"Bro gue lupa kalau jam 1 ada meeting, loe balik atau ingin ke ruangan gue" ucap yoga.
"Dasar loe tidak ada bedanya, dari jaman SD sampai sekarang. sok sibuk terus, gue balik saja kalau begitu. Males amit gue tungguin loe, memang loe siapa?" ucap Roy.
Diruangannya yoga langsung masuk kedalam ruangan tersembunyi, disana dia mengacak-ngacak rambut. "Sialan kenapa aku tidak suka melihat kedekatan Rania dengan Ridwan" gumam yoga.
"Tidak mungkin aku suka atau tertarik dengan seorang janda beranak dua, bisa habis reputasiku" gumam yoga.
"Tapi benar juga yang dibilang Roy, meskipun janda namun dia seperti gadis" gumam yoga.
Tanpa sadar yoga terlelap diruangan pribadinya, hingga pagi hari.
"Tumben jam segini pak yoga belum datang" gumam Rania.
"Hhhhuuuaaaammm..." Suara orang menguap yang tak lain adalah yoga.
Ceklek.. Membuka pintu, dan yoga langsung keluar.
"Astaghfirullah bapak" ucap Rania.
"Kamu itu kenapa? Lihat aku kaya lihat hantu saja" ucap yoga.
"Bapak itu dibawah" ucap Rania sambil menunjukkan kebagian bawah tubuh yoga.
"Uppps... Sorry... Maaf, sebentar" ucap yoga sambil mengambil celana panjangnya.
"Sudah buka tangannya" suruhan yoga.
"Bapak bisa-bisanya keluar tanpa celana panjang, memang bapak semalem tidak pulang?" tanya Rania.
"Bagaimana saya bisa pulang sedangkan kamu asyik-asyikkan dengan Ridwan" ucap yoga bernada kecil.
"Apa pak, saya tidak dengar bapak bicara apa?" tanya Rania.
"Alah sudahlah kamu tidak perlu tahu, sudah kembali keruangan kamu" ucap yoga.
"Tapi pak, saya hanya ingin menyerahkan ini" ucap Rania sambil menyodorkan beberapa lembar kertas.
"Apa ini?" ucap yoga.
" Itu adalah hasil pertemuan saya dengan Ridwan. Eh maaf pak Ridwan maksudnya" ucap Rania.
"Saya permisi pak" ucap Rania.
"Hufh... Maksudnya apa coba, Rania panggil pak Ridwan dengan sebutan Ridwan saja" ucap yoga dengan merasa kesal.
Ceklek..
"Hai Rania" ucap Ridwan.
"Ridwan? Tumben kamu kesini tidak bilang dulu, bukannya semalem kita baru bahas soal proyek itu?" ucap Rania.
"Ehmm.. Tidak boleh ya, aku kesini?" tanya Ridwan.
"Bukan begitu, cuma aku heran saja. Sepagi ini kamu sudah muncul dihadapan ku" ucap Rania.
"Aku ingin ajak kamu sarapan, ini aku bawa sarapan untuk kita. Aku tahu kamu pasti tidak akan mungkin diijinin untuk keluar sekedar sarapan sepagi ini" ucap Ridwan.
"Maaf tapi aku sudah sarapan tadi bersama anak-anakku dan orangtuaku" ucap Rania.
"OOO... Berarti kamu selalu sarapan bersama Meraka?" tanya Ridwan.
Rania mengangguk.
"Aku mohon Rania, makanlah denganku. Aku sudah bela-belain untuk datang kesini, hanya ingin sarapan berdua" ucap Ridwan.
"Baiklah tapi sedikit saja ya" ucap Rania.
"Wow.. Kamu crispy udang dan roti gandum?" ucap Rania.
"Iya, ini semua kesukaanmu" ucap Ridwan.
"Dari mana kamu tahu soal ini?" tanya Rania.
"Sudah dimakan dulu, nanti keburu dingin kalau sudah dingin tidak enak lagi" ucap Ridwan.
"Ehmm.. Enak sekali kelihatannya" ucap yoga.
"Pak yoga.. Maaf pak saya sewa kantor bapak untuk sarapan bersama Rania dulu" ucap Ridwan.
"Sejak kapan kantor bapak pindah kesini" ucap yoga.
"Maaf pak, sekali lagi saya minta maaf. Saya hanya ingin makan bersama Rania, tidak lebih" ucap Ridwan.
"Pak.. Bapak yoga mau? Ini enak sekali loh" ucap Rania.
"Boleh, ini apa?" ucap yoga sambil mengambil crispy udang.
"Itu crispy udang pak, makan saja enak kok" ucap Rania.
Yoga tak menghiraukan bahwa dia memiliki alergi terhadap seafood dan ikan laut, didepan Rania dia makan dengan sangat lahap. Sehingga tiba-tiba.
Brruugghhh..
"Inalillahi pak yoga" ucap Rania.
"Rania kenapa bosmu?" ucap Ridwan.
"Mana aku, ayo kita bawa dia ke rumah sakit" ucap Rania.
Rumah sakit Medika Sehat, yoga terlihat sangat pucat bahkan seluruh tubuhnya terdapat bintik-bintik merah.
"Maaf nyonya tunggu disini dulu" ucap suster.
"Rania" ucap roy.
"Maaf tadinya aku hubungi orangtuanya namun mereka tidak bisa datang. Serta mereka meminta aku yang mengurus semuanya" ucap Roy.
"Iya pak tidak apa-apa" ucap Rania.
"Sebenarnya apa yang terjadi dengan yoga ran?" ucap Roy.
"Mungkin dia kelelahan kali pak, karena semalam dia tidur dikantor. Tapi pak yoga mengeluarkan bintik merah, makanya kita langsung bawa kerumah sakit" ucap Rania.
"Kalau kecapean tidak mungkin. Apa? Kamu bilang apa Rania? Bintik merah? Apa sebelumnya yoga makan seafood atau ikan laut?" tanya Roy.
"Kalau ikan laut tidak pak, tetapi kalau seafood iya. Kenapa?" ucap Rania.
"Tidakk salah lagi, alergi dia pasti kambuh. Yoga.. yoga..." ucap Roy.
"Alergi? Jadi pak yoga alergi seafood dan ikan laut? Maaf pak saya tidak tahu" ucap Rania sambil meminta maaf.
"Bukan rania yang salah, tapi saya. Karena saya yang membawa makanan itu dikantor, niat saya hanya ingin sarapan berdua dengan rania" ucap ridwan.
"Sudahlah, kalian tidak salah. Ini salah yoga sendiri, sudah tahu punya alergi masih saja dihajar" ucap Roy.
Beberapa menit kemudian..
"Keluarga tuan yoga" ucap dokter.
"Saya dok, saya sahabatnya. Orangtuanya lagi ada di swiss" ucap Roy.
"Tenang saja pak, pasien sudah sadarkan diri. Dia hanya alergi, untung cepat dibawa kesini" ucap dokter.
"Rania saya masuk dulu" ucap Roy.
"Hai bro, gila bener ya. Sudah tau alergi, masih saja dihajar, bikin cemas semua orang saja" ucap Roy.
"Usstt.. " ucap yoga.
"Ussst... Ussst... Kenapa? Takut Rania tahu? Rania sudah tahu semuanya" tanya Roy.
"ahh... Sialan loe, sahabat macam apa. Rahasia gue sampai bocor" ucap yoga.
"Bro walaupun gue tidak buka, tapi dokter juga memberitahukannya diluar" ucap roy.
"Bentar, setelah sekian kalinya loe tidak berhubungan dengan seorang wanita. Sekalinya loe kenal, malah nyawa loh terancam sendiri" ucap Roy.
"Maksud loe?" tanya yoga.
"Jangan bilang loe jatuh cinta sama Rania?" tanya Roy.
"Usstt... Diam! Gue tidak tahu pasti, ini perasaan hanya sekedar suka atau jatuh cinta. Gue ingin memastikan dulu" ucap yoga.
"Terserah loe, tapi kalau keduluan orang jangan nangis" ucap Roy.
"Sialan loe, berarti loe tidak ingin mengalah demi sahabat loe?" ucap yoga.
"Bukan gue, tapi pria yang bersama Rania diluar. Gue lihat-lihat sepertinya dia sangat mencintai Rania, maaf bro gue mesti balik ke kantor" ucap yoga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments