanya aku yang urus" ucap yoga.
Tiga hari kemudian yoga keruangan Rania...
"Sayang kamu lihat ini" ucap yoga.
"Pasport? Ini benar mas?" ucap Rania.
Yoga mengangguk dan berkata "Sayang pasport itu sebenarnya hanya formalitas, karena kita berangkat menggunakan pesawat jetkuu. Pasport untuk jaga-jaga saat kita sedang berada disana, jaga baik-baik" ucap yoga.
Rania mengangguk, setibanya Rania pulang kerja dia langsung menemui orangtua dan anak-anaknya.
"Mama empat hari lagi kita akan liburan ke Malaysia" ucap Rania.
"Kamu jangan bercanda sayang, Malaysia itu jauh" ucap mama Rania.
"Iya sayang, kita juga belum bikin pasport" ucap papa Rania.
"Mama papa tidak perlu khawatir, ini pasport kalian. Semuanya yang urus mas yoga" ucap Rania.
"Jadi kalian benarkan menjalin hubungan? Maaf sayang apakah kamu tidak ingat dengan bagaimana kita diperlakukan oleh orang berada?" ucap mama Rania.
"Mama, Rania tahu. Jujur Rania juga masih trauma namun Arif dan Kamila membutuhkan sosok seorang ayah, dan itu yang Rania lakukan sekarang. Jika memang mas yoga jodoh Rania, aku bisa bilang apa" ucap Rania.
"Iya sayang, mama papa selalu berdoa yang terbaik untuk kamu sayang. Iya kan mama?" ucap papa Rania.
"Bunda ayo bangun" ucap Kamila sambil merengek.
"Emmm ada apa sayang, bunda masih ngantuk" ucap Rania.
"Tapi ini sudah siang bunda" ucap Arif.
"Terus?" tanya Rania.
"Bunda gimana sih, hari ini kita berangkat ke malaysia" ucap Arif.
"Iya ampun, bunda lupa sayang. Maaf semalem bunda begadang ngerjain tugas dulu, bunda mandi dulu ya. Cuupp.. Cuup.. Anak ganteng dan cantik bunda" ucap Rania.
Tingtong... Tingtong..
"Maaf bapak siapa? tanya mama Rania.
"Saya bapak Bejo ibu, supir pribadinya pak yoga" ucap Bejo.
"Silakan pak masuk, sebentar saya panggilkan anak saya dulu" ucap mama Rania.
Tok.. tok...
"Rania" ucap mama Rania.
"Mama masuk iya, sayang kamu belum selesai mandi?" tanya mama Rania.
"Sebentar lagi mama" ucap Rania.
"Itu pak Bejo sudah didepan" ucap mama Rania.
"Pak Bejo? Ini kan masih jam 6 mama, kita berangkat jam 9" ucap Rania.
"Maaf pak lama menunggu" ucap Rania.
"Tidak apa-apa nyonya" ucap pak Bejo.
"Lagian saya memang disuruh datang lebih awal untuk membantu kalian berkemas" ucap pak Bejo lagi.
"Pak kebetulan istri saya tadi sudah masak untuk sarapan, mari kita sarapan dahulu. Soal berkemas semua sudah siap" ucap papa Rania.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Tri Widayanti
yg ku khawatirkan sih cm ortunya yoga,apa bnr² mau terima rania dan anaknya🤔
2020-05-21
0
Rini Syamsuar
agak bingung baca nya..krn ceritNya lompat2
2020-05-01
1
Lulik Budiarti
udah bagus thor...👍
2020-04-22
0