Kisah Aleycia

Setelah sarapan, Abey membawa Aleycia ke taman belakang masion itu. Dimana ditempat itulah tempat biasa Abey menenangkan pikiran.

“Aku biasa menenangkan diri disini. Sejuk dan asri, membuatku betah berada di sekitar sini” Ucap Abey.

“Kau benar, bunga-bunga disini sangat cantik” Balas Aleycia.

Melihat bagaimanan bunga bunga disana tumbuh dengan baik membuat Aleycia lupa, bahwa saat ini dirinya berada di neraka.

“Mau duduk sambil menikmati siang yang sedikit mendung ini?” Tanya Abey, menunjuk 4 kursi yang melingkari meja bulat ditengahnya, tidak lupa dengan sebuah payung untuk melindungi mereka yang duduk dari sinar matahari.

“Boleh”

Mereka terdiam sejenak, mengamati sekitar, juga mengamati beberapa penjaga dan beberapa tukang kebun yang saat itu memang sedang bertugas.

“Apa rumah ini memang dijaga seketat ini?” Tanya Aleycia.

“Ya, tuan Greg bukan orang sembarangan. Dia musisi juga pengusaha yang sangat dikenal publik. Privasinya benar-benar harus dijaga. Beliau juga harus dijaga dari para musuh tentunya, dunia intertaiment dan dunia bisnis memiliki dua tugas yang sangat berbeda, jika melewati sebuah jalan mungkin keduanya adalah jalan di persimpangan. Jika ke kanan memiliki tujuan kemana dan jika ke kiri memiliki tujuan berbeda”

“Apa dia memang se-privasi itu?”

“Bisa dikatakan begitu” Jawab Abey.

“Lalu kenapa dia menjadi seorang musisi jika dia tidak ingin privasinya diganggu. Seorang selebriti pasti akan terus diikuti oleh media bukan?”

“Aku tidak tau, sebaiknya kita tidak membahas hal itu” Jawab Abey lagi.

Keduanya kembali terdiam sejenak hingga Abey kembali membuka suara “Apa kau asli Inggris?”

“Tidak, aku lahir di Belanda. Ayah dan ibuku juga asli Belanda. Aku baru 4 tahun disini, sedangkan ayah ibu dan juga adikku berada disini kurang lebih sudah 7 tahun”

“Dulu, saat ayahku dipindah tugaskan kemari aku masih duduk di bangku SMA. Aku tidak ingin ikut kemari karena aku masih menyayangkan masa SMA-ku. Bersama nenek, aku menetap di Belanda. Hingga pada suatu hari nenekku meninggal karena serangan jantung. Orang tuaku memintaku datang, mereka akan mengurus surat kepindahanku disini tapi, aku tetaplah aku, SMA-ku hanya tersisa satu tahun lagi, aku memutuskan untuk menetap disana hingga lulus dan baru kemari untuk melanjutkan pendidikanku disini bersama dengan keluargaku”

Aleycia bercerita panjang lebar, sedangkan Abey masih mendengarkannya dengan seksama.

Flashback On

Drrrt

Drrrt

Drrrt

Ponsel Aleycia terus bergetar di dalam tasnya, karena masih jam kuliah gadis itu tidak menyadari bahwa ponselnya terus mendapatkan panggilan dari sang mommy.

Hingga sore hari, tepat pukul 16.00 Aleycia keluar dari kelasnya. Gadis itu mendapati puluhan oh atau bahkan ratusan panggilan masuk di ponselnya.

Gadis itu mencoba menghubungi sang mommy tapi, tidak ada balasan sama sekali.

Tidak satu atau dua kali tapi berkali-kali tapi, hasilnya nihil. Mommy-nya tetap tidak mengangkat panggilan darinya.

Tanpa berpikir ada hal buruk yang terjadi, Aleycia bergumam “Apa mommy marah?”

Aleycia beralih menelfon sang adik.

Satu kali

Dua kali

Tiga kali

Entah sudah berapa puluh kali tapi, hasilnya juga sama.

Gadis itu sudah tidak bisa lagi berpikir positif, apa yang sudah terjadi hingga tidak ada satupun keluarganya yang bisa dihubungi?

Aleycia segera pulang, menggunakan motor matic kesayangannya. Itu adalah hadiah dari sang ayah. Alih-alih memilih mobil, gadis itu malah memilih motor. Katanya itu akan membuatnya sampai tujuan dengan cepat.

Ceklek

“Mommy?”

“Daddy?”

“Edrick?”

“Where are you guys?”

Aleycia berteriak di ruang tamu, pemandangan buruk yang ia dapati pertama kali adalah kondisi ruang tamu yang sangat berantakan.

Panik

Gadis itu akhirnya berlari ke seluruh penjuru rumah sambil terus berteriak.

Ceklek

Susah untuk dibuka. Apa dikunci dari dalam?

“Edrick? Apa kau didalam hm? Kenapa pintunya tidak bisa dibuka?”

Aleycia terus mencoba membuka kamar tersebut tapi tidak bisa. Tanpa membuang banyak waktu, gadis itu kembali lari ke kamar orang tuanya, berharap kedua orang tuanya berada disana dalam kondisi yang masih baik-baik saja.

Ceklek

Tapi, harapannya musnah ketika melihat bagaimana ayahnya masih duduk di depan komputer yang masih menyala.

Dengan kondisi kepala yang hampir putus?

“AAAAAARRRGGGHHHH”

Gadis itu berteriak histeris, bagaimana mungkin ayahnya seperti itu?

Dia berlari ke luar rumah, meminta pertolongan kepada siapapun diluar rumahnya. Badannya lemas sekali, dia menangis sambil menelfon 911 atau polisi serta memanggil tetangga-tetangga di sekitarnya.

Mungkin karena memang masih jam operasional kerja, tidak ada satu orang pun yang keluar, mengingat itu adalah sebuah perumahan dinas yang memang disediakan beberapa perusahaan untuk karyawannya.

Sampai akhirnya Aleycia berhasil menelfon 911 dan juga polisi, mereka pun segera datang ke TKP, membawa jasad keluarganya untuk di otopsi.

Jangan ditanya bagaimana perasaan Aleycia.

Sudah pasti hancur dan masih begitu tidak percaya. Dia melihat kembali ponselnya membaca pesan dari sang adik.

Jika sudah selesai dengan kelasmu, segeralah pulang. Maaf aku tidak bisa mengantar dan menjemputmu, kau tau aku masih tidak enak badan bukan?

Jaga dirimu baik-baik, aku menyayangimu.

Dia ingat betul bagaimana adik laki-lakinya itu selalu menjaganya 24 jam sejak dirinya datang ke Inggris.

Aleycia mencari tempat lain untuk dirinya bisa beristirahat, mengingat rumahnya saat ini sudah diberi garis kuning untuk diperiksa polisi.

Flashback Off

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!