Seperti biasa, Aleycia selalu bangun pagi-pagi sekali untuk melakukan kegiatan rumahnya, menyapu lantai lalu memasak sarapan untuk tuannya, selnajutnya berangkat ke kampus dengan supir dan juga bodyguard.
Kali ini bodyguard Aleycia sudah ganti, benar-benar hanya satu orang tapi, terlihat sangat garang.
“Ini pentolan preman mana yang mengikutiku” Gumam Aleycia melihat wajah garang itu dari belakang.
Jika biasanya akan ada satu mobil lagi yang mengikuti mereka dari belakang, maka kali ini benar-benar hanya ada mereka bertiga di dalam mobil.
“Pak, yang lainnya sudah tidak akan mengawalku lagi kan?” Tanya Aleycia pada pak supir.
“Sudah tidak, nona. Hanya dia yang akan mengawal anda” Jawab pak supir, menunjuk pria di sampingnya, memperjelas bahwa bodyguard Aleycia sekarang hanya ada satu.
Aleycia tersenyum senang, kesempatannya untuk kabur sangat besar jika seperti ini. Hanya menangani satu bodyguard saja pasti sangat mudah bukan?
...***...
Di dalam kelas, Aleycia hanya mengetuk-ngetuk pelan meja belajarnya dengan jari, sangat halus hingga tidak menimbulkan bunyi apapun.
Pertama, dia sedang memikirkan cara untuk kabur. Kedua, gadis itu juga tengah memikirkan tawaran Greg untuk menghancurkan mantan kekasihnya yang brengs*k itu.
Masih cinta sih tapi, kalau di bandingkan dengan perselingkuhannya jelas jauh. Pasti akan sangat menyenangkan melihat wajah terkejut mantan kekasihnya itu saat ia datang ke pernikahannya nanti, apalagi kalau di tambah dengan suguhan bukti-bukti kenakalan Dhea di luar sana, pasti akan sangat dramatis bukan?
Tapi, hati nuraninya berkata lain. Dia mana mungkin setega itu?
“Baiklah, kita akhiri kelas kita disini, sampai bertemu minggu depan” Ucap sang dosen, membuat seluruh mahasiswa riuh, bersiap segera keluar kelas dan hal itu lah yang menyadarkan Aleycia dari lamunannya.
Gadis itu tersenyum kepada teman-temannya yang memberikan salam perpisahan hangat padanya.
“Aku duluan ya, Al”
“Duluan, Al”
“Ayo, Al”
Kira-kira seperti itu sapaan dari orang-orang di sekitarnya, mereka hanya berani sampai di sana saja bertegur sapa dengan Aleycia. Mana ada yang berani mendekati gadis itu jika selalu ada bayang-bayang yang mengikuti?
Aleycia pun merapikan buku-bukunya lalu berjalan keluar kelas.
“Bisa antar aku ke perusahaan Greg?” Tanya Aleycia pada bodyguard barunya.
“Tentu, nona” Jawab lelaki berpostur besar itu.
Aleycia segera di bawa ke tempat Greg menaungi pekerjaannya di dunia musik. Daripada menjadi penyanyi, Greg lebih suka berkutat dengan komputernya menjadi produser lagu.
Terlihat dari bagaimana lelaki itu sangat fokus dengan layar komputer di depannya saat ini. Mengedit dan mengaransemen lagu-lagu yang ia ciptakan untuk akhirnya di berikan kepada [ara kliennya.
Entah apa yang membuat Aleycia berani melangkahkan kki ke tempat tuannya, terkesan aneh memang tapi, bagaimana lagi? Dia sudah menginjakkan kaki di tempat itu sekarang, dilihat oleh beberapa orang yang tidak mengenalinya, tidak ada yang mampu menghentikan langkah gadis itu karena di dampingi langsung oleh tuan Cheton selaku sekretaris tuan Greg, atasan mereka.
“Ini ruangannya nona, biar saya cek dulu tuan Greg sedang sibuk atau tidak” Ucap Cheston setelah tiba di depan sebuah pintu besar yang Aleycia yakin akan bernuansa sanat dark.
Tok
Tok
Tok
“Masuk, Cheston” Terdengar suara Greg dari dalam sana.
“Ada apa?” Tanya Greg setelah mendengar pintu di tutup oleh Cheston.
“Ada nona Aleycia di depan, tuan” Jawab Cheston. Hal itu tentu saja membuat Greg langsung menghentikan pekerjaannya, menolehkan kepalanya pada Cheston lalu bertanya, “Ada apa?”
Cheston hanya menggeleng, tidak tau.
“Suruh masuk” Ucap Greg yang segera di jawab dengan, “Baik tuan, saya permisi”
Selalu seperti itu bukan?
Aleycia memasuki ruangan yang cukup besar itu, tidak salah dugaannya jika ruangan tersebut memiliki nuansa yang gelap dan suram.
“Seperti masa depanku saja” Gumam Aleycia sesaat setelah memasuki ruangan itu.
“Apanya?” Tanya Greg yang masih bisa mendengar gumaman Aleycia, entah terbuat dari apa gendang telinganya, bahkan bisa menangkap suara lembuta Aleycia dari tempatnya duduk.
“Masa depanku” Sahut Aleycia singkat, menjalankan kakinya menuju tempat duduk Greg.
“Ada hal penting apa sampai membuatmu datang kemari?” Tanya Greg.
“Aku mau pergi ke acara Rendra bersamamu”
Greg menyeringai, ternyata licik juga pikiran gadis di depannya itu.
“Hanya mau datang atau sekalian dengan…?” Greg tidak melanjutkan kalimatnya tapi, hal itu cukup membuat Aleycia mengerti.
“Hanya datang, memberikan selamat kepada mantan kekasihku itu” Ucap Aleycia.
“Hanya untuk itu?” Tanya Greg, menatap Aleycia dari atas hingga bawah. Gadis itu masih terlihat begitu polos dengan pakaian kasualnya.
Aleycia mengangguk lalu akan beranjak pergi, “Aku akan pulang” Ucapnya.
“Tidak bisa. Nanggung sekali kau ini, sudah sampai sini, sekalian saja temani aku bekerja” Sahut Greg yang sukses membuat Aleycia membuka matanya lebar.
Greg segera mengambil telepon kantor, menghubungi Cheston dari ruangannya, “Suruh supir dan bodyguard Aleycia pulang, dia akan pulang denganku nanti”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments